Topan yang sedang menunggu di parkiran, mematikan rokok nya yang baru saja ia bakar dengan tumit sepatunya, saat melihat Bella dan Berta datang menghampiri dirinya.
Terlihat jelas, kedua mata Berta yang sembab, begitu juga dengan Bella. Topan tidak mau bertingkah konyol hari ini. Ia tahu, bila apa yang di hadapi oleh dua wanita itu sangat berat. Topan membukakan pintu mobil bagian belakang, untuk Berta dan Bella. Lalu, ia menyusul duduk di balik kemudi, dan langsung menyalakan mesin mobil tersebut.
Tidak ada kata yang terucap dari bibir kedua wanita itu. Suasana di dalam mobil pun begitu hening. Tanpa bertanya, Topan menjalankan mobil tersebut, sambil terus melirik dua wanita yang duduk di belakang nya.
Tak lama kemudian, terdengar tangisan Berta yang begitu pilu. 2 jam lamanya ia berdebat dengan suami dan istri kedua suaminya. Hingga akhirnya Berta memaksa Pongki untuk menceraikan dirinya. Tentu saja, Pongki tidak akan menceraikan Berta. Ia terus meminta maaf dan memohon Berta untuk tidak meninggalkan dirinya.
Sedangkan Bella, terlihat diam membisu. Ia hanya mampu memeluk Berta dengan erat dan membujuk Berta untuk mengakhiri kesedihan nya.
Topan tahu apa yang harus ia lakukan. Ia menjalankan mobilnya menuju ke arah luar kota. Tentu saja, perjalanan itu tidak disadari oleh Berta dan Bella. Topan berniat akan membawa dua wanita yang sedang bersedih itu ke sebuah tempat wisata di daerah Bogor. Mungkin, dengan begitu, kedua wanita yang bersedih tersebut sedikit terhibur.
Hampir 1 jam perjalanan, Bella mulai menyadari bila perjalanan mereka bukan menuju ke kediaman nya. Bella pun terlihat panik dan berasumsi Topan akan menculik dirinya dan Berta.
"Eh, Masteng! Lu mau bawa kita kemana? Lu mau nyulik kita ya?" Tanya Bella yang tiba-tiba menjambak rambut Topan.
"Aduh... aduh.. aduh... non... sakit non!" Seru Topan.
"Jawab! Lu mau nyulik kita? Terus mau minta tebusan sama daddy gue?" Tuduh Bella.
Berta yang sedang bersedih pun mulai melihat ke jalan di sekeliling nya.
"Lah, iya, kita mau kamu bawa kemana Paijo?"
"Anu kanjeng mami.. itu.. saya lihat kanjeng mami bersedih, jadi saya mau bawa ke tempat wisata yang seger-seget kanjeng mami...." Ucap Topan.
"Maksudnya?"
"Iya, saya mau menghibur kanjeng mami dengan non Bella. Pasti kanjeng mami dan non Bella tidak tahu tempat wisata alam ini. Sebentar lagi kita sampai kok. Disana ada tempat makan bertema alam, dekat dengan sawah-sawah. Juga ada kolam ikan dan pemandian air panas nya kanjeng mami..." Terang Topan.
"Tau dari mana lu? Bukan nya lu dari kampung?" Tanya Bella dengan tatapan yang menyelidik.
Deggggg...!
Topan baru mengingat dirinya sedang bertugas. Ia sempat merasa bodoh dengan tindakan nya yang gegabah. Tetapi, ia berusaha untuk tetap tenang dan mencari alasan.
"Anu non, beberapa waktu lalu, saya pernah berbincang dengan teman saya, yang mengajak saya ke Jakarta. Dia bilang, ada tempat mancing dan tempat wisata asik di Bogor. Dia berjanji akan membawa saya liburan kesana kalau sudah gajian. Barusan saya ingat, nama tempat wisata itu dan saya cari di gugel peta nya," Ucap Topan dengan sedikit gugup.
"Putar balik gak! Gue kaga percaya sama elu Masteng! Mana tahu lu pura-pura polos! Ternyata lu berniat jahat sama kita-kita!"
"Astaghfirullah non.. demi Allah non.. sedikitpun saya gak ada niat buruk.."
"Puter balik gue bilang!" Perintah Bella.
"Bella.. jangan begitu,"
Bella terdiam, saat di tegur oleh Berta.
"Ya sudah, kita kesana. Tetapi, lain kali, kamu harus membicarakan nya kepada kami ya Jo..."
"I-i-iya kanjeng mami. Maafkan Paijo ya kanjeng mami..."
"Iya, ya sudah, kamu nyetir yang benar. Saya percaya kok sama kamu," Ucap Berta.
Bella membulatkan matanya dan menatap Berta dengan tatapan tak percaya.
"Mami gak bercanda kan?"
"Sstttt... sudah... dia sudah baik mau menghibur kita," Tegas Berta.
Bella terdiam, lalu ia menatap Topan dari pantulan kaca spion tengah. Pandangan mereka bertemu lewat pantulan cermin tersebut. Lalu, Bella mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil yang berlari dengan kecepatan sedang tersebut.
beberapa menit kemudian, sampailah mereka di tempat yang Topan maksud. Setelah memarkirkan mobil, Topan bergegas membukakan pintu mobil itu untuk kedua majikan nya. Kedua wanita itu pun turun dan terlihat jelas di wajah Berta, bila ia sangat menyukai tempat tersebut. Sedangkan Bella, gadis itu terus memasang wajah yang cemberut.
"Pintar kamu Jo, memilih tempat yang asri begini." Puji Berta.
"Kanjeng mami suka toh?"
"Iya, saya suka sekali. Apa lagi dalam keadaan stress begini," Ucap Berta.
Topan tersenyum puas, lalu ia mengikuti langkah kedua majikan nya yang berjalan memasuki restoran alam tersebut.
Malam ini, restoran tersebut terlihat tidak begitu ramai. Mungkin juga karena hujan baru saja reda di daerah tersebut, dan juga hari ini bukan lah hari libur atau akhir pekan.
Beberapa pelayan, dengan pakaian kebaya khas Sunda mendekati mereka dan mengantarkan mereka ke tempat yang dekat dengan kolam ikan. Terlihat wajah Berta begitu bersemangat, saat melihat ikan-ikan yang gemuk dan sehat menghampiri tangan nya yang sengaja ia celupkan kedalam kolam.
Suara jangkrik dan binatang sawah lain nya bersahutan, menambah suasana ketenangan di restoran tersebut. Berta pun meluruskan kakinya di lantai saung tersebut.
"Mau pesan apa bu?" Tanya pelayan tersebut.
"Saya mau ikan bakar ya, dan oseng-oseng pucuk labu," Ucap Berta.
"Kalau mbak nya?" Tanya pelayan itu lagi.
"Saya pesan Udang bakar saja, dan oseng kangkung. Itu ikan bakar nya besar tidak?" Tanya Bella.
"Cukup untuk dua orang mbak,"
"Oh ya sudah saya sama mami saya saja. Jadi itu saja. Oh iya, sama teh anget ya.. buat mami saya juga," Ucap Bella.
"Baik mbak, kalau mas nya?"
Berta dan Bella baru menyadari bila Topan masih berdiri di luar saung.
"Eh, Masteng, ngapain lu disitu? Sini..!" Panggil Bella.
"Saya sungkan, masa saya duduk sama majikan," Ucap Topan dengan gaya nya yang canggung dan sopan.
"Tidak apa-apa Paijo... sini.." Panggil Berta.
"Ngeh kanjeng mami," Topan pun mendekat dan duduk di saung tersebut bersama dengan Berta dan Bella.
"Kamu mau pesan apa Jo? Silahkan, kamu bebas memesan apa saja," Ucap Bella.
"Di potong gaji gak kanjeng mami?" Tanya Topan, berpura-pura polos.
Berta tertawa geli dan menggelengkan kepalanya.
"Ya enggak lah Jo, kamu makan itu tanggungan majikan mu. Masa di potong gaji? Kita makan, ya kamu makan juga."
"Eh, gitu ya.." Topan mengangguk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Akhirnya, Topan pun memesan karedok dan beberapa potong tempe.
"Lauk nya apa mas?" Tanya pelayan itu kepada Topan.
"Tidak usah, tempe saja,"
"Eh, kok tempe saja, kamu butuh makan yang banyak Jo. Saya pesankan ikan bakar lagi ya untuk kamu," Ucap Berta.
Topan terlihat sungkan dan mengangguk sambil tersenyum malu-malu.
"Ternyata, hati bu Berta sangat baik ya..." Batin Topan.
"Anak ini baik sekali. Aku harus memperlakukan dia dengan baik. Agar dia mau bekerja lebih lama dengan ku." Batin Berta.
"Di lihat-lihat, Si Masteng ini manis juga ya.. Terus, orang nya baik dan sabar banget." Batin Bella. Seraya terus memandangi wajah Topan yang sedang tersenyum sungkan kepada Berta.
"Astaga! my eyes... my eyes...! Tumben eror!" Batin Bella lagi, seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
fhayy
hahahaha 🤣🤣🤣 my eyes baru liat senyum Paijo udah error' hahaha 😂
2021-12-03
1
handayani herni
matamu ga eror belbel, hatimu yg eror nerima aja dibodohi frans hehehehe
2021-11-29
1
Yayah
Bella mulai oleng nih gara" s masteng 😂🤣
2021-11-23
1