Paijo terbangun dan menatap seorang lelaki tegap yang menyepak kakinya dengan kasar. Lelaki plontos dengan kumis yang tebal tersebut melotot kearah dirinya.
"Siapa kamu?" Tanya nya seakan-akan akan memangsa Paijo dengan gaya nya yang khas, yaitu gaya seorang ajudan mafia.
"A-anu mas, saya mau melamar pekerjaan," Ucap Paijo dengan logat Jawa yang kental.
"Pekerjaan? Tidak ada pekerjaan untuk mu disini! Sana kamu! Mobil boss akan segera keluar!" Ucap lelaki bringas sembari menyepak kaki Paijo sekali lagi.
Dengan gontai, Paijo berdiri dan menatap lelaki itu dengan mata yang terlihat bersedih.
Lelaki culun dengan gaya yang sok keren itu pun terlihat sangat menyedihkan. Paijo pun beranjak menepi di sisi gerbang yang memiliki tinggi 2 meter tersebut.
Tak lama kemudian, terlihat sebuah mobil dengan kaca yang begitu gelap, keluar dari dalam dan berhenti tepat di depan gerbang tersebut. Terlihat kaca mobil tersebut terbuka pelan, dan terlihat juga sosok seorang lelaki yang terlihat berkharisma. Lelaki itu memperhatikan Paijo dengan sorot mata yang tajam. Lalu, ia menjentikkan jarinya dan lelaki plontos itu pun mendekati lelaki itu.
Ya, lelaki itu adalah Pongki Susilo, yang di duga adalah seorang gembong nark*ba yang sangat licin dan berbahaya. Dia adalah target operasi Paijo yang kini sedang melancarkan aksinya untuk dapat masuk kedalam rumah lelaki itu.
"Siapa dia?" Tanya Pongki kepada lelaki plontos yang bernama Andrean.
"Saya tidak tahu pak, saat saya membuka gerbang, dia tertidur disana," Ucap lelaki itu seraya menunjuk ubin yang berada di depan gerbang tersebut.
Pongki kembali menatap Paijo, dari atas hingga kebawah. Lalu, ia menahan tawanya dan menggelengkan kepalanya.
"Periksa dia." Perintah Pongki.
Lelaki plontos itu pun mendekati Paijo dengan gaya yang sangat menakutkan, hingga membuat Paijo grogi. Tas Paijo di rampas dan di buka. Dengan leluasa, lelaki itu mengeluarkan isi tas milik Paijo dan menghamburkan nya di atas tanah. Setelah tidak mendapatkan apa pun di dalam tas, lelaki itu pun memeriksa seluruh tubuh Paijo, dan masih tidak ia temukan apa pun disana. Paijo hanya bisa menurut dan terlihat sangat bodoh. Ia hanya menunduk dan terlihat ketakutan.
Setelah mengetahui tidak ada satupun yang mencurigakan, Pongki pun turun dari mobilnya dan berdiri tepat di depan Paijo.
"Apa mau mu nak?" Tanya Pongki yang ternyata memiliki hati yang begitu lembut. Pantas saja, selama ini tidaka ada satupun orang yang mencurigai dirinya sebagai seorang gembong nark*ba dan juga pimpinan mafia.
Paijo tersentak dan memberanikan diri menatap Pongki.
"Anu pak e, saya pengangguran. Saya sudah putus asa mencari kerja di Jakarta. Sedangkan saya mempunyai tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga. Saya habis di tipu sama teman, katanya di Jakarta saya akan hidup enak, jadi kuli bangunan. Ternyata saya di tinggal di stasiun kereta pak, uang saya pun yang lima puluh ribu di ambil. Sekarang saya putus asa, saya harus kemana. Mau pulang pun malu. Jadi saya jalan saja, dan saya lihat rumah bapak besar sekali. Barangkali Bapak butuh kuli pak," Terang Paijo.
Pongki pun melirik Andrean dan memberikan kode hanya dengan mengangkat dagunya.
Saat itu juga Andrean memeriksa dompet milik Paijo, terlihat disana hanya dompet yang kosong dengan sebuah kartu tanda pengenal yang bertuliskan nama Paijo. Lalu, Andrean memberikan kartu tanda pengenal itu kepada Pongki.
Pongki memperhatikan kartu tanda pengenal itu dan membaca data diri Paijo, serta membandingkan foto yang berada disana dengan wajah Paijo.
"Kok berbeda?" Tanya Pongki.
"Anu pak, dulu saya seperti itu, sekarang saya sudah lebih gaul pak," Ucap Paijo.
Pongki nyaris saja tertawa mendengar jawaban Paijo. ia melihat gaya Paijo yang terkesan sangat memaksa.
Paijo menggunakan kaos ketat yang memiliki lengan hingga ke siku dengan potongan kerah berbentuk V, serta celana panjang dengan potongan yang membesar dari dengkul hingga ke mata kaki. Sandal gunung yang terlihat berdebu hingga potongan rambut yang memiliki poni yang di miringkan ke kiri.
Paijo tersenyum memamerkan giginya yang rapi, saat di perhatikan oleh Pongki.
"Keahlian mu apa?" Tanya Pongki seraya memberikan kartu tanda pengenal milik Paijo kepada lelaki lugu itu.
"Banyak pak, benerin genteng, menyupir, membersihkan kebun dan lain sebagainya pak. Maklum, saya tinggal di desa, segala sesuatu harus bisa pak," Ucap Paijo dengan gaya bicaranya yang mengundang tawa siapa saja yang mendengar nya.
"Menyupir? Mobil?" Tanya Pongki lagi.
Paijo mengangguk dengan cepat.
"Belajar dari mana?"
"Saya dulu pernah bawa mobil untuk mengantarkan batu bata ke toko bangunan ke kota pak. Hanya saja, saya harus berhenti, karena gajinya tidak cukup untuk biaya sekolah adik-adik saya," Terang Paijo.
"Kamu punya adik berapa orang?"
"Ada lima pak," Ucap Paijo, seraya tertunduk sedih.
Pongki menghela nafas panjang. Lalu, ia mengangguk paham atas segala kesulitan Paijo.
"Kebetulan saya membutuhkan seorang sopir. Tetapi ingat, bila kamu macam-macam di rumah saya, kamu akan saya jadikan pakan buaya peliharaan saya."
Paijo tersentak dan menatap Pongki dengan wajah yang ketakutan.
"Bagaimana, apa kamu sanggup?" Tanya Pongki dengan wajah yang terlihat dingin.
"Terima kasih pak, terima kasih!" Seru Paijo seraya meraih tangan Pongki.
Dengan cepat, Pongki menarik tangan nya dan menyembunyikan nya dibalik saku celananya.
"Jangan sentuh tangan saya, kamu dekil dan kotor. Sana, kamu ikuti Andrean. Dia akan menunjukan kamar untuk mu. Satu lagi, saya membiarkan kamu masuk, bukan berarti kamu sudah sah diterima. Kamu harus menunggu saya pulang dan nanti malam, saya akan mengetes kelayakan kamu dalam mengendarai mobil,"
"Baik pak, terima kasih pak," Ucap Paijo dengan wajah yang semringah.
Pongki pun kembali masuk kedalam mobilnya dan berlalu begitu saja dari hadapan andrean dan Paijo.
Dengan wajah culun dan terlihat takut, Paijo melirik Andrean yang sedang menatap dirinya. Lalu, ia melihat Andrean memberikan kode kepada dirinya untuk mengikuti Andrean masuk kedalam istana yang terkenal sangat sulit untuk di singgahi. Entah mengapa, mungkin nasib baik bagi Paijo, segala sesuatu yang ia lakukan terkesan selalu diberikan kemudahan. Itulah mengapa, dirinya selalu menjadi andalan di kesatuannya.
Paijo mengikuti langkah kaki lelaki bengis dan plontos itu, yang berjalan tepat di depannya. Terlihat di saku celana lelaki itu sebuah pistol yang siap kapan saja untuk diletuskan kearah targetnya. Walaupun tidak terlihat jelas, namun Paijo sudah paham, bila disana adalah sebuah pistol. Karena benda tersebut bukanlah benda yang asing bagi dirinya. Paijo dapat mengenali tipe apa saja walaupun melihat senjata api dengan sekilas. Karena, dirinya adalah lulusan terbaik saat ia menjalani pendidikan profesi yang sedang ia jalani saat ini.
Langkah kaki Andrean terhenti di sebuah bangunan yang mirip seperti rumah kos, saat Paijo menempuh pendidikan saat ia masih bersekolah. Bangunan itu terpisah jauh dari rumah utamanya yang berada di depan bangunan itu dan hanya di pisahkan sebuah kebun dan pagar kawat. Lalu, Andrean membuka sebuah kamar kosong dan memerintahkan Paijo untuk masuk dan membersihkan diri.
Paijo melihat kesekeliling nya, lalu ia menaruh tas lusuhnya di atas ranjang. Matanya melirik kesana kemari, mencoba mencari tahu apakah ada kamera tersembunyi di dalam ruangan itu.
Walaupun terlihat normal-normal saja di ruangan itu, namun Paijo tidak mau gegabah. Ia berniat akan mencari tahu nanti malam, dengan kamera ponselnya dan mematikan lampu diruangan tersebut. Dengan begitu, Paijo dapat mengetahui bila ada kamera tersembunyi di dalam ruangan itu.
Paijo pun merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Lalu, ia berusaha senormal mungkin, agar tidak ada satupun yang mencurigai dirinya bila ada seseorang yang sedang mengawasi dirinya saat ini.
Paijo sengaja berakting seakan ia baru saja merasakan empuknya sebuah kasur dan memasang wajah yang terlihat sangat bahagia.
Benar saja, di lain ruangan, terlihat Andrean memperhatikan sebuah monitor yang di dalamnya terlihat Paijo yang sedang terlihat melompat-lompat diatas ranjang empuk tersebut. Tidak lupa, ia merekam segala kegiatan Paijo dan mengirimkan nya kepada Pongki yang siap kapan saja untuk memerintah dirinya. Termasuk, untuk melenyapkan Paijo, bila ada yang mencurigakan terhadap lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🅴cհα☪️ՇɧeeՐՏ🍻
bagus cerita nya kk, suka deh👍👍
2023-03-27
1
sandi
𝚔𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊... 𝚔𝚘𝚗𝚢𝚘𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚞 𝚙𝚊𝚒𝚓𝚘𝚘𝚘𝚘 𝚓𝚍 𝚒𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚠𝚊𝚛𝚔𝚘𝚙!! 🤣🤣🤣🤣
2021-12-27
3
sandi
𝚒𝚑𝚒𝚑𝚒𝚑𝚒
2021-12-27
1