"Pas tadi makan Pak Reyhan ngeliatin kamu terus" Ungkap Syifa saat ia dan Sharma pulang dari mesjid
"Masa sih" Sharma enggan menanggapi serius pernyataan Syifa barusan
"Sharma, lagi serius juga!" Gerutunya saat tau jika Sharma hanya bermain main saja
Sharma tertawa
"Mana mungkin sih Pak Reyhan liatin aku, mungkin cuma kebetulan aja lagi liagin sesuatu yang searah sama aku"
"Gak gitu Shar!"
"Orang dia merhatiin kamu terus kok"
"Kamunya tuh yang terlalu merhatiin dia!"
Syifa nyengir. Faktanya dia memang terus memperhatikan sang bos. Dan bosnya justru malah terus memperhatikan Sharma, sababatnya
"Kamu mau langsung pulang Shar?"
"Aku ada janji sama Pak Dokter Fa" Sahut Sharma bagai memanas manasi, Syifa hanya mencebik dengan mata mengerling pada Sharma, sedangkan gadis cantik itu hanya acuh tak acuh saja sambil membereskan meja kerjanya
"Mbak Indah pulang bareng Mas Akbar?" Tanya Syifa akhirnya pada Indah yang juga sedang membereskan mejanya
"Enggak Fa, Mas Akbarnya masih ada acara sama Pak Bos"
"Acara apa Mbak?"
"Enggak tau, lupa nanya tadi"
"Syifa nebeng Mbak Indah yah"
"Oke"
Sementara kedua wanita itu masih mengobrol, Sharma mengangkat telpon dari Roger, laki laki itu pasti sudah berada didepan perusahaan menunggunya
"Asalamualaikum Pak Dokter"
"Waalaikumsalam Bu Ustadzah"
Sharma tertawa
"Udah didepan yah?"
"Iya. Kamu sudah beres?"
"Sudah. Nanti sebentar lagi Sharma kedepan"
"Yasudah. Saya tunggu"
Sharma mengiyakan dan mengucap salam saat Roger pamit menutup telpon
"Mbak Indah, Syifa. Aku duluan yah" Pamit Sharma pada dua rekannya itu
"Buru buru amat Shar, mau kemana sih?" Tanya Mbak Indah yang mungkin tadi tidak mendengar obrolan Sharma dengan Syifa
"Biasa Mbak, mau jalan sama calon suami dong" Goda Syifa, dengan kedipan mata nakal pada Sharma. Sharma hanya menggeleng, enggan menanggapi godaan Syifa yang selalu begitu dan begitu
"Jangan di dengerin Mbak, Sharma duluan ya. Asalamualaikum" Pamit Sharma dengan buru buru, sebelum nanti ia digoda lagi oleh Syifa yang memang selalu gencar menggodanya. Terutama dengan sesuatu yang berkaitan pada Roger
"Sudah beres?" Tanya Roger dengan senyum mengembang saat Sharma perlahan melangkah padanya
Dengan senyum lembutnya Sharma mengangguk dan kemudian masuk kedalam mobil setelah Roger membukakan pintu mobil untuknya
Mobil perlahan melaju, menembus jalanan ibu kota yang padat oleh kendaraan
Sedangkan ditempat lain, Reyhan yang sudah resmi menjadi donatur tetap di sebuah panti sedang mengobrol ringan dengan sang pemilik panti tersebut
Entahlah, tapi ia merasa betah berada disana. Anak anak kecil yang penuh keceriaan membuatnya ingin berlama lama menikmati waktu, membunuh rasa kesepian
Tiba tiba saja ia merindukan Rayana, tunangannya. Orang yang mengkhianati cintanya, tapi sayang, Reyhan tak mampu untuk sekedar membencinya. Reyhan hanya bisa mencintainya, diujung kematiannya pun, Reyhan menyesal karena sudah marah padanya sebelumnya
"Akbar, saya keluar sebentar" Pamit Reyhan pada sang Skretaris yang masih mengobrol dengan pengurus panti
Akbar hanya mengangguk, bahkan sang bos sudah berlalu sebelum ia memberikan jawaban atas permintaannya tadi
Reyhan berdiri di teras, melihat anak anak pria yang sedang bermain sepak bola, sedangkan beberapa anak perempuan juga tengah bermain permainan yang berbeda, ada yang bermain boneka, masak masakan, dan juga bermain lompat tali. Reyhan merasa senang melihatnya, sampai kemudian sebuah bola tiba tiba saja bergulir dan berhenti tepat didepan kakinya
Reyhan membungkuk, dan mengambil bola itu
Seorang anak berlari padanya, untuk mengambil bola
"Pak, bolanya" Pintanya dengan sopan
"Siapa nama kamu?" Tanya Reyhan dengan mata memicing, menatap laki laki kurus berlesung pipi itu
"Ilham"
Reyhan mengangguk
"Boleh saya ikut bermain?" Tanyanya
Laki laki bernama Ilham itu menoleh pada kawan kawannya, Reyhan menunggu jawaban sampai kemudian mereka serempak mengangguk
Reyhan tersenyum, kemudian melepas jas hitamnya, menyisakan kemeja biru tua yang lengan panjangnya ia gulung sampai sikut. Ia siap bermain dengan anak anak yang menyambutnya dengan penuh kehangatan
*
"Loh, kita berhenti di sini Dok?" Tanya Sharma saat mobil berhenti didepan sebuah toko kue yang jaraknya tidak terlalu jauh dari panti
"Kamu tidak ada niat untuk membawa oleh oleh buat mereka?" Tanya Roger yang diiringi senyum manis nan tampan diwajahnya
Sharma hanya tersenyum, ia tau jika laki laki bermata hijau itu sangat baik dan royal sekali
"Kamu bantu saya pilih kue" Pintanya, dengan antusias Sharma mengangguk dan kemudian turun dari mobil
Memasuki toko dengan Roger dan memilih beberapa kue sebagai oleh oleh untuk anak anak panti
"Gooool......."
Ilham berteriak keras sambil berlutut, kemudian mendapat pelukan dari kawan kawan satu tim nya saat ia berhasil mencetak gol. Ia bersikap selayaknya seorang pemain Timnas yang sedang bertanding dalam ajang pertandingan besar
Reyhan yang berada di tim lawan hanya mengacak rambutnya setengah frustasi karena sudah tiga kali kebobolan, tapi ia juga tersenyum senang. Senang melihat kebahagiaan yang terpancar dari anak anak istimewa itu
"Kak Sharma!"
Anak anak perempaun segera bangkit dari posisinya saat mendapati Sharma yang turun dari mobil
"Kak Sharma"
Serempak mereka berlari kearah Sharma, tak terkecuali anak anak yang tadi bermain bola dengan Reyhan, mereka semua berhambur pada Sharma
Reyhan hanya menatap bingung, bingung dan bertanya tanya. Mengapa Sharma ada disini? Dan dengan seorang pria
Tiba tiba saja terasa ada yang mengusik perasaannya melihat hal itu
"Kak Sharma, Pak Dokter" Sapa anak anak manis itu
"Hay, apa kabar?" Tanya Sharma dengan lembut, padahal dua hari yang lalu ia sudah datang kesini. Tapi ia sudah sangat rindu dengan mereka
"Lagi pada main bola?" Tanya Roger saat mendapati anak lelaki yang berkeringat
"Iya, kami main bareng Pak Bos" Sahut Ilham, ia tau jika Reyhan adalah seorang donatur baru di panti yang ditempatinya itu
Tatapan Sharma kemudian beralih kehalaman luas panti yang selalu dijadikan anak anak sebagai lapangan untuk bermain bola. Disana, tengah berdiri Reyhan dengan keadaan yang berkeringat, dan sedikit berbeda dari Reyhan yang biasanya. Tapi Sharma rasa, kadar ketampanannya tidak berkurang
Sharma memang hampir tidak pernah memperhatikannya, tapi ia merasa Bosnya itu memanglah tampan sesuai dengan yang selalu dikatakan Syifa setiap hari
"Gimana kalau Dokter juga ikut main, Pak Bos payah. Kita kalah terus" Sahut salah satu anak yang merasa sial karna satu tim dengan Reyhan, Reyhan memang tidak mendengar pembicaraan mereka, tapi ia mengerti dengan apa yang disampaikan kapten timnya itu, dia pasti mengadu
Baiklah, Reyhan memang tidak jago bermain sepak bola. Ia hanya jago dalam olahraga basket dan tenis meja, hanya itu prestasinya di non akademik saat di bangku sekolah dulu
"Pak Dokter ikut main ya" Bujuk yang lain, yang mulai merengek
Roger hanya menatap Sharma sambil tersenyum seolah meminta pendapat, dan Sharma hanya mengangguk sambil tersenyum pula
"Baiklah, Dokter akan menjadi pemain bola andalan hari ini" Sahut Roger dengan penuh semangat, ia sudah sering bermain sepak bola bersama anak anak panti
"Anak laki laki main bola, anak perempuan bantu Kak Sharma siapin kue, ya" Sahut Sharma yang mendapat persetujuan dari anak anak panti
"Let's go"
Sahut Sharma, sementara anak anak perempuan mengikutinya. Sesekali mereka tertawa ringan yang membuat Reyhan takjub pada Sharma
"Bidadari" Ungkapnya
Reyhan pun tidak mengerti, sekarang ia merasa jauh lebih nyaman berada disini, setelah ia mengetahui jika ternyata di panti ini, ada seorang bidadari
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kim Reyaa
eeeaaaa...ada yg jatuh ambyar tp bukan gelas kaca melainkan hati reyhan udah jatuh hati sm Sharma...aduuuh meleleh bos hhhh
2023-01-26
0
Fay
lanjut thor
2022-08-17
0
Moms Rafialhusaini 🌺
bidadari Sharma 🥰🥰
2021-02-16
2