“Rex, mau ikutan main basket juga gak?” Ajak Pelatih Jo pada Rex.
Rex dan Naomi jadi saling pandang.
“Gimana Rex mau kan?” Tanya pelatih Jo kembali ke Rex.
“Maaf Pak, saya mau fokus belajar aja. Sekali lagi maaf Pak” Rex menolak secara halus.
“Pikirkan lagi ya Rex, kalau setuju langsung jumpai Bapak ya.” Pelatih Jo menepuk pundak Rex dengan pelan, kemudian ia kembali lagi ke lapangan bakset untuk melatih anak-anak tim basketnya.
Naomi dan Rex kemudian pergi. Rex berjalan hendak memasuki kelasnya dan Naomi juga begitu. Sesekali Naomi melihat ke arah Rex. Ia ingin tahu kenapa Rex menolak jadi anggota tim basket. Bukankah jadi anggota basket itu keren ya. Lalu kok ditolak ya? keluh hati Naomi. Ingin sekali ia katakan. Namun bingung memulainya.
Rex menoleh ke Naomi seakan tahu kalau ada yang hendak di sampaikan Naomi. Rex pun bertanya ke Naomi sebelum mereka benar-benar masuk ke kelas masing-masing.
“Nao, ada yang mau kau sampaikan” Rex memandang ke arah Naomi.
“Hem, kenapa kau menolak masuk ke tim bakset Rex. Bukannya bagus kalau kau gabung ke tim basket. Bisa jadi makin terkenal hehehe” Naomi terkekeh dibagian akhir katanya.
Rex menggelengkan kepalanya. Naomi mengerutkan keningnya. Ia nampak bingung dengan Rex.
“Aku tak mau Nao. Aku mau fokus belajar saja. Aku mau membuat kakek bangga Nao.”
“Bukannya menjadi anggota bakset juga suatu kebanggaan Rex bahkan suatu prestasi”
“Tidak. Aku mau fokus belajar saja. Prestasi dalam belajar lebih aku utamakan.”
“Oh”
Naomi hanya mengangguk akhirnya. Dan sampailah mereka di depan kelasnya Rex. Sebelum Naomi masuk ke kelasnya, Rex kembali memanggil Naomi.
“Nao....” Naomi berbalik dan melihat ke arah Rex.
“Hem, apa?”
“Nanti Rere akan ulang tahun, beberapa hari lagi lah itu. Jadi nanti kau datang bersama ku ya. sekalian temanin aku cari kado untuk Rere. Oke. Atau sehabis pulang sekolah saja kita cari bersama” Rex menatap Naomi sambil berkata dengan wajah cerah serta senyum cerah.
Kembali Naomi terdiam dan merasakan nyut di hatinya. Tapi ia masih bingung dan tak menyadari. Hanya yang dia tahu kalau ia tak suka dan kesal. Seketika wajah Naomi berubah suram.
“Liat ntar deh” Jawab Naomi dengan sedikit ketus. Ia lalu langsung masuk kelasnya. Dan Rex juga masuk ke kelasnya.
Mereka semua kembali belajar. Waktu terus berputar hingga akhirnya jam pulang tiba. Akhir-akhir ini Brian dan teman-temannya tak mengganggu Rex lagi. Gak tahu kenapa. Mungkin lagi malas cari ribut kali. Semua siswa pulang ke rumahnya masing-masing. Rex menuju kelas Naomi dan mengajak pulang bersama.
Saat keduanya berjalan bersama ke halte bis, tak tahunya Rere lewat dan tersenyum ke Rex melalui kaca mobilnya melihat ke arah Rex sambil melambaikan tangannya. Rex pun ikut tersenyum dan membalas lambaian tangannya Rere. Naomi di samping Rex merasa sangat kesal. Ia mempercepat langkahnya. Saat sadar Rex malah ditinggal Naomi. Rex segera mengejar Naomi.
Saat sudah naik bis, Rex dan Naomi duduk bersebelahan. Rex banyak bercerita tentang Rere yang baik, manis, cantik, pintar dan ramah. Semua yang baik di diri Rere di ceritakannya oleh Rex. Wajah Naomi semakin masam dan hatinya sangat kesal.
Rex malah tak paham dengan Naomi yang nampak kesal sekali.
“Nao, kau dengar kan?”
“Sudahlah Rex. Jangan sebut-sebut Rere dihadapanku”
“Kenapa? Kau benci Rere kah?”
“Bukan. Tidak begitu. Tapi Rex....” Naomi menoleh ke Rex.
“Apa?”
“Kau sangat menyukai Rere kah?”
“Iya. Sangat suka. Dari pertama kali sekolah di SMA kita, aku udah jatuh hati pada Rere. Sudah hampir dua tahun ini aku menyukainya. Dari dulu hanya ku simpan perasaanku ini. Kau kan sudah tahu kalau aku suka sama Rere dari dulu” Rex ngomong sejujurnya. Dan Naomi emang sudah tahu hal itu. Ia hanya ingin memastikan saja. Wajahnya Rex sangat lah cerah dan bahagia saat membicarakan Rere.
Naomi seketika bukan hanya kesal tapi juga sedih.
Rex mengajak Naomi turun di sebuah tempat. Turunlah mereka dari bis. Di sebuah pusat kota, sebuah mall. Kesana lah mereka berjalan masuk ke mall tersebut. Rex sengaja menarik dan membawa naomi. Naomi sebenarnya merasa ogah-ogahan tapi Rex yang membawanya dan menarik tangannya. Akhirnya masuklah mereka berdua ke sebuah toko pernak pernik segala macam di jual.
Rex menolah ke Naomi.
“Nao, kira-kira hadiah apa yang harus ku beli untuk Rere ya?”
“Rex, aku tak begitu tahu apa kesukaan Rere. Hadiahkan apa saja lah”
“Jangan begitu Nao. Ini harus spesial.”
Naomi memutar kedua bola matanya dengan malas dan membuang pandang ke arah lain. Seorang pegawai wanita datang dan memperhatikan kedua remaja tersebut.
“Mau cari apa dik?”
“Mau cari kado ulang tahun untuk cewek bagusnya apa ya kak?” Rex bertanya dengan sopan karena mengira si pegawai lebih tua darinya.
Si pegawai wanita tersenyum ramah.
“Mungkin dompet cantik ini akan bagus dik” ia memperlihatkan sebuah dompet cantik yang tentunya sangat mahal.
“Berapa ini kak?” Tanya Rex.
“Murah kok dik. Cuma 15 juta aja”
“Hah? 15 juta?” Rex dan Naomi saling pandang. Sungguh mahal hanya untuk sebuah dompet. Tapi jika itu dari merek terkenal bisa saja seh.
Rex tak punya uang segitu. Saat ini di sakunya paling ada Cuma beberapa rupiah saja. Ia tertunduk sedih.
“Nanti kita pikir-pikir dulu ya mbak. Permisi” Naomi segera pamitan dan membawa Rex serta keluar dari toko.
Ia menepuk pundak Rex dengan perlahan hingga Rex melihat ke arahnya.
“Lupakan saja dompet itu. Beli boneka saja. Teddy bear ada yang harga 35 ribu saja. Kalau mau yang mahalan ada 50 ribu atau 100 ribuan.” Ucap Naomi kemudian ke arah Rex.
Rex menggelengkan kepalanya. Rere itu bukan anak-anak yang harus dibelikan boneka. Begitulah pikir Rex kemudian. Ia berjalan lemas keluar mall. Mereka kembali ke halte bis dan menunggu bis. Naomi terus melihat ke arah Rex, bahkan sampai mereka sudah naik bis dan menuju pulang Rex masih saja termenung diam. Naomi jadi tak tahan melihat wajah sedih Rex.
“Kenapa?”
“Hanya sedih tak bisa belikan yang bagus untuk Rere”
“Dikasi boneka saja, pasti Rere suka. Soalnya dia kan cewek, pasti suka boneka.”
“Aku mau ngasih yang spesial Nao. Kalau boneka apalagi murah pasti tak sebanding dengan diri Rere yang dari anak orang kaya.
“Kau tahu siapa orang tuanya Rere”
Rex menggelengkan kepalanya. Sejujurnya ia tak tahu. Cuma semua orang sudah tahu kalau Rere itu anak orang kaya. Naomi menghela nafas panjang. Kenapa malah rumit sekali seh cuma kasi kado saja. Kan asal kita tulus, mau kado apa pun itu kan tetap baik. Pikir Naomi dalam hatinya. Kalau ia dikasi boneka pun oleh Rex pasti mau saja bahkan senang pun. Begitulah kata hati Naomi.
“Oh iya. Kau ikut basket saja.” Naomi memberikan usul kemudian.
“Sudah ku bilang, aku gak mau Nao. Aku mau fokus belajar.”
“Tapi kau bilang mau belikan kado untuk Rere. Aku dengar pelatih Jo mau melatih anak bakset untuk sebuah lomba gitu. Hadiahnya selain piala dan penghargaan juga ada uang tunainya. Ikut saja Rex”
Rex langsung menoleh ke Naomi. Matanya langsung melebar dan cerah senyumannya.
“Serius Nao. Kalau gitu aku mau ikut main basket. Esok aku mau jumpai pelatih Jo” Rex langsung berubah pikiran. Hahaha. Kalau sudah ngomong cinta dan cewek yang disukainya maka bisa merubah seketika yak :D
Naomi langsung mencibir. Ia mengejek Rex yang tiba-tiba berubah pikiran. Dasar ababil. ABG labil. Keluh Naomi dalam hatinya.
Tak terasa mereka telah sampai didekat rumahnya. Rex dan Naomi turun dari Bis. Saat baru saja turun dari bis, kebetulan seorang pria dewasa tak sengaja bertabrakan dengan Rex. Rex dan Naomi hampir jatuh tapi Rex yang refleks langsung memegangi Naomi agar tidak jatuh. Ia pun menahan tubuh Naomi agar seimbang. Sedangkan Ia juga menahan dirinya. Tapi malah pria dewasa tersebut yang jadi jatuh.
Rex dan Naomi yang sudah berdiri tegak langsung melihat orang yang jatuh tadi. Rex membungkuk dan mengulurkan tangannya untuk membantu pria tersebut. Pria tersebut gagah dan cukup tampan. Ia melihat ke arah Rex. Dan sungguh kagetnya ia melihat ke arah Rex. Karena saat Rex hendak membantunya, sebuah kalung Rex yang biasanya ia pakai dilehernya dan selalu tertutup baju seragam sekolahnya malah kini menyembul keluar. Pria tersebut menatap terpana dan kaget ke arah Rex. Karena uluran tangan Rex tak kunjung di sambut, akhirnya Rex segera saja memapah Pria tersebut dan membantunya berdiri.
Kini mereka sama-sama berdiri. Namun si pria tersebut terus menatap ke arah Rex. Rex dan naomi jadi bingung. Mereka malah jadi heran dengan pria tersebut yang hanya diam menatap Rex.
“Om eh Paman apa Tuan ya, Maafkan kami yang tak lihat-lihat. Anda tak apa-apa kan? Rex bertanya ke pria tersebut.
Namun si pria masih terdiam terpaku menatap Rex.
“Itu apakah kalung mu? Benar punyamu? Siapa kau sebenarnya?” Tanya Ahmed. Ya pria tersebut adalah Ahmed namanya.
Rex bingung dan Naomi pun sama. Rex dan Naomi jadi kebingungan dan heran dengar pertanyaan Ahmed tersebut.
Bersambung....
Hohoho ... Siapakah itu Ahmed??? Kenapa Ahmed begitu terkejut melihat Rex ya??? Kira-kira ada apa ya???
Saksikan bab selanjutnya ya :D
Jangan lupa kasi bintang/rate 5 nya ya plus hadiah-hadiahnya ya :)
Klik like, klik vote, klik favorite dan kasi komennya ya :D
Thanks. Love you all :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Bhayu Indah Lestari
semangat cinta akuh .. 😘
2021-11-30
1
🧭 Wong Deso
Lanjut
2021-11-26
1
Manami Slyterin
lanjutz
2021-11-26
1