Dengan wajah yang bingung, serta penampilan yang kusut, Topan pulang ke rumah Pongki dengan menggunakan jasa ojek. Saat tiba di depan gerbang rumah mewah tersebut, Topan membayar sejumlah uang kepada pengemudi ojek yang sudah mengantarkan dirinya ke rumah Pongki. Lalu, ia mencoba untuk mengetuk gerbang itu dan memanggil siapa saja yang sedang berjaga di pos jaga, rumah tersebut.
"Om...! Pakde..! Pak bos! Kanjeng mami!" Panggilnya, seraya terus mengetuk gerbang rumah tersebut.
Tak lama kemudian, datang lah seorang penjaga yang belum dikenali oleh Topan. penjaga itu membukakan gerbang hingga berbentuk celah dan mengintip keluar.
"Hei siapa lu!" Tegur penjaga tersebut.
"Saya Paijo mas, sopirnya non Bella,"
"Supir non Bella? Perasaan non Bella tidak punya sopir... Jangan bohong kamu!"
"Sumpah mas... Saya supir barunya non Bella," Topan mencoba untuk meyakinkan Pria itu.
"Kalau lu sopirnya, mobil sama non Bella nya mana?" Tanya penjaga yang berpostur tinggi besar tersebut.
"Itu dia mas, saya ditinggalin sama non Bella di kampusnya. Ini saja saya pulang pakai ojek mas.." Keluh Topan.
"Lah kok bisa...? Jangan ngarang kamu!"
"Sumpah mas, kalau nggak percaya, tanya saja sama bapak Pongki. Wong saya dipekerjakan langsung oleh bapak Pongki kok."
Lelaki itu tampak berpikir sejenak. Lalu, ia beranjak ke dalam dan mencoba menghubungi Pongki untuk mengecek kebenaran apa yang dikatakan oleh Topan.
Cukup lama Topan menunggu, akhirnya gerbang itu pun dibukakan oleh penjaga rumah tersebut. Disusul dengan dibukakan nya gerbang kedua yang ada di rumah tersebut.
"Masuk kamu, langsung menemui bapak Pongki di ruang keluarga. Dia ingin berbicara denganmu." Perintah lelaki itu.
Topan hanya mengangguk dan melangkah dengan gontai menuju rumah Pongki. Sebenarnya, masuk ke rumah Pongki adalah tujuan utama dari Topan. Dalam tugasnya, Topan juga butuh mengetahui setiap sisi dari bangunan di kediaman targetnya, dan itulah kesempatan baginya untuk mengetahui setiap sisi rumah Pongki Susilo. Walaupun saat ini Topan diantar oleh seorang bodyguard ke ruang keluarga untuk menemui Pongki, setidaknya Topan sudah memasuki sedikit dari bagian rumah mewah tersebut.
Mata Topan diam-diam memperhatikan di setiap lorong dan sudut ruangan yang berada di rumah itu, Berawal dari ruang tamu hingga ke ruang keluarga. Di ruang keluarga tampak Pongki sedang duduk menunggu Topan, tidak terlihat kemarahan dimata lelaki berusia lebih dari 50 tahun tersebut. Melainkan, sorot mata Pongki terlihat geli saat melihat kehadiran topan di ruang keluarganya.
Saat melihat Pongki, Topan pun mulai beraksi menjadi seorang Paijo yang culun polos serta norak. Topan langsung bersimpuh di kaki Pongki dan menangis sejadi-jadinya dan memohon agar dirinya tidak dipecat oleh Pongki Susilo.
"Pak bos... Maafkan saya pak bos... Semua itu terjadi begitu saja, saya tidak tahu kemana non Bella.. Pak bos saya ditinggalkan begitu saja di kampus, non Bella melarikan diri dari saya Pak bos.. Maafkan saya, jangan dipecat ya pak bos... Saya lalai pak bos... Maafkan saya, saya mohon jangan dipecat pak bos.... Saya hanya ke kamar mandi sebentar saja dan ternyata non Bella sudah hilang. Saya tidak tahu non Bella ke mana pak bos... Mobilnya juga ilang Pak bos."
Pongki menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat Topan yang menangis histeris di atas lantai.
"Sudah, sudah jangan nangis. Lain kali, jangan pernah tinggalkan mobil, paham?"
"Paham pak bos, tapi tadi sepatu saya dimuntahin oleh non Bella, jadi saya mau tidak mau harus ke kamar mandi."
"Loh, kok bisa?" Tanya Pongki, penasaran.
"Tadi kan pak, waktu saya mengantarkan non Bella ke kampus, di sepanjang jalan, non Bella selalu mengomel. Terus, non Bella meminta saya untuk mengendarai mobil dengan cepat. Eh, setiba di kampus, non Bella muntah di sepatu saya, saat saya membukakan pintu untuk non Bella. Saya juga bingung pak, kenapa non Bella muntah. Mungkin karena tidak biasa naik mobil kali ya pak.. non Bella biasa naik helikopter mungkin," Ucap Topan dengan gaya lugunya.
"Mungkin kamu ngebut-ngebutan kali... Makanya Bella muntah!"
"Ya...., kan saya disuruh ngebut Pak..."
Pongki menggeleng-gelengkan kepalanya, ia benar-benar merasa Paijo sangat polos.
"Ya... semuanya kan ada batas kecepatannya Paijo.... Lain kali, kamu jangan ulangi lagi ya..! Kalau terjadi apa-apa sama anak saya, kamu mau saya tuntut!"
"Yo jangan toh pak... Kalau saya dituntut, saya harus bayar pakai apa pak? Saya hanya orang miskin, niate kerja pak. Oke pak, besok saya nggak ngelakukan hal begitu lagi. Saya kapok tenan pak, yang penting saya jangan dipecat pak.. Saya mohon pak, mosok sehari kerja saya kena pecat. Nasib saya bagaimana nek ngunu pak..." Dengan wajah memohon, Topan terus merengek di atas lantai, tepat di samping kaki Pongki.
"Kalau saya menuntut itu, tidak dengan uang. Tapi, dengan nyawa kamu..!"
"Huaaaaa... jangan to pak... ampun pakkk.. kapok saya pak..." Topan semakin menangis meraung-raung.
Pongki menghela napas panjang, lalu ia menatap Paijo yang tampak stress dengan ancaman nya. Entah mengapa, Pongki selalu merasa iba kepada Paijo. Karena Pongki benar-benar percaya, bila Paijo adalah bocah kampung yang miskin dan sedang mempertaruhkan keberuntungan di Ibukota. Bila tidak bekerja dengannya, mungkin tidak ada orang yang mau menerima Paijo di luar sana. Karena selain Paijo sangat polos, anak itu kerap membuat kesal orang yang sedang berbicara kepadanya. Namun, disamping itu, Pongki menyadari bila Paijo adalah orang yang jujur dan memiliki hati yang baik. Maka, ia selalu merasa tidak tega dengan anak itu dan berusaha untuk memaafkan kesalahan Paijo di hari pertama nya bekerja.
"Baiklah, kamu saya maafkan. Tetapi, janji.. Jangan pernah ulangi lagi. Paham?"
"Terima kasih pak bos... saya paham pak.. saya paham... Terima kasih sekali Pak bos." Ucap Topan, seraya meraih tangan Pongki dan mencoba untuk mencium tangan lelaki itu. Dengan cepat, Pongki menarik tangannya dan menyuruh Topan untuk pergi dari hadapannya.
"Sudah, sana... sana... sana..., kamu hanya membuat pusing saja. Sana, kembali ke kamarmu. Biar anak buah saya yang mencari di mana Bella."
"Ngeh pak bos..." Ucap Topan seraya tersenyum malu-malu. Lalu, ia beranjak dari atas lantai dan bergegas meninggalkan ruang keluarga tersebut.
...
Di kamarnya, Topan bernafas lega. Ia sudah berhasil menaruh perangkap sadap di ruang keluarga. Tepatnya di bawah meja jati di ruangan tersebut, tanpa diketahui oleh Pongki dan juga bodyguard nya. Selain Topan terkenal licin, ia juga memiliki gerakan tangan yang begitu cepat. Hingga membuat targetnya tidak sama sekali menyadari nya.
"Bagaimana? Clear?"
Topan mengirim pesan kepada team nya, melalui pesan teks.
Tak lama kemudian, Topan mendapatkan balasan dari team nya yang bertugas untuk mendengarkan pembicaraan dari alat sadap tersebut.
"86,"
Topan tersenyum puas dan menghapus pesan singkat tersebut.
Dari mana Topan mendapatkan alat sadap? Tentu saja dari pengemudi ojek yang mengantarkan Topan untuk kembali ke rumah Pongki. Ternyata, selama ini banyak orang yang dibelakang layar. Mereka bertugas dengan tugasnya masing-masing. Hanya saja, Topan lah yang menjadi aktor utama dalam misi tersebut.
Semua di sekeliling Topan saat berada di luar rumah, dibuat senatural mungkin. Agar tidak ada yang menaruh curiga kepada Topan. Karena Topan tahu, dirinya pun juga sedang diawasi oleh Andrean yang diam-diam ditugaskan untuk selalu mengikuti kegiatan Topan saat berada di luar. Itulah mengapa Andrean tidak berada di rumah Pongki pada pagi ini.
Bagaimana bisa Topan tahu? Tentu saja karena Topan memiliki team andalan. Yaitu, team yang selalu bekerjasama dengan nya, dimana saja dan kapan saja tugas datang dan menjadi tanggung jawab mereka. Itu semua demi menumpas kejahatan di bumi Ibu Pertiwi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Arya Aya
pengen komen tp nganu... 🤭
2022-02-12
1
sandi
keren jo!
2021-12-28
1
fhayy
disini tuh sebenernya tegang tapi tiap adegan nya ngakaks Mulu coba 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣..
logat medok jowone bikin ngakaks Mulu... padahal aku juga di solo...tapi entah kenapa baca Paijo ngomong pengen tak tampol karak wkwk 😀😀😀
2021-12-03
4