Sharma hanya menunduk ketika sedang menyiapkan makan malam, Reyhan yang ditahan oleh Husaen sudah duduk di kursi yang bersebrangan dengan Sharma
"Nak, kamu ambilin sayurnya. Tadi baru Bunda matiin kompornya"
"Iya Bunda"
Sharma berlalu, mengambil sayur yang di maksud Salamah tadi.
Setelah tadi Husaen memberitahukan jika Reyhan adalah orang yang menolongnya, Sharma sudah berterimakasih pada Bos nya itu, tapi belum sempat memberitahukan orang tuanya jika Reyhan adalah atasannya di kantor
"Sharma" Salamah memanggil Sharma yang tak kunjung kembali dari dapur
"Biar saya susul Bu, mungkin Sharma repot" Reyhan menawarkan diri yang kemudian berlalu, setelah dipersilahkan oleh Bunda Sharma
Sharma baru akan mengangkat wadah sayur. Tapi sebuah tangan yang tiba tiba saja menyentuh wadah sayur membuat Sharma mengurungkan niatnya dan melihat orang itu
"Pak Reyhan"
Sharma menundukan pandangannya saat bertatapan dengan Reyhan
"Biar saya bantu" Sahut Reyhan yang kemudian berlalu duluan. Sharma hanya mengangguk setelah Reyhan hilang dari pandangannya. Kemudian ia juga melangkah menuju meja makan
"Kak Sharma lama" Nazwa menggerutu saat Sharma baru saja kembali, sementara Sharma hanya tersenyum saja sambil mengelus puncak kepala gadis kecil itu
Baru saja Reyhan akan memasukan makanan ke mulutnya, Husaen sudah lebih dulu menegurnya
"Kita baca do'a dulu" Sahutnya sambil menyentuh lengan Reyhan, Reyhan menaruh sendoknya, dan kemudian melihat pada Nazwa dan Sharma yang ternyata sudah menengadahkan tangan, Sharma hanya tersenyum, sementara Nazwa, gadis kecil itu justru malah menertawakan Reyhan
"Nazwa" Sharma menegurnya, gadis kecil itu nyengir
Ketika Husaen sudah melantunkan do'a dan makan malam berlangsung, sepanjang itu juga Reyhan terus menjatuhkan pandangannya pada Sharma. Yang di sadari oleh Husaen, hingga membuatnya menegur laki laki itu
"Nak Reyhan, bekerja dimana?" Tanyanya, membuka pembicaraan, mengalihkan Reyhan agar tidak terus menerus menatap putrinya
"Mmm, di perusahaan fashion Pak"
Husaen nampak manggut manggut
"Oww, Sharma juga bekerja di perusahaan fashion"
"Perasaan saya, dia juga baru saja diangkat menjadi Asisten oleh Bosnya" Sambungnya. Reyhan hanya mengangguk dan tersenyum
Sharma mendehem sebentar, kemudian ikut menimbrung
"Ayah, Bunda. Pak Reyhan ini atasan Sharma di kantor"
Husaen dan Salamah nampak berpandangan, kemudian tersenyum
"Ohh. Kenapa tidak bilang sejak tadi nak?"
"Ayah nggak ngasih kesempatan buat Sharma"
Husaen hanya membalas dengan tersenyum, Sharma juga tersenyum yang membuat Reyhan tertular dan juga malah ikut tersenyum melihat senyuman gadis cantik itu
"Wah, Om Bos dong" Nazwa menimbrung, Reyhan hanya mengangguk ramah saja
Begitu makan usai, Husaen yang sudah lebih dulu salat isya kembali menemani Reyhan yang masih ia tahan untuk pulang
"Nak Reyhan, salat dulu?" Tanya Husaen
Reyhan nampak mematung ditempatnya. Tidak ada yang pernah menyuruh atau mengingatkannya untuk salat, barangkali Sharma dan Husaen adalah yang pertama untuknya
"Nak Reyhan"
"Euu. Tangan saya masih luka Pak" Kilahnya
Husaen mengangguk penuh arti, kemudian duduk disofa lain yang bersebrangan dengan Reyhan
Mengobrol ringan sampai Nazwa melewati mereka
"Nazwa, mau kemana?" Tanya Reyhan pada gadis kecil itu
"Mau ke Ibu Ustadzah, minta dibikin PR" Katanya sambil menentang buku yang ia bawa
Sementara Reyhan mengernyit ditempatnya, dan Husaen hanya memperhatikannya dengan tersenyum
"Biar Om antar" Tawar Reyhan, sementara Nazwa hanya menahan senyumnya saja, Husaen juga nampak tersenyum memperhatikan Reyhan
"Enggak usah. Nazwa bisa sendiri"
"Tidak baik anak kecil keluar sendirian. Ini sudah malam"
Nazwa tertawa juga akhirnya
"Nazwa duluan yah Om Bos. Dadah" Anak itu melambaikan tangan pada Reyhan dan berjalan ke arah kamar Sharma dengan masih tersenyum
Sementara Reyhan memperhatikan anak itu dengan heran, seingatnya saat makan malam tadi tidak ada orang lain lagi selain mereka berlima
Lantas Ustadzah itu? Siapa dia?
"Ada apa nak Reyhan?" Tegur Husaen yang membuat Reyhan memutus tatapannya pada Nazwa yang sudah menghilang di anak tangga
"Euu, maaf Pak. Apa ..?"
"Ustadzah yang disebut Nazwa, dia Sharma. Anak itu memang selalu memaanggil Sharma Ibu Ustadzah jika ingin dibantu membuat PR" Jelasnya yang membuat Reyhan mengangguk mengerti
"Mm, apa Sharma tidak pernah keluar dari kamarnya?" Tanya Reyhan setengah ragu
"Oww. Yah, setelah makan malam, Sharma akan melaksanakan salat isya dan tadarus, setelah itu tidur"
"Atau jika ada kerjaan dari kantor dia mengerjakan pekerjaannya. Jarang keluar dari kamar"
Lagi lagi Reyhan hanya bisa mengangguk anggukan kepalanya
"Sharma punya pacar?"
Husaen tersenyum. Entahlah, tapi ia dapat menebak jika Reyhan tertarik pada Sharma. Putrinya
"Kenapa tidak bertanya langsung saja pada Sharma?" Husaen justru malah balik bertanya pada Reyhan yang membuat laki laki itu hanya tersenyum
"Saya tidak sedekat itu dengan Sharma"
Husaen mengangguk mengerti
"Bahkan dia jarang mau menatap saya" Sambungnya, Husaen menepuk bahu Reyhan, dan kemudian berkata
"Kamu tanyakan nanti pada Sharma!"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kim Reyaa
aseeek...sekali ketemu langsung lampu ijo niih pak bos....aku suka aku suka aku suka hehe
2023-01-28
0
Fay
lanjut thor
2022-08-17
0
💐d@€ng🌸
lanjut...
jgn lama2 upx thor
2020-05-01
1