Detik, menit, jam, bahkan hari sudah berlalu begitu cepat. Hari ini adalah hari libur Ashley di Beauty Garonic. Meski itu adalah hari liburnya, tetap saja ia tidak bisa menikmatinya.
Saat malam tiba, ia harus pergi menuju bar untuk bekerja paruh waktu, membantu sang kakak bekerja keras demi melunasi hutang-hutangnya.
Mereka hanya memiliki waktu 2 bulan lagi untuk membayar sebagiannya, jika hanya mengandalkan sang kakak, semua itu tidak akan terkumpul, belum lagi hutang mereka yang bertambah, karena biaya rumah sakit.
Sam sempat melarang adiknya untuk bekerja di bar, dan memintanya untuk tetap di rumah jika sudah selesai bekerja, dan ia berjanji akan mampu melunasi hutangnya. Bagaimana pun, itu adalah kesalahannya, dan itu juga merupakan tanggung jawabnya. Namun, Ashley bersih keras untuk tetap membantunya.
“Kita adalah keluarga. Yang namanya keluarga itu haruslah saling membantu, dan membagi beban yang kita rasakan.” Kata-kata itulah yang selalu di ucapkan olehnya ketika sang kakak selalu melarangnya.
Bar terlihat tengah ramai, dan Ashley pun tampak sibuk membawa minuman ke meja satu ke meja yang lainnya, dan dari ruangan satu ke ruangan yang lain. Ia terbilang pelayan baru disana, ketika hendak menaruh minuman yang di pesan, seseorang menyentuh bahunya, dan itu membuatnya sungguh terkejut.
“Hey gadis, kau pelayan baru ya?”
“B-benar tuan.” Ashley tampak gugup ketika berbicara dengan pria tersebut.
“Bagaimana jika kau temani aku? Lihat! Kedua temanku sudah di temani oleh gadis-gadis cantik, dan aku masih belum menemukannya. Jadi, bagaimana jika kau duduk disini menemaniku?” Pria itu mendekatinya, hingga tidak ada jarak lagi antara mereka.
“M-maaf tuan, masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan. Sebaiknya kau cari orang lain saja untuk menemanimu.” Tanpa buang-buang waktu lagi, Ashley segera bergegas meninggalkan ruangan tersebut. Namun, langkahnya tertahan ketika pria itu mencengkramnya erat.
“Kau berani menolakku? Apa kau tidak tahu siapa aku? Banyak wanita di luar sana yang ingin dekat denganku, dan kau berani jual mahal? Memang kau ini siapa?” Cengkraman pria itu di bahu Ashley semakin erat. Meski sudah berontak pun, terasa sia-sia, karena tenaga pria itu lebih besar darinya.
“Tolong lepaskan aku tuan.” Racau Ashley. Kali ini ia sungguh ketakutan, sedangkan orang-orang dalam ruangan itu hanya memandanginya dengan tawa meledek. Lengan bajunya tersobek, dan air mata pun menetes dari kedua pelupuk matanya.
Tangannya meraba botol yang ada di meja sana, saat mampu meraihnya, ia langsung mengangkatnya, dan menjadikan botol itu sebagai senjata untuk membenturkan kepala pria tersebut. Setelah itu, ia pun segera berlari meninggalkan ruangan, karena tidak terima akan perlakuannya, pria itu meminta kedua rekannya untuk segera mengejarnya.
Dentuman musik yang keras membuat teriakkannya akan sia-sia. Kemudian ia memutuskan untuk berlari keluar bar. Kedua orang itu masih mengejarnya, dan di belakang orang itu juga terlihat pria yang sudah ia lukai.
Tidak fokus pada jalanan di depan, ia pun terjatuh, dan membuat mereka yang mengejar tertawa puas. Dua dari mereka menarik lengan Ashley, dan menyeretnya kepada pria yang satunya.
“Tuan James, apa yang ingin kau lakukan pada gadis ini?” Seru salah satu dari mereka, dan Ashley masih memberontak.
Di waktu yang bersamaan, seseorang melihat tindakan mereka yang tengah menyakiti seorang wanita. Melakukan semua itu di pinggir jalan, sungguh tidak tahu malu, begitulah pendapatnya. Saat lampu lalu lintas mulai hijau, orang tersebut masih memandanginya.
“David, ada apa?”
“Tiga pria itu seperti tengah mengerjai seorang wanita.”
“Itu urusan mereka, tidak perlu ikut campur. Cepat jalan.” Sahutnya, kemudian mobil pun melaju.
“Tapi wanita tadi terlihat seperti nona Francia.” Gumamnya.
“Apa yang kau katakan? Pinggirkan mobilnya.” David terkejut ketika mendapat perintah tersebut. Setelah meminggirkan mobilnya, pria yang duduk di kursi belakang langsung berlari meninggalkan mobil untuk menuju tempat tadi.
Ketiga pria itu membawa Ashley menuju sebuah gang yang tidak terlalu ramai. Wajahnya terlihat memar, karena ia terus mencoba melawannya. Pakaiannya pun sudah tidak karuan akibat ulah ketiga pria itu.
“Asal kalian tahu, aku ini istri dari Elden Caster. Jika kalian tidak melepaskanku, kalian akan tahu sendiri akibatnya.” Sahut Ashley dengan nada yang terdengar lemah. Namun, ancaman itu justru membuat ketiga pria tertawa puas.
“Elden Caster? Banyak sekali wanita yang mengakui hal tersebut.” Mereka kembali tertawa bersama. “Jangan bermimpi, mana mungkin istri seorang Elden Caster bekerja sebagai seorang pelayan.” James kembali memberi tamparan pada gadis itu.
“Apa salahnya jika istri seorang Elden Caster bekerja sebagai pelayan? Apa itu membuat kalian rugi?” Suara itu keluar dari bayangan kegelapan, dan mendengar suara tersebut membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. “Istriku? Siapa yang berani melukaimu?” Tuturnya seraya berjongkok agar mampu menjangkau wajah gadis tersebut.
“T-tuan C-Caster?” Ketiga pria itu menyahut bersamaan.
Ashley tidak menjawab pertanyaannya, namun sorotan matanya memandangi ketiga pria yang tengah berdiri di hadapannya. Kemudian, Elden melayangkan senyum jahatnya pada mereka. Dengan cepat ia berdiri, tak lupa ia melonggarkan letak dasinya, dan melangkah ke arah mereka.
Terlihat jelas jika ketiga pria itu sangat ketakutan ketika melihat wajah dingin EL, kemudian David pun datang menghampiri mereka. Tidak ingin mengotori tangannya, EL meminta asistennya untuk membereskan mereka semua.
“James Harold. Kau sudah berani menyakiti orangku. Katakan pada ayahmu nanti, jika aku Elden Caster akan menghentikan kontrak kerja sama dengan H.J Royal, dan tidak akan memberi kalian ampun atas apa yang sudah kau lakukan hari ini.” EL mengancamnya, kemudian ia menyematkan jasnya pada tubuh Ashley.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Khotimah Ndanya Lula
mantab el
2020-04-06
1
Vivi Laviati
makin rame ceritanya...
2020-03-30
2
Yatimah 1212
bagus critanya
2019-09-28
3