Sang Bos

"Aku denger katanya tadi pagi kamu satu mobil sama Pak Bos yah Shar?"

"Orang orang pada gosipin kalian loh Shar"

"Kamu ada skandal sama dia?"

"Shar kamu...,"

Sharma menghentikan langkahnya, membuat langkah Syifa otomatis juga ikut berhenti

"Asyifa" Sharma tersenyum lembut, membuat Syifa justru malah tersenyum canggung

"Aku sama Pak Reyhan cuma nggak sengaja ketemu tadi pagi, kita juga nggak berdua aja kok. Lagian yang ngajak berangkat bareng juga bukan Pak Reyhan, tapi Mas Akbar" Jelas Sharma dengan detail, ia tau jika ia hanya menjelaskan sebagian maka Syifa akan terus bertanya padanya

Beberapa detik kemudian, Syifa nyengir. Memperlihatkan deretan gigi putihnya pada Sharma. Sharma hanya menggeleng, lalu melanjutkan langkahnya dan duduk di kubikel miliknya, Syifa menyusul dan duduk ditempatnya. Langsung berkutat dengan ponselnya setelah mengucap kata 'Semangat' pada Sharma

"Kalian habis dari mana?" Tanya Indah sambil menggeser kursinya ke arah Sharma

"Fotocopy bentaran Mbak" Sharma menyahut dengan tersenyum

Indah mengangguk, lalu kemudian

"Kata Mas Akbar kemaren kamu makan bareng sama Pak Dokter!" Indah mencolek bahu Sharma, gadis yang diganggu itu lantas menoleh. Ya, ya Sharma lupa mengatakan jika selain tidak sabaran, Indah juga adalah orang yang sering menggodanya

Meski Sharma akui, jika dalam keadaan serius, maka Indah dapat menjadi penasihat yang dapat dipercaya

"Mas Akbar?" Dahi Sharma berkerut

Indah mengangguk

"Kemaren Mas Akbar sama si Bos meteeng direstaurant yang sama, sama kamu saat makan bareng Pak Dokter" Terangnya

Sharma diam, dan ia teringat pada seorang pria tinggi dengan stelan jas dan celana berwarna creamnya yang kemarin sempat ia lihat direstaurant tengah berjalan tanpa menengok kiri kanan, ternyata benar dugaan Sharma jika itu adalah bosnya

"Hello Sharma" Indah melambaikan tangannya didepan wajah Sharma

"Malah ngelamun"

"Enggak Mbak"

"Tadi"

"Mbak Indah ganggu deh, yang lain lagi pada kerja tuh!" Sharma mengalihkan pembicaraan, ia tidak ingin membahas hal sensitif yang menyinggung hubungannya dengan Dokter Roger

Indah celingukan, yang lain memang sedang sibuk berkutat dengan laptopnya masing masing

"Kamu suka ngehindar deh!"

"Indah, Sharma"

Indah dan Sharma terkesiap saat mendengar suara berat yang memanggil keduanya. Wajah Indah sudah pias, ia nyengir dengan canggung

"Apa yang kalian lakukan?" Tegur Pak Agung, pria tinggi dengan wajah super tegas, dia adalah kepala devisi design yang rajin sekali mengontrol para bahawahannya

"Ini, lagi diskusi Pak" Dusta Indah

Pak Agung nampak menggeleng tidak percaya

"Kamu senior, Indah. Jangan memberi contoh tidak baik pada junior kamu"

"Iya Pak"

Pak Agung berlalu setelah memastikan bawahannya tidak ada yang lalai dalam bekerja, Indah menghembuskan nafasnya dengan perasaan lega

"Mbak Indah sih, aku kan udah bilang jangan ngegosip"

"Iya bu ustadzah, iya" Indah tersenyum dan kembali menggeser kursinya ke arah kubikelnya

Sharma hanya menggeleng, kemudian juga kembali pada pekerjaannya, ia sedang sibuk mendesign sebuah cincin berlian dengan pernik bintang. Menggambar cincin itu, membuat Sharma berkeinginan untuk memakai cincin pernikahan hasil rancangannya

*

*

Entahlah, Akbar juga heran dengan sikap bosnya hari ini. Padahal tadi pagi, ia seperti kehilangan gairah kebahagiaannya, tapi setelah mendapat permintaan maaf dari Sharma saat didalam mobil, sang bos seperti kehilangan kewarasannya

"Maaf"

Mendengar kata maaf meluncur dari bibir Sharma begitu saja dengan lembut, Reyhan mendadak mematung.

Gadis itu mengatakannya dengan tulus, tidak terdengar ada keterpaksaan saat ia mengatakannya.

Membuat Reyhan kehilangan kata kata, padahal biasanya ia tidak akan memaafkan orang dengan mudah.

Ia selalu memiliki alasan untuk mempersulit orang yang meminta maaf padanya, tapi Sharma berbeda, dan Reyhan tidak bisa berbuat apa apa

"Sedikit lebih cepat!" Sahut Reyhan pada Akbar yang mengemudikan mobil dengan sangat lamban menurutnya

"Ini sudah cepat Pak"

Akbar melihat kaca spion, terlihat Reyhan justru malah mengendurkan dasinya, sedangkan Sharma disampingnya nampak bersikap biasa saja

Akbar menggelengkan kepalanya saat mengingat tingkah sang bos pagi tadi, dan

ini masih berlangsung sampai sekarang saat meteeng membahas pasar saham yang sudah beberapa bulan ini menurun

Anehnya, Reyhan tidak marah dan memaki pada peserta meeteng yang menangani hal ini. Ia justru memakluminya dengan berkata ;

"Baiklah, ini tidak masalah. Saya rasa ini kali pertama kita mengalami penurunan, bukan masalah besar. Kita bisa menanganinya, kinerja kalian sudah sangat bagus sejauh ini" Sahutnya yang kemudian mengakhiri meeteng dan berlalu dari ruang rapat

Meninggalkan orang orang yang dibuatnya tercengang karena tidak mendapat cacian, padahal mereka sudah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin jika mendapat semprotan dari bosnya

Tapi syukurlah

Dengan perasaan setengah bingung, Akbar mengikuti langkah Reyhan kembali ke ruangannya

"Akbar"

"Iya Pak"

"Beritahu semua karyawan, nanti kita ada acara makan siang bersama"

"Makan siang bersama?"

Reyhan mengangguk

"Pak, tapi itu tidak ada dalam agenda Bapak hari ini"

"Kamu bisa mengaturnya untuk saya bukan?"

Akbar diam

"Baik Pak"

Akbar permisi keluar, dengan raut kebingungan

"Aneh lagi kan?" Fikirnya

Sementaraa orang yang membuatnya heran, bingung dan bimbang justru hanya tersenyum saja sambil menautkan tangannya di atas meja

TBC

Terpopuler

Comments

Kim Reyaa

Kim Reyaa

tulisanmu emang the best kk eva

2022-12-16

0

Fay

Fay

q suka thor 🤭👍👍

2022-08-17

0

💐d@€ng🌸

💐d@€ng🌸

bagus kk thor...
lanjut

2020-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!