Matahari sudah terbenam, dan untunglah keduanya sudah berada di atas. Merasa lelah, Elden pun jatuh terduduk, dan Ashley pun berada tepat di sampingnya.
Nafas Elden sangat tersengal kala itu. Mendengar sesuatu dari dalam hutan tersebut, membuat Ashley diam sejenak, dan ketika suara itu semakin terdengar, ia langsung berlonjak mendekap lengan El yang berada di sisinya.
"Bawa aku pergi dari sini." Imbuh Ashley yang ketakutan.
"Bukankah kau sangat berani? Jika bisa, pergilah sendiri." Elden membalas dengan nada dinginnya, dan hal itu membuat Ashley langsung melepaskan genggamannya.
"Jika tidak berniat menolongku, tidak perlu membantuku keluar dari lubang itu. Biarkan saja aku di makan oleh binatang buas di dalam hutan ini. Dasar pria berdarah dingin." Gerutunya kesal, dan mencoba untuk bangun.
Hutan semakin gelap, dan hanya bercahayakan sinar bulan. Meski ada rasa takut, Ashley mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Tak sengaja menyentuh dahan pohon yang sedikit panjang, ia pun menegakkannya, dan menjadikannya sebagai tumpuan untuknya berjalan.
Tanpa menghiraukan pria yang ada di sisinya itu, ia pun bergegas untuk pergi dari sana. Suara-suara itu semakin terdengar jelas, dan rasa takut Ashley semakin menjadi ketika melihat seekor anjing berada tepat di hadapannya.
Hewan itu terus menggonggong di hadapannya, kakinya yang bergetar sudah tak mampu lagi untuk berjalan. Kemudian, seseorang melempari hewan tersebut dengan sesuatu, dan berhasil membuatnya berlari.
"Tidak perlu berterima kasih." Seru Elden yang tiba-tiba datang. "Di malam seperti ini tidak mungkin untuk kita berjalan meninggalkan hutan. Jika memaksa pun, kau bisa tersesat. Sebaiknya malam ini, tidurlah didalam hutan."
"Apa maksudmu? Kenapa juga harus mengikuti ucapanmu?"
"Jika kau tidak mau, kau boleh pergi, dan aku hanya ingatkan padamu. Anjing-anjing itu pasti bukan hanya satu atau dua ekor saja."
Ancaman tersebut berhasil membuat Ashley membungkam mulutnya, kemudian ia bersandar di salah satu pohon, sedangkan Elden mencoba menyalakan api menggunakan ranting-ranting yang ada di sekitarnya.
Berhasil menyalakan api tersebut. Elden duduk tepat berseberangan dengan Ashley. Mata Ashley mengawasi daerah sekelilingnya, dan kini ia sungguh menyesal karena sudah masuk ke dalam hutan tanpa memberitahu siapa pun.
Melihat gerak gerik Ahsley yang ketakutan hanya mampu membuat Elden menghela nafasnya, dan berjalan menghampirinya. Ketika ia duduk, Ashley bergeser memberi jarak antar mereka.
"Mau apa kau duduk disini?" Sambar Ashley.
"Penakut itu tidak perlu jual mahal. Sebaiknya duduk diam, dan tidurlah jika kau mengantuk."
"Jaminan apa yang kau berikan jika kau tidak akan macam-macam padaku?"
"Aku tidak tertarik dengan gadis miskin." Celetuknya, dan mendengar itu membuat Ashley tersenyum miris.
"Aku memang miskin. Tapi, setidaknya aku masih memiliki harga diri yang harus ku jaga, dan yang pasti hidupku bahagia." Balas Ashley yang langsung duduk memunggungi Elden.
"Gadis ini sungguh berani denganku, dan dia tidak seperti gadis-gadis lain di luar sana, yang akan langsung mendekatiku ketika mendapat sebuah kesempatan kecil sekali pun." Batin Elden.
Ashley sudah benar-benar terlelap, dan cuaca pun terasa semakin dingin. Terlihat jelas jika tubuh Ashley bergetar kedinginan, kemudian Elden pun membuka jasnya, dan menyematkannya ke tubuh gadis itu.
•••
Matahari telah kembali bersama dengan sinarnya, dan Ashley membuka matanya secara perlahan. Ia terkejut ketika melihat seseorang berdiri memunggunginya. Kemudian, dengan cepat ia pun mengubah posisinya.
Lupa akan kondisi kakinya. Ashley meringis ketika hendak berdiri. Tak ingin membuang-buang waktu lagi, Elden segera mengambil jas miliknya untuk di pakai. Lalu, ia pun langsung menggendong tubuh Ashley untuk keluar dari hutan tersebut.
"Apa yang kau lakukan? Turunkan aku." Ashley memberontak.
"Bisa tidak untuk menutup mulutmu itu ketika ada seseorang yang tengah menawarkan bantuan?"
"Tapi aku bisa berjalan sendiri?"
"Dengan kaki yang terkilir? Kau hanya membuang waktumu. Sekarang diam, dan ikuti saja perintahku." Sahut Elden dengan tatapan dinginnya.
"Menyebalkan." Gerutunya.
30 menit kemudian, mereka lolos dari dalam hutan. Diane yang menyadari hal tersebut pun langsung memanggil beberapa orang untuk membantu keduanya.
Seluruh staff disana sangat khawatir ketika mengetahui El pun ikut menghilang. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk menginap di villa yang jaraknya tidak jauh dari sana.
Elden meminta asistennya untuk membawa Ashley menuju rumah sakit agar mereka mampu memeriksa kondisi kakinya. Mendapatkan tawaran seperti itu, Ashley langsung menolaknya dengan cepat.
"Boleh pinjamkan aku ponsel? Aku akan menghubungiku kakakku saja untuk menjemputku."
"Sungguh gadis yang keras kepala." Sahut El yang kembali menghela nafasnya dengan berat.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments