Bab 11.

Brian, Jerry, David dan Alvin menatap kaget ke arah Ailen.

Ailen kini sudah berwujud makhluk asing. Sebuah senyum jahat terukir di wajahnya Alvin Wu. Ailen tak bisa melakukan apa pun disamping ia yang sudah lemas terkena siksaan terus, ia juga kehabisan energi sehingga akhirnya Ailen pun pingsan.

Brian dan teman-temannya saling menatap.

“Cuy, cewek itu ternyata alien yang pernah mengganggu kita?” Brian berbicara kepada David dan Jerry.

“Sialan, hampir aja ketipu aku. Ku pikir cewek cantik taunya iihh ... bikin ngeri.” Jerry bergidik ngeri.

“Hahaha ... rasain tuh. Noh cewek cantik yang kau sukai. Gimana ?? masih suka??” David meledek.

“Kagak lah. Mana mau aku sama alien gitu” Jerry menggeleng tak suka.

Brian dan David malah cekikikan. Alvin memandang ke arah Brian dan teman-temannya.

“Sekarang dia urusan aku. Kalian pergilah.” Ucap Alvin pada anak dan teman-teman anaknya. Alvin mengibaskan tangannya ke udara dan Brian memahami perintah Papanya itu. Brian pun segera pergi bersama teman-temannya. Kini hanya tinggal Alvin bersama Ailen yang sudah pingsan.

Alvin memanggil anak buahnya. Dan menyiapkan sebuah mobil. Tubuh Ailen segera di bawa anak buahnya Alvin kedalam mobil sedan hitam milik Alvin. Alvin ikut masuk kedalam mobil dan mobil segera melaju ke sebuah tempat.

Alvin menuju tempat laboratoriumnya. Ia segera menelepon Scoot Anderson pula. Bersiap di tempat laboratorium. Mobil melesat laju ke arah laboratoriumnya.

Disisi lain Rex dan Naomi menaiki taksi. Mereka bergegas menuju rumahnya Brian. Sampai dirumah Brian, Rex dan Naomi turun. Namun didepan pintu gerbang rumahnya Brian, Rex dan Naomi berdiri mematung. Naomi pun bertanya.

“Kenapa Rex? Ayo kita masuk saja? Atau panjat saja dindingnya. Yuk” Ajak Naomi ke Rex.

Rex masih diam membisu. Pasalnya ia tidak merasakan lagi keberadaannya Ailen.

“Tunggu Nao. Sepertinya Ailen sudah tak ada disini” Rex mengerutkan keningnya.

“Loh, kok bisa. Bukannya tadi kau bilang kalau ....” Naomi terhenti perkataannya.

“Mereka sudah pergi. Ayok” Rex menarik tangannya Naomi.

Kini keduanya kembali menaiki taksi. Mereka bergegas ke arah yang ditunjukan oleh Rex. Walau pun Naomi masih bingung tapi dia percaya pada Rex.

Hingga beberapa saat kemudian, Rex dan Naomi sampai di sebuah tempat gedung yang besar dan mewah menjulang tinggi. Rex dan Naomi turun dari taksi. Dan segera membayarnya. Kemudian melangkah hendak masuk ke dalam gedung.

Sebuah pos jaga di depan gerbang membuat langkahnya terhenti.

“Rex, lihat banyak penjaganya di depan pos tersebut” Naomi menghentikan langkahnya.

Rex juga melihat ke arah pos depan jaga tersebut.

“Kau yakin Ailen ada ditempat ini?”Naomi melihat ke arah Rex.

Rex pun menganggukan kepalanya. Walau sinyal keberadaan Ailen lemah tapi ia bisa rasakan kalau Ailen berada didalam gedung tersebut.

Naomi melihat didepan pos jaga ada tulisannya. Bertuliskan Gedung Laboratorium Wu. Naomi lalu berpikir dan melihat ke arah Rex.

“Rex, ini sepertinya gedung laboratorium punya Papanya Brian. Lihat saja tulisan didepan itu” Naomi menunjuk ke arah tulisan tersebut.

Rex pun melihat ke arah tersebut.

“Jadi papanya Brian yang membawa Ailen kemari?” Rex menatap ke arah Naomi.

“Iya. Aku rasa pun begitu” Keduanya kemudian berpikir bagaimana caranya masuk ke dalam.

Didalam gedung. Disebuah ruangan bawahnya. Ailen dikurung didalam ruangan berkaca transparan. Ia masih pingsan. Scoot dan Alvin menatap dan berbicara didekat kurungan Ailen.

“Hebat Alvin. Kau akhirnya menangkapnya dan membawanya kemari.” Scoot nampak senang. Ia suka akan hal-hal seperti ini.

Alvin tersenyum jahat.

“Sekarang kau bisa gunakan dia untuk eksperiment yang kau inginkan. Dan jangan sampai kau membuang aset yang ku berikan. Jadikan hal ini untuk menambahkan uang untuk kita” Alvin menatap ke arah Scoot.

“Tentu saja.” Scoot menganggukan kepalanya. Ia pasti akan melakukan beberapa percobaan selain untuk mendapatkan uang, hal tersebut akan membuatnya terkenal. Lagian ia suka dengan hal makhluk luar angkasa ini.  Scoot tersenyum senang dan tak sabar melakukan beberapa percobaan terhadap makhluk asing tersebut.

Di luar gedung.

Naomi akhirnya memberanikan diri untuk masuk melalui dinding. Ia mau memanjat saja dari dinding samping. Naomi pun mengajak Rex.

“Ayolah Rex. Kau sorong aku. Kalau dari depan terlalu banyak penjaganya” Pinta Naomi yang berusaha memanjat. Rex menatap ke arah Naomi. Saat ini Naomi memakai celana panjang. Jika ia menyorong bukankah harus memegang bokongnya Naomi. Dan hal itu agak membuat Rex keberatan.

“Rex....” Panggil Naomi kembali karena Rex hanya diam saja.

Rex menghela nafasnya. Ia malah menarik tanganya Naomi.

“Kita lompat saja” Ucap Rex dan hal tersebut malah membuat Naomi malah terbengong dan tak berkedip menatap Rex.

“Gila kau ya. Tinggi nih. Kita bukan lagi main lompat tali.”

Belum selesai Naomi berbicara, Rex malah menggendong Naomi ala style bridal. Naomi merasa kaget dan malu. Ia minta diturunkan saja.

“Lepaskan Rex. Turunin” Naomi sudah melotot ke arah Rex. Rex diam saja. Ia malah membuat ancang-ancang dan akhirnya melompati dinding yang cukup tinggi tersebut. Naomi memejamkan matanya.

Saat sudah melompatin dan sudah masuk kedalam daerah lingkungan tersebut. Rex melihat kearah Naomi yang dalam gendongannya.

“Nao, kita sudah melompatin gedungnya” Ucap Rex ke Naomi.

Naomi membuka matanya. Dan melihat sekitarnya. Benar saja, ternyata mereka sudah melewatin tembot tersebut. Dan kini ia menatap ke arah Rex. Wajahnya dan wajah Rex sangatlah dekat. Naomi merasa agak malu.

“Turunin” Pinta Naomi.

Rex pun menurunkan Naomi. Saat ini Naomi telah berdiri tegak kembali di samping Rex. Naomi melihat ke arah lain, ia membuang pandang. Rex agak bingung. Kenapa sama Naomi?

“Woy, napa sih?” Rex bingung dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal tersebut.

“Kagak apa-apa. Kok kita udah bisa lewatin tembok noh?”

“Ya tinggal lompat” Rex terkekeh.

“Aish ... kalau tahu kau bisa lakukan aku tak sibuk memanjat” Naomi memutar kedua bola matanya dengan malas.

Naomi dan Rex kemudian segera bergegas ke dalam gedung. Mereka menyelinap masuk. Mencari dan menyusuri segala tempat. Dengan instruksi dari Rex mereka melewatin beberapa ruangan. Saat ada orang lewat atau para penjaga lewat, dengan segera Rex dan naomi bersembunyi.

Hingga sampailah mereka ke dalam sebuah ruangan bawah tanah. Didalamnya Rex dan naomi masuk. Disetiap sudut ruangan mereka segera mencari Ailen. Hingga sampai di tempat kurungan Ailen. Rex melihat Ailen yang terbaring pingsan. Rex menyesali perkataannya sebelumnya pada Ailen.

Rex dan Naomi mendekat, mereka berkali-kali memanggil nama Ailen. Kebetulan tempat Ailen dikurung nampak sepi. Alvin dan Scoot berada diruangan lain. Rex dan Naomi tak sadar kalau di tempat tersebut banyak CCTV terpasang. Rex dan Naomi masih terus berusaha memanggil Ailen.

“Ailen ...Ailen ...” Panggil Rex dan Naomi. Tapi Ailen masih saja belum sadar.

Kemudian dua orang penjaga telah masuk ke ruangan mereka, dua penjaga adalah yang sedang patroli keliling. Mereka saat ini lagi memeriksa ruangan tampat Ailen dikurung.

Kedua penjaga pun melihat ke arah Rex dan Naomi.

“Hey ... siapa kalian berdua?” seru seorang penjaga. Rex dan Naomi menoleh ke arah penjaga tersebut. Rex dan Naomi jadi saling pandang.

Bersambung ....

Jangan lupa kasi bintang/rate 5 nya ya plus hadiah-hadiahnya ya :)

Klik like, klik vote, klik favorite dan kasi komennya ya :D

Thanks. Love you all :D

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***