Pekerjaan Baru

Seperti biasa Bu Kinasih berbaring di atas kasur kapuk dan Mimi dibaringkan di dekapannya sebelum tidur, dengan kepala Mimi yang dibaringkan di buah dada Bu Kinasih yang besar dan hitam yang hanya tertutupi sarung. Bu Kinasih kembali menceritakan sebuah dongeng kepada Mimi sebelum tidur.

"Si Kelinci dengan sukarela menyerahkan tubuhnya kepada Pak Tua untuk dimakan dagingnya. Saat Pak tua menyalakan api menggunakan kayu bakar, si kelinci langsung melompat keatas kayu bakar itu yang dipenuhi api yang menyala-nyala............" Bu Kinasih menceritakan sebuah dongeng kepada Mimi. Tanpa sadar Mimi telah tertidur di dekapannya.

...****************...

Tepat jam 08.00 pagi, Faida menunggu Bu Kinasih didepan tempat kerjanya, yaitu didepan rumah sakit anak.

"Duh, Bu Kinasih kok belum datang ya? Kira-kira dia masih mau nggak ya bekerja disini?" Faida harap-harap cemas.

Tak lama kemudian Bu Kinasih datang dengan membawa berkas lamarannya, menggunakan baju hem warna putih dan celana panjang bewarna hitam. Faida tampak kegirangan melihat sahabat lamanya itu akan kembali bekerja bersamanya.

"Akhirnya Bu Kinasih datang juga. Mari Bu langsung aja temui Pak Anung kepala Cleaning Servisnya! Masih ingat Pak Anung, khan bu?" Kata Faida

"Oh, pak Anung si botak itu ya?! Ya saya masih ingat." Jawab Bu Kinasih.

Faida langsung mengantarkan Bu Kinasih ke ruangan kepala Cleaning Servis itu untuk memberikan surat lamaran sekaligus interview.

Didalam ruangan Bu Kinasih memberikan surat lamaran kepada kepala Cleaning Servis itu.

"Sudah lama kita nggak bertemu, Kinasih! Silahkan duduk!" Kata Kepala Cleaning Servis berkepala botak ditengah itu, berkacamata dan berkumis, bernama Pak Anung

"Ya, hampir dua tahun." Jawab Bu Kinasih

"Karena kamu sudah pernah bekerja disini, pasti kamu sudah tahu peraturan disini, bukan?! Kita bekerja dari jam 08.00 pagi dan pulang jam 18.00. Apakah kamu masih ingat?" Pak Anung memberikan penjelasan dan pertanyaan.

"Tentu saja saya ingat, karena jam kerjanya tak ada perubahan hingga sekarang." Kata Bu Kinasih

"Mengapa kamu pengen kembali bekerja disini lagi, setelah hampir dua tahun kamu mundur dari pekerjaan ini?" Pak Anung bertanya kembali.

"Karena untuk menyambung hidup. Beberapa bulan yang lalu, suamiku meninggal dunia karena kecelakaan tepat pada saat itu aku baru saja melahirkan. Jadi karena anak yang harus aku nafkahi, makanya aku kembali bekerja disini." Jawab Bu Kinasih.

Hampir setengah jam Faida menunggu didepan ruangan, karena tak sabar untuk menanti hasil apakah Bu Kinasih diterima kembali bekerja disitu atau tidak.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka, ternyata Bu Kinasih keluar dari ruangan itu. Faida pun menghampiri Bu Kinasih

"Gimana interviewnya Bu? Sukses?" Tanya Faida

"Ya begitulah.. Besok aku disuruh langsung bekerja disini." Jawab Bu Kinasih

"Syukurlah..!! Akhirnya kita bisa satu pekerjaan lagi!" Faida merasa senang dan langsung memeluk tubuh gemuk sahabat lamanya itu.

...****************...

Sementara itu, Mimi yang berada di dalam rumah dan duduk di atas kasur kapuk sambil berdoa agar Bu Kinasih diterima bekerja di rumah sakit anak itu.

"Semoga Bu Kinasih bisa diterima bekerja disitu. Disitu pasti banyak kecil, mungkin dia bisa move-on karena setiap hari melihat anak kecil dan akhirnya mau membebaskanku." Harapannya.

Tak lama kemudian terdengar suara sepeda motor dari luar rumah, menandakan bahwa Bu Kinasih sudah pulang dari interview.

Bu Kinasih masuk kedalam kamar dan langsung menghampiri Mimi yang duduk di atas kasur kapuk yang masih terikat rantai dengan terburu-buru.

"Sini sayang, tetekk Mama nyeri!" Kata Bu Kinasih dan langsung mengangkat tubuh kurus Mimi untuk dibaringkan ke pangkuannya.

Bu Kinasih langsung membuka kancing baju hem putihnya, dan langsung segera mengeluarkan buah dada hitam besarnya dari dalam bra putihnya karena dadanya nyeri akibat terlambat menyusui.

"Minum sayang!" Bu Kinasih langsung memasukkan ujung putinggg susunya yang hitam kenyal itu ke dalam mulut Mimi kemudian menekan buah dadanya agar air susu yang keluar dari ujung putingg susunya mengalir deras.

Mimi yang kembali dipaksa untuk disusui tak bisa berkutik menahan dekapan Bu Kinasih yang sedang menyusuinya dengan paksa, sehingga tubuhnya tak bisa bergerak.

"Kamu beruntung, nak! Air susu mama melimpah sehingga kamu nggak pernah kehausan dan kelaparan jika bersama Mama." Kata Bu Kinasih yang sedang mendekap Mimi dengan kuat sambil menyusuinya, sehingga Mimi tak bisa bergerak.

Asi yang melimpah dan mengalir deras membasahi dinding dalam mulut Mimi, menggenang memenuhi isi mulutnya hingga akhirnya tertelan masuk kedalam perutnya.

Sambil menyusui Mimi yang diperlakukan seperti bayi sungguhan, Bu Kinasih menceritakan sesuatu kepada Mimi.

"Mama ada kabar bagus, nak. Sekaligus kabar kurang bahagia. Kabar bagusnya, mulai besok mama sudah bekerja di rumah sakit itu. Kabar kurang bahagianya, kalau besok mama bekerja mama jadi nggak bisa temenin Mimi tidur siang, karena mama akan pulang jam 18.00 sore dari sana. Jadi sampai dirumah kemungkinan jam 18.30." Kata Bu Kinasih.

Mimi yang sedang disusui nggak bisa menjawab perkataan Bu Kinasih, karena mulutnya disumbat oleh putingg susu dari buah dada Bu Kinasih, dan dekapan Bu Kinasih terhadapnya begitu kuat sehingga dirinya tak bisa bergerak.

"Kamu jangan sedih ya sayang. Mama janji ketika pulang kerja, mama akan menemani Mimi bermain sepuasnya dan mama milik Mimi sepenuhnya. Dan hari minggu mama libur kerja kok." Kata Bu Kinasih lagi.

Bu Kinasih melepaskan Mimi dari dekapannya, sehingga Mimi berhenti menyusu. Tetapi Bu Kinasih tidak memasukkan kembali buah dadanya kedalam bra putihnya dan dibiarkan menggantung terbuka begitu saja. Bu Kinasih membuka baju hem putihnya hingga dirinya hanya memakai bra saja. Dan membuat tubuh hitam gemuk dengan perut terlipat dengan buah dada besar yang satu terbuka dan satu bersembunyi dibalik bra itu terlihat.

Ternyata Bu Kinasih mengambil kain jarik selendang gendongnya dari dalam lemari pakaiannya. Kain itu akhirnya dipakai Bu Kinasih dan memasukkan tubuh Mimi kedalam selendang gendongnya itu, kemudian mengikat dengan erat selendang gendong yang mengangkat tubuh kurus Mimi itu ke dadanya. Kini Mimi digendong menggunakan selendang gendong dari kain jarik, dan Bu Kinasih yang hanya memakai bra dan selendang gendong kain jarik itu, kembali menyusui Mimi sambil menggendong Mimi.

Mimi yang digendong dengan selendang jarik sambil disusui oleh Bu Kinasih, dibawa ke teras belakang untuk melihat pemandangan kebun kecil miliknya. Bu Kinasih yang hanya memakai bra dan kain jarik, celana panjang kain hitam menggendong Mimi sambil mengayunkan tubuhnya untuk menimang-nimang tubuh Mimi yang disusui olehnya.Tubuh berkulit putih Mimi tampak terlihat kecil saat digendong oleh tubuh hitam Bu Kinasih yang lebih gemuk dan besar bagaikan kopi dan susu.

"Sudah hampir dua tahun mama nggak bekerja, hanya mengandalkan penghasilan dari penjualan sayuran di kebun ini. Kini mama nggak berjualan sayuran lagi. Mungkin sayuran di kebun ini akan mama buat untuk makanan sehari-hari aja." Kata Bu Kinasih yang memandang kebun kecil miliknya sambil menggendong dan menimang-nimang Mimi yang sedang disusuinya secara paksa.

Mimi yang hanya bisa mengerutkan alisnya karena masih merasa jijik dengan rasa Asi dari buah ada Bu Kinasih itu, sebenarnya ingin sekali melepaskan mulutnya dari buah dada Bu Kinasih dan tak ingin menelan Asi itu. Tetapi karena dekapan lengan Bu Kinasih yang hitam besar dan terlalu kuat membuat Mimi tak bisa melepaskan dekapan Bu Kinasih yang membuat wajahnya menempel erat di buah dada hitam besar Bu Kinasih.

Air susu yang tak ingin ditelan Mimi pun terus mengalir deras sehingga dirinya terpaksa terus menelan air susu segar dari dalam buah dada bu Kinasih itu.

...****************...

Keesokan harinya, setelah pekerjaan rumahnya beres, termasuk memandikan dan menyusui Mimi sudah dilakukan, Bu Kinasih dengan mengendarai sepeda motor bututnya itu pergi menuju Rumah Sakit Anaknak untuk bekerja.

Ditempat kerjanya yang baru itu, Pekerjaan-pekerjaan seperti membersihkan lantai, dinding, bahkan toilet dilakukan olehnya dan timnya.

Saat baru saja menyelesaikan tugasnya, Bu Kinasih pergi ke toilet untuk mencuci muka. Pada saat baru saja membuka pintu, Bu Kinasih melihat ada salak satu dokter dirumah sakit itu sedang menangis didepan wastafel sambil menatap cermin.

Itu adalah Dokter Rebecca, dokter yang paling cantik dan paling seksi di rumah sakit itu. Bu Kinasih memperhatikan Dokter Rebecca didepan pintu masuk toilet yang sedang menangis terisak. Wajah cantik Dokter Rebecca dengan rambut panjang sepinggang pirang keemasan, dengan tubuh yang semok dan buah dadanya juga besar, membuat dokter Rebecca tetap tampak terlihat seksi meskipun terlihat dari belakang.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Bu Kinasih, yang ternyata itu adalah Faida.

"Sedang apa Bu Kinasih disini ?" Tanya Faida

"Saya baru saja ingin mencuci muka, tiba-tiba saya melihat Dokter Rebecca menangis didepan wastafel itu." Jawab Bu Kinasih yang langsung menutup pintu toilet karena tak jadi mencuci muka.

"Oh gitu, Ibu nggak tahu ya? kalau Dokter Rebecca baru kemarin resmi bercerai dengan suaminya." Kata Faida sambil berbisik ke telinga Bu Kinasih, "Suaminya selingkuh dengan gadis muda, dan lebih memilih selingkuhannya itu daripada Dokter Rebecca."

"Hmmm.. begitu ya?!" Jawab Bu Kinasih yang tetap tenang.

"Ya bu, padahal Dokter Rebecca sudah cantik, tubuhnya bagus, aku aja pengen punya wajah dan body seperti Dokter Rebecca. Orangnya juga ramah dan nggak sombong. Tapi sudah punya istri yang sempurna masih aja suaminya selingkuh." Kata Faida dengan wajah kesalnya

"Itulah laki-laki, nggak akan pernah puas dengan satu wanita." Balas Bu Kinasih.

"Semoga aja Dokter Rebecca mendapatkan pengganti suaminya yang lebih baik. Kasihan Dokter Rebecca, karena selama ini orangnya baik banget." Kata Faida.

Bu Kinasih tak menjawab perkataan Faida, karena langsung menuju lokernya untuk mengambil sesuatu.

Setelah sampai di lokernya, Bu Kinasih mengambil sebuah tas hitam miliknya dan membawanya menuju toilet.

Saat Bu Kinasih masuk kedalam toilet ternyata Dokter Rebecca sudah tidak ada ditempat itu. Bu Kinasih masuk kedalam WC dan mengunci rapat pintunya. Ternyata Bu Kinasih mengeluarkan alat perah Asi lengkap dengan botolnya. Karena waktu sudah mencapai tengah hari dan membuat payudara Bu Kinasih nyeri karena Asinya penuh didalam buah dadanya akibat belum dikeluarkan untuk menyusui.

Bu Kinasih membuka kancing baju seragam kerjanya, dan langsung membuka buah dadanya dari dalam bra putihnya, tak perlu lama lagi Bu Kinasih memerah Asinya didalam WC tersebut tanpa ada seorangpun yang tahu.

...****************...

Mimi mulai terasa lapar dan haus karena sudah waktunya makan siang. Dia memperhatikan tangannya yang ternyata kedua tangannya yang biasanya diikat dibelakang dengan menggunakan rantai, kini diikat didepan. Dia menoleh disampingnya ternyata ada bubur bayi yang ditaruh dalam wadah piring plastik khusus makanan bayi, dan botol dot berisi susu yang sudah dipastikan susu itu adalah Asi dari Bu Kinasih.

Mimi akhirnya menyadari, ternyata Bu Kinasih sengaja memindahkan ikatan tangannya yang awalnya dibelakang menjadi didepan agar dia mudah untuk memegang memakan makanan yang disajikan. Sedangkan kedua kakinya masih tetap dirantai, tapi kali ini diberi tambahan rantai yang dikaitkan ke tembok dengan panjang 1,5 meter, agar Mimi bisa meraih makanan itu dan tetap tidak bisa pergi jauh meninggalkan kamar.

Mimi tidak ingin menyentuh makanan itu, tapi dia melihat selembar kertas kecil yang ternyata adalah pesan yang yang diberikan kepada Mimi.

"Ketika mama pulang kerja nanti, Mimi tidak menghabiskan makan siang dan meminum susumu, maka mama akan menghukum Mimi!" Isi surat Bu Kinasih kepada Mimi yang bersifat ancaman.

Setelah membaca surat itu Mimi menangis. Mimi nggak mau makan makanan dan minum seperti itu.

"ini gila..!! Ini Gila..!!" Mimi meratapi nasibnya sekarang yang dipaksa untuk memenuhi obsesi Bu Kinasih, yang mengintimidasi dirinya untuk menjadi seorang bayi.

"Aku mau pulang..!! Aku mau pulang..!!" Mimi menangis sendirian. Doa merindukan keluarga aslinya dan merindukan suasana kebebasannya menjadi layaknya orang dewasa pada umumnya. Sekarang dia tak bisa apa-apa, dan yang bisa dilakukannya hanya menangis saat ini.

Mimi tak mau makan dan minum yang diberikan Bu Kinasih itu. Dia berfikir kemana harus membuangnya tanpa harus ketahuan oleh Bu Kinasih.

Mimi berusaha melirik kanan dan ke kiri, tetapi dengan kondisi tubuhnya yang dirantai tak mungkin dia bisa kemana-mana untuk membuang makanan dan minuman itu.

Mimi duduk bersandar di dinding, menahan rasa lapar dan haus di perutnya. Bayangkan jika diberi makan tetapi bukan makanan yang tidak layak untuknya. Tetapi Mimi harus menghabiskan makanan dan susu yang diberikan itu agar tidak dihukum Bu Kinasih.

Mimi berbaring di kasur kapuknya sambil menatap makanan dan susu itu dengan pikiran yang tercampur aduk. Bagaimana cara menghilangkan lapar dan haus tetapi tidak memakan dan meminum makanan dan susu yang diberikan Bu Kinasih. Bahkan didalam pikirannya bagaimana caranya untuk melarikan diri.

...****************...

Waktu sudah menunjukkan jam 18.00, para karyawan dirumah sakit anak mulai banyak yang menuju pulang kerumah masing-masing.

Bu Kinasih bersiap diri untuk menuju pulang. Dia sengaja melewati ruangan Dokter Rebecca yang kebetulan pintu ruangannya sedikit terbuka. Tampak Dokter Rebecca sedang galau duduk sendirian di kursi kerjanya.

"Permisi, Bu. Bolehkah saya masuk?" Bu Kinasih menyapa Dokter Rebecca dari depan pintu ruangannya.

"Ada apa?" Tanya Dokter Rebecca yang langsung menghapus air matanya.

Bu Kinasih masuk mendekati Dokter Rebecca yang sedang duduk. Kemudian memberikan sesuatu dari dalam tas hitamnya untuk Dokter Rebecca dan menaruhnya di atas meja.

"Ini untuk ibu." Tampak sebotol air mineral ditaruh di atas meja.

"Terima kasih." Jawab Dokter Rebecca.

"Maaf Bu bila saya berkata lancang. Saya mengetahui masalah Bu Rebecca. Saya turut prihatin." Kata Bu Kinasih.

"Apa urusanmu..!!! Jangan ikut campur..!! Jangan ganggu aku sekarang..!! PERGIII..!!!" Dokter Rebecca malah tersinggung dengan perkataan Bu Kinasih.

"Maafkan saya, Bu." Bu Kinasih langsung berbalik arah menuju pintu untuk keluar.

"Ingat..!! Sekali lagi kamu mencampuri urusan pribadi saya, akan saya laporkan kamu ke Pak Anung untuk memecat kamu..!!" Ancam Dokter Rebecca lagi.

Bu Kinasih tak merespon perkataan Dokter Rebecca dan langsung keluar meninggalkan Dokter Rebecca sendirian.

...****************...

Hari semakin senja, suasana dalam rumah mulai gelap karena tak ada orang yang menyalakan lampu semprong, dan tak lama lagi Bu Kinasih akan sampai kerumah. Mimi baru saja menghabiskan makanan berupa bubur bayi dan susu berupa Asi yang disediakan oleh Bu Kinasih. Mimi terpaksa menghabiskan makanan dan susu yang disediakan oleh Bu Kinasih tadi. Selain karena lapar dan haus, Mimi juga karena takut akan dihukum oleh Bu Kinasih apabila hidangan yang disediakannya tak segera dihabiskan.

Tak lama kemudian terdengar suara khas sepeda motor butut Bu Kinasih dari luar rumah pertanda Bu Kinasih telah tiba.

Bu Kinasih masuk kedalam rumah, kemudian menyalakan semua lampu semprong di setiap ruangan agar mendapatkan sedikit cahaya. Bu Kinasih pun juga masuk kedalam kamar untuk menyalakan lampu semprong agar kamar juga mendapat sedikit cahaya.

Bu Kinasih kemudian melirik piring plastik kecil dan botol dot berisi Asi yang disediakan untuk Mimi siang tadi. Betapa senangnya Bu Kinasih melihat apa yang disediakannya telah dihabiskan untuk Mimi.

Setelah itu Bu Kinasih mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan ternyata itu adalah dua botol yang berisi Asi yang diperah oleh Bu Kinasih langsung dari buah dadanya.

Bu Kinasih memasangkan dot di kepala botol plastik berisi Asi tersebut kemudian duduk di samping Mimi sambil membawa dua botol plastik berisi Asi tersebut.

Bu Kinasih mengangkat tubuh Mimi dan membaringkan tubuh Mimi ke pangkuannya.

Bu Kinasih lalu menyodorkan botol dot berisi Asi itu ke mulut Mimi yang sudah dipasang dot, agar mudah masuk kedalam mulut Mimi sambil mendekapnya dengan erat.

"Habiskan ya sayang! Kalau sudah habis, mama akan langsung memberikan Asi dari botol yang satunya lagi. Tadi siang mama memerah Asi mama sampai dua botol, nak! Habiskan ya sayang!" Kata Bu Kinasih yang terus memasukkan Asi dari dalam botol dot kedalam mulut Mimi sambil mendekap Mimi dengan erat.

Beberapa menit kemudian Asi dari dalam botol yang diminum oleh Mimi telah habis, kemudian Bu Kinasih memberikan botol yang satunya lagi kepada Mimi yang masih didekap olehnya.

Beberapa menit kemudian semua botol berisi Asi yang diberikan kepada Mimi itu telah habis. Bu Kinasih yang merasa puas memeluk erat dan mencium pipi mimi kanan dan kiri dengan penuh menggemaskan. Mimi merasa sangat risih diperlakukan seperti itu.

Bu Kinasih kemudian membaringkan Mimi di atas kasur, dan mengambil handuk bayi untuk bersiap memandikan Mimi. Bu Kinasih melepas pakaian Mimi, saat Bu Kinasih melepas popok yang dipakai Mimi, Bu Kinasih terkejut tiba-tiba ada bekas cairan bewarna keruh yang mengering di dalam popoknya.

"Apa ini?" Bu Kinasih heran melihat bekas cairan bewarna keruh itu.

+++BERSAMBUNG+++

Terpopuler

Comments

Miss Bonita

Miss Bonita

Kok aku malah membayangkaaan

2021-12-05

1

Ice

Ice

semangat author, kita saling support yang penting terus berkarya, 😁

2021-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!