12. Menyusul Pongki

Dokter pribadi keluarga Pongki Susilo baru saja selesai memeriksa keadaan Berta yang tergeletak lemas di atas ranjang. Bella membetulkan letak selimut yang menutupi tubuh maminya tersebut. Lalu, ia beranjak keluar dari kamar maminya bersama dengan dokter tersebut.

"Bagaimana dok?" Tanya Bella dengan penuh kekhawatiran.

"Nyonya Berta hanya shock mbak. Pelan-pelan akan membaik, hanya butuh beristirahat saja," Terang dokter tersebut.

Bella mengangguk paham dan mengantarkan dokter tersebut ke depan rumah nya.

"Saya permisi dulu mbak, saya sudah memberikan nyonya vitamin yang harus di konsumsi secara teratur. Jangan banyak pikiran dulu."

"Baik dok," Sahut Bella.

Dokter keluarga itu pun beranjak masuk kedalam mobilnya, dan meninggalkan kediaman Pongki Susilo.

Bella melangkah menuju ke kamar Berta. Saat ia membuka pintu kamar Berta, terlihat Berta sedang tertidur dengan lelap. Bella tidak mau mengganggu maminya tersebut. Maka, ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan membilas tubuhnya yang terasa lengket.

Satu jam kemudian, Bella pun keluar dari kamarnya. Wajahnya terlihat segar dan rambutnya masih terlihat basah. Bella beranjak ke dapur, dan membuatkan secangkir teh hangat untuk dirinya dan Berta. Setelah itu, ia membawa dua cangkir teh ke kamar Berta.

Berta sudah terbangun, wanita paruh baya itu terlihat berdiam diri di tepi ranjang. Tatapan nya kosong dan air mata terus mengalir di kedua pipinya.

"Mam,"

Berta menoleh dan menatap Bella, lalu ia mengusap air matanya dan mencoba tersenyum kepada anak semata wayangnya itu.

"Ya," Sahutnya dengan suara yang bergetar.

"Ini teh untuk mami," Bella menaruh dua cangkir teh tersebut di atas meja nakas, tepat di samping ranjang Berta.

Berta hanya mengangguk dan kembali tersenyum. Terlihat luka yang mendalam di wajah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah menginjak setengah abad itu.

"Mami mau makan? Kalau mau makan, aku akan bilang pada si mbok untuk menyiapkan nya dan membawanya kesini,"

Berta menggeleng lemah, lalu ia tertunduk dan kembali menangis sesenggukan. Hingga detik ini, ia belum menghubungi Pongki dan belum membahas tentang pernikahan Pongki dengan wanita lain, selain dirinya.

"Mam," Bella ikut merasakan sakit yang Berta rasakan. Air mata juga mengalir dari sudut matanya.

"Apa yang harus mami lakukan setelah ini? Dua puluh tujuh tahun bersama, nyatanya tidak ada cinta yang sejati. Lelaki pasti tidak akan cukup dengan satu wanita. Tidak ada yang benar-benar menghormati pernikahan. Saat susah, membutuhkan kita, namun, saat jaya, seleranya berubah," Ungkap Berta.

Bella terdiam di pinggir ranjang. Ia hanya bisa mengusap punggung Berta, untuk menenangkan wanita yang telah memberikan dirinya banyak cinta, sejak ia terlahir di dunia ini.

"Mam, apakah benar semua lelaki begitu?" Tanya Bella dengan suara yang serak.

Berta menoleh dan membelai lembut rambut Bella. Tanpa kata, ia kembali menundukkan wajahnya.

"Tetapi, mengapa banyak orang yang bertahan dengan satu lelaki, setelah ia disakiti? Atau... ada yang setia dengan satu pasangan saja, walaupun mereka dijodohkan, tanpa cinta sebelumnya?"

"Mami tidak tahu, awalnya mami selalu percaya, bila daddy mu hanya mencintai mami. Nyatanya tidak, semua lelaki sama saja," Tutup Berta. Lalu, ia beranjak dari ranjangnya dan bergegas menuju ke lemari pakaian nya.

"Apa yang mami lakukan?" Tanya Bella dengan wajah yang panik.

"Mami akan meninggalkan aku?" Tanya Bella lagi.

"Mami akan berganti pakaian dan menyusul daddy mu. Dia tahu, kalau kamu mengetahui rahasia dia. Sudah pasti dia tahu, bila mami tahu rahasia dia juga. Namun, nyatanya dia tidak peduli. Dia masih berada di apartemen wanita itu. Dia tidak menganggap mami dan kamu, itu semua membuat mami semakin geram dengan nya. Mami harus menyalurkan emosi mami dengan nya!" Berta menarik sebuah gaun yang tergantung di lemari tersebut dan mulai mengganti piyama nya dengan gaun itu.

"Tapi mi..."

"Kamu bersiap-siap, kita kesana. Jangan lupa, beri tahu Paijo untuk mengantarkan kita.

"Mi, apa tidak sebaiknya kita menunggu daddy saja?"

"Tidak, mami ingin lihat, perempuan macam apa yang sudah di nikahi oleh daddy mu," Ucap Berta dengan penuh perasaan dendam.

"Mi.. mami harus beristirahat..."

"Bella!"

Bella terdiam, ia paham bila emosi maminya sedang tidak terkendali.

"I-i-iya mam," Bella beranjak dari kamar Berta, dan bergegas menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Tidak lupa, ia memberitahukan penjaga yang bertugas di pos jaga, lewat sambungan telepon, untuk memanggil Paijo dan bersiap untuk mengantarkan dirinya dan Berta kembali ke apartemen istri kedua Pongki.

...

Tok! Tok! Tok!

Terdengar ketukan dari pintu luar kamar Topan. Dengan malas, Topan beranjak dari ranjang nya dan membuka pintu kamar tersebut.

"Jo, kamu di panggil non Bella, disuruh bersiap-siap untuk mengantarkan non Bella," Ucap lelaki berkulit gelap dan berperawakan tinggi besar, yang berdiri di ambang pintu kamar Topan.

"Oh, ngeh pakde," Sahut Topan dengan gaya Paijo nya.

Lelaki itu melirik ke dalam kamar Topan, lalu ia mengangguk pelan dan meninggalkan Topan yang akan bersiap untuk mengantarkan Bella.

Topan menatap punggung lelaki itu dan menutup pintu kamarnya.

"Untung sudah mandi," Gumam Topan seraya meraih seragamnya dan memakainya dengan terburu-buru.

Setelah selesai, Topan menyambar kunci mobil milik Bella dan bergegas keluar dari kamarnya. Setelah mengunci kamar nya, Topan pun segera meraih sepatu kerja nya yang berada di rak sepatu, tepat di samping pintu luar kamarnya, dan memakainya dengan terburu-buru. Lalu, ia berlari kecil menuju ke halaman rumah keluarga Pongki Susilo tersebut.

Cukup lama, Topan menunggu Bella keluar dari rumah itu. Akhirnya, Bella dan Berta terlihat berjalan mendekati dirinya yang sudah menunggu di samping mobil milik Bella.

"Antar kan kami ke apartemen yang tadi," Pinta Bella seraya beranjak masuk kedalam mobil itu bersama dengan Berta.

Topan tahu maksud Bella dan Berta yang akan menyusul Pongki di apartemen wanita kedua Pongki. Topan hanya mengangguk paham, lalu ia beranjak masuk kedalam mobil tersebut dan mulai menyalakan mobil itu.

"Paijo, kamu tahu rahasia ini. Saya pinta dengan sangat, kalau bisa, jangan sampai terdengar keluar. Ini rahasia kita," Ucap Bella.

Topan mengangguk paham, tanpa banyak kata, ia melajukan mobil sedan itu menuju ke apartemen istri kedua Pongki.

Sepanjang perjalanan, tidak ada sepatah katapun yang terdengar dari bangku belakang mobil yang sedang Topan kendarai. Topan pun sesekali melirik lewat kaca spion tengah mobil tersebut, dan melihat wajah-wajah murung dibelakang sana.

"Wah... bakal ada perang dunia ini. Kenapa aku terlibat dengan kasus keluarga begini sih," Keluhnya di dalam hati.

Terpopuler

Comments

handayani herni

handayani herni

qiqiqiqi sabar adalah sebagian dari gajimu paijo

2021-11-29

2

Nancy Mekel

Nancy Mekel

sabar paijoo👍👍

2021-11-29

2

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸

sabar jo...😅😅

2021-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Siapa kamu?
3 2. Test mengemudi
4 3. Bella
5 4. Hei! Siapa kamu!
6 5. Frans
7 6. 86..!
8 7. Jaga dia
9 8. Diammmmmmm!
10 9. Pulang...
11 10. Anna
12 11. Kenyataan
13 12. Menyusul Pongki
14 13. Tentang Pongki dan Anna
15 14. Aku, kau dan dia
16 15. My eyes!
17 16. Anggap saya ibumu
18 17. Permohonan maaf
19 18. Paijo si brondong
20 19. Pertarungan Topan dan Andrean
21 20. Perpisahan
22 21. Bali?
23 22. Beri aku waktu
24 23. Misi yang buat dilema
25 24. Paijo?
26 25. Paijo, terima kasih..
27 26. Tidak pernah berubah
28 27. Meresahkan....!!!!!!
29 28. Let's see later
30 29. Bali
31 30. Rencana Berta
32 31. Dasar penghianat!
33 32. Surat pernyataan
34 33. Perasaan apa ini?
35 34. Bersyukurlah
36 35. Jegeerrrrrr!
37 36. Selamat tinggal kenangan
38 37. Perpisahan di Bandara
39 38. Ke Bali
40 39. Bali (2)
41 40. Apa yang kamu lakukan?
42 41. Club malam
43 42. Ada aku untuk kamu
44 43. I love you..
45 44. Nyaris saja!
46 45. Bell, kamu jahat!
47 46. Awkward momen
48 47. Menyogok Bella
49 48. Memberi maaf
50 49. Kesal
51 50. Saya hanya supir bagi non Bella
52 51. Hujan
53 52. Mulai bersahabat
54 53. Informasi
55 54. Bila..
56 55. Sepeda motor
57 56. Saya mohon, jangan membenci saya
58 57. Siapa sebenarnya?
59 58. Terpaksa menginap
60 59. Malam bersama
61 60. Pasrah
62 61. Indahnya jatuh cinta
63 62. Apapun yang terjadi, aku mencintaimu
64 63. Informasi yang bocor
65 64. Tidak mungkin
66 65. Baru menyadari
67 66. Makan malam
68 67. Kesampingkan hati
69 68. Kamu adalah pemilik hatiku
70 69. Aku mencintaimu
71 70. Penangkapan
72 71. Maafkan saya
73 72. Calon menantu
74 73. Maafkan saya
75 74. Pergilah kamu dari ingatan ku
76 75. Janji tetaplah janji
77 76. Lestari
78 77. I love you, I miss you..
79 78. Apa kamu menyukai dia?
80 79. Pertemuan
81 80. Biar mama yang mengatur
82 81. Penyesalan
83 82. Pertemuan
84 83. Aku lelaki, aku akan berjuang.
85 84. Saya berjanji
86 85. Hanya Bella
87 86. Ikhlas
88 87. Wisuda impian
89 88. Terima kasih Tuhan...
90 89. Pertemuan yang gagal
91 90. Perdebatan
92 91. Rahasia kisah usang
93 92. Daftar hutang Antok
94 93. Yang dirindukan dan yang akan dirindukan
95 94. Cinta yang baik
96 95. Bella, I love you
97 96. Gosip yang menyebar
98 97. Upacara pengangkatan
99 98. Wawancara kerja
100 99. Emosi Topan
101 100. Maafkan aku
102 101. Aku akan disamping mu selamanya
103 102. Siapa biangnya?
104 103. Anna
105 104. Dia bukan anak kandungmu!
106 105. Rahasia
107 106. Ayo test DNA
108 107. Biarlah..
109 108. Kata maaf
110 109. Cinta yang tak tergantikan
111 110. Agus?
112 111. Aku mau susu
113 112. Saya laki-laki, saya berjanji..
114 113. Kau dipecat!
115 114. Kamu bukan istriku lagi
116 115. Galang?
117 116. Rumah kakek
118 117. Album usang
119 118. Misi Bella dan Berta
120 119. Malam ini, aku tidak melihatmu
121 120. Maafkan Ibu
122 121. Cerita puluhan tahun yang lalu
123 122. Surat yang tak pernah dikirim
124 123. Apakah kamu tahu?
125 124. Money laundry?
126 125. Pasar malam
127 126. Jadilah tunanganku
128 127. Permintaan maaf Lestari
129 128. Hasil test DNA
130 129. Berbohong demi kebaikan
131 130. Hari persidangan
132 131. Persidangan
133 132. Ayo temui orangtuaku...
134 133. Air kehidupan
135 134. Pemakaman
136 135. Surat terakhir
137 136. Kau bodoh
138 137. Bagaimana mungkin?
139 138. Topan anak ku
140 139. Restu
141 140. Apakah mungkin?
142 141. Perpisahan sementara
143 142. Malam sebelum sidang keputusan
144 143. Lamaran
145 144. Hukuman
146 145. Syarat
147 146. Risau
148 147. Warung mie ayam
149 148. Sejak kapan?
150 149. Wawancara dan tes
151 150. Meninggalkan rumah dinas
152 151. Cinta Ibu
153 152. Saling memaafkan
154 153. Menjemput Baba
155 154. Jadilah istriku
156 155. Pernikahan tidak biasa
157 156. Kembali ke Jakarta
158 157. Bagaimana caranya?
159 158. Persiapan malam pertama
160 159. Kado Antok
161 160. Malam pertama
162 161. Akward
163 162. Kebahagiaan di pesta pernikahan
164 163. Bulan madu yang indah
165 164. Bulan September
166 165. Surat
167 166. Jagat Raya Putra Alexander
168 167. Permintaan terakhir
169 168. Maafkan aku
170 169. Bertemu dengan Jagat
171 170. Kisah terakhir
172 171. Peluru terakhir
173 172. Sampai jumpa esok hari
174 173. Persiapan
175 174. Surat Bella
176 175. Eksekusi
177 176. Surat untuk Topan
178 177. Kekasihku..
179 178. Kembali Pulang
180 179. Ziarah
181 180. Ngambek
182 181. Gagal total
183 182. Pernikahan Antok
184 183. Bersyukurlah
185 Epilog
186 Bonus chapter.
187 Pengumuman
Episodes

Updated 187 Episodes

1
Prolog
2
1. Siapa kamu?
3
2. Test mengemudi
4
3. Bella
5
4. Hei! Siapa kamu!
6
5. Frans
7
6. 86..!
8
7. Jaga dia
9
8. Diammmmmmm!
10
9. Pulang...
11
10. Anna
12
11. Kenyataan
13
12. Menyusul Pongki
14
13. Tentang Pongki dan Anna
15
14. Aku, kau dan dia
16
15. My eyes!
17
16. Anggap saya ibumu
18
17. Permohonan maaf
19
18. Paijo si brondong
20
19. Pertarungan Topan dan Andrean
21
20. Perpisahan
22
21. Bali?
23
22. Beri aku waktu
24
23. Misi yang buat dilema
25
24. Paijo?
26
25. Paijo, terima kasih..
27
26. Tidak pernah berubah
28
27. Meresahkan....!!!!!!
29
28. Let's see later
30
29. Bali
31
30. Rencana Berta
32
31. Dasar penghianat!
33
32. Surat pernyataan
34
33. Perasaan apa ini?
35
34. Bersyukurlah
36
35. Jegeerrrrrr!
37
36. Selamat tinggal kenangan
38
37. Perpisahan di Bandara
39
38. Ke Bali
40
39. Bali (2)
41
40. Apa yang kamu lakukan?
42
41. Club malam
43
42. Ada aku untuk kamu
44
43. I love you..
45
44. Nyaris saja!
46
45. Bell, kamu jahat!
47
46. Awkward momen
48
47. Menyogok Bella
49
48. Memberi maaf
50
49. Kesal
51
50. Saya hanya supir bagi non Bella
52
51. Hujan
53
52. Mulai bersahabat
54
53. Informasi
55
54. Bila..
56
55. Sepeda motor
57
56. Saya mohon, jangan membenci saya
58
57. Siapa sebenarnya?
59
58. Terpaksa menginap
60
59. Malam bersama
61
60. Pasrah
62
61. Indahnya jatuh cinta
63
62. Apapun yang terjadi, aku mencintaimu
64
63. Informasi yang bocor
65
64. Tidak mungkin
66
65. Baru menyadari
67
66. Makan malam
68
67. Kesampingkan hati
69
68. Kamu adalah pemilik hatiku
70
69. Aku mencintaimu
71
70. Penangkapan
72
71. Maafkan saya
73
72. Calon menantu
74
73. Maafkan saya
75
74. Pergilah kamu dari ingatan ku
76
75. Janji tetaplah janji
77
76. Lestari
78
77. I love you, I miss you..
79
78. Apa kamu menyukai dia?
80
79. Pertemuan
81
80. Biar mama yang mengatur
82
81. Penyesalan
83
82. Pertemuan
84
83. Aku lelaki, aku akan berjuang.
85
84. Saya berjanji
86
85. Hanya Bella
87
86. Ikhlas
88
87. Wisuda impian
89
88. Terima kasih Tuhan...
90
89. Pertemuan yang gagal
91
90. Perdebatan
92
91. Rahasia kisah usang
93
92. Daftar hutang Antok
94
93. Yang dirindukan dan yang akan dirindukan
95
94. Cinta yang baik
96
95. Bella, I love you
97
96. Gosip yang menyebar
98
97. Upacara pengangkatan
99
98. Wawancara kerja
100
99. Emosi Topan
101
100. Maafkan aku
102
101. Aku akan disamping mu selamanya
103
102. Siapa biangnya?
104
103. Anna
105
104. Dia bukan anak kandungmu!
106
105. Rahasia
107
106. Ayo test DNA
108
107. Biarlah..
109
108. Kata maaf
110
109. Cinta yang tak tergantikan
111
110. Agus?
112
111. Aku mau susu
113
112. Saya laki-laki, saya berjanji..
114
113. Kau dipecat!
115
114. Kamu bukan istriku lagi
116
115. Galang?
117
116. Rumah kakek
118
117. Album usang
119
118. Misi Bella dan Berta
120
119. Malam ini, aku tidak melihatmu
121
120. Maafkan Ibu
122
121. Cerita puluhan tahun yang lalu
123
122. Surat yang tak pernah dikirim
124
123. Apakah kamu tahu?
125
124. Money laundry?
126
125. Pasar malam
127
126. Jadilah tunanganku
128
127. Permintaan maaf Lestari
129
128. Hasil test DNA
130
129. Berbohong demi kebaikan
131
130. Hari persidangan
132
131. Persidangan
133
132. Ayo temui orangtuaku...
134
133. Air kehidupan
135
134. Pemakaman
136
135. Surat terakhir
137
136. Kau bodoh
138
137. Bagaimana mungkin?
139
138. Topan anak ku
140
139. Restu
141
140. Apakah mungkin?
142
141. Perpisahan sementara
143
142. Malam sebelum sidang keputusan
144
143. Lamaran
145
144. Hukuman
146
145. Syarat
147
146. Risau
148
147. Warung mie ayam
149
148. Sejak kapan?
150
149. Wawancara dan tes
151
150. Meninggalkan rumah dinas
152
151. Cinta Ibu
153
152. Saling memaafkan
154
153. Menjemput Baba
155
154. Jadilah istriku
156
155. Pernikahan tidak biasa
157
156. Kembali ke Jakarta
158
157. Bagaimana caranya?
159
158. Persiapan malam pertama
160
159. Kado Antok
161
160. Malam pertama
162
161. Akward
163
162. Kebahagiaan di pesta pernikahan
164
163. Bulan madu yang indah
165
164. Bulan September
166
165. Surat
167
166. Jagat Raya Putra Alexander
168
167. Permintaan terakhir
169
168. Maafkan aku
170
169. Bertemu dengan Jagat
171
170. Kisah terakhir
172
171. Peluru terakhir
173
172. Sampai jumpa esok hari
174
173. Persiapan
175
174. Surat Bella
176
175. Eksekusi
177
176. Surat untuk Topan
178
177. Kekasihku..
179
178. Kembali Pulang
180
179. Ziarah
181
180. Ngambek
182
181. Gagal total
183
182. Pernikahan Antok
184
183. Bersyukurlah
185
Epilog
186
Bonus chapter.
187
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!