Ashley membuka matanya secara perlahan, pandangannya meluas ke setiap sudut ruangannya. Ia sungguh tak mengenali tempat tersebut, hingga seseorang pun datang dengan sebuah senyuman.
"Nona, kau sudah sadar? Aku cek sebentar ya." Sahut salah satu perawat.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada di tempat ini?" Gumamnya.
"Saat di bawa kemari, nona tak sadarkan diri, dan suami nona tampak cemas ketika berlari mencari dokter."
"Suami? Ah aku ingat, pasti pria berdarah dingin itu yang membawaku. Kenapa dia terus menyebut dirinya sebagai suamiku? Dia pasti sudah gila." Ashley membatin dengan kesal. "Maaf jam berapa sekarang?" Imbuhnya.
"Sudah pukul 10 malam."
"10 malam? Dimana ponselku? Aku harus menghubungi kakakku." Ashley tampak sibuk saat itu juga, dan perawat memintanya untuk tenang.
"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah meminta Meliya untuk memberitahunya jika kau sedang lembur." Suara itu tiba-tiba terdengar dari balik pintu masuk.
"Karena suami nona sudah kembali, aku permisi."
Perawat itu keluar, dan pria itu menghampiri Ashley yang tengah duduk menyandar. Melihat kedatangannya sungguh membuat gadis tersebut tak nyaman. Tidak ingin meladeninya, ia pun kembali membaringkan tubuhnya.
"Inikah caramu berterima kasih padaku?" Protes pria tersebut.
"Kenapa aku harus berterima kasih? Bukankah kau yang sudah membuatku seperti ini?" Balas Ashley dengan nada ketus.
"Kau menyalahkanku? Sudah jelas itu kesalahanmu sendiri. Jika kau tidak lompat dari mobil, kau tidak mungkin terluka."
"Tapi, jika kau menghentikan lajuan mobilnya. Aku tidak akan lompat. Jadi, kau lah yang paling salah."
"Kau..."
"... sudahlah. Dimana ponselku?"
"Kau adalah gadis yang paling keras kepala, yang pertama kali ku temui." Sahut pria itu seraya menyerahkan ponsel milik Ashley.
"Dengar tuan Elden Caster. Kau juga adalah pria pertama yang paling tidak berperasaan yang pernah aku temui."
Mendengar semua itu membuat El mengepalkan kedua tangannya. Jika bukan seorang gadis kecil, mungkin ia sudah melayangkan tinjunya. Demi meredam emosinya, ia pun memilih untuk keluar meninggalkan gadis itu.
Ketika berada di luar, David datang menemuinya serta memberikan satu dokumen, file itu berisi data-data mengenai Ashley.
Setelah melihat semua data-data tersebut, ia pun tersenyum. Namun, ada satu hal yang membuatnya terkejut, yaitu tanggal kelahiran Ashley. Tanggal kelahiran gadis itu sama dengan milik seseorang, dan hal tersebut kembali mengingat masa lalunya.
"Tepat di hari ulang tahunmu yang ke 23 ini. Mau kah kau menikah denganku, Karen Nicole?" Pria itu tampak berlutut dengan satu kakinya seraya menyodorkan sebuah cincin berlian yang sengaja di design untuknya.
"Aku... Aku mau El." Gadis itu menitikkan air matanya. Setelah cincin terpasang di jari manisnya, ia pun langsung memeluk pria yang berada di hadapannya. "Aku mencintaimu." Sambungnya lagi.
•••
Pagi harinya, ketika matahari sudah menampakkan sinarnya, EL membuka matanya secara perlahan. Mengetahui saat di ranjang rumah sakit tersebut tidak ada siapa pun, ia pun melonjak berdiri, dan segera keluar.
Ketika hendak membuka pintu untuk keluar, seseorang sudah lebih dulu membukanya. Melihat kehadirannya kembali, membuat EL bisa bernafas lega.
"Dari mana kau?"
"Apa aku harus selalu meminta izin darimu? Hari ini dokter mengizinkanku pulang, ligamen kaki ku juga sudah baik-baik saja. Jadi, aku sudah bisa masuk bekerja besok."
"Baguslah. Ini untukmu." EL menyerahkan selembaran kertas pada Ashley, kertas tersebut berisikan nominal biaya rumah sakit. "Aku rasa, kau harus bekerja lebih keras lagi, karena nominal hutangmu kembali bertambah." Sambungnya lagi.
"Aku juga akan melunasi yang ini." Ashley mengembalikkan kertas tersebut ke tangan EL.
"Baguslah. Kau bisa pulang sendiri bukan? Karena jika kau pulang bersamaku, aku akan mencatat itu sebagai biaya sewa mengantar, dan kau pasti tidak ingin menambah hutangmu lagi 'kan?"
"Menyebalkan. Pergi kau dari hadapanku, aku tidak membutuhkan bantuanmu, dan tidak akan meminta bantuanmu lagi."
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Karena sampai kapan pun, kau harus membutuhkan, dan menerima bantuanku, Ashley Francia." EL tersenyum, kemudian pergi meninggalkan gadis itu yang tengah membereskan barangnya.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Rianny more
visualnya kk author
2020-12-06
1
Anny Teo
visualnya thor
2020-06-20
2
Wida Ningsih
moga endingnya happy
2020-04-13
1