Setelah makan bersama selesai, Berta asik dengan ikan-ikan yang berenang menghampiri dirinya. Sedangkan Topan asik mencungkil sela-sela giginya dengan sebilah tusuk gigi yang disediakan di atas meja. Sedangkan Bella, memandangi Topan dengan kerut di keningnya.
"Jorok lu masteng!" Hardik Bella.
Topan melirik Bella dan tersenyum salah tingkah.
"Gak sopan tau gak begitu, bikin mual! Dimana-mana mah, orang di tutupin gitu mulut nya,"
"Maaf ya non," Topan menaruh tusuk gigi tersebut dan meludahkan sisa makanan nya ke arah lantai.
"Ishhh!" Bella terlihat sangat terganggu dengan Topan.
Lagi-lagi Topan hanya tersenyum dan balas memandangi Bella.
"Apa lu lihat-lihat!"
"Gak non, non cantik banget. Kayak artis," Celetuk Topan.
Bella hanya mengangkat sudut bibirnya nya dan membuang pandangannya kearah Berta yang terlihat sangat senang dan tenang. Seakan-akan, wanita paruh baya itu tidak sedang menghadapi masalah apapun di dalam pernikahan nya.
"Kok lu punya ide sih, buat ngajak kita-kita kesini?" Tanya Bella, seraya kembali menatap Topan.
Topan mengulum senyumnya dan tidak menjawab apa pun.
"By the way, terima kasih ya Masteng," Ucap Bella, sambil tersenyum tipis kepada Topan.
Topan terpaku, ia menjadi salah tingkah saat melihat senyuman tipis dari Bella.
"Ya Lord, kenapa dia harus lahir dari benih target ku? Aku kan jadi susah untuk mendekati dia, malah cakep banget lagi.." Gumam nya.
"Apa?" Bella yang mendengar Topan bergumam pun, mendekati wajahnya kearah Topan yang duduk di depannya.
"Ah, enggak non, anu.. saya cuma.. hmmmm... itu... non cantik.."
Bella terdiam, ia kembali menatap Topan dan buru-buru melemparkan pandangannya lagi kearah Berta. Bella terlihat salah tingkah kali ini, saat Topan memuji dirinya cantik.
Bella melirik arlojinya, lalu ia mulai menyadari bila mereka sudah terlalu lama duduk disana.
"Mam, kita pulang yuk," Ucap Bella seraya menghampiri Berta yang duduk di tepi kolam.
"Sebentar lagi ah.." Sahut Berta.
"Tapi mam, ini sudah pukul sepuluh malam loh mam, sudah mau tutup juga.." Bella mencoba mengingat Berta.
Berta terperangah dan melirik arlojinya.
"Eh, iya ya.. ya sudah, kita pulang. Kamu bayar gih, pakai kartu mami saja. Ambil di tas mami ya.. mami tunggu disini,"
"Ok deh," Bella beranjak dari duduknya seraya membawa tas maminya ke meja kasir.
"Jo,"
"Ya kanjeng mami..." Sahut Topan yang sedang memakai sepatunya.
"Besok temani saya ke mall ya.."
"Oh, iya kanjeng mami."
"Sekalian saya mau membelikan kamu baju-baju baru. Soalnya kalau saya lihat, baju-baju kamu sudah ketinggalan jaman semua."
Topan menelan salivanya, ia tidak tahu harus menolak atau menerima tawaran Berta.
"Ah, tidak usah kanjeng mami. Baju saya masih layak pakai kok," Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Topan memberanikan diri untuk menolak tawaran Berta.
"Jangan menolak dong Jo. Anggap saja, saya ini ibu mu,"
Topan tersentak, ia menatap wajah Berta yang terlihat tulus kepada dirinya.
"Saya jadi gak enak kanjeng mami,"
"Sudah, dari pada kaku di pecat.. mau?" Tanya Berta diiringi senyum jahil di sudut bibirnya.
"Ja-jangan dong kanjeng mami... Nanti saya makan pakai apa?" Ucap Topan dengan ekspresi wajah yang pura-pura khawatir.
"Ya makanya... kamu menurut sama saya. Kamu mau saya senang kan?"
"I-i-iya kanjeng mami,"
"Nah.. saya mau membelanjakan kamu dan membawa kamu ke salon. Biar rapi sedikit gitu loh Jo. Lihat saja rambut mu itu gimanaaaaa Paijo. Apa kamu bisa melihat, kalau sedang menyetir? Sedangkan sebelah mata mu saja tertutup rambut."
Topan tersenyum ragu, ia terus menatap Berta yang benar-benar terlihat tulus kepada dirinya.
"Sebelumnya, saya sangat berterima kasih kepada kanjeng mami. Saya baru beberapa hari bekerja, namun kanjeng mami sudah sangat baik kepada saya."
"Alah... gak usah dipikirkan. Saya juga sedang stressssss... kamu harus menghibur saya dan Bella." Ucap Berta seraya bergegas memakai sepatunya.
"Mau saya bantu kanjeng mami," Topan membungkuk mencoba membantu Berta memakai sepatunya.
"Tidak... tidak usah.. saya bisa," Berta menolak dan tersenyum kepada Topan.
Topan terdiam, dan terus menatap Berta. Ia mulai merasa iba dengan wanita itu. Bagiamana bila dirinya berhasil menangkap Pongki, dan seluruh aset Pongki disita oleh negara? Sudah dipastikan bila keluarga Pongki akan mengalami kebangkrutan.
Topan pusing sendiri memikirkan itu semua. Sedangkan kini, dirinya sudah mendapatkan hati Berta dan Bella. Apa yang terjadi bila penyamaran nya berakhir? Sudah dipastikan bila Berta dan Bella, tahu bila dirinyalah yang bertugas menghancurkan Pongki. Pasti Bella dan Berta sangat membenci dirinya. Sedangkan Topan tahu, seluruh anggota keluarga Pongki, sangat baik kepada dirinya.
"Jo, ayooo.. kok bengong?"
Topan tersadar dari lamunannya dan menatap Berta yang tersenyum kepada dirinya. Lalu, ia juga menatap Bella yang sudah menunggu mereka di depan meja kasir.
"Ya Allah, kenapa orang-orang baik ini harus terlibat dengan situasi yang tidak baik." Batin Topan.
Topan mengangguk dan berjalan menghampiri Berta. Lalu, mereka pun meninggalkan restoran tersebut.
...
Di kediaman Pongki,
Pongki yang sedang duduk di ruang keluarga, terus melirik jam di dinding. Ia sedang menunggu Bella dan Berta pulang. Ia tidak tahu kemana perginya anak dan istrinya tersebut. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi mereka, namun tidak kunjung ada jawaban.
Sedangkan untuk menghubungi Topan, ia tidak memiliki nomor ponsel pemuda itu. Meskipun khawatir, ia tetap merasa percaya dengan Topan yang menurutnya bisa ia percaya untuk membawa anak dan istrinya. Pongki tampak gelisah, ia terus menatap jam di dinding ruangan tersebut.
Pongki sengaja pulang malam ini. Ia ingin kembali membahas tentang nasib rumah tangganya dengan Berta. Ia tidak ingin bercerai dengan wanita yang sangat ia cintai itu.
Pongki semakin gelisah, saat jarum jam nyaris menunjukkan pukul 12 malam. Ia memutuskan untuk menunggu Berta dan Bella di beranda rumah tersebut. Baru saja ia keluar dari rumahnya, mobil milik Bella pun memasuki pekarangan rumah milik nya itu. Pongki berdiri tegak dengan kedua tangan ia masukan kedalam saku celananya, sambil terus menatap mobil yang terus beranjak mendekat.
Mobil yang dikendarai Topan itu pun berhenti tepat di depan Pongki. Tak lama kemudian, Topan keluar dengan wajah yang merasa bersalah dan membukakan pintu mobil untuk Berta dan Bella.
"Kemana saja kalian?" Tanya Pongki, saat Berta baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.
Berta diam seribu bahasa, pun dengan Bella yang turut mengacuhkan Pongki. Kedua wanita itu pun masuk kedalam rumah tanpa berbasa basi sebelumnya kepada Pongki. Merasa di acuhkan, Pongki pun menatap Topan yang terus menundukkan wajahnya.
"Paijo, kemana saja kalian?" Tanya Pongki dengan nada suara yang dingin.
"Anu pak boss, kaki ke restoran di Bogor. Kanjeng mami, terlihat tidak baik-baik saja, jadi saya ajak kesana," Ucap Topan dengan gaya Paijo nya.
"Kamu tahu jalan?" Tanya Pongki yang mulai merasa curiga.
"Kan ada GPS pak boss.."
Pongki terdiam, alasan Topan begitu masuk di akalnya.
"Oh, ya sudah, kamu kembali ke kamar mu sana. Istirahat.. jangan begadang. Nanti kamu ngantuk, malah nabrak," Ucap Pongki.
"Ngeh pak boss, terima kasih, saya pamit dulu yo pak boss."
"Iya sudah.. sana," Sahut Pongki.
Topan melangkah menuju ke paviliun. Sedangkan Pongki terus menatap punggung Topan yang berjalan memunggungi nya, hingga Topan menghilang di balik dinding bangunan rumah nya. Setelah itu, Pongki menyusul Berta ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Anne Rukpaida
skr yg jdi andilau Paijo 🤣🤣🤣
2021-11-24
1
Meilany Sa
galau Yo mas jo
2021-11-23
1
Fani Tsao
aku yo bingong jo piye ini 🤣🤣🤣🤭
2021-11-23
1