Reyhan melangkah masuk ke dalam rumahnya, melepas jasnya dan kemudian memilih ambruk di sofa. Untuk beberapa saat ia hanya memejamkan mata, sampai kemudian ia merasa ada seseorang yang datang menghampiri dan mengelus rambutnya. Ia sudah dapat menebak orangnya siapa
"Sudah pulang?"
Reyhan membuka matanya, menggenggam tangan sang Mama dan kemudian tersenyum
"Gimana kerjaan hari ini? Lancar?"
Reyhan mengangguk, perempuan yang wajahnya tetap cantik meski sudah mulai di hiasi keriput itu tersenyum dengan tulus pada putranya
"Mama gimana hari ini?"
"Mama baik, oh yah. Tadi Mama habis melukis, kamu mau liat?"
Reyhan mengangguk, lalu dengan bersemangatnya Arinda, Mama Reyhan menuntun putranya itu untuk ke lantai atas, masuk ke sebuah ruangan khusus untuk melukis di rumah besar itu. Tempat itu adalah galery pribadi milik Arinda yang sengaja disiapkan Reyhan
Ketika masuk, Reyhan melihat sekitar. Ia tau semua lukisan sang Mama. Setelah selesai melukis, maka Arinda akan selalu menunjukannya pada Reyhan. Reyhan selalu menjadi satu satunya orang yang melihat lukisan Arinda
"Reyhan, disini" Sahut Arinda saat Reyhan hanya berdiri diambang pintu saja mengamati
setiap sudut ruangan
Reyhan melangkah, mendekati sang Mama yang akan menunjukan hasil karya seninya
"Baguskan?" Tanyanya saat Reyhan sudah melihat lukisan itu
Reyhan tersenyum hambar, kemudian merangkul sang Mama, yang justru malah membuat Arinda bersedih karena tindakan putranya
"Mama kangen sama Papah kamu" Ungkapnya. Reyhan hanya mengusap bahu Arinda. Menenangkan wanita tercintanya itu
Entahlah, sampai detik ini pun Reyhan belum paham, mengapa Willy, Papahnya meninggalkan sang Mama. Hingga membuat Arinda selalu di rundung kesedihan setiap harinya karena merindukan Willy
Reyhan tau memang banyak ketidak cocokan antara Mama dan Papah nya, tapi seharusnya Willy tidak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk meninggalkannya
Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Dan Reyhan pun tidak dapat berbuat apa apa
"Mah"
"Reyhan, Mama tau kamu benci Mama bilang ini. Tapi Mama masih mencintai Papah kamu"
Reyhan hanya menalingkan wajahnya. Ia memang tidak memahami bagaimana perasaan Arinda, tapi mengingat Willy yang meninggalkan mereka tanpa rasa bersalah, Reyhan merasa Arinda tidak layak merindukan Willy
*
Selepas shalat isya, Sharma hanya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, kerudungnya sudah ia lepas, rambutnya yang panjang terurai begitu saja
Tidak ada yang di fikirkannya kecuali anak anak panti yang selalu menampilkan keceriaan diwajahnya meski mereka tidak tumbuh dalam kasih sayang kedua orang tuanya
Sharma bersyukur, ia hidup dalam keluarga yang lengkap dan kental dengan pendidikan agama, ia tumbuh dengan baik dalam kasih sayang ayah dan bundanya
Sementara menerawang kehidupan yang selama ini dilihat dan dirasakannya, mata Sharma terpejam, sayup sayup angin diluar kamarnya membawa kedamaian, memaksa Sharma untuk segera terlelap dalam tidurnya
Hingga ia benar benar damai dalam tidurnya
*
Seperti hari hari biasanya, Sharma memulai harinya dengan perasaan ringan yang penuh dengan rasa syukur. Ketika ia duduk anteng di kubikelnya, Akbar tiba tiba saja datang padanya dan membawa berita yang hampir membuat ia pinsan saat itu juga
"Kamu bukannya harusnya seneng yah Shar karna naik pangkat" Tegur Syifa setelah ia mendengar cerita dari Sharma jika gadis berhijab yang cantik itu diangkat menjadi Asisten Reyhan. Berita mengejutkannya lagi adalah, ia menjadi Asisten Pribadi bosnya itu
"Aku bukan gak seneng Fa, aku juga bersyukur kok. Cuma masalahnya aku merasa ada yang janggal"
"Janggal kenapa?"
"Aku baru kerja selama 3 bulan loh disini, masa tiba tiba diangkat jadi Asisten Pribadi Pak Reyhan. Mbak Indah juga lebih senior dari aku, harusnya dia jauh lebih layak" Sahut Sharma sambil menatap Indah yang sedang makan di hadapannya
Indah diam sebentar, kemudian melegut minumannya dan beralih menatap Sharma
"Mungkin ini rezeky kamu Shar, lagian kamu cocok kok, bersanding sama Pak Bos" Sahut Indah yang diakhiri dengan tawa penuh ledekan, membuat Sharma manyun ditempatnya
"Bersandingkan juga sebagai atasan sama bawahan Mbak" Sahutnya kemudian yang membuat Indah manggut manggut ditempatnya dengan senyum misterius
"Jadi kamu maunya lebih dari itu?" Goda Mbak Indah yang membuat dahi Sharma berkerut, ia tidak menyangka jika terkaan seniornya akan melenceng jauh seperti ini
"Ihh, Mbak Indah. Enggak lah"
"Bukan itu maksud Sharma!" Kilahnya dengan cepat. Syifa disampingnya hanya tersenyum saja pada Indah yang dibalas kedipan mata oleh wanita yang sudah berumah tangga itu
"Sharma"
Sharma terkesiap begitu namanya dipanggil dari arah belakang. Lantas Sharma menoleh dan tersenyum
"Kamu udah makan siang Mas?" Tanya Indah pada suaminya itu
"Iya, nanti makan siang habis ini. Mau nganter Sharma dulu" Sahutnya dengan tersenyum. Indah hanya mengangguk saja, sementara Sharma yang namanya disebut cukup merasa heran
"Sharma mau kemana Mas?" Tanya Sharma dengan suara pelan
"Ke ruangan Pak Reyhan"
Sharma mengernyit, kemudian mengangguk. Kebetulan ia sudah menyelesaikan makannya, ia harap tidak akan lama berada di ruangan bosnya
"Fa, ke mesjidnya bareng ya. Aku gak bakal lama" Sahutnya sebelum berlalu mengikuti Akbar yang sudah beranjak
"So tau Sharma, siapa tau kan Pak Bos mau lama dia ada diruangannya" Sahutnya pada Indah setelah Sharma berlalu jauh
Indah hanya tersenyum saja menanggapinya
Sementara Sharma dirundung kebingungan sepanjang jalan, ia bingung mengapa tiba tiba saja diangkat menjadi Asisten Pribadi Reyhan, rasa rasanya Sharma tidak ada keahlian dibidang tersebut. Apalagi ia dan Reyhan sempat sedikit berselisih pada pertemuan pertama mereka
"Mas Akbar"
Akbar menoleh pada Sharma dibelakangnya
"Kenapa Shar?"
"Sharma rasa Pak Reyhan keliru karena memilih Sharma menjadi Asistennya"
"Keliru bagaimana? Pak Reyhan bilangnya dalam keadaan sadar kok Shar"
"Tapi Sharma rasa ini sedikit janggal Mas"
Sharma merasa ini memanglah hal yang janggal. Namun begitu, ia juga tidak ingin berburuk sangka pada bosnya
"Kamu jangan banyak berfikir, yang penting kerja saja. Yah"
"Tapi Sharma belum tau apa saja tugas tugas yang harus Sharma kerjakan selama menjadi Asisten Pak Reyhan"
"Gampang Shar, cuma ngurusin dia saja"
"Hah?"
"Udahlah, nanti juga kamu terbiasa. Tenang aja, Pak Reyhan nggak galak kok" Sahut Akbar yang diakhiri dengan satu kedipan mata pada Sharma, melihatnya justru membuat Sharma malah merinding
Keduanya sudah sampai didepan ruangan yang bertuliskan CEO
"Ayo Sharma" Sharma mengekor dibelakang Akbar, saat masuk ke ruangan yang pernah sekali didatanginya itu, Sharma disuguhkan dengan pemandangan Reyhan yang berdiri memunggumginya, ia menghadap jendela kaca besar yang memperlihatkan potret ibu kota, sementara tangan kirinya berada disaku celananya, dan tangan kanannya sedang menempelkan ponsel ditelinganya, nampaknya ia sedang mengobrol dengan seseorang via telpon
Akbar memberi kode agar Sharma sabar menunggu dan Sharma hanya mengangguk patuh saja
Sampai kemudian Reyhan mengakhiri telponnya dan berbalik pada Sharma dan Akbar. Ia sempat mengulas senyum sebelum duduk di kursinya
"Sharma sudah disini Pak" Sahut Akbar saat bosnya belum juga bereaksi
Reyhan mendelik tidak suka, yah apakah Akbar berfikir jika dirinya buta? Reyhan juga melihat sendiri jika ada Sharma diruangannya, ia tidak perlu diberi tahu. Toh ia sendiri yang menyuruh Akbar untuk memanggil Sharma agar datang ke ruangannya
"Sharma"
"Iya Pak" Sharma menyahut cepat
"Kamu sudah makan siang?"
Sharma mengernyit, tapi pada detik berikutnya ia berhasil menguasai diri dan mengangguk
"Sudah Pak"
Reyhan nampak mengangguk. Sementara Sharma hanya mematung bingung, dan Akbar yang ada diantara mereka hanya menatap dua orang itu secara bergantian, ia merasa heran
"Pak, jika tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, saya mohon pamit"
"Hari ini kamu sudah resmi menjabat sebagai Asisten Pribadi saya"
Sharma mengangguk samar, Akbar sudah mengatakannya tadi dan ia sudah tau. Meski berita ini amat mendadak, tapi Sharma tetap harus mempersiapkan diri lahir dan batin
"Mulai hari ini, kamu sudah bisa bekerja. Sebagai Asisten Pribadi saya"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kim Reyaa
eeeaaa asisten pribadi kan artinya bentar lagi Sharma mu d jadiin istrinya si bos niih...uwaaaahh....gercep sekali anda pak bos....hhhh
2023-01-26
0
Fay
modus dimulai 🤭🤭
2022-08-17
0
AR Althafunisa
senyum...
2021-09-08
2