"Elu jangan macam-macam ya Paijo! Mentang-mentang mami lagi patah hati. Jangan lu manfaatkan kebaikan mami dong!" Ucap Bella dengan ketus.
Topan menoleh kebelakang dan menatap Bella yang memasang wajah tidak suka kepada dirinya.
"Maaf non, macam-macam yang bagaimana ya non?" Tanya Topan, berpura-pura bodoh.
"Itu, pakai segala ke Mall berdua lagi. Gila lu ya Paijo!"
"Saya kan diminta untuk mengantarkan non."
"Tapi, mami kan sudah punya supir sendiri...."
"Non cemburu?" Celetuk Topan, seraya tersenyum geli dari balik kemudinya.
"Hah! Apa lu bilang?" Bella tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Non cemburu?" Tanya Topan lagi.
"Eh, cemburu dari Hongkong! Gak usah kepedean lu ya Masteng!"
"Ya.... saya kan nanya...."
Bella terdiam dan melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil itu.
"Kepedean... gue pecat juga lu," Gumam nya.
"Jangan dong non,"
Bella mengerutkan keningnya, ia tidak menyangka bila Topan mendengar apa yanh baru saja ia gumam kan.
Mobil yang mereka tumpangi, memasuki halaman kampus Bella. Bella memilih untuk langsung turun saja, tanpa mengikuti Topan yang mencari tempat untuk memarkirkan mobil.
"Gue gak usah ikut ke parkiran," Ucap Bella.
"Ok non," Topan menepikan mobil tersebut dan di susul Bella yang turun dari mobil tersebut. Lalu, Topan sendirian mencari lahan parkir.
Bella mengeluh saat ia menatap mobil nya yang melaju ke arah parkiran.
"Dasar, Masteng! Kepedean! Sok ganteng! Ishhhh..." Gumam nya, seraya bergidik geli.
....
"Berta, sarapan dulu.." Pongki membawa makanan di atas nampan, yang ia bawa ke kamarnya untuk Berta yang sedang asik dengan ponselnya.
Berta melirik tajam, tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Pongki meletakkan makanan itu di atas meja nakas dan duduk di tepi ranjang.
"Mau di suapin?" Tanya Pongki sambil memijat kaki Berta.
"Apaan sih!" Berta menarik kakinya dan beranjak dari ranjang itu.
Dengan tatapan kecewa, Pongki menatap Berta yang menghindari dirinya.
"Berta..."
Berta tidak mengacuhkan Pongki, ia bergegas akan keluar dari kamarnya.
Pongki mengejar Berta dan memeluk Berta dengan erat. Tanpa kata, terlihat jelas penyesalan yang ia rasakan terhadap semua yang telah terjadi.
"Lepaskan aku Pongki!"
Pongki bergeming, ia semakin mempererat pelukannya di tubuh Berta.
"Ka-ka-kau ingin aku mati? Aku tidak bisa bernafas!"
Saking eratnya pelukan Pongki, membuat Berta nyaris tidak bisa bernafas.
Pongki melonggarkan pelukannya dan terus memeluk Berta, masih tanpa sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya.
"Pergilah bersama Anna. Aku ikhlas kau bersama dengan nya."
Pongki melepaskan pelukannya, matanya memerah dan bibirnya bergetar.
"Tidak," Ucapnya.
"Apa pun alasan mu, kau sudah menghianati pernikahan kita. Kalau kau bisa berselingkuh, tandanya kau tidak mencintai aku." Tegas Berta.
"Aku tidak mencintai dia Berta. aku hanya iba!"
"Iba? Lalu menikahi?" Berta tertawa muak, ia menggelengkan kepalanya, tanda ia bosan dengan alasan yang ia dengar tersebut.
"Aku sudah menjelaskan kepadamu. Aku terpaksa menikahi dia setelah orang desa mendesak kamu."
"Lalu kau mau? Kenapa kau tidak pergi saja dari sana? Mengapa kau sanggupi? Apakah kau tidak memikirkan perasaan ku bila aku tahu? Lagi pula, apa kau pikir pernikahan kalian sah dimata agama, tanpa seizin ku? Kalian berzina! Aku tidak ridho!"
Pongki terdiam.
"Apa pun alasan mu, tidak ada pembelaan untuk mu. Kau salah, akui saja salah."
"Aku mengakui, aku salah."
"Ya sudah, mari kita bercerai!" Tegas Berta.
"Tidak."
Berta menghela nafas panjang. Ia benar-benar merasa lelah berdebat dengan Pongki yang egois.
"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu. Aku mencintai kamu, dan ingin selama nya dengan mu. Aku akan menceraikan Anna secepatnya."
Pongki beranjak keluar dari kamar itu dan bergegas untuk pergi ke apartemen Anna.
Berta terdiam, ia masih sangat mencintai Pongki. Namun, ia tidak bisa memaafkan penghianatan yang telah Pongki lakukan terhadap pernikahan mereka. Berta duduk diatas ranjang dan memegangi dadanya yang terasa sesak. Lalu, ia menangis di dalam diam nya.
Sedangkan di luar, Pongki memanggil bodyguard nya dan meminta bodyguard nya menyetir untuk dirinya, ke apartemen Anna. Ia sudah bertekad untuk melepaskan Anna dan memilih melanjutkan pernikahan nya dengan Berta. Tetapi, baru saja mobil itu akan meninggalkan halaman rumahnya. Pongki baru teringat, bila harus ada saksi dalam menceraikan seorang istri. Meskipun itu istri sirinya.
Pongki meminta bodyguard nya berhenti dan kembali masuk kedalam rumahnya. Lalu, ia beranjak ke kamar mencari Berta.
"Berta," Panggilnya saat dirinya membuka pintu kamar tersebut.
Berta terkejut dan langsung mengusap air matanya yang membanjiri pipi nya. Lalu, ia membuang pandangannya nya ke sudut ruangan tersebut.
"Ayo ikut aku," Ucap Pongki seraya menarik tangan Berta.
"Gak mau!" Pekik Berta.
"Ayo.. sebentar saja.."
"Gak!" Berta memberontak dan mencoba melepaskan cengkraman tangan Pongki di pergelangan tangan nya.
Pongki tidak sabar, ia menggendong tubuh Berta dan membawanya ke luar.
"Lepas!" Pekik Berta sambil meronta-ronta dari gendongan Pongki.
Pongki bergeming dan memasukan Berta ke dalam mobilnya.
"Kurang ajar kau Pongki! Pemaksaan kau!" Hardik Berta.
Pongki tidak bereaksi. Ia terus memegangi tangan Berta dengan erat. Berta terpaksa diam, setelah mobil itu beranjak meninggalkan kediaman nya.
...
"Duhhh... si Masteng kemana sih?" Keluh Bella, sambil mencari sosok Topan yang tidak terlihat di halaman parkir yang begitu luas.
"Tahu begitu, aku meminta nomor ponselnya, jadi aku tidak perlu capek-capek mencari dia di halaman parkir seluas ini," Keluh nya lagi.
Bella berjalan dengan bungkusan berisi Toga yang akan ia kenakan di hari wisuda S2 nya, di halaman parkir yang luas itu. Matanya terus mencari sosok Topan dan mobil miliknya.
"Hhhhhh... si Masteng ini! Pasti dia parkir di berkalang. Jauh tau gak!" Keluh nya lagi. Semenjak Topan bekerja untuk dirinya, Bella kerap kali mengeluh karena Topan. Bella pun memutar ke belakang kampus itu, untuk mencari Topan dan mobilnya.
"Iya komandan, siap!" Ucap Topan yang sedang berada di dalam toilet Pria. Setelah itu, ia menekan tombol flush dari closet yang berada di dalam bilik toilet tersebut dan beranjak keluar. Saat ia keluar, ia terkejut melihat sosok tegap yang ia kenal. Dia adalah Andrean yang selama ini memata-matai dirinya. Tentu saja, Andrean mendengar semua pembicaraan Topan dengan komandan dan team nya.
Saat itu juga, Andrean melayangkan tinju nya kearah wajah Topan. Tetapi, Topan berhasil menghindarinya. Ia mendorong Andrean yang bertubuh besar hingga lelaki itu terjungkal di atas lantai. Lewat alat komunikasi nya yang selalu berada di balik bajunya, Topan memanggil team nya yang selalu berada di sekita dirinya.
"Mayday mayday! Butuh bantuan! Kucing menyerang tikus!" Ucap nya memberikan kode kepada team nya.
Dari luar, beberapa orang bertubuh tegap, yang merupakan rekan seprofesi Topan langsung turun menuju ke toilet Pria, untuk membantu Topan.
Andrean bangkit dan memukul Topan. Topan pun terkena di bagian pelipisnya yang membuat dirinya agak nanar. Ia tersandar di pintu toilet dan terus melawan Andrean. Mereka pun bergumul di lantai toilet tersebut. Topan yang tidak memiliki alat bela diri apa pun, agak kesulitan melawan Andrean. Tenaga Andrean begitu kuat dan sangat sulit untuk di bekuk.
"Sudah ku duga kau polisi!" Ucap Andrean yang mencekik Topan.
Topan terdesak dan menahan tangan Andrean yang kekar, yang tengah menekan lehernya begitu kuat. Lalu, Topan mengangkat dengkul nya dan mengarahkan ke antara dua kaki Andrean.
"Aaaaaaa!" Andrean merasakan sakit yang luar biasa di antara dua paha nya. refleks, ia melepaskan cengkraman tangan nya dari leher Topan. Saat itu juga, empat orang team Topan datang dan membekuk Andrean.
"Bawa dia! Jangan lepaskan dia sebelum misi selesai!" Perintah Topan.
"Baik ndan!" Ucap anak buah Topan.
Topan bangkit dari atas lantai dan mengusap lehernya dan wajahnya yang terasa sakit. Lalu, ia menghela nafas panjang dan terlihat marah dengan dirinya sendiri.
"Bodoh! aku bodoh sekali! Mengapa aku lupa kalau lelaki itu selalu mengikuti aku!" Sesal nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
ariyatti
ampun dah ,misi baru dimulai udah ketahuan sama si Andrean...
2021-11-24
2
Yayah
selamat selamat semangat yah topan pasti kamu bisa
2021-11-24
1
oh_nananana
pyuuh kirain mau kalah
2021-11-24
1