Panggilan

Reyhan duduk dikursi kebanggannya sambil menautkan kedua tangannya. Ia baru tau, jika ternyata gadis yang ditemuinya kemarin ternyata bekerja diperusahaannya. Mungkin karena jarang berkunjung ke perusahaan, ia jadi tidak mengetahuinya, terlebih ia memang jarang, dan bahkan hampir tidak pernah memperhatikan para pekerjanya

"Akbar"

Akbar yang berada diluar ruangan dengan cepat masuk kedalam ruangan bosnya

"Iya Pak"

"Wanita yang kita temui tadi, siapa mereka?" Tanyanya saat Akbar sudah berdiri di hadapannya

Akbar nampak berfikir sebentar, kemudian menyahut

"Mereka dari divisi design Pak"

"Siapa?"

Akbar yang mengerti maksud sang Bos segera menyahut

"Yang tidak memakai kerudung istri saya Pak"

Reyhan memicingkan matanya pada sang Skretaris

"Saya tidak perduli Akbar, saya tidak menanyakan istri kamu"

"Baik Pak"

"Sisanya, mereka berdua adalah Syifa dan Sharma"

Reyhan terdiam, seperti menimang sesuatu

"Coba kamu cek data data mereka dan serahkan pada saya. Dalam waktu lima menit, saya sudah harus menerimanya"

"Baik Pak"

Akbar segera berlalu pergi, meninggalkan Reyhan yang merasa penasaran dengan gadis berhijab yang ditemuinya kemarin dan hari ini

Tak berapa lama, Akbar kembali masuk dengan sebuah berkas ditangannya, kemudian dengan sopan menyerahkannya pada Reyhan yang langsung diterima oleh lelaki itu

Begitu mendapati biodata Sharma dalam data pegawai, Reyhan secara spontan tersenyum begitu saja

"Suruh Sharma kemari"

"Ini sedang jam makan siang Pak"

Reyhan diam sebentar, akan terkesan kejam dirinya jika ia menyuruh orang yang sedang menikmati waktu istirahat dengan makan siang untuk datang menemuinya

"Suruh dia kemari setelah selesai makan!"

"Sharma biasanya langsung ke mesjid terdekat untuk melaksanakan shalat dzuhur Pak" Akbar setengah ragu mengatakannya

"Hanya sebentar"

Akbar tidak bisa mengelak, alhasil ia hanya bisa mengangguk dan kemudian berlalu untuk mencari Sharma

*

*

"Lima bulan kerja disini lumayan sih yah Shar" Sahut Syifa saat ia sedang berjalan berdua dengan Sharma untuk keluar dari perusahaan dan pergi ke mesjid terdekat. Indah yang sedang kedatangan tamu bulanan memilih untuk kembali ke kubikelnya

"Iyah, cuma sayang aja, enggak ada fasilitas buat orang menjalankan kewajibannya"

"Ehh ada sih Syar. Di lantai atas, mushola gitu. Tapi kayaknya nggak dipake deh" Terka Syifa sambil mengingat ingat

"Kenapa nggak dipake?"

"Nggak tau, jadinya nggak pernah diurus kayaknya"

"Sayang yah, padahal gedung besar gini. OB sama OG nggak ada tugas buat beresin lantai itu emang?"

"Kayaknya nggak deh"

"Sharma"

Sharma dan Syifa lantas menoleh ke asal suara saat ada seseorang yang memanggil Sharma

"Pak Akbar. Kenapa Pak?" Tanya Sharma setengah bingung setelah Akbar sudah berdiri dihadapannya

"Pak Reyhan menyuruh kamu datang ke ruangannya"

"Saya" Sharma menunjuk dirinya sendiri

"Iya"

Syifa yang heran lantas menatap Sharma dengan penuh selidik, dan Sharma hanya memberi jawaban dengan menggeleng

"Ada perlu apa ya Pak, soalnya saya juga belum pernah ketemu sama beliau?"

Akbar nampak menggaruk kepalanya, ia pun tidak tau sama sekali. Yang ia tau hanya menyuruh Sharma datang ke ruangan Bosnya, dan kalau tidak, mungkin ia akan dipecat

"Saya tidak tau Sharma. Sebaiknya kamu kesana saja dulu, saya mohon" Ungkapnya setengah memaksa

Sharma mengangguk ragu, dan melirik pada Syifa

"Aku langsung ke mesjid aja deh Shar" Pintanya saat tau tatapan Sharma jika gadis itu minta ditemani

"Fa, ayolah"

"Sharma, mari" Akbar sudah mempersilahkan

Sharma mengangguk, dan kemudian melangkah. Sedangkan Syifa malah melambaikan tangan padanya

Sharma berjalan mengikuti langkah kaki Akbar menuju ruangan CEO. Untuk yang pertama kalinya Sharma akan masuk kesana, dan ia tidak tau apa yang akan terjadi dengannya nanti

"Silahkan" Akbar membukakan pintu ruangan untuk Sharma

"Pak Akbar tidak masuk?" Tanya Sharma yang merasa risih

"Tidak Sharma, kamu silahkan masuk" Sahutnya

Sharma mengangguk dan masuk ke ruangan besar itu. Hal pertama yang dilihatnya adala, seorang pria yang berdiri memunggunginya dengan kedua tangan yang berada disaku celananya

Setengah ragu, Sharma bersuara

"Permisi Pak"

Reyhan berbalik, membuat Sharma terkesiap karena ia tau siapa Bos nya

"Hay, Sharma" Sahutnya dengan misterius, membuat Sharma menunduk takut

"Silahkan duduk" Sambungnya yang kemudian duduk di kursi kebesarannya

"Tidak usah Pak, saya berdiri saja. Saya tidak akan lama" Sahut Sharma dengan tenang, tapi tangannya meremas remas ujung rok yang dikenakaannya. Ia merasa cemas

"Siapa bilang kamu tidak akan lama?" Reyhan bertanya dengan mata memicing, tapi Sharma tak kunjung mau menatapnya

"Pak Akbar yang bilang"

"Memangnya Akbar itu siapa?"

Sharma menghela nafasnya susah payah

"Sharma"

"Iya Pak"

"Sudah berapa lama kamu bekerja disini?"

"Tiga bulan Pak"

Rayhan menyangga dagunya sambil mengangguk, kemudian ...,

"Kamu tau mengapa kamu dipanggil ke ruangan saya?"

"Tidak" Sharma menyahut cepat

"Kamu tau apa kesalahan kamu terhadap saya?"

"Tidak!"

"Tidak?" Reyhan mengibaskan jas yang dikenakannya, mendadak ia menjadi gerah mendengar jawaban gadis dihadapannya

"Saya tidak membuat kesalahan apapun pada Bapak"

Refleks Reyhan berdiri dari duduknya, membuat Sharma mundur satu langkah

"Kamu keliru!"

"Tidak. Karena saya rasa saya memang tidak memiliki kesalahan apapun pada Bapak, bahkan ini kali pertama saya bertemu dengan Bapak" Tutur Sharma tanpa ragu

"Kamu lupa dengan kejadian kemarin saat dijalan?" Tanya Reyhan dengan geram

"Tidak"

"Artinya kamu mengingat saya?"

"Ingat!"

"Hey, kenapa kamu bertele tele sekali"

Sharma menghela nafas, kali ini ia mengangkat kepalanya, matanya langsung bertabrakan dengan mata Reyhan yang sedari tadi memang terus menatapnya

"Saya rasa itu urusan pribadi, tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Dan Bapak tidak bisa mengaitkannya disini"

"Saya memang bawahan Bapak, tapi bukan berarti saya harus disalahkan dengan kejadian pribadi diantara kita"

"Jika Bapak tidak terima, silahkan!"

"Bapak bisa memecat saya" Cerocos Sharma dengan panjang lebar, membuat Reyhan membeku untuk beberapa saat

"Siapa bilang saya ingin memecat kamu?"

Sharma mengernyitkan dahinya

"Lantas?"

"Saya hanya ingin kamu meminta maaf pada saya?"

"Maaf? Untuk kesalahan saya yang mana?" Tanya Sharma dengan tampang yang dibuat bingung

"Ayolah!"

"Maaf Pak, tapi saya sudah katakan jika itu adalah masalah pribadi, tolong jangan dikaitkan dengan pekerjaan, terlebih ini di kantor"

Reyhan tersenyum

"Karena ini masalah pribadi, apa artinya kamu ingin saya mengajak kamu untuk mengobrol di luar? Semacam ..., berkencan?"

Sharma terperangah, tapi kemudian ia menggeleng

"Saya kira Bapak sudah berfikir terlalu jauh. Saya sedang tidak ada waktu, sepertinya pembicaraan kita sudah selesai"

"Saya permisi" Sahut Sharma dengan yakin, ia menganggukan kepalanya dengan sopan sebelum akhirnya keluar dari ruangan bosanya itu

Diluar ia bisa bernafas dengan lega. Seakan mendapatkan pasokan oksigen yang selama beberapa belas menit tidak didapatkannya diruangan sang bos

Sementara itu, didalam ruangan yang ditinggalkannya, Reyhan kebingungan mendapat perlakuan seperti itu dari staf karyawannya sendiri

"Sebenarnya siapa yang atasan disini? Dia atau aku?!"

TBC

Terpopuler

Comments

Fay

Fay

bagus thor 😃😃

2022-08-17

0

Iyens Su

Iyens Su

ceritanya bagus,,baca ulang

2021-10-20

1

💜LAVENDER💜

💜LAVENDER💜

, ceritanya cukup menarik

2021-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!