Rencana untuk Mimi dan Adya

"Tolong lepaskan aku! Tolong..!!" sambil menangis Adya berseru untuk minta dilepaskan, tetapi Bu Kinasih tetap menutup pintu gudang itu dan kembali menguncinya dengan gembok.

Sementara itu, Adya kembali menangis sendirian tanpa ada satupun orang yang melihatnya.

...****************...

Seorang pria datang ke Rumah Sakit Anak menuju Resepsionis, pria itu diperkirakan usianya sama dengan Dokter Rebecca dan Bu Kinasih. Pria berkulit putih itu datang dengan memakai kemeja bewarna biru langit dan membawa tas ransel.

"Ada yang bisa kami bantu, Pak?" Tanya salah satu petugas resepsionis itu.

"Saya pengen ketemu Dokter Rebecca." Jawab Pria itu.

"Dokter Rebecca masih belum datang. Ditunggu dulu ya, Pak! Kemungkinan sebentar lagi Dokter Rebecca datang." Kata Resepsionis itu.

"hmmm... Okey!" Jawab Pria itu.

Dia duduk disebuah bangku panjang diruang tunggu. Menunggu kedatangan Dokter Rebecca.

Kinasih yang kebetulan berada disitu bersama Faida sedang membersihkan ruangan.

"Bu, coba lihat! Ada pria lain lagi yang mencari Dokter Rebecca!" Kata Faida yang berbisik ke telinga Bu Kinasih.

"Memangnya kenapa kalau banyak laki-laki yang mencari Bu Faida? Itu bukan urusan kita!" Jawab Kinasih yang tidak terlalu mempedulikan perkataan Faida.

Kinasih yang tidak mempedulikan siapa pria itu, tetap mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Faida yang memang karakternya selalu ingin mengetahui urusan orang lain, terus memperhatikan karena penasaran siapa pria yang mencari Dokter Rebecca itu.

Tak lama kemudian Dokter Rebecca datang, Pria itu langsung menyapanya. "Hai cantik! Lama nggak bertemu!"

"Oscar?! Ya ampun, kamu dari tadi disini?! Kenapa nggak ngabarin kalau mau datang?!" Dokter Rebecca terkejut ketika melihat kedatangan pria itu yang ternyata nama pria itu adalah Oscar.

"Ayo masuk ke dalam ruanganku! Biar kita ngobrol-ngobrol. Mumpung Pasien belum boleh masuk karena belum buka pelayanan." Rebecca mengajak Oscar menuju ruangannya.

"Bu, memangnya Pacarnya Dokter Rebecca ada berapa, sih?! Kok yang ini lain lagi ya?!" Tanya Faida yang penasaran.

"Entahlah.." Jawab Bu Kinasih dengan singkat dan terus menyelesaikan pekerjaannya.

"Masa sih Bu Kinasih nggak tahu? Kan Bu Kinasih teman dekatnya Dokter Rebecca juga." Faida semakin kepo.

"Faida, bukankah kamu tahu kalau aku ini nggak suka mencampuri urusan orang lain?! Jadi tentu kamu nggak dapat hasil apa-apa jika mencari informasi tentang orang lain kepadaku. Jadi tolong jangan tanyakan hal tentang orang lain kepadaku, meskipun kamu lihat orang itu dekat denganku!" Jawab Bu Kinasih yang telah menyelesaikan pekerjaannya dan langsung pergi meninggalkan Faida.

"Hmmmm.... Bu Kinasih nggak asik, eh kalau diajak ngomong!" Cetus Faida.

...****************...

Saatnya jam makan siang, Dokter Rebecca dan Bu Kinasih makan siang diluar lagi. Dan lokasinya berada ditempat biasanya.

Dokter Rebecca memperlihatkan empat buah jarum suntik berisi cairan dan sebuah pil kepada Bu Kinasih dari dalam tasnya.

"Gimana menurutmu?" Kata Dokter Rebecca sambil tersenyum.

"Apa itu, Bu?" Tanya Bu Kinasih.

"Cairan dalam suntikan ini untuk menyuntikkan ke lutut Mimi agar Mimi nggak bisa berjalan, sesuai dengan pesananmu, bukan?!" Jawab Dokter Rebecca.

"Oh, berarti yang pil itu adalah penghenti haid untuk Mimi?!" Bu Kinasih mencoba menebak barang yang satunya.

"Tepat sekali! Dan ini semuanya dijamin bersifat permanen." Jawab Dokter Rebecca yang segera memasukkan lagi jarum suntik berisi cairan dan pil itu kedalam tasnya agar tak dilihat orang yang kebetulan lewat.

"Lalu mengapa suntikkan pelumpuh itu ada empat, Bu Dokter? Apakah satu lutut berarti dua suntikkan?" Bu Kinasih merasa bingung.

"Bukan, satu lutut itu hanya satu suntikan aja. Aku sengaja membeli empat suntikkan, karena yang duanya lagi akan aku suntikkan juga ke lutut Adya." Jawab Dokter Rebecca.

"Lutut Adya?! Berarti jangan-jangan ibu akan menjadikan Adya sebagai bayi ibu juga seperti Mimi?" Tanya Bu Kinasih lagi.

"Tidak, aku sama sekali tak tertarik menjadikan dia sebagai bayiku." Jawab Dokter Rebecca.

"Lalu untuk apa, Bu?" Bu Kinasih bertanya lagi.

"Aku ingin dia merangkak seperti anjing! Menjadi hewan peliharaan adalah hal yang aku rasa sangat cocok untuknya." Jawab Dokter Rebecca.

"Seperti Anjing? Wow, Sepertinya Bu Rebecca sudah mulai menjadi gila. Hehehe.." Ujar Bu Kinasih sambil tertawa kecil.

"Ya, kau yang mengajari aku menjadi gila" Jawab Dokter Rebecca sambil tersenyum.

"Ada kalanya menjadi gila itu lebih menyenangkan. Bahkan dengan rencana gila pun kita bisa melakukan hal yang sangat menyenangkan." Ujar Bu Kinasih.

"Orang lain tak akan mengerti hal menyenangkan itu. Hanya orang gila yang paham." Dokter Rebecca kembali tersenyum.

"Oh ya, suntikkan ini nggak akan aku berikan kepadamu sekarang." Kata Dokter Rebecca lagi.

"Mengapa, Bu? Padahal senja nanti pas pulang kerja aku ingin langsung menyuntikkannya ke lutut Mimi." Bu Kinasih merasa heran.

"Ini nggak boleh sembarangan disuntikkan ke bagian lutut. Harus bagian Ligamen lutut anteriornya aja. Makanya aku aja yang menyuntikkan ke lututnya Mimi, jangan kamu Bu Kinasih! Sebab aku seorang dokter, aku lebih tahu letak yang lebih pasnya." Kata Dokter Rebecca.

"Ligamen lutut anterior itu seperti apa, Bu? Yang bikin saya nggak boleh sembarang menyuntikkannya?" Bu Kinasih semakin merasa heran.

"Bisa panjang ceritanya kalau saya bahas lebih detail. Keburu jam makan siang kita ini berakhir duluan. Intinya cairan yang disuntikkan ini harus tepat di bagian ligamen lutut anteriornya dan jangan sampai salah menyuntikkan di bagian yang lain. Sebenarnya suntikan ini hanya untuk melemahkan lututnya saja, bukan untuk melumpuhkan total." Kata Dokter Rebecca.

"Apa bedanya melemahkan dengan melumpuhkan, Bu?" Tanya Bu Kinasih.

"Jika kita menyuntikkan tepat di bagian ligamen lutut anterior Mimi, cairan ini akan melemahkan bagian lututnya saja. Lututnya masih bisa digerakkan olehnya tetapi dia nggak punya kekuatan untuk berdiri mengangkat tubuhnya." Jawab Dokter Rebecca.

"Jadi kakinya sama seperti bayi, Bukan?! Meskipun bisa digerakkan tetapi tak punya kemampuan untuk berdiri. Dia hanya bisa merangkak karena ligamen lututnya sudah dilemahkan secara permanen." Lanjut Dokter Rebecca.

"Wow, aku paham sekarang, Bu. Daripada kakinya harus lumpuh total dan tak bisa digerakkan sama sekali. Mending kita lemahkan lututnya aja agar dia masih bisa menggerakkan kakinya untuk merangkak seperti bayi." Kata Bu Kinasih yang mulai mencerna perkataan Dokter Rebecca.

"Ya, tepat sekali. Bukankah kamu ingin Mimi tampak seperti bayi?! Bukan gadis cacat yang lumpuh total, kan?! Dengan lemahnya Ligamen lutut anteriornya secara permanen, dia nggak akan bisa berdiri untuk selamanya. Dia hanya bisa merangkak seperti bayi, sesuai dengan yang kamu inginkan." Jawab Dokter Rebecca.

"Wah, saya sangat senang dan nggak sabar cairan itu disuntikkan ke lutut Mimi, Bu Dokter!" Bu Kinasih tampak bersemangat dan kegirangan.

"Makanya itu harus saya aja yang menyuntikkannya biar nggak salah bagian. Aku dokter, makanya aku lebih tahu bagian mana yang lebih tepat daripada kamu." Jawab Dokter Rebecca.

"Jadi kapan ibu menyuntikkan cairan itu ke lutut Mimi?" Tanya Bu Kinasih yang tampak bersemangat.

"Bukankah saat ini aku nggak boleh kerumahmu dulu, demi keamanan. Karena saat ini ada orang yang sedang memantau pergerakanku." Ujar Dokter Rebecca.

"Ya bu, bahkan aku yakin saat ini ada orang yang sedang mengintip kita berdua." Kata Bu Kinasih.

"Nanti tunggu suasana agak aman dulu, baru aku bisa kerumahmu untuk menyuntikkan ke lutut Mimi, sekaligus ke lutut Adya." Jawab Dokter Rebecca.

"Sumpah, aku jadi nggak sabar Bu!" Kata Bu Kinasih. "Lalu bagaimana dengan pil itu Bu?"

"Pil itu harus diminumkan kepada Mimi sebelum haid atau datang bulan. Nanti setelah dia meminum pil ini, mendadak Mimi akan haid meskipun belum waktunya haid. Tapi itu adalah haid terakhirnya, dan setelah itu dia nggak akan pernah merasakan haid lagi untuk selamanya." Ujar Dokter Rebecca.

"Berarti saya bisa meminumkannya senja nanti?" Tanya Bu Kinasih.

"Kalau dia belum haid, silahkan diminumkan! Tapi ingat ya, itu harus diminumkan sebelum haid, jangan setelah haid..!! Karena jika setelah haid, dia sudah mengeluarkan banyak darah pasca haid, itu bisa berakibat fatal jika dia harus mengeluarkan darah lagi setelah minum pil itu. Makanya diwajibkan pil itu diminum olehnya sebelum Haid." Ujar Dokter Rebecca.

"Baik, Bu. Berarti intinya aku harus meminumkan pil itu kepadanya sebelum dia Haid, Bukan?!" Ujar Bu Kinasih.

"Tepat!" Jawab Dokter Rebecca.

"Kamu tahu nggak pria yang bernama Oscar yang datang tadi pagi?" Lanjut Dokter Rebecca bertanya.

"Ya bu, saya melihatnya. Siapa dia?" Bu Kinasih balas bertanya.

"itulah orangnya yang menciptakan cairan suntikan dan pil ini. Dia sengaja datang menemuiku untuk mengantarkan langsung barang pesanan kita tanpa melalui kurir manapun. Alasannya sih demi keamanan." Jawab Rebecca.

"Benarkah? Aku pikir dia hanyalah orang idiot. Karena tampangnya adalah tampang idiot." Tanya Bu Kinasih.

"Ya, tampangnya memang seperti itu. Tapi dia adalah ilmuwan sekaligus dokter disebuah rumah sakit ternama, dan sangat dihormati disana." Dokter Rebecca memberikan penjelasan mengenai Oscar.

"Sejak kuliah, dia mampu menciptakan berbagai obat bahkan penemuan-penemuan yang berbahaya seperti senjata biologis. Dia mampu menciptakan obat untuk menyembuhkan penyakit hanya dalam sekali minum atau sekali suntik. Dia juga mampu membuat temuan-temuan berbahaya yang memiliki efek bermanfaat atau bahkan sangat berbahaya hanya dalam sekali mencobanya, salah satunya adalah virus." Lanjut Dokter Rebecca.

"Berarti Oscar adalah orang yang sangat hebat." Jawab Bu Kinasih.

"Sejak kuliah dia selalu mendapatkan nilai IPK tertinggi. Banyak dari berbagai negara menginginkan ramuan hasil temuannya, termasuk Amerika dan Rusia. Tapi dia tak berniat untuk untuk menjual kepada siapapun." Ujar Dokter Rebecca. "Pil penghenti Haid dan cairan melemahkan Ligamen lutut anterior yang diberikan kepada kita ini hanyalah hal yang kecil dan sangat mudah baginya."

"Kenapa dia tak mau menjualnya kepada negara manapun, Bu?" Bu Kinasih menjadi penasaran.

"Sama seperti kita, ketika melakukan sesuatu hanya untuk kesenangan dan kepuasan aja. Baginya ini hanyalah sekedar hobi." Jawab Dokter Rebecca.

"Oh ya, apakah Mimi masih sakit demam, atau sudah membaik?" Dokter Rebecca bertanya kembali.

"Tadi pagi saya periksa, demamnya sudah mulai turun bu." Jawab Bu Kinasih.

"Bagus! Soalnya pil ini diberikan kepada Mimi, maka Mimi harus dalam keadaan prima. Dalam artian dia tidak sedang sakit. Karena itu bisa memengaruhi kondisi fisiknya." Ujar Rebecca.

"Berarti kemungkinan saya akan berikan pil ini kepada Mimi, sekitar besok atau lusa?" Tanya Bu Kinasih.

"Ya, begitulah." Jawab Dokter Rebecca.

...****************...

Senja hari, Bu Kinasih sampai dirumahnya, seperti biasa rutinitas sehari-hari setiap baru pulang bekerja dia langsung menyalakan semua lampu semprong di setiap ruangan. Dan memberikan minuman Asi didalam botol dot yang di perahnya setiap siang, sebelum Bu Kinasih meminumkan Asi kepada Mimi langsung dari buah dadanya.

Setelah selesai memberikan Asi kepada Mimi dari botol dot maupun buah dadanya, Bu Kinasih mulai mengganti popok Mimi yang sudah penuh menampung air kencing Mimi.

Bu Kinasih mendadak terkejut setelah melihat warna cairan keruh yang mengering didalam popok Mimi.

"Apakah kamu sedang haid sekarang?" Bu Kinasih bertanya kepada Mimi.

"Bukankah ini memang sudah waktunya aku haid, ma?!" Jawab Mimi.

Bu Kinasih seketika menatap Mimi dengan tatapan tajam dan penuh emosi.

"PLAKK..!!" Bu Kinasih yang mendadak menjadi emosi langsung menampar wajah Mimi.

Bu Kinasih langsung menjambak rambut Mimi. "KENAPA KAMU HAID SEKARANG..!! KENAPAA...!!!"

"Aku nggak bisa disalahin, ma! Ini memang kodratku sebagai wanita..! Memang ini waktunya aku haid, ma..!" Jawab Mimi dengan berlinang air mata.

Bu Kinasih mengepal tangannya seolah ingin menghajar wajah Mimi. Tetapi karena dia sadar bahwa Mimi baru saja mulai sembuh dari sakit demamnya, terpaksa kepalan tangannya memukul kearah lantai.

Mimi tidak boleh disakiti dulu untuk saat ini, karena salah satu syarat untuk meminumkan pil untuk menghentikan haid Mimi adalah Mimi harus dalam kondisi prima atau tidak sedang sakit.

Bu Kinasih pun sangat kesal, sebab rencananya Pil itu akan diberikan kepada Mimi tinggal satu atau dua hari lagi karena demamnya mulai reda, kini harus menunggu waktu yang lebih lama lagi karena Mimi sedang haid atau datang bulan.

"Kenapa selama ini aku bersama Mama, mama nggak pernah ramah setiap aku haid? Mama tahu kalau aku nggak mungkin bisa menghentikan haid ataupun menundanya, Ma.! Bukankah mama juga mengalami hal yang sama?! Apakah bisa mama menunda haid?" Ujar Mimi dengan air matanya menetes di pipi.

Bu Kinasih terdiam sejenak, kemudian "PLAAKK...!!" Bu Kinasih menampar wajah Mimi lagi.

Bu Kinasih begitu kesal karena rencananya untuk menghentikan haid Mimi harus tertunda dengan waktu yang lebih lama.

...****************...

Pagi hari dirumah sakit anak, Bu Kinasih bergegas keruangan Dokter Rebecca sebelum Rumah sakit dibuka untuk menerima pasien.

"Kira-kira berapa lama Pil ini diminumkan setelah haid atau datang bulan, Bu?" Tanya Bu Kinasih kepada Dokter Rebecca.

"Sekitar dua minggu setelah haid, Bu Kinasih." Jawab Dokter Rebecca.

"Dua minggu? Sial! Lama banget!!" Bu Kinasih menggerutu sambil menampakkan ekspresi wajah kesalnya. "Apakah nggak bisa lebih cepat?! tiga hari atau semingguan gitu?!"

"Ini sudah pesan yang disampaikan dari Oscar, Bu. Saat dia memberikan pesanan kita, dia memberikan instruksi seperti itu. Makanya untuk menjaga agar tidak terjadi hal yang nggak diinginkan, mending kita ikuti saja instruksinya." Jawab Dokter Rebecca.

"Padahal aku sudah sangat nggak sabar ingin melihat dia berhenti haid dan merangkak ke arahku." Ujar Bu Kinasih.

"Ya begitulah.... Terkadang sesuatu yang sangat kita inginkan kebanyakan lebih sering tertunda. Tapi yakinlah kedepannya akan menjadi lebih baik. Tapi sabar aja ya bu, hanya tersisa dua minggu lagi, maka setelah itu selamanya Mimi nggak akan pernah merasakan datang bulan" Jawab Dokter Rebecca.

"Oh ya, ada kabar bagus untuk kita." Kata Dokter Rebecca.

"Apa itu, Bu?" Tanya Bu Kinasih.

"Anak buahku sudah berhasil menemukan siapa yang sedang mengikutiku." Ujar Dokter Rebecca.

"Benarkah?! Siapa orangnya, Bu Dokter?" Bu Kinasih bertanya.

"Ada seorang pria nggak dikenal yang selalu mengikutiku dari belakang. Terkadang dia menyamar sebagai orang lewat saja, untuk memastikan aku bersama siapa." Jawab Dokter Rebecca.

"Jadi, dimana sekarang anak buahnya ibu menyekapnya?" Bu Kinasih menjadi penasaran.

"Tidak kami tangkap sama sekali." Jawab Dokter Rebecca.

"Maksud Bu Dokter, dia berhasil melarikan diri?" Bu Kinasih menjadi bingung.

"Tidak! Aku memang menyuruh anak buahku untuk tidak menangkapnya. Jadi kita bersikap hanya berpura-pura nggak tahu saja." Jawab Dokter Rebecca.

"Kenapa begitu, bu? Bukankah itu berbahaya jika dibiarkan." Bu Kinasih semakin bingung.

"Justru kalau ditangkap malah semakin berbahaya. Dia akan kembali masuk media berita sebagai daftar orang hilang juga, apalagi misinya adalah memata-matai aku. Tentu aku akan menjadi objek kecurigaan awal para polisi dan mantan suamiku yang memerintahkannya." Jawab Dokter Rebecca.

"Untuk itu aku bersikap biasa aja. Atau hanya sekedar berpura-pura nggak tahu. Setidaknya aku sudah tahu siapa orang yang sedang mengikutiku itu." Jawab Dokter Rebecca.

"Ternyata Bu Dokter Rebecca memang cerdik." Ujar Bu Kinasih sambil tersenyum.

"Aku memang harus menjadi cerdik, karena saat ini aku berteman dengan wanita gila. Hahahah..." Jawab Dokter Rebecca.

"Hahahaha...Aku pun baru tahu ternyata cerdik dan gila itu bisa berteman. Hahahah.." Bu Kinasih pun akhirnya tertawa juga.

+++BERSAMBUNG+++

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

ternyata banyak orang jahatnya juga ...yang sangat aneh deh tingkah kejahatannya...
gemes neh sama otor....pengen gelitikin😁😁😁😁

2022-02-28

1

Leli Leli

Leli Leli

lanjut Thor jng buat aku penasaran

2022-01-04

1

Leli Leli

Leli Leli

wah semangkin ngeri aku Smg rencana menyuntikkan lutut Mimi terkendala hingga Mimi bisa lolos

2022-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!