Topan memarkirkan mobil di parkiran gedung apartemen tujuan nya. Setelah itu, dengan ragu, ia beranjak turun dan membukakan pintu mobil untuk kedua majikan nya, Bella dan Berta. Kedua wanita beda generasi tersebut pun turun, lalu melangkah menuju ke dalam gedung tersebut. Sedangkan Topan harus menunggu di luar.
Topan tampak gelisah, ia juga merasa bersalah karena menjadi bagian dalam penggrebekan ini. Tetapi, apa daya? Dirinya yang berperan sebagai Paijo, hanya mampu menuruti setiap ucapan majikan nya. Topan berdiri dan bersandar di mobil sedan itu sambil menghisap sebatang rokok, untuk mengusir gelisah nya.
Di dalam lift, Berta juga tampak gelisah. Ia harus siap menghadapi kenyataan, bila suaminya diam-diam membagi waktu dengan istri kedua yang tidak pernah ia ketahui. Ia terus meremas rok nya dan mengigit bibirnya, untuk menahan emosi yang hampir meledak di dadanya.
Ting!
Pintu lift terbuka di lantai 15. Lantai dimana unit apartemen milik wanita lain Pongki, berada. Berta mengikuti langkah kaki Bella yang menunjukan dimana apartemen milik istri siri daddy nya itu. Hingga langkah Bella berhenti di depan sebuah pintu apartemen.
Jantung Berta berdegup kencang. Dirinya harus siap menerima kenyataan apapun yang berada di balik pintu tersebut. Apa pun itu....
Bella menekan tombol bell yang berada si samping pintu apartemen tersebut. Tak lama kemudian, samar terdengar langkah kaki mendekat ke arah pintu.
cklekkk..!
Pintu pun terbuka, terlihat seorang wanita muda nan cantik, menatap Bella dan Berta dengan wajah yang terperangah.
"Be-bella," Ucap Anna dengan bibir yang gemetar, setelah ia menyadari bila di samping Bella ada Berta.
Terlihat mata Berta memerah, ia melangkah masuk tanpa di persilahkan sebelumnya.
"Mana Pongki!" Ucap nya dengan nada suara yang meninggi.
"Ba-ba-bapak se-se-sedang ma-ma-mandi," Sahut Anna dengan terbata-bata.
Berta melangkah mendekati Anna yang terlihat gemetar, dengan tatapan bengis, ia menatap Anna dengan seksama.
"Siapa namamu? Dari mana kamu? Apakah kamu tahu dia punya istri!"
"Mam..."
"Diam kamu Bella!"
Bella terdiam seketika, ia belum pernah melihat Berta begitu marah seperti ini, seumur hidupnya.
Anna terlihat gelisah, ia menyapukan pandangannya ke segala arah.
"Jawab!" Bentak Berta.
Pongki yang baru saja selesai mandi, langsung meraih handuk dan mencoba mendengarkan suara samar keributan yang berada di ruang tamu apartemen tersebut.
"Ada apa? Apakah Berta datang mencari ku?" Gumam nya.
Pongki buru-buru keluar dari kamar mandi dan menyusul ke ruang tamu. Benar saja, ia melihat kedua istrinya dan anak nya, Bella yang sedang bersitegang di ruang tamu.
"Berta.."
Berta menoleh dan menatap Pongki yang berdiri hanya terlilit selembar handuk. Pikiran negatif Berta mulai menguasai otak nya. Ia menyangka Pongki baru saja melakukan hubungan suami istri dengan Anna. Dengan wajah yang penuh amarah, Berta melangkah mendekati Pongki.
"Bajingan kamu!" Pekik Berta, seraya melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Pongki.
"Aku kurang apa? Kenapa kamu tega berselingkuh dibelakang aku Pongki!" Berta pun menggila, ia mencakar dan memukuli dada suaminya tersebut.
"Berta, aku bisa jelaskan,"
"Jelaskan? Apa? Coba kau jelaskan!" Pekik Berta.
Sedangkan Bella, gadis itu hanya berdiri mematung, ia merasa sangat bersalah dengan kejadian ini. Dirinyalah penyebab nya. Bila saja ia tidak mengatakan nya kepada Berta, mungkin kejadian itu tidak akan pernah terjadi. Tetapi, lambat laun pernikahan kedua Pongki akan terkuak dan Bella merasa tidak bisa membohongi dirinya sendiri untuk tidak jujur kepada Berta.
"Setengah mati aku memperjuangkan kaku Pongki! Tetapi, lihat apa balasan mu!" Sambil terisak, Berta mengguncang-guncang tubuh Pongki yang diam membisu.
"Kamu tidak kurang apa pun, kamu sempurna," Ucap Pongki dengan suara yang parau.
"Lalu, mengapa kau tega!" Berta terduduk di atas lantai, tepat di depan kaki Pongki. Ia terus terisak dan menahan sesak di dadanya.
"Maafkan aku..." Ucap Pongki seraya meraih kedua bahu Berta.
"Penghianat!" Pekik Berta, seraya menepis tangan Pongki.
Anna tertunduk dan merasa bersalah, begitu pun dengan Pongki yang merasa sangat bersalah dan iba melihat Berta saat ini.
"Izinkan aku memakai pakaian ku dulu ya.. Lalu, kita berbicara dari hati ke hati," Ucap Pongki seraya melangkah menuju ke kamarnya.
Bella pun bergegas membantu Berta untuk berdiri, lalu menuntun nya untuk duduk di sofa ruang tamu tersebut. Tetapi Bertha menolak untuk duduk, ia terus menatap Anna yang terus tertunduk malu.
"Kamu masih muda, masih banyak lelaki lain yang lebih dari suami saya. Mengapa kamu harus mengambil suami saya?" Tanya Berta kepada Anna dengan nada suara yang parau, menahan geram.
"Maafkan saya bu Berta, saya mencintai bapak," Ucap Anna dengan wajah yang terus ia sembunyikan dari Berta.
"Maaf? Mencintai katamu?"
Anna bergeming, ia terus meremas rok nya dengan gelisah.
"Apa yang ada dipikiran mu!" Berta menghampiri Anna dan menjambak rambut panjang wanita itu.
"Aaaaaa...!" Anna berteriak menahan sakit di kulit kepalanya.
Bella pun tidak tinggal diam, ia berusaha melerai pertikaian Berta dan Anna.
"Mam, sabar...."
"Diam kamu Bella! Perempuan perebut suami orang ini, harus di berikan pelajaran!"
"Tapi mam... kita dengar dulu daddy...."
"Diammmmm!" Pekik Berta.
Bella terdiam, ia hanya menatap Berta yang terus mencengkram rambut Anna, dengan pasrah.
"Bu...saya akui saya salah..." Ucap Anna dengan terbata-bata.
"Memang kau salah! Suami orang kau rebut! Dasar pelakor! Gak tahu diri! Perempuan murahannnnnn..!" Pekik Berta.
Pongki yang baru saja keluar dari kamarnya pun berlari dan berusaha memisahkan Berta dan Anna.
"Berta, jangan begini, ayo kita duduk dan berbicara dari hati kehati," Pongki berusaha melepaskan cengkraman tangan Berta di rambut Anna.
"Berbicara dari hati kehati? Apa kah kau masih punya hati rupanya Pongki!"
"Berta please.." Ucap Pongki dengan wajah yang memelas.
Berta menatap Pongki dengan tatapan yang tajam. Lalu, ia melepaskan cengkraman nya dari rambut Anna, dan setelah itu ia menghela nafas panjang, untuk melepaskan segala emosi di dadanya.
"Mari kita duduk dulu ya," Pongki menuntun Berta untuk duduk di sofa. Berta menurut dan duduk di sofa tersebut. Disusul oleh Bella dan Anna.
Pongki terlihat gelisah, ia bingung akan berbicara mulai dari mana. Tidak mungkin juga ia mengatakan yang sebenarnya, karena Berta tidak tahu bisnis kotor milik Pongki. Begitu juga dengan Anna yang hanya mengetahui bila Pongki datang ke desa nya karena tersesat.
"Dimana kau bertemu dengan dia! Dan sejak kapan kalian menikah?" Tanya Berta dengan nafas yang terlihat sesak.
Pongki bergeming, ia terus memikirkan dari mana ia mulai bercerita. Mau jujur atau tidak? Mau berbohong atau mengarang cerita, atau apa yang membuat Berta tenang dan mau menerima kenyataan.
"Jawab!" Berta mulai kembali menggila. Ia hampir saja melempar Pongki dan Anna dengan toples yang berada di atas meja.
"Berta, aku salah. Aku menikahi Anna sejak tiga tahun yang lalu." Ucap Pongki dengan suara yang nyaris tidak terdengar.
"Tiga tahun?" Tanya Berta. Berta berusaha mengingat-ingat kejadian 3 tahun yang lalu.
"Bukankah tiga tahun yang lalu, kamu berada di luar negeri?" Tanya Berta.
"Ya, aku berbohong kepadamu. Sebenarnya aku tidak keluar negeri. Aku ada masalah dengan orang dan aku menenangkan diri di sebuah desa. Lalu, aku berjumpa dengan Anna, dia yang mau menampung ku untuk sementara. Tetapi, warga desa meminta aku menikahi Anna, setelah aku beberapa bulan menumpang dirumahnya. Jadi, awalnya aku pergi bukan berniat untuk menghianati kamu. Aku benar-benar baru bertemu Anna di desa nya, dan karena paksaan penduduk lah, aku terpaksa menikahinya." Terang Pongki.
Anna tidak tersinggung dengan ucapan Pongki. Ia tahu, bila Pongki awalnya memang terpaksa menikahi dirinya, dan apa yang diceritakan Pongki, memang benar adanya. Bahkan, Anna tahu, Pongki sangat mencintai Berta. Pongki kerap bercerita tentang Berta dan Bella saat mereka tinggal bersama. Rasa cinta Pongki terhadap Berta, tidak diragukan oleh Anna. Dengan Pongki tidak menyentuh dirinya selama 5 bulan, setelah menikah, sudah menjadi bukti, bila Pongki hanya terpaksa menikahi Anna.
Tetapi, apa daya, Anna sudah terlanjur jatuh cinta dengan Pongki. Ia mencoba bersabar dan mencoba meluluhkan hati Pongki kepada dirinya. Usaha Anna tidak sia-sia, akhirnya Pongki mau menyentuh dirinya. Mereka melakukan nya dengan sangat liar. Itu adalah pengalaman pertama Anna dengan seorang lelaki. Ia merasakan kebahagiaan setelah melakukan nya dengan Pongki yang terkulai lemas di atas tubuhnya yang baru saja melepas kesucian nya untuk suami yang telah 5 bulan menikahinya tanpa menyentuh dirinya.
Bahkan, Anna sempat mengandung dan melahirkan. Tetapi, malang bagi Anna, bayi buah cintanya dengan Pongki meninggal saat dilahirkan. Kehilangan itu juga yang membuat Pongki semakin iba dengan Anna yang sempat depresi karena kehilangan buah hatinya.
Anna juga menyadari, Pongki hanya kasihan kepada dirinya. Terlihat dari sikap Pongki yang tidak begitu terbuka dan jarang bermesraan dengan dirinya. Tetapi, cinta membuat Anna buta, ia terus bertahan dan rela untuk menjadi yang kedua, untuk selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Anne Rukpaida
tdk ada ampun bt prselingkuhan 😡
2021-11-22
2
Sri Utari
selingkuh apalagi setelah menikah kesalahan terbesar menurutku ...mau apapun alasan nya...
2021-11-22
1
Daiiu
kasian sm anna,,tp ttp gk stuju krna apapun alasannya,,mncintai apalagi ingin memiliki milik org lain ttp salah,,sebaik apapun seorang prmpuan,,klo sudah mrebut suami org,,tetap saja SAMPAH namanya
2021-11-22
1