Bibir Naomi mengecup pipinya Rex sebelah kanan. Untuk seketika keduanya terdiam dan detik berikutnya keduanya kaget dan saling menjauhkan diri selanjutnya berteriak.
(Ciumannya di pipi yak. Bukan bibir. Hayo para pembaca lagi mikir apaan hahaha. Author terkekeh).
“Aaaaaaa....” Naomi dan Rex berteriak bersamaan. Dan Ailen malah kaget juga menatap keduanya.
(Hahaha ... Author mau kekeh dulu yak, soalnya membayangkannya juga Hahaha :D)
Naomi refleks memukul-mukul bahu dan pundaknya Rex. Rex mengaduh kesakitan. Soalnya Naomi pandai bela diri jadi tentu saja hal tersebut menyakitin badan Rex. Rex meminta Naomi menghentikan tindakannya. Syukurlah akhirnya Naomi berhenti.
“Apa yang kau lakukan Rex?” Naomi kaget sekaligus di hatinya merasakan debaran yang tak karuan.
“Hey, kau berlebihan Nao. Aku hanya membangunkanmu. Ini sudah larut malam. Pulang lah. Tak tahunya malah terjadi....” Rex tak jadi meneruskan perkataannya.
“Stop....” Naomi tak mau dengar. Naomi berdiri dan Rex pun sama. Naomi melihat ke arah Ailen.
“Kau sudah tak apa-apa Ailen?” Tanya Naomi.
“Aku akan istirahat dan memulihkan diriku Naomi” Ailen tersenyum.
“Baiklah. Aku pulang kalau gitu” Naomi pamitan dan Ailen pun menganggukan kepalanya.
Naomi berjalan keluar rumah dan Rex mengikutin sampai di pintu luar. Di depan pintu luar, Naomi kembali menatap ke arah Rex. Rex dan Naomi jadi agak sedikit canggung.
“Aku pulang ya Rex” Ucap Naomi.
“Iya.” Jawab Rex tapi perutnya malah berbunyi keroncongan. Ia laper. Hehehe... Naomi melirik ke arah Rex. Ia lalu tersenyum. Rex jadi malah malu. Suara perut Rex yang lapar malah membuat suasana mereka hilang kecanggungannya.
“Sebentar.”Ucap Naomi. Ia berlari dan beberapa detik kemudian Naomi memberikan dua bungkus roti ke tangannya Rex. Tadi Naomi berlari kearah sebuah toko roti yang tidak jauh dari deretan rumah mereka. Kemudian Naomi kembali ke arah Rex.
“Makanlah. Selamat malam Rex” Naomi pamitan dan pulang setelah memberikan dua bungkus roti ke Rex.
“Iya. Selamat malam” Rex tersenyum.
Kini Naomi sudah dirumahnya dan ia pergi istirahat. Dan Rex kembali masuk rumah. Ia menatap dua bungkus roti di tangannya dan memakannya. Naomi memang teman yang baik ucap Rex dalam hatinya. Malam semakin larut dan Rex pun pergi tidur.
***
Esoknya.
Rex seharian dirumah. Kakeknya di rumah merasa heran karena saat sarapan bersama Rex tak langsung ke sekolah malah mengambil makanan kembali dan masuk kedalam kamar. Padahal ia sudah makan bersama dengan kakeknya saat saparan. Tapi kok malah bawa makanan lagi kedalam kamar. Dan karena Rex tak kunjung juga keluar setelah seharian, akhirnya kakeknya mendatangi Rex dan memanggil di depan kamarnya Rex.
“Rex....” Panggil Kakeknya Dicky Han. Namun tak ada jawaban. Kakeknya sudah hendak masuk namun seketika Rex muncul di depan kamarnya. Ia tak mau kakeknya melihat Ailen yang lagi terbaring di tempat tidurnya.
“Iya Kek ....” Rex muncul dan tersenyum ke arah Kakeknya.
“Kau tak ke sekolah kah? Seharian malah dikamar saja?”
“Tidak Kek. Aku kenak hukuman. Maaf kek” Rex menundukan kepalanya.
Kakeknya hanya menghela nafas panjang.
“Kau tak dikeluarkan kan?”
“Tidak Kek. Setelah masa hukuman selesai aku akan sekolah kembali. Begitu kata guruku” Rex menggelengkan kepalanya.
Kakeknya bernafas lega.
“Baiklah, asal kau merenungkan kesalahanmu dan mau memperbaiki maka tak apa. Jangan berulah lagi. Kalau ada apa-apa pun harus bilang ke kakek” Dicky Han menatap cucunya dan mencoba agar cucunya mau mengatakan apa pun padanya.
“Iya kek” Rex tak bisa terus terang akan semuanya pada kakeknya. Biarlah kakeknya tak perlu tahu banyak hal. Rex takut kakeknya nanti cemas. Jadi Rex memilih diam saja.
Dicky Han pun bergerak ke arah kursi goyangnya dan ia pun duduk di kursi goyangnya. Sambil mendengarkan radionya yang sudah tua. Sama tuanya dengan umurnya. Syukur saja masih dapat digunakan.
Rex kembali masuk ke dalam kamarnya.
Di rumah Naomi.
Naomi awalnya tak mau mengatakan apa pun pada Mamanya. Syukur saja setelah sarapan bersama Mamanya langsung pergi kerja. Jadi Naomi hanya dirumahnya seharian sendirian. Kadang ia main game di kamar. Saat bosan akan ke dapur makan atau nonton tv diruang tengah. Lalu latihan gerakan bela diri di daerah tempat ruangan lain yang khusus untuk olah raga dirumah. Tapi di pakai Naomi untuk melatih bela dirinya.
Namun saat siang hari, saat Naomi hendak mengambil sesuatu dari dapur Mama Naomi tiba-tiba pulang dan masuk ke dalam rumah. Bahkan berpapasan dengan Naomi di dapur. Yuki Yamaguci alias Mamanya Naomi, menatap heran ke arah putrinya yang saat ini di dapur.
“Naomi....” Panggil Yuki Yamaguci.
Naomi menoleh dan ia kaget. Ini masih tengah hari kenapa Mamanya sudah dirumah. Bukankah biasanya Mamanya pulang saat jam 5 sore.
“Mama....”
“Kenapa kau sudah dirumah dan masih pakai baju tadi pagi? Apa kau tak sekolah Naomi?” Tatap sang Mama. Naomi sudah menundukan kepalanya. Roti selai yang hendak dimakannya tak jadi dimakan dan diletakkannya di atas meja di dekat dapur.
Yuki menatap putrinya Naomi dengan tatapan kesal. Ia menarik tangannya Naomi dan membawanya duduk di sofa tamu. Kini keduanya duduk di sofa dan saling berhadapan. Hanya saja Naomi menundukan kepalanya.
“Maaf Ma” Hanya itu yang bisa Naomi ucapkan.
“Mama minta penjelasan” Yuki menuntut penjelasan pada putrinya.
Naomi pun akhirnya menceritakan kejadian perkelahian disekolah dan hukuman yang diterimanya bersama Rex. Hanya sebatas itu yang diceritakan oleh Naomi bukan yang lainnya. Hal lainnya ia sembunyikan.
“Ya ampun Naomi. Kau ini anak perempuan. Jangan hanya berkelahi yang kau tahu. Kau boleh membela Rex tapi bukan harus menghajar teman yang lain. Panggil guru dan selesaikan dengan baik-baik” Ucap Mamanya.
“Ma, Brian dan teman-temannya tidak akan mempan digitukan. Ini saja mereka lepas dari hukuman. Masak hanya aku dan Rex yang kena hukuman. Sungguh tak adil” Naomi merasa kesal setiap mengingat hal tersebut.
“Naomi...” Yuki meraih tangan Naomi dan mengelusnya lembut.
“Kau ini kan seorang perempuan. Sikap tomboimu hilangkan lah nak. Mama tahu bela dirimu penting. Karena almarhum kakekmu mengajarkan untuk membela diri. Tapi kau juga seorang anak perempuan. Berperilakulah sedikit lembut. Jangan tomboi. Rambutmu juga jangan selalu dikucir ekor kuda terus. Dari dulu seperti itu. Apa tak mau lebih lembut dan feminin. Mana tahu suatu hari Naomi suka pada seorang pemuda. Jika dia melihatmu seperti ini nak yang ada pemuda itu takut karena anak mama terlalu garang” Yuki memeluk Naomi dan memberikan pengertian.
“Susah Ma...” Naomi berucap dipelukan Mamanya.
Yuki melepaskan pelukannya. Ia tersenyum.
“Suatu saat kalau Naomi jatuh cinta maka akan paham maksud Mama”
“Cinta....?” Naomi mengerutkan keningnya.
Cinta seperti apa? Naomi belum paham. Ia hanya tahu cinta kasih seorang ibu pada anaknya. Cinta kasih keluarga dan teman. Yang lain belum ia pahami. Namun saat Mamanya berkata jatuh cinta pada seorang pemuda, entah bagaimana pikiran Naomi teringat pada Rex. Ia jadi teringat kecupan di puncak keningnya sewaktu awal Rex mengecupnya. Atau kecupan yang tak sengaja terjadi saat bibir Naomi menyentuh pipinya Rex. Kecupan yang tak sengaja itu malah membuat sesuatu aneh dihatinya. Kecupan itu teringat kembali oleh Naomi dan jantung Naomi berdebar tak karuan kembali. Ia pun kembali teringat sehingga wajahnya bersemu merah.
Bersambung....
Hayo ... siapa tadi sempat mikir Naomi dan Rex berciuman di bibir. Hahaha ... kagak ya. Maaf permisah, anda semua salah sangka hehe :D
Jangan lupa kasi bintang/rate 5 nya ya plus hadiah-hadiahnya ya :)
Klik like, klik vote, klik favorite dan kasi komennya ya :D
Thanks. Love you all :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
mothur
bahaya nih kalo polos
2022-01-25
1
Rinjani Asa
Heemmm kena prank deh
jadi kapan ciuman di bibir? 😘😘😂😂😂
2021-11-21
1
Bawang
Aku kena prank 🥲🥲🥲
Wkwkwk, lanjuut trooos cinta 😘
2021-11-20
1