17. Permohonan maaf

Pongki melangkah masuk kedalam kamarnya. Saat itu juga ia melihat Berta yang sudah mengganti pakaiannya dengan piyama dan sedang membersihkan wajahnya di depan cermin meja rias. Pongki terlihat canggung dan duduk di tepi ranjang dan memperhatikan setiap gerak gerik istrinya itu.

"Berta.. aku mohon, jangan ceraikan aku."

Berta menatap Pongki dari pantulan cermin. Lalu, ia tersenyum sinis kepada lelaki yang telah menikahi dirinya selama 27 tahun itu.

"Apa pun yang kamu minta, akan aku lakukan. Asal, jangan ada perceraian diantara kita."

Berta menatap Pongki dengan tatapan yang tajam, hingga membuat hati Pongki bergetar menahan perasaan bersalah.

"Egois sekali kamu?" Tanya Berta dengan wajah yang mulai terpancing emosi.

"Aku sangat mencintai kamu Berta..."

"Cinta kamu bilang? Kamu cinta sama aku, tetapi kamu tega menikahi wanita yang gak jelas di belakang ku, hanya karena kasihan? Cinta kamu fake!"

"Berta, aku mohon, aku bersalah. Maafkan aku.. kamu mau aku menceraikan dia? Aku akan lakukan. Asal, jangan pernah bercerai dengan ku," Pongki memeluk Berta dengan wajah yang terlihat sangat memelas.

Berta menepis tangan Pongki dan mendorong lelaki itu hingga terjerembab di atas ranjang.

"Tidak ada kata maaf untuk penghianatan!" Bentak Berta.

"Berta aku mohon..." Pongki beranjak dari atas ranjang dan memeluk kedua kaki Berta.

"Demi Tuhan, aku tidak berniat menghianati kamu. Bahkan, sudah menikah dengan dia pun, aku tidak menyentuh dia," Ucap Pongki sambil menahan tangis penyesalan nya.

"Tetapi, sekarang kamu sudah menyentuh dia kan? Ternyata selama ini aku tidur dengan lelaki bekas orang lain!"

Pongki terdiam, air mata penyesalan mulai mengalir di pipinya.

"Berta sayang, maafkan aku." Pongki mempererat pelukan nya di kaki Berta.

Berta berusaha melepaskan diri dari Pongki. Namun, seperti apa pun usahanya untuk melepaskan diri, Pongki bergeming, ia terus memeluk kaki istrinya itu.

"Pongki, enyah lah dari hadapan ku."

"Tidak, sebelum kamu memaafkan aku."

"Pongki... aku lelah.. aku mau tidur," Ucap Berta lagi.

Pongki melepaskan tangan nya yang melingkar di kaki Berta. Lalu, dengan wajah lesu ia menatap Berta yang mengabaikan dirinya, dan beranjak tidur di atas ranjang. Pongki hanya bisa mengikuti Berta yang sudah menutupi tubuhnya dengan selimut tebal yang berada di atas ranjang.

"Berta..."

Berta bergeming, ia terus memunggungi Pongki.

"Berta, apa pun itu, aku tidak akan mau menceraikan kamu." Tegas Pongki. Lalu Pongki beranjak dari atas ranjang dan berniat untuk keruang keluarga.

"Apa kamu bilang! Egois kamu!" Ucap Berta yang tampak kembali emosi dengan suaminya itu.

"Aku akan menceraikan Anna, aku janji. Aku tidak akan pernah mau berpisah dengan dirimu. Aku tidak akan sanggup hidup tanpa mu Berta," Ucap Pongki dengan wajah yang putus asa.

"Hhh...tidak bisa hidup tanpa ku, tapi kau menghianati aku. Busuk omongan mu Pongki," Ucap Berta seraya tersenyum sinis.

"Terserah, apa pun yang kamu katakan. Aku tidak akan pernah menyerah dengan kebutuhan rumah tangga kita."

Berta terdiam, ia hanya bisa menatap punggung Pongki yang pergi meninggalkan kamar mereka.

"Aaaaarghhhhhg..! Bajingannnnnnnn..!" Pekik Berta seraya membanting bantal nya ke lantai. Lalu, ia menangis dalam luka yang tengah ia rasakan.

.

Pongki beranjak ke ruang keluarga. Ia duduk di atas sofa dengan wajah yang sangat gelisah. Saat ini, ia benar-benar merasa sendirian. Ia merasa sangat lemah, karena anak dan istrinya kini sangat membenci dirinya.

Pongki semakin gelisah, ia beranjak dari sofa dan bergegas menuju ke beranda depan rumah nya. Ia melihat para bodyguard nya yang sedang berjaga. Rasanya, ia ingin sekali menarik salah satu bodyguard nya untuk bercerita masalah rumah tangga yang sedang ia hadapi. Tetapi, ada perasaan malu disana.

Selama ini, tidak ada yang tahu, betapa rapuh nya Pongki. Tidak ada yang menyadari, bila dirinya sedang terbelit dilema. Pongki selalu tampil dengan memukau dan penuh kharisma. Siapa sangka, dirinya hanya manusia biasa yang butuh teman bicara disaat gundah seperti ini. Selama ini, ia tidak pernah mendapatkan satu orang pun yang enak untuk ia ajak berbicara.

Tiba-tiba, Pongki teringat akan seseorang. Dia adalah Paijo, lelaki kampungan yang lugu dan periang. Kebetulan, Paijo adalah satu-satunya orang yang mengetahui masalah keluarga nya. Pongki pun bergegas menuju ke kamar Paijo. Ia ingin sekali berbincang dengan Paijo dan membutuhkan pendengar yang baik pada malam ini.

...

Tok! Tok! Tok!

Topan yang sedang asik berkomunikasi dengan team nya, mendengar ketukan dari luar pintu kamarnya. Ia pun langsung mengakhiri komunikasinya dengan team nya dan bergegas untuk mengintip dari balik jendela kamarnya. Alangkah terkejutnya Topan, saat mengetahui lelaki yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah Pongki.

Topan sempat merasa waspada, ada kemungkinan bila penyamaran yang tengah ia lakukan sudah terbongkar. Maka dari itu, Pongki mendatangi dirinya ke kamar yang ia tempati tersebut. Tetapi, Topan kembali menegaskan, dengan siapa Pongki datang ke kamarnya. Ternyata, Pongki datang sendirian. Cukup membingungkan untuk Topan. Ia pun berusaha untuk biasa saja dan membukakan pintu kamarnya.

Terlihat Pongki dengan wajah yang gelisah, menatap Topan sembari tersenyum tipis, saat Topan membuka pintu kamarnya.

"Eh, pak boss," Ucap Topan dengan gaya Paijo nya yang terlihat salah tingkah.

"Belum tidur kamu Jo?"

"Belum pak,"

"Kenapa? Boleh saya masuk?"

Degggg...!

Topan seperti salah mendengar, ia tidak percaya bila Pongki meminta izin untuk masuk ke kamar nya.

"Maaf pak boss, masuk?" Tanya Topan untuk menegaskan bila dirinya tidak salah mendengar ucapan Pongki.

"Iya, bolehkan?"

"Bo-bo-boleh pak boss," Sahut Topan, seraya membuka lebar pintu kamarnya.

Pongki beranjak masuk, setelah ia membuka sandal nya dan meninggalkan nya di depan pintu kamar Topan.

"Gimana Jo, kamar nya nyaman?" Tanya Pongki berbasa-basi, saat ia melangkah masuk kedalam kamar Topan.

"Alhamdulillah, pak boss, luar biasa sekali kamarnya. Ada ac, kamar mandi di dalam, sejuk dan saya berasa ngekos di tempat yang mewah pak!" Ucap Topan dengan bersemangat.

Pongki tersenyum mendengar ucapan dan melihat ekspresi wajah Topan.

"Syukurlah," Ucapnya.

"Kalau nyaman, kenapa kamu belum tidur Jo?" Tanya Pongki lagi.

Topan tersenyum dan berpikir alasan yang tepat untuk Pongki.

"Anu pak boss, orangtua saya barusan menelepon saya. Menanyakan kabar saya gitu pak boss," Terang Topan.

"Oh... Saya kira kenapa." Ucap Pongki serata tersenyum dan memperhatikan sekeliling kamar Topan. Lalu, suasana pun menjadi hening.

"Nah, pak boss sendiri kok belum tidur?"

"Saya?"

"Iya pak boss," Ucap Topan seraya tersenyum malu-malu.

"Saya sedang butuh teman saja. Tidak apa-apa kan kalau saya disini?"

"Oh, no problem toh boss." Ucap Topan, seraya mempersilahkan Pongki untuk duduk diatas ranjang nya. Tetapi, Pongki lebih memilih untuk duduk diatas lantai kamar tersebut seraya meluruskan kaki tua nya yang mulai sering terasa pegal.

"Loh...loh..loh.. saya belum menyapu pak boss. Disitu kotor pak, mendingan bapak duduk di atas ranjang saja," Ucap Topan dengan panik.

"Tidak apa-apa, saya disini saja." Ucap Pongki seraya tersenyum dan meraih bungkus rokok milik Topan.

"Saya minta ya," Ucap Pongki.

Topan tersenyum dan mengangguk dengan cepat.

"Hmmm, Jo," Panggil Pongki, setelah ia membakar sebatang rokok yang ia ambil dari dalam bungkus rokok milik Topan.

"Ya pak boss?" Sahut Topan dengan canggung.

"Buatkan saya dua gelas kopi. Satu untuk mu, satu untuk saya. Temani saya malam ini Jo," Pinta Pongki.

Topan terpana sejenak dan menatap Pongki dengan tatapan yang iba. Ia tahu betul, apa yang sedang dihadapi Pongki bukan lah masalah yang kecil. Sebesar apapun power yang dimiliki oleh seorang lelaki, bila ia mempunyai masalah dengan seorang wanita yang ia cintai, pastilah ia akan merasa gundah gulana. Bukan begitu?

Terpopuler

Comments

handayani herni

handayani herni

3 ya jo, saya juga segelas. tapi ga pake ampas

2021-11-29

2

Nancy Mekel

Nancy Mekel

kalu di liat pak pongky itu baik.. cuma jln cari uangnya yg salah aja... 👍

2021-11-29

1

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

lnjt

2021-11-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Siapa kamu?
3 2. Test mengemudi
4 3. Bella
5 4. Hei! Siapa kamu!
6 5. Frans
7 6. 86..!
8 7. Jaga dia
9 8. Diammmmmmm!
10 9. Pulang...
11 10. Anna
12 11. Kenyataan
13 12. Menyusul Pongki
14 13. Tentang Pongki dan Anna
15 14. Aku, kau dan dia
16 15. My eyes!
17 16. Anggap saya ibumu
18 17. Permohonan maaf
19 18. Paijo si brondong
20 19. Pertarungan Topan dan Andrean
21 20. Perpisahan
22 21. Bali?
23 22. Beri aku waktu
24 23. Misi yang buat dilema
25 24. Paijo?
26 25. Paijo, terima kasih..
27 26. Tidak pernah berubah
28 27. Meresahkan....!!!!!!
29 28. Let's see later
30 29. Bali
31 30. Rencana Berta
32 31. Dasar penghianat!
33 32. Surat pernyataan
34 33. Perasaan apa ini?
35 34. Bersyukurlah
36 35. Jegeerrrrrr!
37 36. Selamat tinggal kenangan
38 37. Perpisahan di Bandara
39 38. Ke Bali
40 39. Bali (2)
41 40. Apa yang kamu lakukan?
42 41. Club malam
43 42. Ada aku untuk kamu
44 43. I love you..
45 44. Nyaris saja!
46 45. Bell, kamu jahat!
47 46. Awkward momen
48 47. Menyogok Bella
49 48. Memberi maaf
50 49. Kesal
51 50. Saya hanya supir bagi non Bella
52 51. Hujan
53 52. Mulai bersahabat
54 53. Informasi
55 54. Bila..
56 55. Sepeda motor
57 56. Saya mohon, jangan membenci saya
58 57. Siapa sebenarnya?
59 58. Terpaksa menginap
60 59. Malam bersama
61 60. Pasrah
62 61. Indahnya jatuh cinta
63 62. Apapun yang terjadi, aku mencintaimu
64 63. Informasi yang bocor
65 64. Tidak mungkin
66 65. Baru menyadari
67 66. Makan malam
68 67. Kesampingkan hati
69 68. Kamu adalah pemilik hatiku
70 69. Aku mencintaimu
71 70. Penangkapan
72 71. Maafkan saya
73 72. Calon menantu
74 73. Maafkan saya
75 74. Pergilah kamu dari ingatan ku
76 75. Janji tetaplah janji
77 76. Lestari
78 77. I love you, I miss you..
79 78. Apa kamu menyukai dia?
80 79. Pertemuan
81 80. Biar mama yang mengatur
82 81. Penyesalan
83 82. Pertemuan
84 83. Aku lelaki, aku akan berjuang.
85 84. Saya berjanji
86 85. Hanya Bella
87 86. Ikhlas
88 87. Wisuda impian
89 88. Terima kasih Tuhan...
90 89. Pertemuan yang gagal
91 90. Perdebatan
92 91. Rahasia kisah usang
93 92. Daftar hutang Antok
94 93. Yang dirindukan dan yang akan dirindukan
95 94. Cinta yang baik
96 95. Bella, I love you
97 96. Gosip yang menyebar
98 97. Upacara pengangkatan
99 98. Wawancara kerja
100 99. Emosi Topan
101 100. Maafkan aku
102 101. Aku akan disamping mu selamanya
103 102. Siapa biangnya?
104 103. Anna
105 104. Dia bukan anak kandungmu!
106 105. Rahasia
107 106. Ayo test DNA
108 107. Biarlah..
109 108. Kata maaf
110 109. Cinta yang tak tergantikan
111 110. Agus?
112 111. Aku mau susu
113 112. Saya laki-laki, saya berjanji..
114 113. Kau dipecat!
115 114. Kamu bukan istriku lagi
116 115. Galang?
117 116. Rumah kakek
118 117. Album usang
119 118. Misi Bella dan Berta
120 119. Malam ini, aku tidak melihatmu
121 120. Maafkan Ibu
122 121. Cerita puluhan tahun yang lalu
123 122. Surat yang tak pernah dikirim
124 123. Apakah kamu tahu?
125 124. Money laundry?
126 125. Pasar malam
127 126. Jadilah tunanganku
128 127. Permintaan maaf Lestari
129 128. Hasil test DNA
130 129. Berbohong demi kebaikan
131 130. Hari persidangan
132 131. Persidangan
133 132. Ayo temui orangtuaku...
134 133. Air kehidupan
135 134. Pemakaman
136 135. Surat terakhir
137 136. Kau bodoh
138 137. Bagaimana mungkin?
139 138. Topan anak ku
140 139. Restu
141 140. Apakah mungkin?
142 141. Perpisahan sementara
143 142. Malam sebelum sidang keputusan
144 143. Lamaran
145 144. Hukuman
146 145. Syarat
147 146. Risau
148 147. Warung mie ayam
149 148. Sejak kapan?
150 149. Wawancara dan tes
151 150. Meninggalkan rumah dinas
152 151. Cinta Ibu
153 152. Saling memaafkan
154 153. Menjemput Baba
155 154. Jadilah istriku
156 155. Pernikahan tidak biasa
157 156. Kembali ke Jakarta
158 157. Bagaimana caranya?
159 158. Persiapan malam pertama
160 159. Kado Antok
161 160. Malam pertama
162 161. Akward
163 162. Kebahagiaan di pesta pernikahan
164 163. Bulan madu yang indah
165 164. Bulan September
166 165. Surat
167 166. Jagat Raya Putra Alexander
168 167. Permintaan terakhir
169 168. Maafkan aku
170 169. Bertemu dengan Jagat
171 170. Kisah terakhir
172 171. Peluru terakhir
173 172. Sampai jumpa esok hari
174 173. Persiapan
175 174. Surat Bella
176 175. Eksekusi
177 176. Surat untuk Topan
178 177. Kekasihku..
179 178. Kembali Pulang
180 179. Ziarah
181 180. Ngambek
182 181. Gagal total
183 182. Pernikahan Antok
184 183. Bersyukurlah
185 Epilog
186 Bonus chapter.
187 Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Prolog
2
1. Siapa kamu?
3
2. Test mengemudi
4
3. Bella
5
4. Hei! Siapa kamu!
6
5. Frans
7
6. 86..!
8
7. Jaga dia
9
8. Diammmmmmm!
10
9. Pulang...
11
10. Anna
12
11. Kenyataan
13
12. Menyusul Pongki
14
13. Tentang Pongki dan Anna
15
14. Aku, kau dan dia
16
15. My eyes!
17
16. Anggap saya ibumu
18
17. Permohonan maaf
19
18. Paijo si brondong
20
19. Pertarungan Topan dan Andrean
21
20. Perpisahan
22
21. Bali?
23
22. Beri aku waktu
24
23. Misi yang buat dilema
25
24. Paijo?
26
25. Paijo, terima kasih..
27
26. Tidak pernah berubah
28
27. Meresahkan....!!!!!!
29
28. Let's see later
30
29. Bali
31
30. Rencana Berta
32
31. Dasar penghianat!
33
32. Surat pernyataan
34
33. Perasaan apa ini?
35
34. Bersyukurlah
36
35. Jegeerrrrrr!
37
36. Selamat tinggal kenangan
38
37. Perpisahan di Bandara
39
38. Ke Bali
40
39. Bali (2)
41
40. Apa yang kamu lakukan?
42
41. Club malam
43
42. Ada aku untuk kamu
44
43. I love you..
45
44. Nyaris saja!
46
45. Bell, kamu jahat!
47
46. Awkward momen
48
47. Menyogok Bella
49
48. Memberi maaf
50
49. Kesal
51
50. Saya hanya supir bagi non Bella
52
51. Hujan
53
52. Mulai bersahabat
54
53. Informasi
55
54. Bila..
56
55. Sepeda motor
57
56. Saya mohon, jangan membenci saya
58
57. Siapa sebenarnya?
59
58. Terpaksa menginap
60
59. Malam bersama
61
60. Pasrah
62
61. Indahnya jatuh cinta
63
62. Apapun yang terjadi, aku mencintaimu
64
63. Informasi yang bocor
65
64. Tidak mungkin
66
65. Baru menyadari
67
66. Makan malam
68
67. Kesampingkan hati
69
68. Kamu adalah pemilik hatiku
70
69. Aku mencintaimu
71
70. Penangkapan
72
71. Maafkan saya
73
72. Calon menantu
74
73. Maafkan saya
75
74. Pergilah kamu dari ingatan ku
76
75. Janji tetaplah janji
77
76. Lestari
78
77. I love you, I miss you..
79
78. Apa kamu menyukai dia?
80
79. Pertemuan
81
80. Biar mama yang mengatur
82
81. Penyesalan
83
82. Pertemuan
84
83. Aku lelaki, aku akan berjuang.
85
84. Saya berjanji
86
85. Hanya Bella
87
86. Ikhlas
88
87. Wisuda impian
89
88. Terima kasih Tuhan...
90
89. Pertemuan yang gagal
91
90. Perdebatan
92
91. Rahasia kisah usang
93
92. Daftar hutang Antok
94
93. Yang dirindukan dan yang akan dirindukan
95
94. Cinta yang baik
96
95. Bella, I love you
97
96. Gosip yang menyebar
98
97. Upacara pengangkatan
99
98. Wawancara kerja
100
99. Emosi Topan
101
100. Maafkan aku
102
101. Aku akan disamping mu selamanya
103
102. Siapa biangnya?
104
103. Anna
105
104. Dia bukan anak kandungmu!
106
105. Rahasia
107
106. Ayo test DNA
108
107. Biarlah..
109
108. Kata maaf
110
109. Cinta yang tak tergantikan
111
110. Agus?
112
111. Aku mau susu
113
112. Saya laki-laki, saya berjanji..
114
113. Kau dipecat!
115
114. Kamu bukan istriku lagi
116
115. Galang?
117
116. Rumah kakek
118
117. Album usang
119
118. Misi Bella dan Berta
120
119. Malam ini, aku tidak melihatmu
121
120. Maafkan Ibu
122
121. Cerita puluhan tahun yang lalu
123
122. Surat yang tak pernah dikirim
124
123. Apakah kamu tahu?
125
124. Money laundry?
126
125. Pasar malam
127
126. Jadilah tunanganku
128
127. Permintaan maaf Lestari
129
128. Hasil test DNA
130
129. Berbohong demi kebaikan
131
130. Hari persidangan
132
131. Persidangan
133
132. Ayo temui orangtuaku...
134
133. Air kehidupan
135
134. Pemakaman
136
135. Surat terakhir
137
136. Kau bodoh
138
137. Bagaimana mungkin?
139
138. Topan anak ku
140
139. Restu
141
140. Apakah mungkin?
142
141. Perpisahan sementara
143
142. Malam sebelum sidang keputusan
144
143. Lamaran
145
144. Hukuman
146
145. Syarat
147
146. Risau
148
147. Warung mie ayam
149
148. Sejak kapan?
150
149. Wawancara dan tes
151
150. Meninggalkan rumah dinas
152
151. Cinta Ibu
153
152. Saling memaafkan
154
153. Menjemput Baba
155
154. Jadilah istriku
156
155. Pernikahan tidak biasa
157
156. Kembali ke Jakarta
158
157. Bagaimana caranya?
159
158. Persiapan malam pertama
160
159. Kado Antok
161
160. Malam pertama
162
161. Akward
163
162. Kebahagiaan di pesta pernikahan
164
163. Bulan madu yang indah
165
164. Bulan September
166
165. Surat
167
166. Jagat Raya Putra Alexander
168
167. Permintaan terakhir
169
168. Maafkan aku
170
169. Bertemu dengan Jagat
171
170. Kisah terakhir
172
171. Peluru terakhir
173
172. Sampai jumpa esok hari
174
173. Persiapan
175
174. Surat Bella
176
175. Eksekusi
177
176. Surat untuk Topan
178
177. Kekasihku..
179
178. Kembali Pulang
180
179. Ziarah
181
180. Ngambek
182
181. Gagal total
183
182. Pernikahan Antok
184
183. Bersyukurlah
185
Epilog
186
Bonus chapter.
187
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!