Hari yang sudah semakin sore, membuat Ashley segera berpamitan untuk pulang. Dengan susah payah ia berjalan menuju halte, Rachel yang hendak membantunya pun segera ditolak, dengan alasan, jika ia tidak ingin membuat orang lain repot hanya karena ulahnya.
Cukup lama ia berjalan menuju halte, setibanya disana, ia memilih untuk duduk, dan menunggu bus itu datang. Sudah hampir 45 menit, bus tak kunjung datang, dan ia mencoba menghubungi sang kakak dengan mengatakan jika dirinya masih berada bersama dengan Rachel.
Hingga sebuah mobil berhenti di depan halte tersebut seraya menekan klaksonnya. Ashley memandang ke kanan-kiri, mencari seseorang yang mungkin mengenal mobil di hadapannya, namun di halte tersebut hanya dia seorang.
Kemudian, sang pemilik mobil pun membuka kacanya, dan menampakkan seorang Elden Caster. Kembali melihatnya, membuat Ashley menghela nafasnya dengan berat.
"Kenapa akhir-akhir ini bisa sering sekali bertemu dengannya?" Gerutunya seraya menepuk dahinya pelan.
"Naiklah, aku akan mengantarmu pulang." Sahut El yang dari dalam mobilnya.
"Terima kasih banyak atas tawaran tuan Caster. Tapi, itu akan merepotkan anda. Jadi, aku akan tunggu bus datang saja. Silahkan tuan lanjutkan perjalanannya." Tutur Ashley dengan semua senyuman palsunya.
"Jangan membuatku mengulangi ucapanku. Kau pilih masuk sendiri atau pilih aku yang membopongmu untuk masuk?"
"Kenapa juga aku harus memilih? Dengar tuan Caster! Kita tidaklah saling mengenal, antara kau, dan aku hanya sebagai atasan-bawahan. Ah tidak, lebih tepatnya pemberi dana dengan peminjam dana. Jadi, ..."
"... jadi, cepat naik atau aku akan menyuruh asistenku untuk membuat kakakmu terluka."
Mendengar ancaman itu, mau tak mau membuat Ashley segera masuk ke dalam mobil itu. Dalam perjalanan, tidak ada pembicaraan antara keduanya, dan Ashley hanya memandangi keluar jendela.
"Bisakah kau tunjukkan jalan rumahmu? Aku ini bukan paranormal yang bisa menebaknya."
"Ck. Aku fikir kau itu sungguh hebat, ternyata mencari tahu rumah gadis miskin sepertiku saja tidak bisa."
"Maka dari itu aku tidak tahu, aku tidak tahu jika orang miskin akan tinggal dimana? Emperan toko, atau di bawah jembatan."
"Hentikan mobilnya sekarang juga." Sahut Ashley dengan nada kesal. Tidak menggubrisnya, Elden tetap menjalankan mobilnya. "Hentikan atau aku loncat."
"Loncat saja jika kau berani." Tuturnya dingin.
Ashley yang merasa kesal dengan perilaku orang di sisinya itu langsung membuka pintu mobil. Dia ingin membuktikan jika ia tidak takut pada apa pun.
Ketika melihat ke belakang terlihat sepi, Ashley menjatuhkan dirinya dari dalam mobil. Elden yang menyaksikan itu pun sangat terkejut, dan membuat kakinya menginjak rem mobilnya saat itu juga.
Setelah meminggirkan mobilnya, pria itu berlari menghampiri si gadis keras kepala tersebut. Banyak orang mengelilinginya, gadis itu mengalami luka-luka, hendak bangun, ia lupa jika kruknya tertinggal di dalam mobil.
"Bodoh, apa yang kau lakukan eo?" Elden muncul dari kerumunan itu. "Maafkan saya semuanya, istri saya sedang marah, hingga harus melakukan hal nekat seperti ini. Maafkan sikapnya yang sudah membuat perjalanan kalian terganggu."
"Lain kali jangan bertengkar di jalan besar seperti ini tuan. Sangat bahaya." Sahut salah satu pengemudi, dan El menimpalinya dengan sebuah senyuman singkat.
Elden langsung menggendong tubuh Ashley untuk kembali ke dalam mobilnya. Dalam gendongannya, ia terus memberontak, dan mengatakan pada orang disana, jika ia bukanlah istri dari pria dingin ini.
"Mereka tidak akan percaya padamu. Jika sekali lagi kau melakukan hal konyol di depanku, aku tidak akan diam."
"Aku hanya ingin memberitahumu jika setiap hal yang ku ucapkan itu bukan hanya bualan." Setelah mengatakannya, Ashley kehilangan kesadarannya, dan El tersenyum kecut melihatnya.
Setelah berada dalam mobil, El segera bergegas menuju rumah sakit, dan meminta laporan dari asistennya mengenai hal yang sudah ia minta sejak pagi tadi.
David mengirimkan datanya melalui email. Data itu milik Ashley. Sebenarnya El sangat tertarik dengan gadis itu, karena itu lah ia meminta asistennya sendiri untuk mencari tahu semua tentangnya.
Jika ia tidak tertarik padanya, mungkin gadis itu sudah habis di tangannya. Melihat orang yang tidak memiliki tata krama, sangat membuat El akan merasa marah. Namun, saat mendapat perlakuan seperti itu dari Ashley, ia justru menyukainya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Angelicha Tasya
sangat mennaarik,lanjut thor.
2019-08-31
4