Tidak lama kemudian, Sam pun datang, dan langsung menghampiri adiknya. Mendengar adiknya terluka, membuat Sam meninggalkan pekerjaannya, dan meminta izin atasannya untuk pergi sejenak.
Beruntung atasannya sangat baik, ia juga meminjamkan sepeda motor padanya. Kemudian, setelah mengucapkan terima kasih pada seluruh staff, Sam pun pamit untuk membawa adiknya.
Akibat insiden tersebut. Acara pemotretan ditunda selama 7 hari, dan mereka pun segera meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Diane, ikut pulang bersama dengan Elden.
Diane, gadis ini selisih 6 tahun dengan Elden, dan dia merupakan adik sepupu dari Elden Caster. Sejak kecil, keduanya selalu bersama, dan apa yang di inginkan oleh Diane, El selalu menurutinya. Dapat di katakan, jika El sangat memanjakannya.
El hanya memiliki seorang kakek. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia berumur 10 tahun karena kecelakaan pesawat, dan sejak itulah kakeknya yang seorang diri membesarkannya, hingga membuat El menjadi penerus perusahaannya.
Meski memiliki paras yang tampan, orang-orang sangat ketakutan jika harus berhadapan langsung dengan El. Sikapnya yang dingin lah yang membuatnya terkesan menakutkan.
Dalam perjalanan, El tampak diam membeku. Tatapan matanya menatap kosong ke luar mobil, dan Diane memberanikan diri untuk menarik lengan bajunya.
"Ada apa?" Sahut Elden.
"Kau tengah memikirkan kak Karent, ya?" Balas Diane. "Entah hanya perasaanku saja atau bukan, tapi nona Ashley memiliki kemiripan dengannya." Sambungnya lagi.
"Bagaimana pun juga, mereka adalah dua orang yang berbeda. Jika kau membahas Karent lagi, aku tidak akan segan untuk menghukummu." Tutur Elden seraya mencubit pipi Diane.
"Lalu bagaimana dengan makan malam yang kau janjikan?"
"Lain kali ya. Hari ini ada banyak rapat penting yang harus ku kerjakan."
"Rapat penting? Bukan rapat bersama wanita-wanita di casino mu itu 'kan?" Diane mempoutkan bibirnya, dan El terkekeh mendengar penuturannya.
•••
Keesokannya, Ashley kembali bekerja, dan kali ini ia berjalan dengan bantuan kruk untuk menyanggah kakinya yang terluka. Melihat kedatangan Ashley, membuat Meliya segera menghampirinya.
"Astaga, seharusnya kau jangan masuk dulu. Tuan El memintaku untuk memberimu cuti selama satu minggu."
"Satu minggu? Tapi, aku ini pegawai baru, mana boleh langsung mendapatkan cuti begitu saja? Itu bukan alasan dia untuk memecatku kan?"
"Tuan El tidak sejahat itu." Meliya terkekeh mendengar penuturan gadis di hadapannya. "Dia tahu kau terluka, dan terkilir itu membutuhkan waktu untuk sembuh. Pekan depan kau bisa kembali setelah kakimu sudah pulih."
"Baiklah. Terima kasih nona Meliya. Jika begitu, aku permisi."
Ashley pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Ketika berada di luar, ia berpapasan dengan Elden, dan ia sungguh tidak menyapanya sedikit pun. Yang ia lakukan adalah berpura-pura tidak melihatnya.
"Cari tahu semua tentang Ashley Francia, secepatnya." Pungkas El pada asistennya.
"Tuan El seperti ini pasti karena kesal dengan sikap gadis itu. Pft, jika di lihat-lihat, gadis itu benar-benar tidak memiliki rasa takut sedikit pun pada tuan El." David membatin.
Tidak tahu harus pergi kemana, Ashley pun memutuskan untuk mengunjungi salah satu rumah temannya. Setibanya disana, orang tersebut sangat terkejut ketika melihat kondisi kaki Ashley.
Sebelum mendapatkan banyak pertanyaan dari sahabatnya, Ashley menceritakannya lebih dulu. Ia juga menceritakannya tentang pertemuan dia dengan seorang Elden Caster, dan sahabatnya pun menitikkan air matanya.
"Rachel. Kenapa kau menangis? Ini hanya luka kecil. Kau ini benar-benar tidak berubah."
"Air mataku ini jatuh sendiri, dan kau bertemu dengan tuan Caster, pasti sangat merepotkan ya? Tapi, apa tuan Caster tampan seperti yang sering ku lihat di tv?"
"Tampan? Pria menyebalkan seperti itu. Dia adalah pria berdarah dingin yang pertama kali aku jumpai." Gerutu Ashley dengan nada kesalnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments