"Good morning non," Sapa Topan, kepada Bella yang baru saja membuka pintu mobilnya pada pagi ini.
"Astagaaaa!" Pekik Bella saat melihat Topan sudah duduk di balik kemudi mobilnya.
"Eh Masteng! Ngapain lu disini!"
"Ya nyupirin non Bella dong," Ucap Topan seraya mengangkat kedua alisnya dan menjilat ujung tangan nya dan menyapukan nya ke rambut nya yang berantakan.
"Ya ampuuunnn... daddddddddddd...!" Bella berteriak memanggil Pongki.
Pongki yang sudah bersiap untuk ke kantor pun bergegas menuju halaman depan dan melihat Bella dengan keningnya yang berkerut.
"Ada apa sih?"
"Ini Masteng ngapain disini? Bukan nya dia sudah daddy pecat?" Tanya Bella.
"Masteng?" Tanya Pongki dengan wajah yang bingung.
"Iya Masteng, mas-mas tengik!"
"Ya ampun Bella... nama dia Paijo loh.."
"Mau namanya Edward Collin kek, Leonardo Dicaprio kek, Jhonny deep kek atau siapa saja, tetap saja nama yang cocok sama dia itu Masteng! Alias Mas-Mas tengik. Daddy lihat sendiri saja, gayanya aja tengik, apa lagi bau nya.. ihhh.... " Bella bergidik seraya memandang Topan.
Topan mengulum senyumnya dan mencoba mengendus bau badan nya.
"Gak tengik ah bau nya. Harum kok, coba cium deh non, saya sudah pakai parfum harum bunga kamboja,"
"Najis gue nyium lu," Bella kembali bergidik.
"Bella, bagaimana pun dia manusia, tidak pantas kamu berkata seperti itu!" Bentak Pongki.
Bella terdiam, begitupun dengan Topan. Topan terus menatap Pongki yang bersikap diluar dugaan nya.
"Minta maaf sama dia," Perintah Pongki.
"Tapi dad..."
"Tidak ada tapi-tapi! Dia manusia! kamu bisa dihargai bila kamu bisa menghargai orang lain! Daddy tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap seperti ini kepada orang lain, sekalipun dia orang yang bekerja dengan kita Bella!"
Bella terhenyak, ia pun mulai merasa bersalah dengan apa yang ia ucapkan kepada Topan.
"Cepat minta maaf!"
"I-i-iya dad," Bella menatap Topan dengan ekspresi wajah yang cemberut.
"Maaf," Ucap Bella.
"Tidak begitu meminta maaf, Bella! Lakukan yang layak!" Pongki tampak emosi dengan sikap Bella.
"Iya... iya...!" Bella kembali menatap Topan dan meminta maaf dengan ekspresi wajah yang datar
"Masteng, maafkan gue ya.."
"Masteng? Brad Pitt non..."
"Au ah...! Kepedean lu!" Ucap Bella seraya beranjak masuk kedalam kursi penumpang.
Topan tersenyum tipis, lalu ia memasang sabuk pengaman nya.
"Pak bos, Brad Pitt berangkat dulu," Ucap Topan.
Pongki hanya tersenyum dan mengangguk dengan perlahan.
Mobil itu pun langsung beranjak dari hadapan Pongki yang juga mulai memasuki mobil miliknya.
Di jalan, Topan terus menatap Bella yang duduk tepat dibelakang nya. Bella tampak acuh kepada dirinya sambil mendengarkan musik dari ear phone yang terselip di telinga nya. Hanya dengan cara melirik Bella lewat spion tengah saja, Topan dapat menikmati wajah cantik gadis yang baru ia kenal selama 24 jam tersebut.
"Eh, kita ke bank," Perintah Bella.
"Ih ke Bank, saya kira ke kampus," Ucap Bella.
"Lah, ngapain gue ke kampus, gue tinggal nunggu sidang kok,"
"Oh...."
"Ah... Oh... Ah... Oh... Tahu apa lu tentang kampus? Lu sekolah sampai tingkat apa sih? Kok low attitude banget?"
"Hah? Gak salah non? Kalau orang yang low attitude itu, adalah orang yang suka menghina, orang yang ngomong sembarangan kayak non gitu,"
"Apa lu bilang? Ih...! kurang ajar memang lu ya!" Bella tampak begitu marah kepada Topan.
"Saya, walaupun lulusan SD non, saya tidak pernah menghina orang lain. Saya menghargai orang, karena orang lain itu juga mempunyai hati. Jangan sampai orang lain menganggap kita ini orang yang jahat, atau tidak punya hati non,"
Jlebbbbbb!
Bella terdiam membisu, ekspresi marahnya pun mereda. Ia benar-benar merasa terpukul dengan ucapan Topan.
"Jadi non....., mau lulusan apa pun kita, kalau ucapan kita tidak bisa dihargai. Maka, kita tidak ada harganya.."
Jlebbbbbb...! Lagi-lagi Bella merasa tertampar dengan ucapan Topan.
"Sok tahu lu...!" Ucap Bella dengan datar.
"Ya bukan sok tahu non, itu kan pendidikan dasar dalam keluarga. Harusnya non tahu dong, kalau sikap non begitu, pasti orangtua non merasa gagal mendidik sopan santun kepada non,"
"Masteng! berisik lu!" Jerit Bella, yang telinga nya mulai memerah karena mendengar sentilan bahasa yang tajam dari Topan.
Topan tertawa geli, lalu ia kembali melirik Bella yang tampak malu.
"Kita ke Bank apa non?"
"Sudah, lu jalan saja! Ntar gue kasih tahu!" Bentak Bella.
"Non, segitu benci nya sama saya ya?"
"Lu bisa diam gak? Berisik!"
Topan menutup rapat bibirnya dan kembali fokus menyetir.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di salah satu Bank, tempat Bella menabung. Lalu, Bella mengambil slip transfer, untuk ia isi sejumlah nominal uang yang akan ia transfer kepada Frans.
Sebenarnya, Bella memiliki banyak tabungan. Hanya saja, sudah dua tabungan nya habis karena telah membantu kekasihnya itu. Ini adalah tabungan terakhirnya yang tidak bisa asal mentransfer. Maka, ia harus mendatangi Bank yang bersangkutan untuk mentransfer sejumlah uang untuk membantu Frans.
Topan hanya duduk di dalam mobil dan menunggu hingga urusan Bella selesai. Bella tidak tahu apa yang Bella lakukan di dalam Bank tersebut. Momen ini, ia coba untuk mencari penyadap di dalam mobil Bella, yang mungkin di taruh oleh Pongki atau bodyguard nya.
Benar saja, di bawah bangku kemudinya, Topan menemukan sebuah penyadap. Beruntung ia tidak gegabah untuk menghubungi team nya di dalam mobil. Meskipun dirinya tahu ada penyadap, Topan tidak menyingkirkan penyadap itu. Ia lebih memilih untuk berpura-pura tidak tahu menahu tentang alat tersebut. Topan hanya mengirimkan laporan lewat pesan teks, untuk team nya.
Beberapa menit kemudian, tampak Bella keluar dari gedung Bank itu. Gadis itu begitu anggun saat berjalan mendekati mobil. Hingga Topan begitu terpesona melihat Bella.
"Ya Tuhan, andaikan gadis ini jadi istri ku, tiap malam aku bela-belain untuk bertempur di kasur," Batin Topan seraya tersenyum geli.
Cklekkk..!
Bella membuka pintu mobilnya dan menatap Topan yang menoleh kebelakang dan menatap dirinya seraya tersenyum.
"Apa lu lihat-lihat!" Bentak Bella.
"Jangan galak-galak non, nanti cinta.."
"Sekali lagi lu bilang begitu, gue bilang sama daddy nih! Bira lu di pecat! Norak tahu gak lu, garing! dasar Masteng!"
Topan semakin merasa geli, hingga ia tertawa terbahak-bahak.
"Heh! Gue jambak lu ya! Diam gak lu!"
"Iya... sayang... eh... non.."
"Hoekkkk...!"
"Duh, baru dibilang sayang sudah mual-mual.."
"Diammmmmmmmmm lu mastenggggggggggggg...!" Bella tampak begitu stress menghadapi Topan yang ia sebut dengan julukan Masteng, alias mas-mas tengik.
"Iya iya... sekarang kita mau kemana non?"
"Ketemu pacar gue, biar lu di gebukin sama pacar gue!"
"Loh, kok gitu? Salah saya apa? Oh, jangan-jangan pacar non cemburu melihat kita berdua ya non... cieeeeeee... uhuyyyyy..!"
"Astagaaaaa nagaaaaaa...!"
"Eh Masteng, lu lama-lama gue ceburin ke kolam buaya ya!"
"Jangan dong non, nanti kalau saya mati, non nangis-nangis lagi,"
"Diaaaaaaaaaaaammmm!"
"Lah, kok saya yang disuruh diam, kan non yang ngajak saya bicara."
Bella terdiam mendengar ucapan Topan. Lalu, ia menghela nafas panjang untuk membuang emosi di hatinya.
"Ya sudah, sekarang kita ke apartemen pacar saya. Gak usah nanya alamat, lu Tinggal buka GPS di sana dan tinggal ketik apartemen Frans." Perintah Bella.
Topan tersenyum tipis dan menyalakan GPS di fitur mobil tersebut. Lalu, ia mengetik nama Frans disana. Muncul lah sebuah peta yang menunjukkan jalan ke apartemen kekasih Bella tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
sconery
emang ya karya Othor 1 ni sll bikin perut n pipiku capek ketawa.bisa nyampe ngakak klo baca.
Lope yu Othor
2022-05-14
1
Arya Aya
masteng.. mas mas tengil wkwkw
2022-02-12
1
sandi
abis gak tub sabar!! 🤣🤣
2021-12-28
1