Ashley tampak tengah menunggu sang kakak. Sam yang baru saja tiba di rumah pun terkejut ketika melihat sang adik sudah kembali. Dengan cepat ia langsung memeluknya, dan menemukan luka memar yang ada di wajahnya pun kembali membuatnya khawatir.
“Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kau bisa bermalam di rumah Elden? Kau tahu? Aku sungguh khawatir ketika mendapat telfon darinya, aku takut dia melakukan hal yang tidak-tidak. Elden Caster itu seorang playboy, jangan sampai kau berurusan dengannya lagi.”
“Tapi mulai besok, aku akan berurusan dengannya terus kakak.” Mendengar penuturan adiknya, sontak membuat Sam terkejut. “Mulai besok, aku akan bekerja di rumahnya sebagai pelayan. Aku bisa berada di sana, karena ada yang melecehkanku di bar. Jika tidak ada dia, mungkin adikmu ini sudah kehilangan harga dirinya.” Imbuhnya lagi.
“Tapi kenapa harus bekerja disana?”
“Elden bersedia memberikan gaji sebesar 750 dollar, bukankah dengan begitu, kita bisa melunasinya dengan cepat? Kakak tenang saja, aku akan menjaga diriku.”
Sam hanya pasrah mendengar permintaan Ashley. Meski banyak rasa kekhawatiran yang ia simpan, namun ia tidak pernah bisa melarang semua keputusan yang sudah di ambilnya, akan sangat sulit untuk mengubah semua itu secara singkat.
Sudah mendapat persetujuan dari sang kakak, Ashley pun memutuskan untuk mengemas beberapa barangnya, dan Sam ikut membantunya. Meski melihat semangat yang di lihatkan oleh adiknya, tetap saja ia merasa bersalah padanya. Jika dirinya tidak melakukan hal sembrono, mungkin adiknya tidak akan ikut menanggungnya.
Hingga hari pun berganti, dan pagi itu Sam mengantar adiknya menuju villa milik EL. Villa yang begitu besar, kemudian ia menatap adiknya dengan sorotan yang seakan tengah bertanya ‘kau yakin dengan keputusan ini?’ Mengerti akan semua itu, Ashley pun tersenyum ke arahnya.
“Kakak tidak perlu khawatir. Kau bekerja keras, begitu pun denganku.”
“Jaga dirimu, dan jangan lupa untuk selalu memberi kabar padaku setiap harinya.” Sahut Sam seraya mengusap puncak kepala adiknya, dan Ashley hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian, ia pun segera masuk kedalam, dan Sam pergi meninggalkan tempat tersebut.
Setibanya ia di dalam, EL tampak berdiri di balik pintu dengan menyilangkan kedua tangannya. Disana juga terlihat seorang wanita, seorang pelayan yang ia temui kemarin dengan sebuah setelan pakaian yang berada di genggamannya.
Pelayan tersebut memberikan seragam itu pada Ashley, dan Ashley menatap EL dengan penuh kebingungan. Mendapati tatapan serta senyuman dari EL, pelayan tersebut segera meninggalkan mereka, dan kembali pada pekerjaannya.
EL mengambil koper yang di bawa oleh gadis itu, kemudian membawanya menuju sebuah kamar, dan Ashley mengikuti langkahnya dari belakang. EL segera menyimpan koper tersebut, mendapati kamar yang besar pun membuatnya bertanya-tanya.
“Aku ini seorang pelayan, apa tidak berlebihan jika mendapat kamar sebesar ini?”
“Kamar ini bersebelahan denganku. Agar memudahkanku memanggilmu di waktu yang genting, maka kau harus tinggal di kamar ini. Saat tinggal di sini, kau boleh memasuki kamar mana pun yang kau mau, kau boleh membereskan semua yang kau inginkan, kau juga boleh menyentuh semua barang yang ada di rumah ini. Tapi satu, kau tidak boleh memasuki ruang bacaku.”
“Hanya ruang bacamu saja?” Imbuh Ashley, kemudian EL pun menganggukkan kepalanya. “Baiklah aku mengerti.” Sambungnya lagi.
“Ganti pakaianmu, dan siapkan makanan untukku.” EL pun segera keluar dari kamar itu.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ilan Irliana
di ruang bc mungkin bnyk ft2 jade mntn pcr'y yg udh g ada..
2020-05-09
1
Deeby Rahmawati H. Lopuo
ada apa di ruang baca😁
2019-09-28
1
Iim fendiwasa
Sultan mah bebas 😄😄😄 semangat thorrr
2019-09-02
5