Gelap Gulita

Mimi tetap menunggu orang lain melintas dijalan itu, sambil berdoa semoga Bu Kinasih belum sempat menemukannya sebelum orang lain menemukannya terlebih dahulu.

Mimi mulai berkhayal bahwa dia kembali pulang bertemu dengan keluarganya, berpenampilan layaknya gadis dewasa lagi, dan kembali menjadi seoang gadis yang bernama Putri. Tak memakan makanan bayi dan minum Asi lagi, kembali menikmati makanan favoritnya lagi, dan kembali beraktivitas layaknya orang dewasa.

Tapi khayalan itu pupus setelah Mimi menoleh kebelakang, dia melihat Bu Kinasih yang hanya memakai bra putih dan celana pendek sudah tepat berada dibelakangnya dengan tatapan mata yang tajam.

Mimi langsung menangis ketakutan karena bila dirinya tertangkap, sudah dipastikan Bu Kinasih akan menghukumnya.

Bu Kinasih bergegas mendekati Mimi dan langsung menggendongnya kembali masuk kedalam hutan, sebelum ada orang lain yang melintas agar tak sempat melihat keberadaan mereka. Sedangkan Mimi yang tak bisa menghindar hanya bisa menangis ketakutan.

Baru saja Bu Kinasih yang menggendong Mimi masuk kedalam hutan, tak lama kemudian ada dua orang pria yang melintasi jalan dengan berboncengan menggunakan sepeda motornya.

Pria yang duduk dibelakang pengendara secara tak sengaja menoleh kearah hutan sehingga sempat melihat Bu Kinasih yang sedang menggendong Mimi masuk kedalam hutan dan akhirnya menghilang karena terhalang semak belukar.

"Eh, kalau nggak salah tadi aku lihat ada wanita lagi menggendong seseorang masuk kedalam hutan cuma pakai BH." Kata pria yang dibonceng itu kepada temannya yang sedang berkendara.

"Ah, sangking mesumnya otak kamu tuh sampe berfikir ada wanita masuk kedalam hutan cuma pake BH..! Aneh-aneh aja kamu ini .!" Kata temannya itu yang sedang mengendarai sepeda motornya.

"Beneran kok! Tadi aku lihat ada wanita masuk kedalam hutan menggendong seseorang cuma pakai BH..!" yang dibonceng berusaha meyakinkan temannya itu.

"Kamu pikir aja pakai logika, ngapain ada wanita didalam hutan ini cuma pakai BH..?! Sedangkan disini looh nggak ada rumah sama sekali. Kamu pikir itu mamanya Tarzan jemput anaknya pulang..?! Hahahahah....!!" Si pengendara sepeda motor tetap tidak percaya.

"Ya juga sih.. Mungkin aku salah lihat.." Kata yang dibonceng itu.

"Makanya cepat nikah deh, biar pikiranmu nggak kotor terus..!!" Si pengendara sepeda motor itu meledek temannya yang diboncengnya itu.

...****************...

Sementara itu Mimi yang sedang digendong oleh Bu Kinasih, menangis ketakutan dan merengek agar Bu Kinasih memaafkannya.

"Ampun ma! Aku janji nggak kabur lagi, ma! Ampun ma!" Mimi yang sedang digendong terus merengek sambil mengeluarkan air mata.

Sedangkan Bu Kinasih yang sedang menggendong Mimi itu, tidak merespon perkataan Mimi. Dia terus berjalan kaki sambil menggendong Mimi yang sedang ketakutan untuk membawanya pulang.

Akhirnya mereka sampai kerumah, Mimi semakin ketakutan dan hanya menangis, merengek minta maaf kepada Bu Kinasih, karena yakin Bu Kinasih pasti akan menghukumnya.

Bu Kinasih membawa Mimi ke arah belakang rumah menuju ke darah sumur. Ketika sampai di depan sumur, Bu Kinasih meletakkan meletakkan tubuh Mimi di depan sumur itu.

"Kamu tunggu disini, dan jangan mencoba untuk kabur lagi!" Pesan Bu Kinasih kepada Mimi.

"i..iya." Jawab Mimi yang masih ketakutan.

Bu Kinasih kemudian masuk kedalam rumah meninggalkan Mimi sendirian yang sepertinya untuk mengambil sesuatu.

Mimi yang sedang duduk sendirian sebenarnya telah mempunyai kesempatan untuk melarikan diri lagi. Tapi karena mentalnya sudah terlanjur down, dan dipenuhi rasa takut membuat dirinya tak berani untuk melarikan diri lagi. Apalagi ketika dia memperhatikan kedua tangan dan kakinya yang diikat oleh rantai, sangat tidak memungkinkan dia dapat berlari kencang apalagi melawan Bu Kinasih.

Bu Kinasih akhirnya datang kembali menemui Mimi yang sedang duduk didepan sumur sambil membawa dua buah handuk dan timba kecil berisi sabun dan shampo. Bu Kinasih melepaskan bra putih jumbo dan juga melepas celana pendek yang dipakainya. Kemudian Bu Kinasih melepaskan baju dan popok yang dipakai oleh Mimi.

Bu Kinasih mengambil air di sumur itu dengan timba kecil itu, dan menyiramkan air itu ke seluruh tubuhnya sendiri. Kemudian dia mengambil air lagi ke dalam sumur itu dengan menggunakan timba dan membasahi seluruh tubuh Mimi. Bu Kinasih mandi di sumur itu sambil memandikan Mimi.

Setelah selesai mandi dan memandikan Mimi, seperti biasa Bu Kinasih mengeringkan tubuhnya dengan handuk, dan juga tubuh Mimi juga dengan handuk yang satunya. Bu Kinasih menutupi tubuhnya yang gemuk hitam itu dengan handuknya, dan juga menutupi tubuh kurus putih Mimi dengan handuk juga. Kemudian Bu Kinasih menggendong Mimi menuju kamar untuk dipakaikan pakaian.

Setelah didalam kamar, Mimi yang hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya, diletakkan di atas kasur kapuk oleh Bu Kinasih. Setelah itu Bu Kinasih membuka lemari pakaiannya untuk mengambil pakaian yang akan dipakai.

Cuaca saat ini cukup dingin, awan hitam yang tebal menandakan bahwa saat ini cuaca sedang mendung. Kemungkinan nanti malam akan terjadi hujan deras.

Karena cuaca cukup dingin, Bu Kinasih yang biasanya di dalam rumah hanya memakai bra dan celana pendek. Kini Bu Kinasih memakai baju daster lengan pendek dan tinggi selutut, berwarna hijau dan sangat kumal. Tak lupa dia mengancing dasternya yang berada di bagian dada untuk menutupi belahan dada besarnya yang hitam dan tidak memakai bra, sehingga tampak lekukan dua bulatan kecil yang timbul di bagian dada pada dasternya.

Kemudian Bu Kinasih menyisir rambutnya yang hitam panjang sebahu, bergelombang dan sedikit beruban itu.

Setelah itu Bu Kinasih menghampiri Mimi yang duduk di atas kasur kapuk itu. Bu Kinasih melepaskan handuk yang menutupi tubuh Mimi, kemudian mengoleskan minyak telon kebagian dada, punggung, dan kedua telapak kaki Mimi. Setelah itu Bu Kinasih menaburkan bedak bayi ke bagian sensitif Mimi dan mengoleskan ke bagian sensitifnya tersebut.

Pampers atau popok dipakaikan kepada Mimi, kemudian Bu Kinasih memakaikan kaos lengan pendek warna biru langit kepada Mimi. Seperti biasa baju kaos yang sudah dimodifikasi oleh Bu Kinasih dengan menggunting dari bagian bawah ketiak hingga pinggang di kanan dan kirinya, dan memasangkan beberapa kancing di bagian itu. Agar Bu Kinasih tak perlu lagi melepaskan rantai yang mengikat kedua tangan Mimi ketika memakaikan baju kepada Mimi.

Sejak setahun ini Mimi berpenampilan layaknya bayi, Bu Kinasih tak pernah memakaikan bra kepada Mimi. Karena dalam pemikiran Bu Kinasih, bayi tidak pantas memakai bra. Tetapi tubuh Mimi yang kurus dan buah dada yang kecil membuat lekukan di bagian dadanya tak terlalu terlihat. Hanya dua bulatan kecil di bagian dadanya saja yang nampak membentuk sebuah lekukan dua bulatan kecil di baju kaos bagian dadanya.

Bu Kinasih juga tak lupa menyisir rambut Mimi yang sudah semakin panjang dari hari ke hari, yang kini rambutnya sudah seukuran leher dan hampir menyentuh bahu. Setelah menyisir rambut Mimi, Bu Kinasih mengepang rambut Mimi menjadi dua bagian, kanan dan kiri. Sehingga Mimi tampak terlihat cantik dan imut layaknya bayi sungguhan.

...****************...

Suasana malam semakin gelap dan mencekam daripada biasanya. Itu dikarenakan awan mendung yang semakin membuat gulitanya langit malam menjadi hitam pekat tak berbintang, dan tidak disinari cahaya rembulan.

Suasana malam itu seperti hanya tinggal menunggu hujan.

Bu Kinasih membawa Mimi ke dapur untuk makan bersama. Daging dengan menu yang sama seperti pagi tadi, yaitu daging dari jasad tubuh Dinar yang hingga sekarang belum diketahui oleh Mimi bahwa yang dimakannya itu adalah daging dari jasad sahabatnya.

Seperi biasa, Bu Kinasih yang makan terlebih dahulu. Setelah selesai makan dan minum beberapa gelas air putih, baru giliran Mimi yang disuapin makan oleh Bu Kinasih.

Bu Kinasih memberikan makan berupa daging jasad Dinar itu juga kepada Mimi. Tapi kini Mimi diberikan porsi yang lebih banyak daripada pagi dan siang tadi.

"Makanlah, nak! Sengaja mama memberikan porsi yang lebih buatmu malam ini. Karena mulai besok kamu akan kembali makan bubur bayi lagi." Kata Bu Kinasih sambil menyuapi makanan kedalam mulut Mimi.

Mimi yang tak ingin melewatkan kesempatan untuk makan daging, memakan daging itu dengan lahap. Karena dia berfikir kemungkian ini adalah makanan terakhir yang dia makan dalam porsi dewasa. Dia pasti akan merindukan makanan berpedas ini lagi. Meskipun Mimi tak mengetahui apa yang dimakannya itu.

Mimi terus memakan daging itu dengan lahap sambil disuapin oleh Bu Kinasih dan begitu menikmatinya. Bayangkan saja jika seandainya Mimi mengetahui bahwa daging yang sedang dimakannya ini adalah daging dari jasad sahabatnyanya, maka apa yang akan terjadi.

Disisi lain Mimi merasa heran, mengapa Bu Kinasih tidak menghukumnya. Padahal sore tadi Mimi nekat melarikan diri dan berhasil ditangkap kembali oleh Bu Kinasih.

Mimi bingung apa yang direncanakan Bu Kinasih. Padahal sore tadi saat tertangkap, Mimi merasakan ketakutan yang luar biasa karena berfikir Bu Kinasih langsung menghukumnya ketika sudah sampai dirumah.

Meskipun saat ini Bu Kinasih belum bereaksi untuk menghukumnya, Mimi masih tetap tidak merasa tenang. Dalam hatinya masih tetap merasa gelisah, karena tak mungkin Bu Kinasih melupakan kejadian sore tadi begitu saja. Bu Kinasih pasti akan menghukumnya untuk menimbulkan efek jera kepadanya. Itulah yang biasanya sering dilakukan Bu Kinasih terhadapnya. Oleh sebab itu, Mimi pasti sangat ketakutan apabila Bu Kinasih sedang marah.

Sedikit demi sedikit, daging yang diberikan kepada Mimi itu akhirnya habis dimakan oleh Mimi, dan terlihat Mimi tampak kenyang karena malam ini dia diberi makan daging yang cukup banyak.

Seperti biasa setelah selesai makan malam, Bu Kinasih mengangkat tubuh Mimi dan membaringkan ke pangkuannya untuk menyusui Mimi layaknya bayi kecil yang baru diberi makan. Bu Kinasih membuka beberapa kancing daster hijau kumalnya dan mengeluarkan buah dada hitam besarnya itu yang tidak tertutupi bra, kemudian mengarahkan ujung pangkal buah dadanya yang kenyal hitam pekat itu kedalam mulut Mimi untuk dihisap oleh Mimi.

Mimi yang tanpa perlawanan kembali disusui oleh Bu Kinasih yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari dalam setahun terakhir. Sambil menyusui Mimi, Bu Kinasih bangkit dari tempat duduknya menuju teras depan rumahnya sambil menggendong Mimi yang sedang disusuinya.

Bu Kinasih yang sambil menggendong Mimi membuka pintu bagian depan rumahnya untuk keluar menuju teras, kemudian duduk di kursi kayu yang berada di samping meja yang ternyata sudah tersedia cemilan biskuit dan teh panas.

Bu Kinasih duduk kursi bersama Mimi yang sedang bersandar dipangkuannya dan sambil menyusu kepadanya. Bu Kinasih menyusui sambil menikmati cemilan biskuit dan teh panasnya itu.

Didepan teras tampak yang terlihat hanya halaman beralaskan rumput, dikelilingi pepohonan tinggi dan semak belukar yang sangat gelap. Tetapi Bu Kinasih sangat menikmati suasana itu.

Sedangkan Mimi yang sedang bersandar sambil menghisap Asi langsung dari buah dada Bu Kinasih, mulai merasa tenang karena hingga saat ini Bu Kinasih tidak menghukumnya atas perbuatannya yang mencoba melarikan diri sore tadi. Mimi berfikir mungkin saat ini Bu Kinasih sudah memaafkannya.

Sambil menghisap Asi dan meminumnya dengan lahap, Mimi melihat ada seekor burung hantu yang sedang berdiri di atas ranting pohon yang letaknya di samping rumah Bu Kinasih. Burung hantu itu menatap Mimi dengan tatapan tajamnya, burung itu seolah merasa heran mengapa ada orang dewasa masih menyusu kepada ibunya.

...****************...

Lebih setengah jam Mimi disusui oleh Bu Kinasih di teras depan rumahnya hingga cemilan dan teh panasnya yang diminati secara perlahan itu habis, kini saatnya Bu Kinasih melepaskan buah dadanya dari mulut Mimi dan memasukkan kembali buah dadanya kedalam dasternya itu, tetapi tanpa mengancing bajunya kembali sehingga belahan dadanya itu nampak terlihat. Bu Kinasih dengan jari tangannya membersihkan tetesan Asi yang menetes dan menempel di pipi Mimi yang terlihat belepotan hingga bersih.

Dan kini Bu Kinasih bangkit dari tempat duduknya sambil menggendong Mimi untuk masuk kembali kedalam rumah menuju kamarnya.

Didalam kamar, tubuh Mimi diletakkan di atas kasur kapuk. Bu Kinasih tampak bersikap dingin terhadapnya. Perasaan Mimi masih belum tenang, seolah merasakan apa yang akan terjadi nanti.

Bu Kinasih mengambil sesuatu didalam lemari pakaian, yang ternyata itu adalah ikat pinggang. Bu Kinasih menggenggam ikat pinggang itu, kemudian kembali menghampiri Mimi dengan tatapan yang sangat tajam.

Mimi selalu merasa takut apabila Bu Kinasih menatap wajahnya dengan tajam seperti itu. Oleh sebab itu, Mimi selalu menundukkan kepalanya bila Bu Kinasih menatap wajahnya dengan tajam.

Wajah Bu Kinasih tampak geram. Tiba-tiba.......

"PRAAAKKK...!!" Bu Kinasih mencambuk tubuh Mimi menggunakan ikat pinggang itu dengan sangat keras.

"BERANI-BERANINYA KAMU MENCOBA LARI DARI MAMA, HA...!!" Bu Kinasih yang sangat marah langsung mencambuk tubuh Mimi lagi.

"AAA....AMPUN MA..!! AMPUUUNN...!!" Mimi menjerit kesakitan sambil berteriak minta maaf kepada Bu Kinasih. Tetapi Bu Kinasih tetap mencambuknya dengan penuh amarah.

"PRAAAKK..!! PRAAAKK..!! PRAAAK...!!" Bu Kinasih mencambuk Mimi berkali-kali.

"AAAWWWW..!! SAKIT MAA..!! AMPUN..AMPUN MA...!!" Mimi terus menjerit kesakitan.

Tubuh, lengan dan bagian kaki Mimi tampak membentuk beberapa goresan merah bekas cambukkan yang diberikan oleh Bu Kinasih.

"INI HUKUMAN UNTUK ANAK NAKAL YANG MENCOBA KABUR DARI RUMAH..!!" Kata Bu Kinasih yang terus mencambuk Mimi.

"AAWW..!! AAAWW....!! SA..SAKIT MA ..!! AMPUN AKU MA...!!" Mimi terus menjerit kesakitan sambil mengeluarkan air mata.

Bu Kinasih terus mencambuknya dengan keras. Justru tidak tampak seperti ibu yang sedang menghukum anaknya yang nakal, tapi lebih seperti seorang penjaga yang menghukum tawanannya.

Sangking kerasnya cambukkan yang dilontarkan oleh Bu Kinasih, Mimi nyaris saja pingsan. Tetapi untungnya Bu Kinasih langsung menghentikan aksinya terhadap dirinya.

Tubuh Mimi yang di penuhi goresan-goresan luka bekas cambukan, hanya bisa menangis kesakitan.

"Sepertinya kamu harus dihukum sampai pagi." Bu Kinasih menuju keluar kamar untuk mengambil sesuatu. Saat kembali kedalam kamar, ternyata Bu Kinasih mengambil rantai dan gembok lagi lengkap dengan kuncinya.

"A..Ampun Ma..!!" Mimi berusaha untuk meminta Bu Kinasih untuk mengampuninya. Tetapi Bu Kinasih tak mempedulikannya.

Bu Kinasih kembali mengangkat tubuh Mimi yang merengek untuk diberikan ampunan, dan menggendongnya menuju teras belakang rumah.

Bu Kinasih yang membawa tubuh Mimi keluar melalui pintu belakang, berjalan kaki melewati sumur untuk masuk kedalam hutan hang gelap gulita.

Suasana yang gelap tanpa cahaya lampu sedikitpun. Sangat mencekam, ditambah lagi langit yang diselimuti awan gelap tanpa bintang dan bulan. Suhu cuaca pada saat ini sangat dingin dan berembun, beserta angin dingin yang berhembus menyentuh kulitnya.

Mini dihadapkan dengan sebuah pohon besar yang gelap. Bu Kinasih memasang rantai tambahan yang dibawanya tadi, dan mengikat tubuh Mimi di bawah pohon besar itu dengan rantai.

"Khusus malam ini, kamu tidur disini..!!" Kata Bu Kinasih setelah mengikat tangan Mimi dengan rantai di bawah pohon.

"Jangan maa..!! jangan..!! ampun ma..!!" Mimi merengek-rengek meminta ampunan agar Bu Kinasih tidak meninggalkannya ditempat gelap itu sendirian.

"Hutan yang gelap seperti ini biasanya banyak hantu looh, sayang!" Bu Kinasih menakuti Mimi yang ketakutan kegelapan karena akan ditinggal sendirian didalam hutan.

"MAAA...!! JANGAN TINGGALKAN AKU MA..!! AKU TAKUT GELAP MAA..!!" Mimi berteriak dan merengek-rengek agar Bu Kinasih tidak meninggalkannya sendirian dalam gelap.

"Selamat malam sayang. Ini hukuman buat kamu.!" Bu Kinasih langsung pergi meninggalkan Mimi sendirian dalam kegelapan di hutan itu dengan posisi diikat di pohon.

"MAMAA...!! AAMPUN MAA..!! JANGAN TINGGALIN AKU DISINI MA..!!" Mimi merengek-rengek seperti anak kecil yang bakal ditinggal oleh Mamanya.

Mimi berharap Bu Kinasih membawanya lagi masuk kedalam rumah. Tetapi Bu Kinasih tidak mempedulikannya dan pergi menghilang begitu saja.

Mimi sendirian di hutan yang gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dia menoleh kekanan dan kekiri, ke atas dan kebawah, dengan perasaan yang merinding, tak ada satupun yang bisa dilihat selain gelap.

Mimi tampak sangat ketakutan dan merinding dalam kegelapan sendirian dibawah pohon besar, sangat mencekam, dingin dan berembun. Di tambah lagi suara nyanyian burung hantu yang membuat suasana semakin menyeramkan dan sangat menakutkan.

Mimi menangis merengek seperti anak kecil. Jantungnya berdebar-debar. Tak ada yang bisa dia lakukan dalam kegelapan dalam kondisi tangan dan kaki terikat dengan rantai yang kuat.

"MAMAAA...!! LEPASKAN AKU MAA....!! AKU JANJI NGGAK BAKAL KABUR LAGI MAA...!! MAMAAA..!! MAAAA...!!" Mimi terus merengek-rengek menangis agar Bu Kinasih mau melepaskannya dan berharap membawanya kembali kedalam rumah. Tapi tak ada satupun yang menjawab perkataanya. Hanya suara burung hantu dan jangkrik yang mengiringi tangisannya.

Terdengar banyak suara nyamuk yang melintas ditelinga. Beberapa bagian tubuh Mimi seperti tangan dan kaki digigit oleh nyamuk. Mimi merasa gatal-gatal karena digigit nyamuk, tetapi karena tangannya diikat menempel di pohon, Mimi tak bisa menggaruk bagian yang gatal apalagi menepuk nyamuk-nyamuk itu. Sehingga beberapa bagian tubuh Mimi muncul beberapa bentol-bentol bekas gigitan nyamuk.

Mimi tak bisa berbuat apa-apa, yang bisa dilakukannya hanyalah menangis ketakutan karena sendirian dalam kegelapan.

Tiba-tiba terdengar suara guntur diiringi dengan kilat, pertanda hujan akan turun. Cuaca semakin dingin, angin mulai berhembus kencang. Mimi melihat awan gelap yang semakin pekat, seorang diri tanpa ada satupun yang menemani.

+++BERSAMBUNG+++

Terpopuler

Comments

Leli Leli

Leli Leli

yah aq pikir tadinya aq berharap dua oemuda tadi berhasil menolong Mimi alias outri

2021-12-24

1

Afdy

Afdy

KK lama x up nya

2021-12-14

1

Andriazka Alfariq

Andriazka Alfariq

padahal udah minat baca nya pas ditunggu2 ngak up

2021-12-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!