Anak Sultan (The Stupid Man To Be Smart Man)
Rex Royce Han cucu dari Dicky Han. Rex biasa nama panggilannya. Seperti nama T-Rex saja, dinosaurus. Namun ia tak segarang T-Rex, karena Rex seorang siswa biasa bahkan dari golongan orang miskin. Rex tinggal berdua dengan kakeknya saja, neneknya sudah lama meninggal sewaktu ia SD. Ayah dan Ibunya sama sekali ia tak pernah kenal. Kata kakeknya, ayah dan ibunya sudah lama meninggal setelah Rex dilahirkan ke dunia ini. Oleh sebab itulah Rex hanya hidup dan tinggal berdua dengan kakeknya.
Rex sebenarnya tampan, hanya saja karena ia dari golongan miskin dan tak pernah memperhatikan penampilan, jadi terkesan acak-acakan dan berantakan. Rex juga bodoh di sekolahnya. Ia sering di ejek karena bodoh dan tak punya orang tua. Hanya Naomi temannya Rex. Dari kecil hingga sekarang Naomi lah temannya Rex.
Naomi Yamaguchi, Keturunan Jepang. Hidup berdua saja dengan ibunya, karena ayahnya sudah lama meninggal juga. Naomi dan Rex tetanggaan. Rumah mereka berseberangan, hanya saja rumah Naomi baik dan bagus dan punyanya sendiri. Beda dengan Rex yang tinggal bersama Kakeknya di rumah kontrakan yang sudah reot. Mereka hidup dan makan seadaanya.
Saat ada yang mengejek dan mengerjai Rex, maka Naomi akan muncul dihadapannya untuk membelanya. Rex senang punya teman seperti Naomi. Naomi gadis manis dan baik juga pandai bela diri. Sekarang mereka berdua sama-sama siswa SMA kelas 2 dari sekolah ternama di kota besar.
Saat ini jam istirahat, Rex sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru di pagi hari tadi. Ia walau kurang paham tapi berusaha mengerjakannya. Karena otaknya buntu, ia melihat ke arah Teresa Anderson, biasa dipanggil Rere. Rere Siswi cantik, pintar, populer dan kaya di sekolahnya. Rex hendak bertanya ke Rere. Ia pun mendekati Rere yang sedang duduk di kursinya. Rere duduk paling depan sebangku dengan Jenny, temannya Rere.
Rex menepuk pelan pundak Rere. Rere pun menoleh ke arah Rex.
“Iya.” Rere mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan Rex. Biasanya Rex akan malu atau tak berani menatap dan melihat ke arahnya.
“Maaf ganggu. Aku mau bertanya soal ini Re. Aku gak ngerti.” Rex menundukkan kepalanya.
Jenny yang disebelah Rere malah tertawa. Rere menyikutnya agar Jenny bisa berhenti tertawa.
“Aduh Re ... jangan gitu dong. Kan aku temanmu. Lagian kunyuk satu ini ngapain dibantuin. Dibantuin juga gak bakalan bisa ngerti dia.” Ucap Jenny merendahkan Rex.
“Gak boleh gitu Jen ... Rex kan teman sekelas kita juga.” Rere tersenyum manis ke arah Rex. Rex tentu saja bahagia.
"Wah dewi pujaan hati mau membantuku. Senangnya." Ucap Rex dalam hatinya.
“Mana yang mau ditanyakan, aku akan coba bantu.” Rere melihat ke arah buku Rex.
“Yang ini, ini, ini dan ini. Oh ini juga.”
Rex menunjukan.
“Waduh ... itu semua dong. Dasar emang bego ya. Udah miskin, bego lagi.” ledek Jenny.
“Jen....” Rere memandang ke arah Jenny. Dan Jenny melihat ke arah lain. Ia jadi malas kalau Rere jadi baik sama orang miskin dan bodoh. Maklum mereka dari golongan kaya. Jadi merasa hal berteman dengan orang miskin dan bodoh tak perlu.
Rere kembali melihat ke arah Rex. Ia melihat buku Rex dan mencoba menjelaskan ke Rex. Tapi satu pun penjelasan dari Rere, tak ada yang dimengerti oleh Rex.
“Bagaimana? Sudah paham, kan?” Tanya Rere.
Rex hanya menggeleng. Rere menghembuskan nafas panjangnya. Sedangkan Jenny sudah cekikikan.
Brian datang menghampiri. Ia mengajak Rere untuk keluar ke kantin.
“Re ... ke kantin yuk. Aku traktir. Biasa.” Brian tersenyum hangat ke arah Rere.
Jenny bertepuk tangan. Ia riang gembira.
“Asyik. Makan gratis lagi. Sepuasnya kan Brian?” Jenny menatap senang ke arah Brian.
“Tentu dong. Sepuasnya.” Brian menepuk dadanya dengan bangga.
Rere menatap ke arah Rex lalu ke arah Brian.
“Maaf. Aku sedang mengajari Rex. Nanti saja aku menyusul, ya.” Tolak halus Rere.
“Gak bisa dong Re. Ayolah. Tinggalkan saja dia. Ayo....” Brian menarik tangannya Rere dan Rere akhirnya ikut bersama Brian. Jenny pun pergi, segera menyusul Brian dan Rere.
Hanya Rex yang di kelas sendirian. Rex kembali mengambil bukunya dan duduk kembali di kursinya. Ia menatap bingung dan sedih.
Naomi datang ke kelas Rex. Ia di kelas sebelah Rex, walau sama-sama di kelas dua dan satu sekolah. Tapi Rex dan Naomi beda kelas.
Naomi menghampiri Rex dan duduk disebelahnya.
“Hey ... kenapa murung dan sedih? Ayo ke kantin denganku? Kita makan bersama.” Ajak Naomi.
Rex menggelengkan kepalanya.
“Tidak. Aku masih harus mengerjakan tugas.” Jawab Rex lemah dan lesu.
Naomi melihat buku Rex, ia ambil dan buka. Kemudian Naomi kerjakan semua soal-soalnya.
“Oke. Sudah selesai. Yuk ke kantin barengan” Naomi tersenyum.
Rex menangis. Ia bersyukur masih ada teman yang baik seperti Naomi.
“Kok nangis seh. Anak cowok itu jangan nangis. Gak boleh cengeng gitu ya.” Naomi menepuk bahu Rex dengan pelan.
Rex menganggukkan kepalanya. Ia menghapus air matanya.
“Makasih Naomi. Aku senang punya teman sepertimu. Andai aku juga bisa sepertimu”
“Seperti ku kayak mana?” Naomi agak bingung dengan perkataan Rex.
“Bisa bela diri dan lumayan pintar. Bukan seperti aku yang sangat bodoh ini” Rex menundukkan kepalanya.
Naomi menghela nafas panjang.
“Rex. Aku bisa bela diri karena dari kecil punya didikan keras dari almarhum kakekku. Ia menyuruh ku agar bisa bela diri. Dulu sewaktu kakek masih hidup, tiap hari aku berlatih dengan kakek. Setelah kakek meninggal tiga tahun lalu, aku masih terus berlatih. Kata kakek kita perlu menjaga diri kita dan melindungi diri kita. Kalau masalah belajar, aku juga tak terlalu pandai. Tak seperti top di sekolah kita si Rere dan Brian itu. Mereka sudah kaya di tambah pintar dan cantik serta tampan. Aku selalu belajar karena bimbingan Mamaku. Mama ku sangat ketat mengajari ku dalam belajar. Walau tak bisa sehebat Rere dan Brian setidaknya ya lumayan lah. Yang penting nilai ku masih bagus. Dan Mama tak perlu cerewet memarahi ku. Hehehe.” Naomi terkekeh di perkataan terakhirnya.
“Intinya harus ada tekad dan kemauan juga usaha Rex.” Naomi menganggukkan kepalanya.
Rex pun menganggukkan kepalanya walau ia ragu akan bisa.
“Sudah. Ayo kita ke kantin.”
“Aku tak punya uang. Uang ku jika ku pakai tak bisa untuk pulang nanti.”
Rex kembali menunduk.
Naomi meraih tangannya Rex.
“Aku traktir. Ayo.” Naomi tersenyum manis. Naomi sebenarnya cantik dan manis namun ia terlalu tomboi sehingga tak ada yang berani mendekatinya.
“Ok.” Rex pun setuju.
Keduanya berjalan bersisian menuju kantin sekolah.
Saat baru saja menginjak lantai kantin sekolah, jalannya Rex di cekal oleh Brian dan teman-temannya. Jerry Adams dan David Taylor adalah temannya baiknya Brian Wu. Rex yang kakinya di cekal, akhirnya terjatuh dan tersungkur. Semua yang melihat tertawa dan senang melihatnya. Hanya Rere dan Naomi yang tak suka perlakukan tersebut.
Rere hendak membantu tapi Jenny menahannya. Dan Naomi segera membantu Rex berdiri. Setelah membantu Rex, Naomi mendatangi ke arah Brian.
“Hey ... apa mau mu hah?” Bentak Naomi. Ia terlihat garang.
Brian dan kawan-kawannya nampak agak ciut. Apalagi mereka tahu kalau Naomi pandai bela diri.
“Apa? Kami tak melakukan apa pun.” Ucap Brian sambil melirik ke arah Jerry dan David.
“Iya.”
“Benar.”
Ucap kedua temannya Brian.
Naomi sangat kesal, karena Brian dan teman-temannya tak ada yang mau mengaku. Ia sudah bersiap hendak memukul Brian, tapi Rex mencegahnya.
“Jangan ... ini sekolah Naomi!” Seru Rex.
Bersambung...
Yang suka dengan karya ini, ikutin terus kisahnya sampai akhir ya kakak reader semuanya :)
No Plagiat ya. Hargai usaha dan kerja keras seseorang dalam berkarya. Jadi katakan tidak pada meniru karya seseorang dan tidak menjiplaknya. No Plagiat. Makasih untuk yang sudah mampir ya kak. Love you all :)
Karya ini sedang mengikuti lomba, jadi mohon dukungannya terus ya kak.
Cara mendukungnya gampang yaitu :
Like semua episodenya / bab-nya ya kak. Dibaca juga semua bab nya :)
Klik Vote setiap hari ya kak. Khususnya juga hari senin :D
Klik Favorit juga ya kak. Jangan dihilangkan yak :)
Selalu berikan dukungannya ya kak setiap saat :D plus hadiahnya ya :)
Tinggalkan komen ya kak :)
Kasi bintang/rate 5 ya kak untuk karya ini sebagai menyukai karya ini dan apresiasi ke karya saya ini.
Makasih semuanya. Dukung terus karya ini ya kakak reader semuanya, biar Author semangat UP ceritanya. Love you all :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Sri Juliani
asalakan jgn cepat2 jatuh hati,tapi cerita ke perjuangan untuk pintar ya thor..
2023-01-02
0
Aracely
Bagus awsl kisahnya. sy suka 😍
2022-03-08
1
Masny T Wollo
syg
2022-02-14
1