Gadis Tawanan Sang Psychopath
Gadis berseragam putih abu abu dengan nama Adinda Zahra di dadanya itu mulai sadar dari pingsannya.Gadis tujuh belas tahun yang beberapa bulan lagi akan menginjak delapan belas tahun, dengan tampilan hijab yang terjulur hingga ke perut itu mulai mengerjab ngerjabkan matanya.Mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih jalan jalan entah kemana.Badannya terasa remuk,kepalanya pun terasa begitu berat.Adinda mencoba membuka matanya..
Dimana ini?
Ini seperti sebuah gudang bekas yang tak terpakai.Ia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya,tapi tidak bisa,tangan dan kakinya terikat,mulutnya juga di tutup sebuah lakban.Ia meronta ronta,mencoba melepaskan ikatan di tangannya dengan sisa sisa tenaga yang ia miliki.
Adinda mencoba bangkit untuk duduk,dilihatnya disampingnya ada beberapa wanita yang bernasib sama dengannya,mereka nampak menangis ketakutan.Adinda semakin bingung,dimana ia sekarang.
Adinda diam sejenak,mencoba mengumpulkan serpihan ingatan nya satu per satu.
Beberapa detik kemudian...Dinda membelalakkan matanya,ia ingat sekarang.Ia yang baru pulang dari sekolah dengan berjalan kaki tiba tiba dihadang sebuah mobil jeep hitam,ada dua orang yang turun dari dalam jeep tersebut dan dengan gerakan cepat mereka membekap mulut Adinda menggunakan sebuah kain dengan aroma yang aneh,membuat Adinda tak sadarkan diri.
Adinda gemetar melihat ke sekelilingnya.Apakah ini markas si penculik itu?dimana ini?kenapa dia diculik?apa yang akan terjadi dengannya setelah ini??
Ribuan pertanyaan muncul dalam benaknya,gadis tujuh belas tahun itu merinding sendiri membayangkan hal hal buruk yang akan terjadi padanya setelah ini.
Adinda sibuk dengan pemikirannya sendiri,hingga...
tak....tak.....tak....tak.....
Deru langkah sejumlah orang terdengar memasuki tempat tak terawat itu,membuat Adinda dan sejumlah wanita yang ada di sana meringsut.
kriiieeett....
Pintu besi itu didorong bergerak ke samping...membuat ruangan yang gelap itu seketika terang benderang karena pancaran sinar matahari dari luar.Dinda menyipitkan matanya karena silau.
Enam orang pria dewasa masuk ke dalam gudang tersebut.Dua orang berpakaian rapi dengan setelan jas dan celana bahan berjalan di depan,sedang empat orang lainnya berpakaian preman mengikuti di belakang nya.
Ke enam pria itu berdiri dihadapan para wanita yang terikat itu.
Pria berjas yang berdiri paling depan,dengan tangan yang di masukkan ke saku celananya,mengamati satu persatu hasil tangkapan anak buahnya.
Seorang laki laki bertubuh gempal mendekati sekelompok pria itu dari arah belakang,lalu berdiri di samping pria berjas tersebut.
"selamat siang tuan" ucapnya sambil menunduk memberi hormat pada ketuanya itu.
"ini adalah wanita wanita yang berhasil kami tangkap kemarin tuan" ucap salah seorang anak buah bernama Bahar itu.
"semua berusia antara tujuh belas sampai dua puluh tahun...sesuai keinginan tuan" ucapnya lagi.
Pria tampan berparas bule dengan badan tegap,mata hijau,kumis dan jenggot tipis,serta beberapa tato dibadannya itu menatap tajam pada sejumlah wanita yang terduduk bersimpuh di hadapannya.
"dia....dia...dia....dan dia....bawa mereka menemui Nancy.Jadikan mereka pe***ur malam ini" ucap pria bernama Adrian itu sambil menunjuk empat wanita disana.
"baik tuan..." sahut Bahar.
Bahar memerintahkan anak buahnya yang berdiri di belakang Adrian untuk menyeret wanita wanita yang dipilih bosnya itu.
Para anak buah itupun menurut.Ke empat wanita itu diseret dengan paksa oleh para pria berbadan besar itu.Mereka histeris,berontak hendak melepaskan diri.Namun tenaga mereka tak sebanding dengan tenaga para pria berbadan algojo itu.Dengan kasarnya pria pria itu menampar dan menyeret paksa wanita wanita itu agar mau menurut dan ikut dengan mereka.
Adinda gemetar,keringat dingin mengucur dari dahinya,ia benar benar ketakutan setengah mati.Apakah nasibnya juga akan seperti itu nantinya?
Dinda semakin menunduk,ia meringsut merapatkan tubuhnya.Dalam hatinya ia terus merapalkan doa pada sang pencipta.
Gerakan meringsut yang sangat pelan itu justru berhasil menarik perhatian Adrian.Pria itu menatap tajam pada satu satu nya wanita berhijab dan berseragam sekolah yang ada di sana.
"dia masih tujuh belas tahun tuan,dia tangkapan terakhir kita kemarin.Siswi Madrasah..." ucap Bahar.
Adrian menyeringai.
Ia mendekati Adinda,membuat gadis itu semakin bergetar hebat.Dinda terus menunduk,ia tak berani menatap pria yang nampak menyeramkan itu.
Adrian duduk berjongkok disamping Dinda dengan sorot mata tajam yang tak beralih dari wajah gadis itu.
Tangan Adrian tergerak,ia menyentuh betis Adinda yang terekspose karena rok panjangnya yang tersingkap.Tangan itu mulai mengusap dan meraba raba betis yang terlihat putih mulus itu.Adinda yang semakin ketakutan berusaha untuk berontak namun dengan kekuatan yang Adrian punya ia mencengkeram betis tersebut dengan satu tangannya kuat membuat Dinda berteriak namun tertahan karena mulut yang di tutup lakban.
"eemmmmgg...." hanya itu bunyi yang dihasilkan dari mulut gadis itu,air matanya mengalir,ia menangis karena cengkeraman yang sangat kuat itu.
Adrian mengeluarkan senyuman psychopath nya menyaksikan gadis di hadapannya itu menangis.
"bawa sampah ini ke kamar ku" ucap Adrian dingin yang di tujukan pada Bahar.Namun matanya tak lepas dari wajah sayu yang terus menangis itu.
"baik tuan.." ucap Bahar.
Adrian melepaskan cengkeramannya lalu bangkit...
"lalu bagaimana dengan sisanya tuan?" tanya Bahar.
"kuliti dan jual organ dalamnya...wajah mereka terlalu menjijikkan untuk kujadikan pe***ur...!ucapnya kemudian pergi dari tempat itu di ikuti Farhan,tangan kanannya.
Para wanita wanita itupun histeris mendengar nasib mereka yang hendak dikuliti.Mereka berusaha menolak sekuat yang mereka bisa,namun tidak akan mungkin bisa melawan para anak buah Adrian yang berbadan besar itu.
Sedangkan Adinda kini ia sudah diseret oleh Bahar untuk di bawa ke kamar Adrian.
Bahar menutup mata Adinda dengan kain sebelum mereka keluar dari gudang tua itu.Setelah itu Bahar melapas ikatan di kaki Adinda agar wanita itu bisa berjalan.Bahar mencengkeram rambut yang terbungkus hijab itu dengan kuat membuat Adinda meringis menahan sakit.Bahar segera menyeret gadis itu.Adinda hanya bisa susah payah mengikuti kemana tangan itu menyeretnya.Berkali kali badan,tangan,kaki berbenturan dengan benda keras entah itu kayu,besi atau apalah.Mungkin saat ini badannya sudah penuh luka memar dan lebam.
ceklek....
suara pintu terbuka.
buughh....
" emmmgghh...."
Bahar melempar tubuh mungil gadis itu hingga terjerembab ke lantai.
braakk...
Terdengar pintu yang ditutup dengan kasar,membuat Adinda terlonjak.
Adinda bingung,dimana dia sekarang,matanya masih tertutupi kain,tidak ada suara apapun di tempat itu.Apakah saat ini ia sudah berada di kamar pria itu?lalu dimana dia?
Tanpa ia ketahui.Adrian duduk di sebuah sofa single tepat di hadapannya sambil memainkan pisau kecil miliknya.Sorot mata tajamnya tak lepas dari wajah gadis itu yang mungkin sudah mulai sembab.Adrian bangkit,dengan langkah yang seringan kapas ia mendekati Adinda,lalu berjongkok di hadapannya nya,
Adinda panik,ia merasakan seolah ada orang di dekatnya,tapi siapa.. ia tidak tahu,ia bisa merasakan hembusan nafas dan bau alkohol yang menyengat tersebut.
Adrian tersenyum smirk....
Ia mengarahkan ujung pisau yang ada di tangannya ke dada Adinda.Gadis itu sontak terkejut dan ketakutan merasakan benda runcing yang menyentuh tepat di posisi jantungnya berada.
"diam.." ucap Adrian dingin,membuat Adinda semakin gemetar.....
...----------------...
novel kedua kaak....jangan lupa like komen vote dan kasih hadiah yang banyak....🥰🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 329 Episodes
Comments
Lilisdayanti
halo athur ketemu lagi,,ama Lilis 🤭aqu lagi bete,, pengen baca yg berbau kekerasan,,dan berbau darah nan sadis,,tapi aqu cari²ga ada srek untuk di baca,,ini yg kedua aqu baca novelmu thur 🤗 siapa tau athur punya novel baru yg lebih sadis info dong,,😂
2023-11-02
2
nenk 'yLa
menarikk.. tp ampe ratusan eps gtu smoga ampe end bca y coz aku biasa y pling mles bca novel eps yg trllu bnyk
2023-07-11
1
Aliya
bagus sekali ceritanya
2023-05-16
1