Pagi harinya. Ashley berjalan kesana kemari untuk mencari pekerjaan, dan Sam sebagai kakak yang memang sudah memiliki pekerjaan di salah satu restaurant pun tetap mencari pekerjaan tambahan agar dapat segera melunasi hutangnya.
Melihat gedung tinggi di hadapannya, membuat Ashley tersenyum seraya mengkhayal. Gedung yang tinggi menjulang itu adalah tempat dimana Ashley selalu berharap. Ingin sekali rasanya ia menjadi salah satu bagian dari pekerja disana.
Beauty Garonic. Perusahaan yang memiliki penata rias terkenal, dan tak di sangka, langkah kaki Ashley membawanya menuju ke lobby tempat tersebut. Matanya terbelalak ketika mendapati sebuah brosur pemberitahuan yang tertempel di salah satu papan mading.
'Dibutuhkan dengan segera seorang asisten penata rias. Memiliki kualifikasi di bidang tersebut, dan akan mendapat gaji sebesar 145 dollar/bulan. Jika, kalian merasa pantas, juga berminat segera hubungi receptionist untuk bertemu dengan Meliya Carter.'
Bibirnya menyimpulkan sebuah senyuman. Kemudian, Ashley pun mencabut kertas tersebut, dan membawanya menuju receptionist. Setelah menunjukkan brosur itu, receptionist meminta Ashley untuk menunggunya sejenak.
"Meliya Carter. Dia adalah penata rias favoritku. Aku banyak belajar darinya, dan hari ini aku akan bertemu dengannya, sungguh mendebarkan." Gerutunya.
"Bertemu dengan penggemarku ya?" Sahut seorang wanita yang kini sudah berada di hadapan Ashley dengan sebuah senyuman. "Hai, aku Meliya Carter, dan aku lah yang membutuhkan asisten untuk membantuku." Sambungnya seraya menjulurkan tangannya.
"Aku senang bisa bertemu dengan anda nona Carter." Kemudian, keduanya pun saling berjabat tangan.
"Sebelum kau ku tetapkan menjadi asisten. Aku butuh kau untuk menunjukkan kemampuanmu kepadaku."
"Tentu saja aku bisa." Ashley berseru dengan semangat. Kemudian, Meliya pun membawanya menuju ruang rias
Setibanya didalam, ada beberapa model majalah terkenal disana. Lalu, Meliya memperkenalkan Ashley pada salah satunya. Setelah keduanya saling mengenal, Ashley di minta untuk segera menunjukkan keahliannya.
45 menit berlalu, riasan pun telah selesai di lakukan, dan mereka takjub dengan hasil tangan Ashley. Bahkan sang model pun sangat terkesima dengan hasil riasannya, ia juga mengatakan jika dirinya merasa cocok dengan Ashley.
"Nona Carter, bagaimana jika Ashley saja yang menjadi penata riasku? Lihat bukan? Aku sungguh terlihat sangat muda sekali setelah mendapat polesan darinya." Ujarnya seraya terkekeh.
"Jika kau menyukai hasilnya, maka aku akan menjadikannya sebagai asistenku, dan nona Diane bisa meminta bantuannya juga untuk melakukan riasan untukmu."
"Benarkah? Baguslah jika begitu. Ashley, apa kau bersedia membantuku ke depannya?" Tangan Diane menyambar tangan Ashley begitu saja. Merasa di terima dengan baik, gadis itu pun merasa sangat senang.
•••
Ketika malam tiba. Ashley menunggu sang kakak untuk makan malam bersama, namun sudah pukul 1 dini hari, Sam tak kunjung tiba. Hingga akhirnya membuat Ashley mencoba menghubunginya, dan memintanya untuk segera pulang.
Banyak makanan yang di siapkan olehnya, dengan alasan untuk merayakan keberhasilannya karena dapat bekerja di salah satu tempat yang sudah di incarnya sejak lama.
Terlebih mengetahui jika orang-orang disana begitu baik, dan terbuka padanya, hingga membuatnya merasa begitu nyaman meski baru pertama kali datang.
Tak lama kemudian, Sam tiba, dan langsung duduk di ruang makan. Ashley yang mengetahui hal tersebut merasa begitu terkejut, karena dirinya tidak mendengar sebuah ketukkan pintu, atau pun merasakan kedatangan seseorang.
"Kenapa pulang begitu larut?"
"Aku mengambil beberapa kerja paruh waktu hari ini, dan seterusnya."
"Aku sudah mendapat pekerjaan, dan aku mendapat gaji sebesar 145 dollar/bulan. Jika aku bekerja lebih giat, dan membuat mereka puas, aku akan mendapat kenaikkan gaji. Dengan begitu, kita bisa melunasi hutang kita pada pria mesum itu."
"Maafkan aku Ashley. Jika saat itu aku..."
"... berhenti menyalahkan dirimu sendiri kakak. Jika bukan karena keinginan konyolku, kau tidak akan melakukan hal seperti itu."
"Itu bukanlah hal konyol. Itu adalah mimpimu, mimpi yang harus kau raih, dan aku rela melakukan banyak hal demi membantumu mencapai hal tersebut."
"Terima kasih banyak kakak, aku menyayangimu." Ashley memeluk kakaknya, dan langsung menyiapkan makan malam untuknya.
•••
Di salah satu perusahaan yang begitu sibuk, dan suasana yang menegangkan tengah terjadi di ruang rapat. Saat itu Elden lah yang tengah memimpin rapat, tentu saja karena dia adalah pemilik perusahaan tersebut.
"Aku tidak mau tahu, bagaimana pun caranya, aku ingin kalian menstabilkan harga jual seperti semula. Mengenai pembangunan mall terbaru, aku tidak ingin terjadi kesalahan sedikit pun."
"Baik tuan Caster."
"Rapat selesai. Kalian bisa kembali ke pekerjaan kalian masing-masing."
Setelah rapat dengan beberapa pegawainya. Elden segera kembali menuju ruangannya. Ia melonggarkan simpulan dasinya, dan matanya memandangi sebuah bingkai foto yang berada di meja kerjanya.
Tak lama kemudian, ia pun menutup bingkai foto tersebut ketika seseorang memasuki ruangannya.
"Tuan, nona Carter sudah mendapatkan asisten baru, dan asistennya bertanggung jawab untuk setiap riasan nona Diane."
"Orang seperti apa yang mampu membuat Diane tertarik? Meski dia wanita yang ramah. Namun, ia memiliki selera yang tinggi mengenai riasan."
"Dia tidak memiliki pengalaman sebelumnya. Namun, skill yang ia miliki sangat bagus, dan kompeten ketika melakukan percobaan."
"David, siapkan mobil. Kita akan pergi ke sana sekarang."
"Baik tuan."
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments