Kenyamanan

Sharma masuk kedalam panti, mengucapkan salam dan kemudian menyapa Ibu Rosa yang tengah mengobrol dengan tamunya, Sharma tidak terlalu memperhatikan, sementara Akbar. Ia cukup bertanya tanya dengan kehadiran Sharma disini

"Kamu kalau kemari suka repot begitu Nak" Tegur Ibu Rosa saat Sharma memberikan kue yang khusus dibeli untuk beberapa pengurus panti

"Tidak repot Bu, lagipun, ini bukan Sharma yang beli, tapi Dokter Roger" Tutur Sharma

"Ohh, kamu datang dengan Dokter Roger?" Tanya Ibu Rosa kemudian

"Iya. Sharma hanya ikut saja, kebetulan hari ini Sharma pulang cepat, dan Dokter Roger sedang ingin ketemu dengan anak anak" Tutur Sharma dengan panjang lebar

Akbar memperhatikan, ia ingat jika dulu Sharma pernah bercerita dirinya yang sering datang ke panti untuk mengunjungi anak anak, dan Akbar tidak tau jika ternyata panti yang dimaksud oleh Sharma, adalah panti yang juga di maksudkan Kakek Reyhan agar cucunya menjadi donatur tetap dipanti ini

"Loh, Mas Akbar" Sharma baru menyadari kehadiran atasan, sekaligus suami rekannya itu

"Sharma" Sapanya yang kemudian bangkit dari duduknya

Sharma tersenyum, kemudian melihat ke arah halaman, dimana bos nya sedang bermain bola disana dengan Dokter Roger dan anak anak panti. Mungkin ini yang di maksud Indah jika Akbar sedang ada urusan dengan bosnya. Panti

Sharma baru ngeh, jika ada bosnya pasti selalu ada Akbar yang ikut dengannya. Dan Sharma baru ingat, ada keperluan apa bosnya ada di panti?

Ini kali pertama Sharma melihatnya berada disini

"Duduk lah Sharma" Sahut Ibu Rosa

Sharma tersenyum, kemudian memanggil Luna, remaja yang tumbuh di panti itu dan sekarang ikut menjadi pengurus panti, membantu Ibu Rosa

"Luna, tolong kamu sajikan kue ini, ya" Pinta Sharma yang langsung diiyakan oleh gadis berkerudung blouse itu

Sharma duduk setelah Luna dan anak panti yang lain berlalu ke dapur untuk menyajikan kue

"Sharma, Pak Akbar ini Skretaris Pak Reyhan"

"Sharma sudah tau Bu. Mereka atasan Sharma di kantor"

Ibu Rosa tersenyum

"Bagus jika begitu. Nah, Pak Reyhan sekarang sudah menjadi donatur tetap di panti" Jelas Ibu Rosa

"Alhamdullillah"

"Terimakasih Mas Akbar" Ucap Sharma yang membuat Akbar tersenyum misterius, sampai kemudian ia berkata ;

"Terimakasihnya sama Pak Bos"

*

"Jadi ini panti yang sering kamu maksud?" Tanya Akbar saat keduanya berjalan keluar dari panti. kemudian duduk disebuah bangku panjang, dibawah pohon yang dekat dengan ayunan. Menikmati pemandangan orang orang yang sedang bertempur dilapangan halaman

"Iya Mas. Sharma nyaman disini" Sahut Sharma

"Disini emang nyaman. Pak Reyhan saja kelihatannya enggan pulang"

Sharma tersenyum

"Sudah berapa lama Shar?"

"Hmm, empat tahuna. Sudah berasa seperti keluarga" Tuturnya

"Lama yah. Wajar kamu sudah sangat akrab dengan Ibu Panti"

"Iya Mas"

Tak lama, Luna datang membawa beberapa piring kue, dan juga dua buah teko minum yang sudah diisi dengan orange jus, menyuguhi anak anak yang nantinya selesai bermain

"Sebentar. Biar saya ambilkan meja" Sahut Akbar yang kemudian berlalu dan mengambil sebuah meja kayu kecil diteras panti. Meketakannya dibawah pohon yang menjadi tempat mereka berkumpul. Luna dan Sharma lantas meketakan piring piring dan beberapa gelas yang sudah diisi minuman itu diatas meja

Sedangkan para pemain bola masih bertempur dilapangan untuk memperebutkan tropy, nampaknya kali ini Reyhan menjadi tim unggul karena ia bergabung dengan tim Ilham, sedangkan Roger berada di tim lawan

"Goool.........."

Lagi, Ilham mencetak gol atas umpan dari Reyhan. Nampaknya, keduanya adalah pemain serasi yang pandai bekerja sama

Sharma, Akbar, Luna dan anak anak perempuan yang tadi menonton pertandingan memberi apresiasi dengan bertepuk tangan atas kemenangan tim Ilham

Roger hanya mengangkat bahu, sepertinya ini kali pertama dirinya kalah bermain sepak bola. Anak anak sudah membubarkan diri dan menyerbu ke arah meja dibawah pohon yang di tunggui oleh Sharma

Sharma dengan sangat sabar, dan sesekali tertawa terlihat amat senang melayani dan mengatur jatah anak anak dengan adil. Pemandangan itu, tidaklah luput dari pandangan dua orang dewasa yang masih berdiri dihalaman

Sampai kemudian Roger menyapa Reyhan duluan

"Pak Reyhan" Sapanya

Reyhan hanya tersenyum

"Dokter Roger" Reyhan juga menyapa dengan ramah

"Kita pernah beberapa kali bertemu di rumah sakit" Sahut Roger kemudian, Reyhan hanya tersenyum

Kemudian keduanya berjalan ke arah kerumunan orang orang. Luna sudah menyiapkan minuman untuk dua orang itu, kemudian memberikan segelas pada Roger

Diluar kendali, Sharma meraih gelas satunya lagi dan menyerahkannya pada Reyhan. Reyhan sempat termangu, terutama Roger, bahkan ia terus menatap interaksi antara Sharma dengan Reyhan

Sharma mulai kikuk saat menyadari kekeliruannya, apalagi Reyhan tak kunjung menerima minuman yang disodorkannya

"Maaf Pak_" Sahut Sharma yang kemudian menurunakn gelas ditangannya, tapi Reyhan dengan cepat meraihnya

"Tidak apa apa" Sahut Reyhan setelah gelas minuman itu berada ditangannya

"Terimakasih" Sambungnya. Sharma hanya membalas dengan senyuman. Tiba tiba saja ia merasa serba salah dan diperhatikan. Lantas Sharma memilih untuk duduk demi menetralisir kegugupannya, ia lebih memilih untuk mengobrol dengan anak anak yang sudah bermain bola tadi

"Jadinya tadi siapa yang menang?" Tanya Sharma pada Ilham yang duduk di sanpingnya

"Tim Ilham dong" Ilham menyahut bangga

"Hebat dong"

"Bareng Pak Bos, jago ternyata dia Kak" Sahut Ilham dengan santai, Sharma menatap Reyhan sebentar. Laki laki itu tengah mengobrol dengan Akbar, entahlah membahas apa

Setelah beristirahat sebentar, Sharma pamit pada Ibu panti dan anak anak untuk pulang karena waktu yang sudah menjelang sore

"Kak Sharma besok kesini lagi ya" Sahut salah satu anak dengan wajah memelas

Sharma tersenyum, kemudian mengelus puncak kepala gadis kecil itu

"Nanti Kak Sharma kesini lagi hari minggu yah. Kan Kak Sharma harus kerja" Sahut Sharma dengan lembut

"Iya, Kak Sharma kan tiap hari minggu kesini" Hibur Luna pada gadis kecil yang diketahui bernama Rini tersebut

Reyhan tersenyum, setiap hari minggu Sharma kemari? Seperti ada yang terbersit di benak Reyhan meski itu masih terasa gamang baginya

"Bu, Sharma pamit yah" Pamit Sharma,

"Hati hati, terimakasih yah Sharma" Sahut Ibu Rosa dengan senyuman

"Saya pamit" Roger pun juga berpamitan

"Terimakasih Pak Dokter"

Sharma dan Roger pamit untuk pulang duluan

"Saya duluan Pak" Sahut Sharma saat ia melewati Reyhan yang masih berdiri dengan Akbar

Reyhan mengangguk

Sampai saat Sharma memasuki mobil, anak anak melambaikan tangan padanya dengan senyuman. Sharma amat dicintai disana

Begitupun Reyhan. Ia juga dengan cepat berpamitan pada anak anak panti dan pulang, tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya

Saat ia dan Akbar sudah masuk kedalam mobil, Reyhan menepuk bahu Akbar. Laki laki yang sudah bekerja dengannya selama 6 tahun itu menoleh

"Ada apa Pak?"

"Kita ikuti mobil mereka!"

TBC

Terpopuler

Comments

Kim Reyaa

Kim Reyaa

aaciiiieeee kepo nih reyhan

2023-01-26

0

Fay

Fay

q selalu tinggalkan jejak like thor

2022-08-17

0

Moms Rafialhusaini 🌺

Moms Rafialhusaini 🌺

pak bos mau tau alamat rumah Sharma ya 🤣🤣

2021-02-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!