"Bu, apa ibu sebenarnya tak pernah tau kemana Yanti pergi?"tanya Indra meyakinkan Bu Yasmin.
"Sungguh nak Indra. Ibu tak pernah tau kemana Yanti pergi. Ibu kira Yanti tak pernah ingin meninggalkan Tono, namun buktinya Yanti lebih memilih laki-laki lain ketimbang Tono keponakanku."raut Bu Yasmin kembali sendu.
"Yanti sudah meninggal bu. Ia tidak pernah pergi meninggalkan Tono."tiba-tiba saja Indra mengeluarkan kata-kata yang membuat Bu Yasmin dan seluruh yang ada di tempat itu terkejut termasuk Pak RT.
"A..apa? Me..meninggal?"tanya Bu Yasmin terbata. Indra mengangguk mantab.
"Apa maksud Nak Indra bilang begitu?"tanya Pak RT tak kalah penasaran. Sedangkan Bu Yasmin terpaku dan merasa seperti terpukul mendengar cerita Indra.
"Benar Pak, Bu. Yanti sudah meninggal. Kami disini untuk meminta bantuan Bu Yasmin dan Pak RT untuk mengusut mengapa Yanti bisa meninggal dan siapa pelaku pembunuhannya."ucap Indra kemudian membuat seluruh yang ditempat itu tercengang.
"Pem ... pembunuhan ? Apa maksud Nak Indra sekarang?"tanya Pak RT dan Bu Yasmin hampir bersamaan.
"Yanti mati terbunuh Bu. Hanya saja siapa pelakunya kami belum tahu."Jelas Indra.
"Bagaimana kalian tau kalau Yanti mati terbunuh dan tidak pergi? Sedangkan kata Usman dan Karsa Yanti pergi keluar kota bersama laki-laki pilihannya."ucap Bu Yasmin yak percaya.
"Yanti sendiri yang bilang pada kami Bu."ucap Indra lagi.
"Bagaimana caranya? Sedangkan kalian sendiri yang bilang kalau Yanti sudah mati."tanya Pak RT semakin penasaran.
"Yanti sering muncul di rumah yang kami tinggali Pak."ucap Indra pelan.
"Apa?"Bu Yasmin, Tari dan Pak RT kaget bersamaan.
"Benar, Yanti sering muncul di rumah Bu Yasmin yang kami tempati."Indra menimpali.
Bu Yasmin terkejut, beliau terlihat sangat syok mendengar penuturan Indra.
"Apa benar yang kalian katakan?"Bu Yasmin menitikkan air mata. Sepertinya dia merasa terpukul atas kejadian yang terjadi di rumahnya.
"Maaf sebelumnya Bu, sekarang Pak Usman mengalami kondisi yang tak biasa."tiba-tiba Indra menimpali lagi.
"Maksud nak Indra ?"tanya Bu Yasmin kemudian.
"Beberapa hari yang lalu Pak Usman berkunjung kerumah, tapi entah mengapa malam itu Yanti datang dan menjadikan Pak Usman bulan-bulanan. Bahkan kami berdua tak mampu menolong."ucap Indra menjelaskan kejadian yang menimpa Pak Usman beberapa hari yang lalu.
"Yanti membuat Pak Usman ketakutan. Bahkan Pak Usman juga berkata kalau dia minta maaf atas kejadian yang dulu. Sedangkan Yanti tak pernah mempedulikan kata-kata Pak Usman yang terus-terusan memohon."ucap Indra panjang lebar.
"Kalau begitu, ayo kita kerumah Usman sekarang."ajak Bu Yasmin kemudian.
"Ta...tapi Bu ... " Tari tak melanjutkan kata-katanya. BU Yasmin segera bangkit dari tempat duduknya dibantu oleh Tari putrinya dan bergegas menuju rumah Pak Usman. Kami mengikutinya dari belakang.
"Bu, tapi Pak Usman tadi dibawa oleh warga desa ke klinik desa."ucap Pak RT kemudian.
"Oh iya. Mari kita ke klinik Bu."ajak Indra sambil menuntun Bu Yasmin yang sudah mulai senja.
Mereka berempat berangkat ke klinik. Sedangkan Tari anak Bu Yasmin memilih tinggal dirumah.
"Nak Eko, coba kamu mencari kendaraan yang bisa kita pinjam untuk dibawa ke klinik. Kasian Bu Yasmin kalau harus berjalan cukup jauh ke klinik."perintah Pak RT.
"Baik Pak."jawab Eko kemudian.
"Tak perlu, saya sudah terbiasa jalan jauh."ucap Bu Yasmin sambil melambaikan tangan tanda tak setuju.
"Usman .... Usman .... tangi koe.(bangun kamu)." Bu Yasmin menggoyang-goyangkan tubuh Pak Usman yang masih lemah dan tak sadarkan diri.
"Sabar Bu, sabar."Pak RT mencoba menenangkan.
Bu Yasmin terengah-engah menahan emosi. Nafasnya memburu. Ia tak terima Yanti calon menantu kesayangannya mati terbunuh oleh manusia-manusia bejat tak bertanggung jawab. Meskipun belum diketahui pasti kebenaran dan keberadaan Yanti yang sesungguhnya, namun semua itu sudah menunjukan sebuah titik terang mengapa rumah yang dulu mereka huni kini berhantu.
"Ya ... Yan....ti...."Pak Usman mengigau lagi menyebut nama Yanti. Bu Yasmin segera mendekat dan menggoyang-goyangkan kembali tubuh kurus Pak Usman.
"Usman... tangio koe. Nandi Yanti? Mbok kapake Yanti, hah?(Usman... bangun kamu. Dimana Yanti? Kamu apakan Yanti, hah?)"Bu Yasmin semakin emosi mendengar Pak Usman mengoceh nama Yanti disaat tak sadarkan diri. Sepertinya Bu Yasmin benar-benar marah setelah mengetahui kebenarannya. Namun Pak Usman tak kunjung membuka mata.
"Bu, kalau Pak Karsa itu dimana sekarang?"tanya Indra tiba-tiba.
"Karsa, benar. Karsa. Pasti dia tau semuanya."tiba-tiba Bu Yasmin bangkit dan berjalan menuju pintu keluar.
"Bu ... Bu ... Ibu mau kemana?"tanya Pak RT dan Eko mengikuti Bu Yasmin.
"Kerumah Karsa. Saya pengen semuanya kelar. Saya mau minta dia tanggung jawab atas semua perbuatan yang dia lakukan."jawabnya dengan wajah merah padam.
"Tapi Bu ... "Pak RT tak meneruskan kata-katanya.
"Bu, sudah malam. Besok saja kita datangi rumah Pak Karsa. Apalagi sekarang dia mertua dari keponakan Ibu. Tak enak rasanya kalau malam-malam kesana membuat keributan. Apa kata tetangga."bujuk Indra pada Bu Yasmin yang sudah tersulut emosi. Nafasnya naik turun tak beraturan. Akhirnya Bu Yasmin mau menuruti nasihat Indra. Ia kembali duduk dan berusaha mengatur nafasnya. Berkali-kali ia beristighfar menahan marah.
"Tok... tok..."Bu Yasmin mendatangi rumah Pak Karsa pagi ini ditemani oleh Indra dan Pak RT. Sedangkan Eko menunggu Pak Usman yang masih berada di klinik. Kondisinya sudah mulai membaik. Setidaknya Pak Usman harus mempertanggung jawabkan perbuatannya terlebih dahulu kalau memang terbukti bersalah.
"Karsa ... "Bu Yasmin berteriak memanggil nama Pak Karsa setelah tak ada respon dari dalam rumah.
"Bu, Pak Karsa mboten enten teng ndalem. (Pak Karsa gak ada dirumah)."kata seorang tetangga yang melihat Bu Yasmin dari tadi mengetuk pintu rumah Pak Karsa.
"Nandi?(kemana)."tanya Bu Yasmin pada tetangga Pak Karsa.
"Teng Ngawi biasane Bu.(Ke Ngawi biasanya Bu)."jawabnya sopan.
"Ngawi ? ngopo ?(ngapain)."tanya Bu Yasmin kembali.
"Biasane sih ziarah sanjange Bu.(Biasanya sih Ziarah katanya Bu)."jawab si tetangga tadi.
"Oh nggih, suwun mba.(oh ya, makasih mba)."jawab Bu Yasmin dan tetangga tersebut segera pamit dari hadapan mereka.
"Ziarah, Karsa gak punya saudara di Ngawi."kata Bu Yasmin pada Indra dan Pak RT.
"La trus ziarah ke makam siapa Bu?"tanya Pak RT.
"Jangan-jangan ... "ucapan Indra terputus dan tak berniat untuk melanjutkan.
"Jangan-jangan apa Nak Indra ?"tanya Pak RT penasaran. Sedangkan Indra dan Bu Yasmin hanya saling berpandangan penuh arti, sedangkan Pak RT belum bisa mengerti apa yang ada dipikiran Indra dan Bu Yasmin.
"Ayo kita kembali, kita susun rencana dulu untuk membuat Karsa dan Usman mengakui perbuatannya."ajak Bu Yasmin pada Indra dan Pak RT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Miss Logophile
Jangan lupa!!!
Rate dan boom like nya di :
- Saat Malam Bulan Purnama
2020-05-31
0
M_Fir
Hai Kak author, aku udah mampir nih🥰
Udah like dan rate 5 + favorit🥰🥰🥰
Jangan lupa feedback ya, thor?
"ANTARA AKU DAN SEGALA RASA"🤗🤗🤗
lanjut terus kak
2020-05-30
0