Sharma menggeliat ditempatnya, kemudian membaca hamdalah saat pekerjaannya selesai, Syifa dikubikelnya tepat berhadapan dengan kubikel Shaarma hanya nyengir saja setelah tadi ia pergi dulu ke luar
"Pulang naik apa Shar?" Tanya Syifa dengan alis naik turun
"Bus kayaknya. Kamu sendiri?"
"Aku pulang bareng Mbak Indah"
Sharma mengangguk
"Kayaknya kamu enggak naik bus deh"
"Hah?"
"Calon imam udah jemput tuh!" Godanya
Sharma hanya mengernyit sambil menggeleng
"Aku duluan, ya. Asalamualaikum Syifa" Pamit Sharma sambil mengelus puncak kepala Sifa, setengah tertawa, Syifa menjawab salam Sharma sambil melambaikan tangan dengan ceria
Sharma berjalan perlahan keluar dari perusahaan, langkah kakinya semakin memelan saat ia melihat seseorang melalui pintu kaca transparan. Sharma tersenyum begitu ia sudah berhadapan dengan seseorang yang sudah Sharma pastikan, sengaja datang menjemputnya
"Sharma"
"Dok"
"Saya menjemput kamu pulang, mari"
Sharma mengangguk, karena bukan hanya sekali ia dijemput oleh Dokter tampan itu
Sharma masuk kedalam mobil saat sang Dokter sudah membukakan pintu untuknya
"Kita mampir di restaurant dulu ya" Sahutnya saat sudah menyalakan mesin mobil
"Saya lapar"
"Terserah Dokter saja"
Laki laki yang dipanggil Dokter itu tersenyum sembari fokus dengan gagang stir yang sedang dikendalikannya
Dia adalah Dokter Roger, Dokter spesialis anak berusia 29 tahun. Dokter tampan itu akrab dengan Sharma berawal dari kegiatan sosialisasi rumah sakit tempatnya bekerja, di panti asuhan yang sering Sharma kunjungi
Karena Dokter Roger sangatlah extrovert, dia menjadi mudah akrab dengan Sharma yang saat itu baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas. Terlebih, Dokter tampan itu tertarik dengan sikap kalem dan lembut yang dimiliki Sharma
"Kemarin kamu ke panti?" Roger membuka percakapan
"Iya Dok"
Roger tersenyum, ia tau hal itu yang sudah menjadi rutinitas bagi Sharma setiap hari minggu
"Kamu sudah lama akrab dengan saya, tapi masih saja memanggil saya Dokter" Sahutnya setengah tertawa kecil
"Karena Dokter Roger itu Dokter, kecuali kalau Guru, nanti Sharma akan panggil Pak Guru" Candanya, membuat Roger tertawa sedikit lebih keras
"Saya lupa. Kalau ternyata kamu pandai bercanda"
"Katanya sudah kenal lama, hal yang ringan aja masa lupa" Sahut Sharma dengan cuek, membuat Roger menghentikan tawanya, sekilas menoleh pada Sharma, dan kemudian hanya tersenyum
"Sharma Sharma" Lirihnya sambil menggeleng, senyum.dibibirnya masih terukir utuh
"Kenapa Dok?"
"Tidak papa, saya hanya senang manggil nama kamu"
Sharma hanya menggeleng, keduaanya terdiam sampai kemudian mobil sampai disalah satu restaurant langganan Roger dengan Sharma jika kebetulan makan bersama
"Ayo"
Keduanya berjalan bersisian dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Masuk ke restaurant dan memilih tempat duduk dekat dengan pintu masuk
"Kamu ingin makan apa, Sharma?" Tanya Roger saat keduanya sedang melihat lihat buku menu
"Sharma minum saja Dok,"
"Kenapa tidak makan?"
"Sharma tidak lapar. Biar Sharma nemenin Dokter makan saja"
Roger hanya mengangguk, sampai kemudian ia memesan makanan dan minuman pada pelayan yang berdiri disamping mejanya
"Besok saya akan datang ke panti" Sahut Roger disela sela makannya. Sharma yang sedang mengaduk aduk minumannya lantas mengangkat wajahnya, menatap Roger sekilas
"Saya tidak ada jadwal untuk besok, saya hanya ingin mengunjungi anak anak" Sambungnya kemudian
"Jam berapa?"
"Belum saya rencanakan"
"Kamu mau ikut?" Tanyanya kemudian. Sharma diam untuk beberapa saat, memikirkan apakah ia sibuk atau tidak besok
"Bagaimana Sharma?"
"Kemungkinan Sharma pulang pukul 2 siang, bagaimana?"
Roger nampak berfikir, kemudian mengangguk
"Biar saya jemput kamu, dan kita langsung ke panti nanti"
"Oke, jika Dokter tidak keberatan"
"Saya yang menawarkan diri, Sharma. Saya tidak keberatan"
Sharma hanya tersenyum, sementara Roger meneruskan makannya
Sementara itu, direstaurant yang sama. Reyhan baru saja keluar dari ruang reservasi setelah menyelesaikan meteeng penting dengan beberapa kliennya
"Saya tunggu di mobil" Sahut Reyhan saat Akbar menyelesaikan urusannya dengan pemilik restaurant
Akbar mengangguk, sementara Reyhan berjalan duluan keluar dari restaurant tersebut
"Maaf Pak, apa lama?" Tanya Akbar setelah ia menyusul Reyhan ke parkiran dan bosnya itu sedang menunggunya didalam mobil
"Tidak. Ayo cepat jalan!"
Akbar mengangguk dan dengan cepat duduk dibagian kemudi, sampai kemudian saat Akbar sudah menyalakan mesin mobil, dua orang yang keluar dari dalam restaurant membuat Reyhan menatap kearahnya.
"Tunggu dulu" Tahan Reyhan, Akbar menoleh
"Ada apa Pak?"
Reyhan menggeleng. Membuat Akbar justru mengikuti arah pandangan bosnya
"Itu Sharma Pak" Sahut Akbar saat sang bos terus menatap ke arah Sharma yang sesekali tersenyum pada laki laki disampingnya
"Jalan!"
Mobil melaju, setelah beberapa saat, Reyhan mengarahkan pandangannya ke depan
"Dia siapa?" Tanya Reyhan setelah beberapa saat mobil menyusuri jalanan yang cukup ramai
"Dia siapa Pak?"
"Laki laki yang bersama dengan Sharma"
"Ohh, dia Dokter Roger Pak. Salah satu Dokter yang bekerja di rumah sakit keluarga Bapak" Terangnya
"Dia sering datang ke perusahaan menjemput Sharma"
"Dia kakaknya Sharma?" Tanya Reyhan dengan dahi berkerut, Akbar yang melihat raut wajah Reyhan melalui spion kecil diatasnya hanya tersenyum
"Bukan Pak"
Kali ini Reyhan tidak bertanya lagi, Akbar masih memperhatikannya melalui spion
"Bapak suka Sharma?"
Reyhan tersadar dari lamunannya, kemudian menggeleng
"Sharma anaknya baik Pak, sederna dan tidak banyak tingkah"
"Jadi kamu fikir saya suka, pada yang seperti itu?"
*
*
"Terimakasih Dok, maaf merepotkan" Sahut Sharma setelah ia sudah sampai didepan pagar rumahnya
"Jangan bicara seperti itu Sharma, saya senang menjemput kamu!"
Sharma melipat bibirnya, kemudian tersenyum canggung
"Dokter mau mampir?" Sharma lebih menilih untuk mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin berada dalam situasi canggung dengan Roger
"Kapan kapan saja. Saya langsung pulang, tolong sampaikan salam saya pada Ayah dan Bunda kamu" Tuturnya dengan manis
"Iya Dok. Sharma duluan, asalamualaikum" Sharma membuka pintu mobil dan turun dari mobil Roger
"Waalaikumsalam"
Sharma sempat berbalik, menoleh pada mobil Roger, tersenyum dan kemudian masuk kehalaman rumahnya setelah membuka pintu pagar
Roger tersenyum, lalu kemudian melajukan mobilnya meninggalkan jalanan rumah Sharma
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Ahmad Muzt
bagus
2022-12-15
0
Fay
🤗🤗
2022-08-17
0
NePaL
smp sini sudah mulai sukaaak😍
2020-08-12
2