Setibanya Elden di Beauty Garonic, para pegawai yang mengetahui kedatangannya pun berdiri menyambutnya. Kemudian, ada satu gadis yang mengabaikannya.
Mengetahui ada pegawai yang tidak sopan di sana, dan mengetahui siapa orang tersebut, membuat Elden tersenyum licik. Kemudian, ketika berada dalam ruangan miliknya, ia meminta David untuk segera memanggil Meliya.
Meliya menghadap di hadapan Elden. Disana ia mencari tahu mengenai asisten baru yang bersamanya saat ini. Kebetulan, karena Meliya masih memegang perjanjian kontrak miliki gadis itu, ia pun memberikannya pada Elden.
"Ashley Francia." Gumamnya seraya melayangkan senyum jahatnya. "Aku ingin bertemu dengannya. Bisakah kau memanggilnya kemari? Aku ingin memberikan perjanjian tambahan untuknya."
"Aku akan memanggilnya kemari dengan segera."
Ashley yang mendengar pesan panggilan dari ceo pun segera berjalan menemuinya. Ketika mengetuk pintu tersebut, dan mendapat izin masuk, ia terkejut ketika melihat siapa yang tengah duduk di bangku singgasananya.
Wajah Ashley yang berbinar-binar pun berubah menjadi masam karena kesal. Tak ingin berlama-lama disana, ia pun segera berbalik badan, dan hendak meninggalkan ruangan tersebut.
"Nona Francia. Apa seperti itu sikapmu pada atasanmu? Bukankah kau bekerja demi membayar hutangmu padaku?" Seruan Elden membuat langkah kaki Ashley terhenti. "Jika kau keluar dari sini, maka aku akan membatalkan kontrakmu."
"Maaf tuan. Tapi, dalam kontrak tertulis dengan jelas 'Jika dalam masa trainee kontrak di putuskan secara sepihak, maka pihak pemutus akan memberikan kompensasi atau denda sebesar 500 dollar.' Jadi, anda tidak bisa memutuskan kontraknya seenakmu tuan. Kecuali jika kau ingin membayar kompensasi tersebut. Karena tidak ada yang di bicarakan lagi, aku permisi."
"Gadis cerdik." Elden menautkan kedua tangannya secara tersenyum licik. "Melihatmu, membuatku kembali mengingat akan dirinya."
•••
Hari semakin sore, dan hari itu ada pemotretan di berbagai tempat untuk Diane. Ashley yang menjadi penanggung jawab pun tentu saja ikut dalam partisipasi tersebut. Melihat kerja keras Ashley, membuat Meliya Carter tersenyum bangga.
"Apa menurutmu Ashley Francia gadis yang berbakat?"
"Tuan Caster? Tentu saja, saat pertama kali melihat kemampuannya saja sudah membuatku kagum padanya." Tutur Meliya.
"Begitu rupanya."
Pemotretan sesi kedua selesai, untuk melanjutkan tahap ke tiga, maka proses di hentikan sementara untuk beristirahat. Meski tengah beristirahat, Ashley tetap sibuk menyiapkan segala sesuatunya untuk Diane. Dia juga mempelajari tema yang akan di gunakan pada sesi berikutnya.
Ketika tengah mempelajarinya, seseorang duduk di sisinya seraya menawarkan kopi latte ke hadapannya. "Terima kasih kerja samanya." Ungkap Diane seraya tersenyum.
"Terima kasih kopinya, nona. Setelah ini, aku bisa meriasmu kembali."
"Sebelum itu, bisakah aku bicara dengan penata riasmu?"
"Kak El? Jadi, sejak tadi kau berada disini?" Diane langsung memeluknya seraya menengadahkan wajahnya agar dapat menatapnya.
"Aku ingin bicara dengannya lebih dulu. Bisakah kau tinggalkan kami sejenak?" Imbuh Elden, dan mendengar itu membuat Diane mempoutkan bibirnya. "Setelah pemotretan selesai, aku akan mengajakmu makan malam. Aku berjanji."
"Ternyata pria ini memiliki sisi lembut juga pada wanita. Tapi, apa hubungan mereka? Kenapa Diane memanggilnya dengan sebutan kakak?" Ashley membatin.
Diane yang sudah pergi dengan membawa janji dari Elden pun langsung melangkah menghampiri Meliya yang tengah menyantap camilan yang ada di mejanya saat itu.
Sedangkan Ashley yang tidak ingin ribut di tempat seramai itu pun memilih untuk diam, dan tetap mempelajari materi yang ada di genggamannya.
"Jadi, kau sangat suka merias?" Elden mulai membuka pembicaraan. Namun, Ashley tampak tak mengubrisnya sedikit pun.
Merasa terganggu, Ashley pun pergi dari sana, dan mencari tempat yang lebih sepi untuk memikirkan, riasan seperti apa yang akan ia gunakan untuk sesi pemotretan malam nanti. Tak lupa juga ia menghubungi sang kakak untuk meminta izinnya, jika dia akan pulang terlambat.
Elden yang di acuhkan secara terang-terangan pun mulai merasa kesal. Saat ia berbalik, gadis itu sudah tidak terlihat lagi dari jangkauan matanya.
Hari sudah hampir gelap, dan pemotretan akan kembali di lakukan pada pukul 8 malam nanti. Ashley yang sudah siap untuk kembali melaksanakan pekerjaannya pun langsung kembali dari tempat tersebut.
AAARRRGGGHH~
Sebuah teriakkan terdengar, dan Elden mampu menangkap suara tersebut. Di waktu yang bersamaan, Meliya tengah mencari Ashley yang tak kunjung datang. Mengetahui hal tersebut, Elden segera mencari gadis itu menelusuri hutan di seberang.
Majalah kali ini memang sengaja di ambil dekat hutan, karena tema yang di gunakan adalah tentang flora, dan penghijauan. Kini, El sudah memasuki hutan tersebut, dan meneriaki Ashley dengan harapan jika gadis tersebut mampu mendengarnya.
Hatinya membimbing ia memasuki hutan bukan tanpa alasan. Sangat jelas jika ia mendengar suara teriakkan tadi berasal dari dalam hutan.
"ASHLEY... ASHLEY.. JAWAB AKU, JIKA KAU MENDENGAR SUARAKU." El berteriak lagi seraya memperluar pandangannya.
"Ttttooolllooonnngg. Aku dibawah sini, siapa saja bantu aku."
Menangkap sebuah suara, lekas membuat El menengok ke bawah, dan ternyata terdapat sebuah lubang, disana juga ia dapat melihat Ashley tengah menengadahkan kepalanya dengan posisi duduk.
Kini, sudah pukul 7 malam, dan matahari pun sudah hampir terbenam. Kemudian, El yang sudah membawa perlengkapan berjaga-jaga pun segera melemparkan tali ke bawah, dan meminta Ashley untuk menggunakan tali tersebut.
"Aku tidak bisa. Kaki ku terkilir." Gumam gadis tersebut.
"Baiklah, kau tunggu disana. Aku ikat tali ini sebentar, dan aku akan turun."
Pandangan El kembali meluas untuk mencari sesuatu yang mampu menahan ikatan tali tersebut ketika sedang di gunakan. Melihat pohon yang besar, langkahnya langsung membawanya menuju pohon tersebut, dan langsung mengikatnya.
El menarik tali itu, dan membawanya turun ke bawah. Melihat El yang loncat menghampirinya membuat Ashley terkejut, dan menutup kedua matanya.
"Apa kau bisa berdiri?" Sahut El, dan Ashley langsung membuka kedua matanya.
Dengan cepat, Ashley mencoba untuk berdiri, namun, tubuhnya kembali terjatuh. Kakinya benar-benar terkilir, dan tak mampu untuk menahan tubuhnya. Kemudian, El pun membawanya ke dalam gendongannya, ia menggendong gadis itu di punggungnya. Sedangkan ia mulai memanjat naik.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ay_die
nyimak
2020-04-13
1
Vivi Laviati
tetap semangat thor...
2020-03-30
2