Mobil Bella memasuki halaman parkir di apartemen milik Frans. Setelah mobil itu terparkir dengan sempurna, Bella pun mulai merapikan riasan wajah nya dengan bedak bermerk yang baru ia keluarkan dari dalam tas nya. Tidak lupa, Bella membubuhi sedikit lipstik berwarna Cherry untuk memperindah warna bibirnya.
Setelah memastikan riasan wajahnya sudah sempurna, Bella pun bergegas turun, di susul juga oleh Topan. Bella mengerutkan keningnya saat melihat Topan ikut turun bersama dengan dirinya.
"Ngapain lu turun juga, lu tunggu disini!"
Topan tersenyum mendengar ucapan Bella, namun ia tidak peduli.
Bella melangkahkan kakinya menuju ke gedung apartemen tersebut, namun Topan terus mengikuti dirinya. Bella menghentikan langkahnya dan menatap Topan yang juga ikut menghentikan langkahnya tepat dibelakang Bella.
"Lu dengar apa yang gue bilang tadi?" Tanya Bella.
Topan mengangguk dan terus tersenyum.
"Ya sudah, sana tunggu di mobil!"
Topan bergeming, ia terus menatap Bella.
Bella kembali melangkahkan kakinya, Topan pun mulai bergerak mengikuti Bella.
"Masteng!" Bentak Bella.
Topan terkejut dan membulatkan matanya.
"Lu itu budek atau gimana sih! Gue bilang TUNGGU DI MOBIL!"
"Maaf non, sudah tugas saya mengikuti non Bella. Ini perintah dari pak boss. Katanya, selain di kampus, non gak boleh terlepas dari pandangan saya,"
"Tapi ini gue mau menemui pacar gue!"
"Ya, bukan di kampus kan? Selain di kampus, non Bella tidak boleh terlepas dari pandangan saya, begitu kata pak boss."
Bella memutar kedua bola matanya, ia benar-benar merasa muak dengan sosok Paijo, lelaki culun dengan poni yang menutupi sebelah matanya itu.
"Di luar, gue yang memerintahkan elu. Elu harus nurut sama gue. Ok?"
Topan menggelengkan kepalanya.
"Lu bandel banget sih ya!" Bentak Bella seraya mendekati Topan dan bersiap untuk menjambak Topan.
Dengan sigap, lelaki itu menangkap tangan Bella dan menatap Bella dengan begitu dalam. Bella terpana, ia tidak menyangka bila refleks yang dimiliki Topan sangat cepat sekali. Bella membalas tatapan Topan yang hanya bisa ia tetap di satu mata lelaki itu saja.
Topan memiliki mata yang teduh dan sayu. Terlihat kantung mata lelah di sekitar mata Topan. Tulang hidung Topan yang sempurna serta bibirnya yang terlihat basah dan padat.
"Apa pun perintah dari pak bos, saya akan jalani non. Jangan paksa saya menggendong non kembali masuk ke mobil. Bila saya tidak boleh masuk, lebih baik non saya bawa pulang kembali." Tegas Topan.
Kini, Bella mulai merasa, Topan memiliki sisi lain. Suara Topan begitu dingin dan datar, serta tatapan nya yang sayu namun tajam.
"Ih, supir ini jangan-jangan psikopat lagi," Batin Bella.
Bella mulai bergidik ngeri, ia berusaha melepaskan tangan nya dari cengkraman Topan. Lalu, tanpa kata, ia beranjak masuk kedalam apartemen tersebut, tanpa melarang Topan mengikuti dirinya lagi.
Mereka berdua menaiki lift untuk menuju ke lantai dimana unit apartemen milik Frans berada. Kini, Bella tidak lagi berbicara. Ia tampak takut dengan Topan yang kini terlihat tegas kepada dirinya.
Ting!
Mereka pun sampai di lantai apartemen Frans. Bella melangkah keluar dari lift dan disusul oleh Topan. Topan tampak menoleh ke kanan dan ke kiri, layaknya seorang bodyguard. Bella yang berjalan dibelakang nya terus merinding karena di ikuti oleh Topan.
Bella menghentikan langkah kakinya di depan sebuah pintu unit apartemen. Lalu, ia menekan tombol bella yang terletak di atas pintu unit tersebut.
Tak lama kemudian, Frans membukakan pintu, dan tersenyum kepada Bella.
"Baby...! Bagaimana? Sudah di transfer?" Tanya nya.
Topan mengerutkan keningnya, ternyata tadi di Bank, Bella mentransfer sejumlah uang untuk kekasihnya itu. Dengan begitu, Topan mulai paham, mengapa Pongki menentang Bella dekat dengan lelaki busuk itu.
"Kamu tidak bertanya kabar ku dulu?" Tanya Bella seraya mengerutkan dagunya.
"Eh, apa kabar sayang ku..?" Tanya Frans dengan sikap yang salah tingkah. Lalu, Frans menatap Topan yang berdiri di samping Bella. Lalu, ia memperhatikan gaya busana dan rambut Topan. Disitu ia terkekeh dan menertawai Topan habis-habisan.
Topan bergeming, ia hanya menatap tingkah laku Frans yang sedang menertawai dirinya.
"Kamu kok bawa badut? Aku sedang tidak ulang tahun loh," Ucap Frans, sambil terus terkekeh.
Bella menghela nafas panjang dan melangkah masuk kedalam apartemen Frans. Saat Topan menyusul Bella, Frans langsung mencegahnya.
"Ngapain lu masuk? Tunggu di luar!" Perintah Frans.
Topan tidak bergeming, ia terus menerobos masuk dan duduk di sofa ruang tamu apartemen milik Frans, yang membuat Frans dan Bella tercengang melihat sikap Topan.
"Eh, badut! Sudah gue bilang, jangan masuk!" Bentak Frans.
"Maaf mas, saya di perintahkan pak bos untuk selalu melihat kegiatan non Bella," Ucap Topan dengan tegas.
Frans mengangkat kedua tangannya dan menatap Bella. Ia memberi kode apa yang harus ia lakukan terhadap lelaki kurang ajar yang sedang duduk di sofa nya.
Bella hanya menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya. Menandakan Bella membiarkan saja Topan untuk duduk disana dan pasrah, karena Topan dalam perintah daddy nya.
Wajah Frans tampak sangat terganggu saat melihat Bella yang pasrah saja. Padahal, supir yang sebelumnya, bisa menurut kepada Bella. Tetapi, karena menurut kepada Bella lah, makanya supir sebelumnya di pecat oleh Pongki.
Akhirnya, Frans dan Bella tidak lagi menganggap kehadiran Topan disana. Mereka pun mulai bersikap layaknya sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara.
Frans memeluk pinggang Bella dan berdiri berhadapan dengan Bella.
"Sudah di transfer?" Tanya nya lagi.
Bella tersenyum dan mengangguk dengan cepat.
"Terima kasih ya sayang ku...." Ucap Frans dengan bersemangat dan mengecup kedua pipi Bella, lalu memeluk tubuh Bella dengan erat.
saat itu juga Topan sengaja terbatuk untuk memberikan kode bahwa dirinya melihat semua yang Frans dan Bella lakukan.
Sepasang kekasih itu menatap Topan yang sedang asik mengemil makanan ringan yang terletak di atas meja, tanpa di tawarkan terlebih dahulu. Sambil membalas tatapan Frans dan Bella.
"Kita pindah ke kamar saja yuk," Ucap Frans sambil menuntun tangan Bella untuk menuju ke kamarnya. Bella tampak begitu menurut dengan Frans, ia mau saja di ajak ke kamar Frans.
"Jangan,"
Bella dan Frans menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Topan.
"Lu cuka supir! Gak berhak mengatur majikan elu!" Hardik Frans.
"Non Bella bukan majikan saya kok, wong majikan saya itu pak boss. Kalo non Bella kan hanya anak majikan,"
Frans terlihat sangat geram kepada Topan.
"Eh Paijo, alias Masteng alias mas-mas tengik! Gue juga majikan elu!" Ucap Bella yang mulai kembali terpancing emosi dengan sikap Topan.
"Non, yang menggaji saya kan pak boss, Bukan non Bella...."
Bella terdiam mendengar ucapan Topan.
"Lancang lu ya!" Frans melepaskan pelukannya dari pinggang Bella dan beranjak mendekati Topan.
Dengan tenang, Topan terus mengunyah makanan kecil yang ia ambil dari toples di atas meja tersebut.
"Lu mau gue hajar?" Frans terlihat begitu emosi, terutama melihat sikap Topan yang masih bergeming, seakan tidak merasa takut kepada dirinya.
"Hei!" Bentak Frans lagi.
Topan menatap Frans dan tersenyum tipis.
Tentu saja sikap Topan membuat emosi Frans tidak terbendung lagi. Lelaki itu langsung melayangkan tangan nya dan hendak meninju wajah Topan. Dengan cepat, Topan menangkap kepalan tangan Frans dan memelintir tangan lelaki tersebut.
"Aaaaaaaaaaaa... aduh aduh aduh... Bella tolonggg!" Pekik Frans.
"Aduh! Mastengggggg... Hentikaaaaan!" Bentak Bella.
Topan melepaskan tangan Frans yang tampak terkulai lemas. Frans terus mengeluh dan terduduk diatas sofa.
"Jangan memandang dari segi gaya dan fisik bos. Walaupun ndeso begini, saya lulusan taekwondo!" Ucap Topan.
Frans tercengang seraya terus mengusap tangan nya yang terasa sakit luar biasa.
"Kurang ajar kamu ya!" Bentak Bella, seraya mendekati kekasihnya dan mengecek tangan kekasihnya.
"Ayo pulang,"
"Lu siapa mengatur gue?" Tanya Bella dengan wajah yang sangat marah.
"Ayo pulang...." Ucap Topan lagi dengan nada suara yang membujuk Bella.
"Enggak! Pacar gue lu sakiti! Gue tuntut lu ya!" Ancam Bella.
"Mau menuntut saya? Ok gak apa-apa. Tapi, saya akan ceritakan bila non Bella di peluk dan di cium, terus mau diajak ke kamar sama laki-laki ini."
Bella terdiam mendengar ucapan Topan.
"Ayo pulang non, nanti saya gendong loh," Ucap Topan seraya tersenyum jahil.
"Iiiiiiihhhhh..!" Keluh Bella.
"Sudah pulang saja sayang... aku tidak apa-apa kok." Pinta Frans.
"Kamu tidak melawan dia? Kamu mau aku pulang begitu saja?" Tanya Bella yang tidak percaya dengan ucapan Frans.
Frans mengangguk dengan cepat.
"Ihhhh...! Sebel sama kamu!" Pekik Bella seraya memukulkan tas nya ke wajah Frans. Lalu, ia beranjak keluar dari apartemen Frans.
"Yah marah... Bella!" Panggil Frans.
Bella tidak peduli, ia terus berjalan menuju lift, di susul oleh Topan yang terlihat senang melihat sepasang kekasih itu bertengkar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
sandi
u pulang seneng dy bell, wong dah dpt dt
2021-12-28
2
handayani herni
sukur kena tamparan tas mahal
2021-11-29
2
Nancy Mekel
lanjut
2021-11-29
3