NovelToon NovelToon

Anak Sultan (The Stupid Man To Be Smart Man)

Bab 1.

Rex Royce Han cucu dari Dicky Han. Rex biasa nama panggilannya. Seperti nama T-Rex saja, dinosaurus. Namun ia tak segarang T-Rex, karena Rex seorang siswa biasa bahkan dari golongan orang miskin. Rex tinggal berdua dengan kakeknya saja, neneknya sudah lama meninggal sewaktu ia SD. Ayah dan Ibunya sama sekali ia tak pernah kenal. Kata kakeknya, ayah dan ibunya sudah lama meninggal setelah Rex dilahirkan ke dunia ini. Oleh sebab itulah Rex hanya hidup dan tinggal berdua dengan kakeknya.

Rex sebenarnya tampan, hanya saja karena ia dari golongan miskin dan tak pernah memperhatikan penampilan, jadi terkesan acak-acakan dan berantakan. Rex juga bodoh di sekolahnya. Ia sering di ejek karena bodoh dan tak punya orang tua. Hanya Naomi temannya Rex. Dari kecil hingga sekarang Naomi lah temannya Rex.

Naomi Yamaguchi, Keturunan Jepang. Hidup berdua saja dengan ibunya, karena ayahnya sudah lama meninggal juga. Naomi dan Rex tetanggaan. Rumah mereka berseberangan, hanya saja rumah Naomi baik dan bagus dan punyanya sendiri. Beda dengan Rex yang tinggal bersama Kakeknya di rumah kontrakan yang sudah reot. Mereka hidup dan makan seadaanya.

Saat ada yang mengejek dan mengerjai Rex, maka Naomi akan muncul dihadapannya untuk membelanya. Rex senang punya teman seperti Naomi. Naomi gadis manis dan baik juga pandai bela diri. Sekarang mereka berdua sama-sama siswa SMA kelas 2 dari sekolah ternama di kota besar.

Saat ini jam istirahat, Rex sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru di pagi hari tadi. Ia walau kurang paham tapi berusaha mengerjakannya. Karena otaknya buntu, ia melihat ke arah Teresa Anderson, biasa dipanggil Rere. Rere Siswi cantik, pintar, populer dan kaya di sekolahnya. Rex hendak bertanya ke Rere. Ia pun mendekati Rere yang sedang duduk di kursinya. Rere duduk paling depan sebangku dengan Jenny, temannya Rere.

Rex menepuk pelan pundak Rere. Rere pun menoleh ke arah Rex.

“Iya.” Rere mengerutkan keningnya. Ia bingung dengan Rex. Biasanya Rex akan malu atau tak berani menatap dan melihat ke arahnya.

“Maaf ganggu. Aku mau bertanya soal ini Re. Aku gak ngerti.” Rex menundukkan kepalanya.

Jenny yang disebelah Rere malah tertawa. Rere menyikutnya agar Jenny bisa berhenti tertawa.

“Aduh Re ... jangan gitu dong. Kan aku temanmu. Lagian kunyuk satu ini ngapain dibantuin. Dibantuin juga gak bakalan bisa ngerti dia.” Ucap Jenny merendahkan Rex.

“Gak boleh gitu Jen ... Rex kan teman sekelas kita juga.” Rere tersenyum manis ke arah Rex. Rex tentu saja bahagia.

"Wah dewi pujaan hati mau membantuku. Senangnya." Ucap Rex dalam hatinya.

“Mana yang mau ditanyakan, aku akan coba bantu.” Rere melihat ke arah buku Rex.

“Yang ini, ini, ini dan ini. Oh ini juga.”

 Rex menunjukan.

“Waduh ... itu semua dong. Dasar emang bego ya. Udah miskin, bego lagi.” ledek Jenny.

“Jen....” Rere memandang ke arah Jenny. Dan Jenny melihat ke arah lain. Ia jadi malas kalau Rere jadi baik sama orang miskin dan bodoh. Maklum mereka dari golongan kaya. Jadi merasa hal berteman dengan orang miskin dan bodoh tak perlu.

Rere kembali melihat ke arah Rex. Ia melihat buku Rex dan mencoba menjelaskan ke Rex. Tapi satu pun penjelasan dari Rere, tak ada yang dimengerti oleh Rex.

“Bagaimana? Sudah paham, kan?” Tanya Rere.

Rex hanya menggeleng. Rere menghembuskan nafas panjangnya. Sedangkan Jenny sudah cekikikan.

Brian datang menghampiri. Ia mengajak Rere untuk keluar ke kantin.

“Re ... ke kantin yuk. Aku traktir. Biasa.” Brian tersenyum hangat ke arah Rere.

Jenny bertepuk tangan. Ia riang gembira.

“Asyik. Makan gratis lagi. Sepuasnya kan Brian?” Jenny menatap senang ke arah Brian.

“Tentu dong. Sepuasnya.” Brian menepuk dadanya dengan bangga.

Rere menatap ke arah Rex lalu ke arah Brian.

“Maaf. Aku sedang mengajari Rex. Nanti saja aku menyusul, ya.” Tolak halus Rere.

“Gak bisa dong Re. Ayolah. Tinggalkan saja dia. Ayo....” Brian menarik tangannya Rere dan Rere akhirnya ikut bersama Brian. Jenny pun pergi, segera menyusul Brian dan Rere.

Hanya Rex yang di kelas sendirian. Rex kembali mengambil bukunya dan duduk kembali di kursinya. Ia menatap bingung dan sedih.

Naomi datang ke kelas Rex. Ia di kelas sebelah Rex, walau sama-sama di kelas dua dan satu sekolah. Tapi Rex dan Naomi beda kelas.

Naomi menghampiri Rex dan duduk disebelahnya.

“Hey ... kenapa murung dan sedih? Ayo ke kantin denganku? Kita makan bersama.” Ajak Naomi.

Rex menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Aku masih harus mengerjakan tugas.” Jawab Rex lemah dan lesu.

Naomi melihat buku Rex, ia ambil dan buka. Kemudian Naomi kerjakan semua soal-soalnya.

“Oke. Sudah selesai. Yuk ke kantin barengan” Naomi tersenyum.

Rex menangis. Ia bersyukur masih ada teman yang baik seperti Naomi.

“Kok nangis seh. Anak cowok itu jangan nangis. Gak boleh cengeng gitu ya.” Naomi menepuk bahu Rex dengan pelan.

Rex menganggukkan kepalanya. Ia menghapus air matanya.

“Makasih Naomi. Aku senang punya teman sepertimu. Andai aku juga bisa sepertimu”

“Seperti ku kayak mana?” Naomi agak bingung dengan perkataan Rex.

“Bisa bela diri dan lumayan pintar. Bukan seperti aku yang sangat bodoh ini” Rex menundukkan kepalanya.

Naomi menghela nafas panjang.

“Rex. Aku bisa bela diri karena dari kecil punya didikan keras dari almarhum kakekku. Ia menyuruh ku agar bisa bela diri. Dulu sewaktu kakek masih hidup, tiap hari aku berlatih dengan kakek. Setelah kakek meninggal tiga tahun lalu, aku masih terus berlatih. Kata kakek kita perlu menjaga diri kita dan melindungi diri kita. Kalau masalah belajar, aku juga tak terlalu pandai. Tak seperti top di sekolah kita si Rere dan Brian itu. Mereka sudah kaya di tambah pintar dan cantik serta tampan. Aku selalu belajar karena bimbingan Mamaku. Mama ku sangat ketat mengajari ku dalam belajar. Walau tak bisa sehebat Rere dan Brian setidaknya ya lumayan lah. Yang penting nilai ku masih bagus. Dan Mama tak perlu cerewet memarahi ku. Hehehe.” Naomi terkekeh di perkataan terakhirnya.

“Intinya harus ada tekad dan kemauan juga usaha Rex.” Naomi menganggukkan kepalanya.

Rex pun menganggukkan kepalanya walau ia ragu akan bisa.

“Sudah. Ayo kita ke kantin.”

“Aku tak punya uang. Uang ku jika ku pakai tak bisa untuk pulang nanti.”

Rex kembali menunduk.

Naomi meraih tangannya Rex.

“Aku traktir. Ayo.” Naomi tersenyum manis. Naomi sebenarnya cantik dan manis namun ia terlalu tomboi sehingga tak ada yang berani mendekatinya.

“Ok.” Rex pun setuju.

Keduanya berjalan bersisian menuju kantin sekolah.

Saat baru saja menginjak lantai kantin sekolah, jalannya Rex di cekal oleh Brian dan teman-temannya. Jerry Adams dan David Taylor adalah temannya baiknya Brian Wu. Rex yang kakinya di cekal, akhirnya terjatuh dan tersungkur. Semua yang melihat tertawa dan senang melihatnya. Hanya Rere dan Naomi yang tak suka perlakukan tersebut.

Rere hendak membantu tapi Jenny menahannya. Dan Naomi segera membantu Rex berdiri. Setelah membantu Rex, Naomi mendatangi ke arah Brian.

“Hey ... apa mau mu hah?” Bentak Naomi. Ia terlihat garang.

Brian dan kawan-kawannya nampak agak ciut. Apalagi mereka tahu kalau Naomi pandai bela diri.

“Apa? Kami tak melakukan apa pun.” Ucap Brian sambil melirik ke arah Jerry dan David.

“Iya.”

“Benar.”

Ucap kedua temannya Brian.

Naomi sangat kesal, karena Brian dan teman-temannya tak ada yang mau mengaku. Ia sudah bersiap hendak memukul Brian, tapi Rex mencegahnya.

“Jangan ... ini sekolah Naomi!” Seru Rex.

Bersambung...

Yang suka dengan karya ini, ikutin terus kisahnya sampai akhir ya kakak reader semuanya :)

No Plagiat ya. Hargai usaha dan kerja keras seseorang dalam berkarya. Jadi katakan tidak pada meniru karya seseorang dan tidak menjiplaknya. No Plagiat. Makasih untuk yang sudah mampir ya kak. Love you all :)

Karya ini sedang mengikuti lomba, jadi mohon dukungannya terus ya kak.

Cara mendukungnya gampang yaitu :

Like semua episodenya / bab-nya ya kak. Dibaca juga semua bab nya :)

Klik Vote setiap hari ya kak. Khususnya juga hari senin :D

Klik Favorit juga ya kak. Jangan dihilangkan yak :)

Selalu berikan dukungannya ya kak setiap saat :D plus hadiahnya ya :)

Tinggalkan komen ya kak :)

Kasi bintang/rate 5 ya kak untuk karya ini sebagai menyukai karya ini dan apresiasi ke karya saya ini.

Makasih semuanya. Dukung terus karya ini ya kakak reader semuanya, biar Author semangat UP ceritanya. Love you all  :)

Bab 2.

“Jangan ... ini sekolah Naomi!” Seru Rex.

Naomi pun menghentikan tindakannya. Ia menatap ke arah Rex.

“Baiklah. Ayo kita pergi” Naomi menarik tangannya Rex.

Naomi dan Rex menjauh dari Brian dan kawan-kawannya. Ia dan Rex kemudian ke arah ibu kantin dan memesan dua porsi makanan untuk dirinya dan Rex. Ibu kantin memberikan pesanannya. Kemudian duduk di sudut dan menjauh dari yang lainnya. Mereka makan dengan tenang.

Naomi menatap ke Rex.

“Rex ... seharusnya kau biarakan saja aku menghajarnya” Naomi masih kesal dengan ulah Brian tadi.

“Biarkan saja. Aku kan sudah biasa di gitukan”

“Dilawan dong. Mau sampai kapan kau terima saja kelakukan mereka”

“Naomi ... kau kan tahu, mereka dari golongan atas. Anak orang kaya dan berkuasa. Kita jika melawan pasti akan tetap kalah. Apalagi ini di sekolah, jika ketahuan guru apa kau mau di skorsing” Rex memakan makanannya dengan lahap.

Naomi baru menyadari perkataan Rex. Iya benar. Rex orang miskin. Dan dirinya adalah anak dari golongan menengah. Mereka berdua bisa di sekolah ternama ini saja sudah syukur. Jika bukan karena pekerjaan Mamanya yang lumayan, mana mungkin Naomi bisa sekolah di sekolah ternama ini. Dan untuk Rex, jika bukan karena kakeknya yang terus memohon meminta cucunya bisa sekolah disini dengan jalur 1 % orang miskin mana mungkin juga bisa sekolah di SMA ternama ini.

Ah ... hidup kadang kita gak tahu. Kedepannya bagaimana. Bisa buruk atau bisa lebih baik.

Yang jelas mereka berdua berusaha sekolah dengan tenang sampai lulus, walau masih ada gengnya Brian yang suka usil tersebut.

Selesai makan, Rex dan Naomi kembali ke kelas. Di depan pintu kelasnya Rex, Naomi pun pamitan. Karena mereka beda kelas.

“Rex ... aku balik ke kelas ku ya”

“Oke. Makasih ya”

“Siiippp”

Naomi berlalu dan masuk ke kelasnya yang berada di sebelah kelasnya Rex.

Sedangkan Rex masuk kedalam kelasnya. Brian dan kawan-kawannya sekelas juga dengan Rex.

Rere dan Jenny yang juga sekelas yang sama juga dengan Rex.

“Cie ... yang pamitan mesra dengan pacarnya” Ledek Brian.

“Iya nih. Gak sangka tadi di belain pacarnya dikantin. Tapi udah biasa di belain seh sebenarnya sama pacarnya noh. Dia mah selalu di bawah keteknya ceweknya” Ledek David pula.

“Si cunguk punya pacar juga ya ... kok ada yang mau ya. Jangan-jangan ceweknya radak gila kali hahaha” Jerry juga meledek.

Sontak semua siswa di kelas pada terkekeh dan tertawa keras sambil melihat ke arah Rex.

Rex mengepalkan tangannya. Ia sebenarnya marah dan kesal. Tapi ia tak punya keberanian.

“Sudah. Hentikan.” Ucap Rere kepada semuanya.

Semuanya lalu senyap dan berhenti tertawa.

“Kok belain seh Re” Tanya Jenny.

“Bukan begitu. Kelas jadi bising. Aku tak suka bising” Jawab Rere.

Guru pun masuk kelas. Bu Shiren mengajarkan bahasa inggris. Kali ini mereka dalam mata pelajaran bahasa inggris. Semua siswa pun belajar dalam tenang. Rex duduk paling ujung di belakang dan sendirian. Karena tak ada temannya di kelas tersebut. Hanya bisa kebingungan saat pelajaran dimulai.

Gurunya memakai bahasa inggris. Sehingga Rex makin tak bisa memahaminya.

Waktu terus berlalu hingga jam pelajaran usai dan waktunya pulang sekolah. Bel sekolah berdering tandanya anak-anak sekolah bisa pulang. Guru pun keluar kelas, disusul semua siswa pun keluar dan pulang ke rumah masing masing.

Rex yang sedang menyandang tasnya pun bergerak hendak pulang. Namun di pintu kelas, kembali Brian dan teman-temannya menghalangi jalannya.

“Eh ... anak haram. Gak punya Papa dan Mama, artinya anak haramkan” Brian tertawa.

“Udah bodoh, miskin lagi. Terus gak punya orang tua” Ledek David.

“Iya. Bikin rusak pemandangan aja lihatnya. Keluar gih dari sekolah kita.” Jerry pun menghina.

Rex hanya bisa diam. Ia menatap tajam ke arah Brian dan teman-temannya.

“Kalian mau apa seh? Setiap hari mengganggu dan menghina ku, apa tak puas dan tak capek?” Rex berkata penuh berapi-api.

“Kita gak akan puas kalau kau gak enyah dari sini. Dan satu lagi. Bawa jauh-jauh cewek bar-bar mu itu. Dan jangan dekatin Rere. Rere itu cewek yang ku sukai” Tatap Brian dengan mata yang nyalang menatap Rex.

“David ... Jerry ... pegangi dia” Ucap Brian.

Rex bingung, ia hendak lari tapi sudah di halangi dan dipegangi David dan Jerry.

Jerry memegangi tangannya kiri Rex. Dan David memegangi tangan kanannya Rex.

Sedangkan Brian, berkali-kali memukul perutnya Rex. Hingga Rex kesakitan. Dan tonjokan terakhir melayang ke arah wajah Rex hingga wajahnya lebam biru dan bibir bawahnya sobek serta berdarah.

Rex terkulai lemas.

David dan Jerry melepaskannya. Rex jatuh tersungkur. Mereka bertiga tertawa ke arah Rex.

“Ayo kita pergi. Jangan sampai cewek bar-barnya datang. Let’s go” Ajak Brian dan keduanya temannya pun mengangguk dan mengikutin langkah Brian, pergi dari kelas dan meninggalkan Rex sendiran.

Tak berapa lama kemudian Naomi datang. Ia tadi menunggu Rex keluar kelas. Tapi tak kunjung muncul. Sehingga Naomi mencari ke kelas. Dan saat sampai di kelas, Naomi terkejut melihat Rex yang terkapar di lantai.

“Rex ... kau tak apa?” Naomi terlihat panik. Ia membantu Rex berdiri dan memapahnya.

Rex yang sudah berdiri melihat ke arah Naomi.

“Makasih Naomi”

“Ayo kita pulang. Tapi tunggu sebentar.” Naomi membantu Rex untuk duduk dahulu. Lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas sekolahnya.

Ternyata itu sebuah obat dan beberapa hansaplas.

Naomi mengoleskan obatnya ke luka yang ada di sudut bibirnya Rex. Kemudian ia meletakan hansaplas.

“Oke. Sudah beres.” Naomi tersenyum.

“Terima kasih. Kau selalu baik dan ada untuk ku”

“Kita kan teman”

Naomi lalu kembali memapah tubuh Rex. Tapi Rex mau berjalan sendiri. Pulang lah mereka berdua.

Sampai di rumah, Rex sengaja menutupi wajahnya yang luka. Ia tak mau kakeknya cemas dengan dirinya.

“Kau sudah pulang Rex?” Tanya Kakeknya yang sedang duduk di kursi goyang.

“Iya Kek. Kakek sudah makan siang?”

“Sudah. Kau makanlah ya”

“Iya Kek.”

Rex berjalan ke arah dapur kecil dan sempitnya. Ia melihat di atas meja kecil ada makanan yang di tutup, dibukanya. Isinya nasi sepiring dan lauknya ikan asin seta rebusan daun ubi. Ia kembali melihat ke arah kakeknya. Kakeknya nampak tertidur di kursi goyangnya.

Rex ke kamarnya dan berganti seragam sekolahnya dengan pakaian biasa lalu meletakan tasnya di dekat tempat tidurnya.

Ia lalu kembali ke meja kecilnya dan makan dengan lahapnya.

Hari pun berganti malam. Di malam hari Rex dan kakeknya makan malam dengan bubur kacang hijau dengan roti tawar sebagai tambahannya. Keduanya makan dengan tenang. Usai selesai makan. Sang kakek bersiap hendak pergi kerja. Kakeknya bekerja apa saja yang penting menghasilkan uang. Di usianya yang sudah mencapai 70 tahun menjadi sekuriti di gedung pabrik saja sudah lumayan baginya. Ia bertugas selalu di malam hari saat selesai makan malam.

Setelah kakeknya pergi kerja, tinggallah Rex sendirian.

Rex keluar dan duduk di depan pintu rumah. Ia melihat dan menatap langit yang sangat cerah di malam hari yang di hiasin banyak bintang. Kemudian sebuah cahaya dan benda melayang di langit melintas. Rex kaget melihatnya. Ia berdiri. Kemudian benda tersebut jatuh ke arah semak-semak belakang gedung kosong yang tak ada penghuninya. Jatuh disana. Rex segera berlari dan mengarah ke benda tersebut yang jatuh.

Setelah sampai, Rex kaget melihat ternyata itu adalah pesawat luar angkasa tapi berbentuk kapsul kecil yang muat untuk satu orang saja.

Pintunya terbuka dan seorang makhluk asing keluar. Ia bergerak dan melangkah ke hadapan Rex.

Rex hendak kabur. Tapi tak jadi karena makhluk asing tersebut kemudian jatuh dan terkulai lemas di tanah.

Rex mendekatinnya.

“Kau ini apa?” Tatap Rex dan mendekatinnya.

“Halo makhluk bumi ... aku Putri Ailen”

Bersambung....

 

Yang suka dengan karya ini, ikutin terus kisahnya sampai akhir ya kakak readers semuanya :)

No Plagiat ya. Hargai usaha dan kerja keras seseorang dalam berkarya. Jadi katakan tidak pada meniru karya seseorang dan tidak menjiplaknya. No Plagiat. Makasih untuk yang sudah mampir ya kak. Love you all :)

Karya ini sedang mengikutin lomba, jadi mohon dukungannya terus ya kak.

Cara mendukungnya gampang yaitu :

1. Like semua episodenya / bab-nya ya kak. Dibaca juga semua babnya :)

2. Klik Vote setiap hari ya kak.

3. Klik Favorite juga ya kak

4. Selalu berikan dukungannya ya kak setiap saat :D plus hadiahnya ya kak :)

5. Tinggalkan komen ya kak :)

6. Kasi bintang/rate 5 ya kak untuk karya ini sebagai menyukai karya ini dan apresiasi ke karya saya ini.

Makasih semuanya. Dukung terus karya ini ya kakak readers semuanya, biar Author semangat UP ceritanya. Love you all  :)

Bab 3.

“Halo makhluk bumi ... aku Putri Ailen”

Rex begitu kaget dan mulutnya terbuka lebar hingga berbentuk huruf O bulat.

Rex melangkah mundur dan jatuh terduduk.

“Kau ... Kau ... bisa bicara dan paham bahasaku?” Tanya Rex.

Putri Ailen menganggukan kepalanya.

“Tolonglah aku. Aku terluka”

Rex kasian. Ia mendekatin Putri Ailen.

Benar saja. Kaki dan tangannya terluka. Pesawatnya saja rusak. Sepertinya pendaratan tiba-tiba mengakibatkan ia terluka dan pesawat rusak pula.

“Kau bisa jalan?”

“Tak bisa”

“Aku akan bantu.”

Rex mendekatinnya. Tangannya Rex dan tangannya Ailen bersentuhan. Dan sebuah cahaya bersinar terang dan menyilaukan. Kemudian sel-sel otak Rex mengalami sesuatu hal yang dirasakannya lain serta beda. Bahkan luka luka yang ada pada Rex malah sembuh.

Rex segera melepaskan sentuhan tangannya. Ia kaget dan bingung.

“Apa yang kau lakukan padaku?”

“Tak ada. Sepertinya gelangku langsung bereaksi padamu” Gelang putri Ailen bersinar dan kemudian meredup sinarnya.

“Artinya apa?”Tanya Rex bingung.

“Keajaiban akan terjadi padamu” Putri Ailen lalu pingsan. Rex yang melihatnya pingsan langsung membawanya. Ia mengendong  Ailen dan membawanya ke rumahnya.

Ia rebahkan di atas tempat tidurnya. Lalu di bersihkannya luka-luka ailen dan di obatinnya.

Ia menggunakan obat seadanya yang ada dirumahnya.

Malam semakin larut dan Rex pun tertidur. Rex tidur di lantai bawah beralaskan sebuah kain. Sedangkan Ailen tidur di atas tempat tidurnya Rex.

Esok paginya. Saat Rex bangun, ia melihat Ailen sudah bangun juga. Ia duduk dan Rex juga duduk.

“Kau dari mana?” Tanya Rex menatap serius ke arah Ailen.

“Dari planet disebutin Planet Gala. Jauh dari galaksimu.”

“Dimana itu Planet Gala?”

Putri Ailen lalu melihat kearah jam tangannya yang canggih. Ia menunjukan sesuatu. Dan terpancar lah sebuah cahaya. Cahaya tersebut memperlihatkan tatanan tata surya dan semua bintang dan planet.

“Nah... di galaksi inilah planetku dan asalku”

Rex lalu menganggukan kepalanya.

“Lalu kenapa kau ada disini?”

“Aku sedang belajar dan menyusuri tata letak bintang dan planet-planet. Kemudian bangsaku sedang mempelajari bumi. Aku kemari untuk belajar langsung di bumi”

“Tapi buat apa? Apa kau mau menjajah bumi?” Rex teringat film yang ia tonton di rumahnya Naomi, film Alien dan manusia. Ceritanya sungguh horor dan menakutkan.

“Tidak. Aku tak seperti itu. Hanya mempelajari. Setelah itu pulang kembali”

“Kalau sudah pelajarin dan pulang, lalu kau akan membawa anggota mu dan menyerang kami di bumi?”

“Hahaha ... tidak kok. Hanya sebatas belajar tantang bumi dan manusia saja”

“Terus bagaimana selanjutnya?”

“Karena aku terluka, aku akan menyembuhkan diriku sambil belajar tentang bumi. Saat mendarat aku terlalu tiba-tiba sehingga kecelakaan dan jadi begini. Kemudian aku juga harus memperbaiki pesawatku, jika tidak bagaimana aku akan kembali”

“Baiklah. Aku akan bantu”

“Terima kasih”

“Tapi dengan gelangmu luka ku bisa sembuh, kenapa tak lakukan juga dengan luka yang ada di tangan dan kakimu?”

“Tak bisa. Gelangku ada batasnya. Jika digunakan, maka tunggu dayanya terisi penuh kembali”

“Oh... Baiklah. kalau begitu kita makan dahulu. Sebentar lagi kakekku akan pulang. Aku masak bubur dahulu ya”

Rex bangkit ke kamar mandi dan mandi, setelah itu memakai pakaian segram sekolahnya. Dan ke dapur memasak bubur. Tiga mangkuk bubur pun sudah siap. Ia letakakan di atas meja kecil.

“Makan lah” Ajak Rex.

Putri Ailen mendekat.

“Ini apa?”

“Ini bubur ayam. Makanlah”

Putri Ailen menganggukan kepalanya. Ia mulai memakannya. Dan menghabiskan dalam sekali tegukan.

Rex memandang dengan kaget dan heran.

“Itu kan masih panas. Kenapa bisa langsung di habiskan?” Rex menatap aneh

Putri Ailen hanya tersenyum.

Ia hendak memakan mangkuk berikutnya. Tapi di cegah oleh Rex.

“Eh ... jatahmu sudah di habiskan. Ini jatah kakekku. Di pasti lapar kalau pulang tak ada makanan. Hanya seadanya saja yang kami punya”

Ailen pun mengurungkan niatnya.

Rex menghabiskan sarapannya. Ia pun segera mengambil tas sekolahnya.

“Aku pergi dahulu ya. kalau ada kakek ku pulang diamlah didalam kamar ku tanpa suara ya. diam dan bersembunyi. Oke”

“Oke”

Rex pun pergi dan tinggallah Putri Ailen dirumah sendirian sampai kakeknya Rex pulang nantinya. Tapi ia harus diam dan bersembunyi.

Diperjalanan menuju terminal bus, Rex berjalan sendirian dan Naomi langsung menghampiri.

“Hai....”

“Hai juga”

Naomi melihat wajah Rex yang sudah tak lebam dan tak ada luka di bibirnya.

“Kok bisa?”

“Apanya?”

“Lukamu sudah hilang. Bagaimana bisa Rex?” Naomi menatap takjub.

“Hehehe ... gak tahu” Rex terkekeh dan Naomi malah terpelongo. Keduanya lalu naik bus bersama menuju sekolah.

Sampai di sekolah, Naomi dan Rex berjalan bersisian. Keduanya tersenyum.

Sampai di depan pintu kelas Rex, Naomi pun berpisah dan masuk ke kelasnya. Sedangkan Rex masuk ke kelasnya dan duduk di kursinya yang paling sudut dan paling belakang. Sendirian.

Ia sudah biasa di abaikan jadi sudah tak terlalu di pikirkannya. Rex lalu menatap ke arah Rere.

Hari ini Rere semakin cantik saja. Rere mengenaikan lips tint baru berwarna pink muda. Terlihat makin manis saja. Rex tersenyum menatap ke arah Rere yang duduk di sebelah Jenny.

Brian lalu melihat ke arah Rex. Ia tak suka kalau Rex berani menatap gadisnya. Walau ia dan Rere belum jadian, tapi Brian sudah menetapkan kalau Rere akan jadi pacarnya.

Brian mendekatin Rex.

“Hey. Jaga tu mata. Jangan asal lirik dan lihat hah!!!” Bentak Brian.

“Maaf” Rex menundukan kepalanya.

“Dasar lu ya” Brian meninju ke arah Rex, namun dengan cepat di tangkis Rex.

Brian kaget. Ia tak sangka kalau Rex bakal berani. Selama ini biasanya hanya diam dan menerima semuanya.

“Kau ... kau berani ya....” Brian kembali hendak menendang tapi Rex dengan segera mengelak dan malah menendang kakinya Brian, hingga Brian jatuh tersungkur di lantai.

Semua anak-anak kaget melihatnya.

Bahkan Rex sendiri pun kaget. Bagaimana bisa aku melakukannya. Kok bisa? Keluh Rex dalam hati.

David dan Jerry yang melihat langsung hendak menghajar Rex. Tapi dengan segera di tangkis oleh Rex serangan David dan Jerry. Bahkan di tendangnya Jerry dan David hingga mereka sampai mundur lima langkah.

“Gila. Kok tendangannya kuat” Ucap David.

“Iya. Sakit lagi” keluh Jerry juga.

Brian kembali bangkit dan hendak menyerang. Namun Rex segera mengelak. Dan secepat kilat ia bergerak dan membalas Brian. Hingga perut Brian terkena pukulan yang kuat. Ia kembali jatuh tersungkur.

“Ba-bagimana mung-kin” Ucap Brian terbata-bata karena menahan sakit di perut.

Kembali Rex pun merasa heran. Bahkan teman-teman sekelas menatap kaget dan heran ke arah Rex. Begitu juga Jenny dan Rere.

“Makan apa tu anak, kok kuat tiba-tiba?” Jenny berucap sambil terheran-heran.

Rere pun bingung dan hanya menggeleng tak mengerti.

David, Jerry dan Brian yang sudah berdiri kembali hendak menyerang Rex bersamaan. Tapi guru masuk ke kelas. Dan perkelahian tersebut pun berhenti.

Yang masuk adalah pak Alex. Guru matematika yang galak di mata semua anak-anak.

Semua siswa kembali duduk di tempatnya masing-masing. Dan pak Alex mulai mengabsen. Kemudian ia memulai pelajaran. Setelah menjelaskan beberapa materi. Ia memberikan tiga buah soal di depan papan tulis agar semua anak-anak mengerjakannya.

Kemudian ia memberikan waktu 15 menit agar anak-anak menjawab dan mengumpulkan jawabannya. Setelah 15 menit semua buku sudah dikumpulkan. Dan pak Alex memeriksa semua satu persatu.

Selesai memeriksa semuanya, Pak Alex cukup kaget. Kalau biasanya hanya Rere dan Brian yang paling pandai dan bisa menjawab setiap soal yang di berikan, namun kali ini berbeda. Rex bisa menjawabnya dan jawabanya cukup mencengangkan.

“Rex....” Panggil Pak Alex.

“Iya Pak....” Rex bingung. Biasanya ia tak pernah dipanggil pak alex. Apa kesalahanyaku ya? begitulah pikir Rex.

“Mampus kau....” Ucap Brian dan kawan-kawannya menatap ke arah Rex.

“Ke depan sini”

“Baik Pak”

Rex ke depan dan mendekat di dekat pak Alex.

“Coba kau kerjakan semua soal di depan” perintah pak alex yang membuat semua anak-anak dikelas menjadi ribut dan bingung.

“Sudah. Diam semuanya. Saya cuma mau mengetes saja. Ayo kerjakan Rex”

“Baik Pak”

Semua kembali tenang. Rex mulai menjawab soal di papan tulis. Di soal pertama yang ia jawab dan di tulis juga  di papan tulis sudah membuat semua anak kaget luar biasa. Seorang Rex yang jelas-jelas zero di kelas malah menjawab soal pertama dengan mudah.

Soal kedua ia kerjakan dan ditulis juga jawabannya di papan tulis. Kembali Rex bisa menjawabnya. Membuat semua semakin heran dan bingung. Kok bisa di jawabnya dengan benar.

Hingga ke soal yang terakhir, Rex jawab di papan tulis, tapi papan tulis tak cukup, ia menyeberang ke papan sebelah yang masih kosong untuk menulis jawabannya. Dan kembali semua siswa di kelas tersebut terkejut sambil semua mulut terbuka lebar dan membentuk huruf O bulat.

Bahkan Pak Alex juga tercengang.

“Oke Pak. Sudah selesai saya jawab” Ucap Rex sambil melihat ke arah Pak guru dan teman-teman sekelasnya.

Bersambung...

 

 Yang suka dengan karya ini, ikutin terus kisahnya sampai akhir ya kakak readers semuanya :)

No Plagiat ya. Hargai usaha dan kerja keras seseorang dalam berkarya. Jadi katakan tidak pada meniru karya seseorang dan tidak menjiplaknya. No Plagiat. Makasih untuk yang sudah mampir ya kak. Love you all :)

Karya ini sedang mengikutin lomba, jadi mohon dukungannya terus ya kak.

Cara mendukungnya gampang yaitu :

1. Like semua episodenya / bab-nya ya kak. Dibaca juga semua babnya :)

2. Klik Vote setiap hari ya kak. Khususnya juga hari senin :D

3. Klik Favorite juga ya kak. Jangan dihilangkan yak :)

4. Selalu berikan dukungannya ya kak setiap saat :D plus hadiahnya ya :)

5. Tinggalkan komen ya kak :)

6. Kasi bintang/rate 5 ya kak untuk karya ini sebagai menyukai karya ini dan apresiasi ke karya saya ini.

Makasih semuanya. Dukung terus karya ini ya kakak readers semuanya, biar Author semangat UP ceritanya. Love you all  :)

 

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!