Wajah dan pipi Naomi bersemu merah, Yuki menatap putrinya aneh. Dikiranya saat ini mungkin Naomi sakit.
“Kenapa nak? Apakah sakit? Wajahmu memerah begitu?” Yuki cemas pada putrinya.
Naomi segera mengelengkan kepalanya. Faktanya ia tak sakit. Ia hanya teringat pada sesuatu.
“Benar gak apa-apa?” Yuki memastikan kembali.
Dan Naomi menganggukan kepalanya. Yuki hendak bangkit tapi tangannya di pegang oleh Naomi, sehingga Yuki kembali menatap putriya.
“Ada apa?” Tanya Yuki lembut.
“Mama kok pulang jam segini? Kenapa?”
“Mama mau ambil dokumen penting. Tertinggal dikamar Mama. Dokumen tentang pinjaman uang dari seorang nasabah. Awalnya dokumen dan berkas tersebut di kantor tapi terbawa Mama karena mau memeriksa riwayat pinjamannya. Sekarang mau Mama ambil dan kemudian kembali ke kantor. Naomi baik-baik ya dirumah” Yuki menjelaskan sekalian memberikan pesan ke Naomi putrinya.
“Iya Ma” Naomi paham dan menganggukan kepalanya.
Yuki pun segera berjalan ke arah kamarnya. Kemudian segera mengambil apa yang diperlukannya dan pergi kembali menuju kantor. Kini Naomi kembali sendirian lagi dirumahnya. Karena bosen terlalu lama dirumah akhirnya Naomi pergi mandi dan berganti pakaian. Kemudian dia pergi menuju rumahnya Rex.
Naomi mengetuk pintu dan masuk kerumah. Terlihat kekeknya Rex tertidur di kursi goyangnya. Naomi melangkah menuju kamarnya Rex. Ia pun memanggil Rex.
“Rex....” Panggil Naomi. Tak berapa lama kemudian Rex pun muncul.
“Nao, ada apa?”
“Ailen gimana sekarang?”
Rex menyuruh Naomi masuk dan masuklah Naomi kedalam kamarnya Rex. Dilihatnya Ailen hanya berbaring. Naomi mengalihkan pandangannya ke Rex.
“Ailen baik dan dia hanya butuh berbaring serta mulihkan dirinya.” Rex menjelaskan.
Naomi pun menganggukan kepalanya tanda ia paham. Naomi duduk di atas tikar lusuh Rex yang ada dikamarnya dan Rex pun duduk di sampingnya.
“Seharian apa yang kau lakukan Rex?”
“Hanya belajar dan menjaga Ailen”
“Wow ... sekarang sangatlah rajin ya hehe”
“Kau sendiri?”
“Tak ada. Cuma dirumah seharian karena itu aku kemari” Ucap Naomi.
“Nao, kalau kita bagusin pesawatnya Ailen bagaimana menurutmu?”
“Mungkin susah Rex. Karena kita tak punya bahan-bahannya”
“Coba kau periksa tempat barang-barang bekas rongsokan dan cari beberapa bahan yang cocok. Kali saja ada yang pas” Rex memberikan usul.
“Rex. Kita hanya dua anak SMA. Peralatan tak pun apa lagi bahan-bahan memperbaiki pesawatnya. Bagaimana kalau menunggu para pasukan Ailen yang mencari Ailen. Kalau mereka menjemput Ailen maka lebih baik lagi” Saran Naomi.
“Tapi....” Ada keraguan di diri Rex. Karena pasti Ailen menolaknya. Ailen kan kabur karena takut dijodohkan dan dinikahkan. Kalau di jemput maka sama saja dengan Ailen menerimanya. Tapi kalau disini terus maka yang memburu Ailen akan membahayakan Ailen juga. Rex merasa pusing dan prustasi.
Naomi bisa merasakan kebimbangan di raut wajahnya Rex. Bisa dipastikan Rex sangatlah kebingungan.
“Rex, bagaimana? Apa kau ragu?”
“Ragu sekali Nao. Tapi kalau itu yang terbaik. Maka baiklah. Namun kita tanya kan kembali ke Ailen”
Naomi dan Rex pun setuju dan menganggukan kepalanya. Keduanya sudah sepakat.
Di tempat lain. Dirumahnya Brian.
Alvin Wu sedang menunggu putranya pulang. Ia cukup kesal karena para anak buahnya sama sekali tak menemukan jejak alien tersebut. Jadi dia akan bertanya ke Brian putranya. Saat ini Alvin sedang di ruang tamu dengan segelas kopi hitamnya yang disesapnya. Tak berapa lama kemudian sekitar jam 2 siang pulanglah Brian. Brian pun masuk kedalam rumahnya. Ia hendak langsung ke kamarnya namun Papanya memanggilnya.
“Brian....” Panggil Alvin. Dan Brian pun menoleh ke papanya. Ia melihat papanya duduk dengan santai. Sehingga Brian pun mendekatin papanya dan duduk di dekat sofa di sebelah papanya.
“Iya Pa”
“Kau kenal pemuda ini?” Alvin sudah mencetak gambar yang terlihat di cctvnya berkat bantuan teknisi IT-nya maka gambar Naomi dan Rex pun sekarang ia punya. Dan sekarang hal tersebut di tunjukan ke Brian. Brian mengambilnya dan melihatnya.
“Ini Rex dan Naomi. Mereka satu sekolah dengan ku Pa. Kenapa Pa?”
“Dimana mereka tinggal?”
“Gak tahu Pa. Orang kumuh dan miskin mana mau peduli dan gak mau tahu aku Pa”
“Baik. Kalau begitu Papa mau menemui mereka di sekolah”
“Mereka sedang dihukum Pa. Paling beberapa hari lagi baru di ijinkan ke sekolah”
Brian menjelaskan dan Alvin pun akhirnya paham. Ia lalu menyuruh Brian pergi. Dan Brian pun pamitan dan masuk kembali ke kamarnya. Alvin sedikit kesal karena belum bisa menemukannya. Rasanya sangatlah menjengkelkan. Ia mengirimkan pesan ke Scoot agar Scoot membuat alat pendeteksi agar mereka mudah mencari ailen tersebut. Ia pun meminta Scoot membuatnya segera.
Kemudian ia hendak menyimpan hapenya. Tapi sebuah chat pesan masuk dari Mia. Kekasih gelapnya. Alvin lalu tersenyum. Ia pun membalas kalau akan segera menemuinya.
Alvin bangkit dan berdiri, ia langsung menyambar kunci mobilnya dan pergi. Ia mau menemui wanitanya.
Sampailah Alvin disebuah rumah megah. Salah satu rumah megah di ibu kota besar. Alvin pun dipersilahkan masuk kedalam rumah. Seorang pelayan menghidangkan minuman dan beberapa potong cake di ruang tamu. Kemudian pergi. Mia menyambut kekasihnya dengan senyuman. Keduanya duduk di ruang tamu bersama.
“Dimana putra mu David?” Apa dia tak ada di rumah?” Alvin menatap ke arah Mia dan menaikan sebelah alis matanya. Mia tersenyum kemudian ia beralih duduk di sebelah Alvin. Dan bergelut manja.
“David sedang dirumah Jerry. Jadi kita bebas sayang” Mia menatap ke arah Alvin dan memeluknya. Alvin tersenyum dan mulai merengkuh wajah Mia kemudian terjadilah kecupan bibir. Keduanya dimabuk rasa gairah yang membara. Hingga akhirnya Mia mengajak Alvin masuk kedalam kamarnya. Didalam kamar tersebut keduanya melakukan aksi bejatnya. Bahkan tak peduli lagi kalau mereka bukanlah suami istri namun selalu melakukan hubungan tersebut layaknya suami istri.
Dirumah Jerry.
David dan Jerry sibuk bermain game di tv besar miliknya Jerry. Kedua orang tuanya Jerry yaitu Lea Adams dan Tom Adams saat ini juga berada dirumah. Keduanya sedang di ruang tengah menikmatin kebersamaannya. Keduanya berpeluk mesra.
“Sayang ku, bagaimana kerja sama dengan Alvin? Apakah semuanya baik-baik saja?” Lea Adams bertanya.
“Iya. Semua baik dan aman” Jawab Tom Adams.
“Dan setiap pertemuan kenapa aku tak di ikut sertakan sayang?” Lea ingin sekali di ajak oleh Tom.
“Ini pertemuan Cuma diantara pembisnis sayang. Antara pria.”
“Tapi Mia. Mamanya David selalu di ikut sertakan” Lea merasa selalu tak ada yang beres.
“Hey, istri Scoot juga tak ada kok sayang.” Jawab Tom ke istrinya.
“Julia Anderson maksudmu?”
“Iya tentu saja Julia. Kan Scoot hanya punya satu istri. Dan tak pernah dibawa oleh Scoot”
“Iya tapi kenapa Mia boleh ikut serta di pertemuan kalian?”
“Untuk Mia itu pengecualian sayang. Karena Mia seorang Janda jadi tak ada perwakilan maka dia yang hadir.”
“Iya. Mia seorang janda dan sampai sekarang ia tak menikah lagi”
“Mungkin memikirkan David jadi ia tak menikah lagi” Tom hanya cuek.
“Tapi Papa Brian juga seorang duda” Lea menatap suaminya
“Alvin?” Tom mengkerutkan keningnya.
“Iya. Alvin duda dan Mia janda. Apa kau tak memikirkan sesuatu? Setiap melihat mereka baik itu Alvin dan Mia, aku merasa ada yang aneh” Lea mempunyai sebuah pemikiran gila akan hal tersebut.
Tom melepaskan pelukannya. ia melirik ke arah Lea istrinya sambil menggeleng.
“Kau jangan memikirkan hal yang tidak-tidak Lea. Brian , David dan Jerry berteman akrab dari dulu. Dan untuk Mia dan Alvin aku rasa tidak.” Tom menikmatin minumannya dan kemudian diletakkan kembali di atas meja di dekat tempat duduknya.
“Aku hanya merasa aneh saja. Dan Mia itu masih cantik plus janda kaya lagi. Eh, kau tak tergiur dan tak tergoda dengannya kan Tom. Awas saja kalau kau ada main dengan Mia atau yang lainnya” kecam Lea pada suaminya.
Tom hanya menghela nafas panjang dan memutar kedua bola matanya dengan malas. Ia sedikit kesal pada istrinya yang menuduhnya dan menegurnya atau memberi kecaman padanya seperti itu padahal Tom tak pernah punya niat begitu. Namun Tom juga berpikir tentang argumen Lea istrinya. Kenapa Mia selalu dihadirkan dan tak diwakilin saja. Mungkin karena ia tak bersuami. Mungkinlah pikir Tom. Tapi benar juga kata istrinya. Gelagat dan kelakuan Alvin dan Mia emang selalu agak aneh dan beda. Bahkan Tom sendiri bisa lihat tatapan mata Alvin ke Mia agak beda. Seperti ada sesuatu begitu.
Jerry dan David sudah cukup lama bermain. Akhirnya David pamitan. Namun Jerry mencegah, tapi David tetap ingin pulang saja. David pun menuju ke raha Tom dan Lea.
“Om ... Tante ... David pamitan mau pulang.” Ucap David kepada kedua orang tuanya Jerry.
Bersambung....
Jangan lupa kasi bintang/rate 5 nya ya plus hadiah-hadiahnya ya :)
Klik like, klik vote, klik favorite dan kasi komennya ya :D
Thanks. Love you all :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Rinjani Asa
yok lanjut yok, si silent gak mau di jodohin, mau nyari sendiri aja jodohnya 🤣🤣🤣🤣
lanjut cinta 😍😍😍🥰💪
2021-11-21
1
Bawang
Bapak sama anak kelakuannya agak2 ya kak 🙈🙈
Lanjoooet beb seru 💃🏻💃🏻💃🏻
2021-11-21
1
Bhayu Indah Lestari
Yuk... lanjut..
semangat cinta...
2021-11-20
1