NovelToon NovelToon

Gadis Tawanan Sang Psychopath

01

Gadis berseragam putih abu abu dengan nama Adinda Zahra di dadanya itu mulai sadar dari pingsannya.Gadis tujuh belas tahun yang beberapa bulan lagi akan menginjak delapan belas tahun, dengan tampilan hijab yang terjulur hingga ke perut itu mulai mengerjab ngerjabkan matanya.Mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih jalan jalan entah kemana.Badannya terasa remuk,kepalanya pun terasa begitu berat.Adinda mencoba membuka matanya..

Dimana ini?

Ini seperti sebuah gudang bekas yang tak terpakai.Ia mencoba menggerakkan tangan dan kakinya,tapi tidak bisa,tangan dan kakinya terikat,mulutnya juga di tutup sebuah lakban.Ia meronta ronta,mencoba melepaskan ikatan di tangannya dengan sisa sisa tenaga yang ia miliki.

Adinda mencoba bangkit untuk duduk,dilihatnya disampingnya ada beberapa wanita yang bernasib sama dengannya,mereka nampak menangis ketakutan.Adinda semakin bingung,dimana ia sekarang.

Adinda diam sejenak,mencoba mengumpulkan serpihan ingatan nya satu per satu.

Beberapa detik kemudian...Dinda membelalakkan matanya,ia ingat sekarang.Ia yang baru pulang dari sekolah dengan berjalan kaki tiba tiba dihadang sebuah mobil jeep hitam,ada dua orang yang turun dari dalam jeep tersebut dan dengan gerakan cepat mereka membekap mulut Adinda menggunakan sebuah kain dengan aroma yang aneh,membuat Adinda tak sadarkan diri.

Adinda gemetar melihat ke sekelilingnya.Apakah ini markas si penculik itu?dimana ini?kenapa dia diculik?apa yang akan terjadi dengannya setelah ini??

Ribuan pertanyaan muncul dalam benaknya,gadis tujuh belas tahun itu merinding sendiri membayangkan hal hal buruk yang akan terjadi padanya setelah ini.

Adinda sibuk dengan pemikirannya sendiri,hingga...

tak....tak.....tak....tak.....

Deru langkah sejumlah orang terdengar memasuki tempat tak terawat itu,membuat Adinda dan sejumlah wanita yang ada di sana meringsut.

kriiieeett....

Pintu besi itu didorong bergerak ke samping...membuat ruangan yang gelap itu seketika terang benderang karena pancaran sinar matahari dari luar.Dinda menyipitkan matanya karena silau.

Enam orang pria dewasa masuk ke dalam gudang tersebut.Dua orang berpakaian rapi dengan setelan jas dan celana bahan berjalan di depan,sedang empat orang lainnya berpakaian preman mengikuti di belakang nya.

Ke enam pria itu berdiri dihadapan para wanita yang terikat itu.

Pria berjas yang berdiri paling depan,dengan tangan yang di masukkan ke saku celananya,mengamati satu persatu hasil tangkapan anak buahnya.

Seorang laki laki bertubuh gempal mendekati sekelompok pria itu dari arah belakang,lalu berdiri di samping pria berjas tersebut.

"selamat siang tuan" ucapnya sambil menunduk memberi hormat pada ketuanya itu.

"ini adalah wanita wanita yang berhasil kami tangkap kemarin tuan" ucap salah seorang anak buah bernama Bahar itu.

"semua berusia antara tujuh belas sampai dua puluh tahun...sesuai keinginan tuan" ucapnya lagi.

Pria tampan berparas bule dengan badan tegap,mata hijau,kumis dan jenggot tipis,serta beberapa tato dibadannya itu menatap tajam pada sejumlah wanita yang terduduk bersimpuh di hadapannya.

"dia....dia...dia....dan dia....bawa mereka menemui Nancy.Jadikan mereka pe***ur malam ini" ucap pria bernama Adrian itu sambil menunjuk empat wanita disana.

"baik tuan..." sahut Bahar.

Bahar memerintahkan anak buahnya yang berdiri di belakang Adrian untuk menyeret wanita wanita yang dipilih bosnya itu.

Para anak buah itupun menurut.Ke empat wanita itu diseret dengan paksa oleh para pria berbadan besar itu.Mereka histeris,berontak hendak melepaskan diri.Namun tenaga mereka tak sebanding dengan tenaga para pria berbadan algojo itu.Dengan kasarnya pria pria itu menampar dan menyeret paksa wanita wanita itu agar mau menurut dan ikut dengan mereka.

Adinda gemetar,keringat dingin mengucur dari dahinya,ia benar benar ketakutan setengah mati.Apakah nasibnya juga akan seperti itu nantinya?

Dinda semakin menunduk,ia meringsut merapatkan tubuhnya.Dalam hatinya ia terus merapalkan doa pada sang pencipta.

Gerakan meringsut yang sangat pelan itu justru berhasil menarik perhatian Adrian.Pria itu menatap tajam pada satu satu nya wanita berhijab dan berseragam sekolah yang ada di sana.

"dia masih tujuh belas tahun tuan,dia tangkapan terakhir kita kemarin.Siswi Madrasah..." ucap Bahar.

Adrian menyeringai.

Ia mendekati Adinda,membuat gadis itu semakin bergetar hebat.Dinda terus menunduk,ia tak berani menatap pria yang nampak menyeramkan itu.

Adrian duduk berjongkok disamping Dinda dengan sorot mata tajam yang tak beralih dari wajah gadis itu.

Tangan Adrian tergerak,ia menyentuh betis Adinda yang terekspose karena rok panjangnya yang tersingkap.Tangan itu mulai mengusap dan meraba raba betis yang terlihat putih mulus itu.Adinda yang semakin ketakutan berusaha untuk berontak namun dengan kekuatan yang Adrian punya ia mencengkeram betis tersebut dengan satu tangannya kuat membuat Dinda berteriak namun tertahan karena mulut yang di tutup lakban.

"eemmmmgg...." hanya itu bunyi yang dihasilkan dari mulut gadis itu,air matanya mengalir,ia menangis karena cengkeraman yang sangat kuat itu.

Adrian mengeluarkan senyuman psychopath nya menyaksikan gadis di hadapannya itu menangis.

"bawa sampah ini ke kamar ku" ucap Adrian dingin yang di tujukan pada Bahar.Namun matanya tak lepas dari wajah sayu yang terus menangis itu.

"baik tuan.." ucap Bahar.

Adrian melepaskan cengkeramannya lalu bangkit...

"lalu bagaimana dengan sisanya tuan?" tanya Bahar.

"kuliti dan jual organ dalamnya...wajah mereka terlalu menjijikkan untuk kujadikan pe***ur...!ucapnya kemudian pergi dari tempat itu di ikuti Farhan,tangan kanannya.

Para wanita wanita itupun histeris mendengar nasib mereka yang hendak dikuliti.Mereka berusaha menolak sekuat yang mereka bisa,namun tidak akan mungkin bisa melawan para anak buah Adrian yang berbadan besar itu.

Sedangkan Adinda kini ia sudah diseret oleh Bahar untuk di bawa ke kamar Adrian.

Bahar menutup mata Adinda dengan kain sebelum mereka keluar dari gudang tua itu.Setelah itu Bahar melapas ikatan di kaki Adinda agar wanita itu bisa berjalan.Bahar mencengkeram rambut yang terbungkus hijab itu dengan kuat membuat Adinda meringis menahan sakit.Bahar segera menyeret gadis itu.Adinda hanya bisa susah payah mengikuti kemana tangan itu menyeretnya.Berkali kali badan,tangan,kaki berbenturan dengan benda keras entah itu kayu,besi atau apalah.Mungkin saat ini badannya sudah penuh luka memar dan lebam.

ceklek....

suara pintu terbuka.

buughh....

" emmmgghh...."

Bahar melempar tubuh mungil gadis itu hingga terjerembab ke lantai.

braakk...

Terdengar pintu yang ditutup dengan kasar,membuat Adinda terlonjak.

Adinda bingung,dimana dia sekarang,matanya masih tertutupi kain,tidak ada suara apapun di tempat itu.Apakah saat ini ia sudah berada di kamar pria itu?lalu dimana dia?

Tanpa ia ketahui.Adrian duduk di sebuah sofa single tepat di hadapannya sambil memainkan pisau kecil miliknya.Sorot mata tajamnya tak lepas dari wajah gadis itu yang mungkin sudah mulai sembab.Adrian bangkit,dengan langkah yang seringan kapas ia mendekati Adinda,lalu berjongkok di hadapannya nya,

Adinda panik,ia merasakan seolah ada orang di dekatnya,tapi siapa.. ia tidak tahu,ia bisa merasakan hembusan nafas dan bau alkohol yang menyengat tersebut.

Adrian tersenyum smirk....

Ia mengarahkan ujung pisau yang ada di tangannya ke dada Adinda.Gadis itu sontak terkejut dan ketakutan merasakan benda runcing yang menyentuh tepat di posisi jantungnya berada.

"diam.." ucap Adrian dingin,membuat Adinda semakin gemetar.....

...----------------...

novel kedua kaak....jangan lupa like komen vote dan kasih hadiah yang banyak....🥰🥰🥰🥰🥰

02

Adinda semakin terisak,air matanya menetes semakin deras membasahi kain penutup matanya.Satu tangan Adrian tergerak,ia membuka ikatan penutup mata itu.Membuat Adinda kini leluasa menatap kamar dan pemiliknya itu.Sebuah kamar yang cukup luas dan mewah,namun terkesan seram dan gelap.Adinda bergidik ngeri melihat ornamen ornamen yang tertempel di dinding kamar pria itu.Terdapat beberapa tengkorak manusia,mulai dari kepala dan tangan,Berbagai senjata seperti pistol,pisau,samurai,dan sebagainya.

Adinda semakin gemetar ketakutan,saat benda lancip itu mulai menari nari di atas dadanya,seolah olah Adrian tengah menuliskan sesuatu di sana.Adrian menyingkap jilbab Dinda menggunakan ujung pisaunya,membuat identitas yang tertera di dadanya terlihat.

"Adinda Zahra" ucap Adrian.

Adinda memejamkan matanya,ia memalingkan wajahnya tak mau menatap pria menyeramkan itu.

"ya Allah....selamatkan hamba Ya Robb..." batinnya.

Adrian mendekatkan wajahnya ke telinga Dinda.

"kau sedang berdoa?" tanyanya berbisik tepat di telinga Dinda.Hal itu sontak membuat Dinda terkejut,bagaimana dia bisa tahu?apa dia bisa membaca pikiran orang?

"apa yang kau doa kan?"

"nyawamu?"

"atau kematianku?"

Adinda menggelengkan kepalanya cepat.

"lihat aku jika aku sedang berbicara" ucapnya dingin.

Adinda memberanikan diri untuk menoleh ke arah pria tersebut.

deg......

Jantung Adinda berdetak lebih cepat menatap wajah pria yang sebenarnya tampan,tapi nampak menyeramkan.

sreekkk...

Adrian membuka lakban di mulut Adinda dengan kasarnya,membuat gadis itu menjerit.Adrian masih menatap tajam wajah ketakutan itu,kini ia terfokus pada bibir mungil gadis cantik itu.

"apa kau takut?" tanyanya

Dinda mengangguk sambil sesengukan.

"kau jangan khawatir,aku tidak akan menjadikanmu p****ur....atau pun mengulitimu" ucapnya sambil terus memainkan pisau di wajah Adinda.Mambuat tubuh wanita itu semakin gemetar

"kau akan jadi peliharaanku disini" ucapnya lagi.

"selayaknya binatang peliharaan....kau akan selamat jika kau mengikuti semua perintahku...!jika kau berani melawan...maka kau akan jadi santapanku" ucapnya lagi dengan penuh penekanan.Ia berbicara tepat di telinga Dinda,membuat Dinda bergidik ngeri.

"apa kau paham...Adinda?" tanya Adrian.

Adinda mengangguk.

"jawab aku dasar bod*h...!" teriaknya sambil meremas pundak Adinda.

"aaakkkkhhh....." Adinda memekik.

"sakiiittt...." ucapnya sambil menangis.

"aku tidak suka jika pertanyaanku di abaikan"

"mm....ma..maaf..tu...tuan.." ucap Dinda.

Adrian tersenyum sinis.Ia kemudian membuka ikatan tangan Adinda.

Adrian bangkit.

"jadilah peliharaan yang baik.Jangan pernah membuat tuanmu marah...atau kau akan menyesal." ucap Adrian kemudian pergi meninggalkan tempat itu.Adrian keluar dari dalam kamar dan mengunci pintunya dari luar.

Di luar kamar....

Farhan dan dua orang pengawal sudah berjaga di depan pintu.

Mereka menunduk memberi hormat pada ketuanya itu saat Adrian keluar dari kamar.

"tetap awasi peliharaan ku.Jangan sampai dia kabur" ucap Adrian.

"baik tuan" ucap kedua pengawal berbadan besar itu.

"Farhan...ayo kita pergi..." ucapnya pada Farhan,asisten sekaligus orang kepercayaan Adrian.

"baik tuan" ucap Farhan

Adrian bergegas pergi meninggalkan tempat itu.Di ikuti Farhan di belakang nya.

Kedua pria itu menuju mobil yang terparkir di halaman rumah mewah milik Adrian.

Adrian Tama,28tahun,pria mapan yang berprofesi sebagai pemilik sebuah bar di kota itu,ia juga seorang ketua dari sebuah sindikat perdagangan manusia.Pria tampan yang dikenal bengis,kejam dan gila ini begitu sangat disegani di dunia pasar gelap.

Adrian kini tinggal bersama sang kakek setelah ayahnya meninggal dunia karena di bunuh oleh ibu kandungnya dan selingkuhannya.Ayahnya tewas saat usianya masih delapan tahun.Keluarga bahagia yang dulu ia miliki berubah seketika ketika ibunya mulai bermain api dengan laki laki lain.Ibunya, Berta,tega membunuh suaminya sendiri demi sang selingkuhan.Bahkan aksi itu terjadi di depan mata Adrian kecil.Aryan Tama,dibunuh dengan keji oleh Berta dan selingkuhannya,bahkan kedua manusia itu juga berniat menghabisi nyawa Adrian kecil,namun beruntung,Adrian berhasil dis selamatkan oleh William Tama,kakek Adrian.

William kemudian membawa Adrian pergi dari kota kelahiran Adrian lalu menetap di ibukota.Sang kakek begitu sangat menyayangi Adrian,ia selalu mencurahkan segenap kasih sayangnya pada cucu semata wayangnya itu.Namun dendam dan bayang bayang pembunuhan ayahnya itu kadung melekat di ingatan Adrian.Adrian tumbuh menjadi dua karakter yang berbeda.Ia selalu menjadi pribadi yang lembut dan penurut saat berada di samping William,namun berubah menjadi sosok yang kejam dan mengerikan bila sudah berada di luar rumah.Apalagi ketika sudah berhadapan dengan perempuan.Tidak ada kelembutan dalam dirinya.Ia sangat membenci wanita.Naluri membunuh,menyiksa,melukai,selalu muncul ketika ia berhadapan dengan wanita.Ia selalu bahagia dan merasa puas bila melihat wanita menangis di hadapannya.

"kita kemana tuan?" tanya Farhan

"pulang.." ucapnya singkat

"baik tuan."

Mobil itu segera bergegas meninggalkan ruman mewah yang menjadi tempatnya menampung wanita wanita hasil tangkapannya.

Kini mobil itu mengarah menuju rumah yang menjadi tempat tinggalnya bersama sang kakek.

Sekitar dua puluh menit,mobil itu sampai di sebuah rumah yang cukup besar.Sebuah rumah megah dengan pagar besi yang tinggi menjulang.Mobil itu mulai memasuki halaman rumah yang cukup luas tersebut.

Adrian turun dari mobilnya,ia segera masuk ke dalam rumah dan menuju kamar sang kakek.

ceklek.....

pintu terbuka....

Dilihatnya pria tua itu tengah duduk di kursi rodanya sambil menatap keluar jendela membelakanginya.

Adrian mendekati orang yang paling ia sayangi itu,lalu memeluknya dari belakang...

"selamat siang,tuan William Tama..." ucapnya.

William tersenyum

"kau sudah pulang...?"ucap William sambil mengusap kepala cucunya itu.

Adrian tersenyum,lalu beralih duduk di sebuah bangku di samping sang kakek.

" kakek sedang apa?"

"hanya menikmati masa masa tua kakek dengan menikmati keindaham ciptaan Tuhan..." ucap William sambil menerawang menatap langit.

Adrian tersenyum.

"andai kakek punya cicit yang bisa kakek ajak bermain.." ucapnya lagi.

"suatu saat kek....Adrian hanya belum menemukan yang sesuai."

"yang seperti apa yang kau inginkan nak"

"yang bisa menyayangiku dan kakek" ucapnya singkat.

William menghela nafas.

"apa teman seprofesimu tidak ada yang menarik perhatianmu?" tanya William lagi.

Ya....selain pemilik bar,Adrian juga seorang model,itu hanya kedok yang ia gunakan untuk menutupi profesinya yang sesungguhnya.

"belum ada kek...tapi suatu saat Adrian pasti akan menemukan gadis yang sesuai dengan kriteria Adri "

William menarik nafas panjang...

"kakek sudah tua...tidak tau sampai kapan kakek bisa menunggumu untuk menikah.Kakek hanya ingin melihatmu bahagia di sisa sisa usia kakek"

"aku sudah bahagia sekarang,sangat bahagia.Aku sudah memiliki kakek sebagai keluarga ku..."

"nak....kau perlu pendamping...." ucap William tulus sambil memegang telapak tangan Adrian.

...----------------...

***HAI READERS....PERKENALKAN INI NOVEL KEDUA KU...JANGAN LUPA UNTUK DI LIKE,KOMEN DAN VOTE....

JANGAN LUPA JUGA UNTUK MAMPIR DI NOVEL PERTAMAKU ...

WANITA TANPA MAHKOTA...

TERIMA KASIH....🥰🥰🥰***

03

Pria itu melangkah masuk ke sebuah club malam yang menjadi salah satu ladang uang haramnya.Dengan langkah yang pasti Adrian memasuki ruangan kerja miliknya yang berada di lantai dua tempat yang identik dengan miras itu.0

ceklek....

pintu terbuka....

Adrian memasuki sebuah ruangan yang cukup luas,dengan hiasan dinding dan patung patung yang bernuansa vulgar.

"selamat malam tuan...." ucap para anak buah.

Adrian tak menjawab.kini netranya terfokus pada deretan wanita berbaju mini yang menunduk takut di sana.Mereka adalah wanita wanita yang akan dijadikan pekerja malam oleh Adrian.

Adrian mendekati barisan wanita wanita itu,membuat para wanita belia tersebut meringsut takut.

"sudah ada yang menginginkan mereka?"tanya Adrian.

"sudah tuan,ada beberapa pengusaha dan petinggi yang sudah mem booking mereka" ucap Farhan.

"bagus....bawa ja**ng ja**ng baru ini menyingkir dari ruanganku"

"baik tuan" ucap para anak buah itu serempak.

Para anak buah itupun membawa para wanita wanita itu pergi dari ruangan tersebut.

Adrian duduk di meja kerjanya,Farhan bergerak mengambilkan beberapa botol minuman beralkohol yang berada di sebuah lemari di ruangan itu lalu meletakkannya di meja sang ketua mafia.Ia kemudian membukanya dan menuangkannya ke dalam gelas kecil di sana.

"silahkan tuan" ucap Farhan sambil menyodorkan gelas berisi minuman tersebut.

Adrian pun menerimanya.ia kemudian menenggak minuman tersebut hingga habis.

"bagaimana dengan perdagangan organ dalam?" tanyanya.

"aman tuan...semua berjalan sesuai rencana..."

"apa kita harus mencari tangkapan lagi tuan?"tanya Farhan .

Adrian menggerakkan telunjuk tangannya ke kanan dan ke kiri.

"jangan sekarang..beri masyarakat jeda,mereka pasti mulai awas saat ini" ucap Adrian.

"baik tuan"

"pergilah....aku ingin sendiri..." ucap Adrian.

"baik tuan...." ucap Farhan kemudian melangkah pergi meninggalkan sang ketua.

Adrian membuka ponselnya,pria bernetra hijau itu segera membuka aplikasi yang terhubung langsung dengan cctv kamarnya.Seutas senyum smirk terbentuk dari bibirnya saat melihat sang peliharaan nampak memanjat bangku dan mengambil sebilah pisau yang tertempel di dinding.

"Apa yang ingin kau lakukan gadis kecil?" monolognya.

"kau ingin menggunakan senjataku untuk melukaiku?kau pikir kau bisa??" ucap Adrian angkuh.

Adrian masih asyik mengamati pergerakan sang wanita Peliharaan,hingga tiba tiba...

tokk...tok...tokk....

pintu ruangan di ketuk,

"masuk"ucap Adrian.

Farhan muncul dari balik pintu.

" permisi tuan...nona Sheila ingin bertemu..."ucap Farhan.

Adrian mengangkat dagunya.Ya....wanita itu datang lagi.

"suruh dia masuk.."ucap Adrian angkuh.

" baik tuan "ucap Farhan.

Farhan pun kembali menutup pintu tersebut.Adrian menyalakan rokoknya,lalu membakar dan menghisapnya.Tak butuh waktu lama,pintu kembali terbuka.Seorang wanita cantik berpenampilan sangat sexy dan glamour masuk ke dalam ruangan itu.Dengan mini dress hitam yang membalut tubuh indahnya dengan sempurna,wanita itu berjalan dengan anggun mendekati Adrian yang sedari tadi menatapnya angkuh.

" hai sayang...."ucap Sheila yang kini dengan beraninya duduk di pangkuan Adrian.

Adrian tak menjawab.Ia menghisap rokoknya,dan membuang asapnya tepat di wajah Sheila.

"apa yang kau butuhkan?"tanya Adrian to the point.

" aku ingin liburan,dan juga mobil baru "ucap Sheila manja dengam tangan yang mulai menjelajah ke area dada bidang Adrian.

Adrian menyeringai.Lihatlah...betapa murahan nya seorang wanita.Ia rela memberikan dirinya cuma cuma hanya demi untuk mendapatkan mobil dan liburan?sungguh rendahan...!

Adrian mematikan puntung rokoknya.Dan dengan satu gerakan ia membopong tubuh wanita itu untuk masuk ke dalam kamar yang ada di dalam ruangan pribadinya tersebut.

Dan terjadilah....

Suara rintihan bahkan sesekali tangisan terdengar dari dalam kamar itu.

Adrian Tama,pria itu tak mengenal kata lembut dalam setiap hubungan.Pria itu begitu membenci wanita,baginya wanita hanyalah makhluk lemah yang pantas untuk ditindas dan di sakiti.Tak terkecuali Sheila.

Apakah Sheila pacar Adrian?

oh bukan....

Adrian tak pernah memiliki hubungan sejenis itu dengan siapapun.Hubungannya dengan Sheila hanya sebatas simbiosis mutualisme.Sama sama menguntungkan.Adrian mendapatkan kepuasan birahi saat bersama Sheila,sedangkan Sheila,wanita itu mendapatkan uang yang melimpah dari pria tampan dan kaya raya bernama Adrian Tama.

Sementara itu di tempat lain...

Di tepian ranjang king size di sebuah kamar mewah bernuansa seram...

Adinda menangis tersedu sedu dengan tangan dan kaki yang terikat borgol.Adinda baru saja mendapatkan tamparan dan pukulan dari Romi,anak buah Adrian yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Adinda setelah pria itu memergoki gadis malang itu berusaha menyerangnya dengan pisau yang ia ambil dari hiasan dinding yang ada di kamar itu.

Ya...Adinda berniat untuk kabur.Ia tak mau berada di neraka ini.Membayangkan hidup dengan bayang bayang peliharaan Adrian membuatnya bergidik ngeri.

" lepasin....!!"

"jangan mimpi kamu...!!" ucap Romi dengan sorot mata tajam.

"ingat posisimu perempuan sampah...!kau adalah peliharaan tuan Adrian sekarang..!!jadi jangan coba coba melawannya apalagi sampai berniat kabur!!atau kau akan menyesal nantinya...!!" ucap Romi bengis kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Adinda menangis ketakutan,sungguh,ia tak mau ada disini.Ia ingin pulang!ia rindu ayah dan ibunya...!

Pemandangan itupun tak lepas dari pandangan mata tajam milik Adrian Tama.Adrian yang saat ini tengah berada di atas ranjang setelah selesai melakukan aktifitas panasnya dengan Sheils itu menyeringai melihat sang peliharaan yang nampak menangis tersedu sedu di tepian ranjang kamarnya yang ia saksikan dari layar ponselnya.

"kau pikir kau siapa gadis bodoh?kau tidak akan semudah itu bisa pergi dariku..!" ucapnya dengan aura iblis yang meneruak dari dirinya.

"kau akan jadi peliharaan ku seumur hidupmu..!dan kupastikan...kau tidak akan pernah merasakan kebahagiaan..!"

...----------------...

***HAI READERS....PERKENALKAN INI NOVEL KEDUA KU...JANGAN LUPA UNTUK DI LIKE,KOMEN DAN VOTE....

JANGAN LUPA JUGA UNTUK MAMPIR DI NOVEL PERTAMAKU ...

WANITA TANPA MAHKOTA...

TERIMA KASIH....🥰🥰🥰***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!