Episode 15

Srreeekkkk....sreeeekkkk.... baru saja Indra dan Eko ingin beristirahat memejamkan mata kembali terdengar suara berat langkah kaki diluar rumah Setelah beberapa hari tak terdengar lagi suara kaki diseret, kali ini entah mengapa kembali muncul mengusik ketenangan mereka berdua.

"Ndra, denger sesuatu gak ?"bisik Eko perlahan sambil berjalan mendekati tempat tidur Indra.

"Iya."jawab Indra pelan dan memasang telinga lebar-lebar untuk memastikan apa yang mereka dengar.

"Duuhhh, gimana ini ?"tanya Eko gelisah.

"Ssstttt ... "Indra meletakkan jari telunjuk di depan bibir. Perlahan ia turun dari ranjang dan mengintip melalui celah jendela kamar.

"Kesana." kata Indra sambil menunjuk ke arah belakang rumah.

"Hah, apa ?"tanya Eko berbisik sambil mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.

"Dia jalan kebelakang."jawab Indra pelan khawatir yang dimaksud mendengar dan kembali ke arah mereka dan mengganggu istirahat mereka lagi. Bergegas Indra berjalan perlahan menuju dapur untuk mengintip keluar sosok menyeramkan yang muncul di luar rumah.

"Heh, siapa ? Yanti lagi ?"tanya Eko setengah berbisik.

"Ssstttt ... jangan sebut namanya."jawab Indra sambil meletakkan telunjuk di depan bibir.

"Astaghfirullah ... " Indra terpekik melihat sosok tersebut sudah berada di dalam rumah. Dia mundur perlahan bersandar pada tiang yang menghubungkan antara ruang tengah dan dapur.

"Ya ... yanti ... " ucap Indra tergagap.

Yanti terdiam, justru jari telunjuknya mengarah ke belakang rumah. Seperti ingin menunjukan sesuatu disana.

"A ... ada apa Yan ?" tanya Indra terbata, sedangkan Eko bersembunyi di dalam kamar setelah mengetahui bahwa Yanti menemui Indra. Dia benar-benar tak ingin melihat sosok menyeramkan tersebut.

"A ... ku ... a ... da ... di ... sa ... na ... "suara Yanti terbata.

"A ... apa maksudnya ?" tanya Indra tak mengerti. Namun bukannya menjawab, Yanti malah berlalu pergi meninggalkan mereka dengan menembus pintu belakang yang masih terkunci rapat. Indra berusaha mengejar sosok itu, dibukanya pintu belakang dengan buru-buru. Namun semua itu nihil. Sosok Yanti sudah menghilang dari pandangan.

"Ada apa bro ?" tanya Eko yang tiba-tiba muncul di belakang Indra yang masih terbengong. Indra yang ditanya tak menjawab, ia malah berlari keluar dan melihat kesana kemari seperti mencari sesuatu.

"Apa Ndra ?" tanya Eko penasaran.

"Yanti, tadi Yanti muncul. Dia bilang kalau dia ada di sana." ucap Indra sambil menunjuk ke arah Utara.

"Terus kemana dia sekarang ?" tanya Eko juga penasaran.

"Entahlah, dia tak menjawab dimana pastinya berada. Dia pergi, saat aku mengejarnya sudah tak ada." jawab Indra dengan nafas tersengal-sengal.

"Besok kita beritahu Bu Yasmin apa yang kamu lihat." ucap Eko berusaha menenangkan sahabatnya itu.

"Baiklah, ayo kita masuk. Besok kita ceritakan semuanya." ajak Eko pada Indra yang masih mencari-cari sosok Yanti tersebut.

Indra dan Eko tak dapat tidur. Pikirannya jauh menerawang menerka-nerka apa sebenarnya yang Yanti maksud. Mengapa dia mengatakan kalau dia disana. Sedangkan jelas-jelas tadi Yanti berdiri tepat di depan Indra. Malam begitu lama. Pagi tak kunjung datang. Rasa kantuk yang hebat tiba-tiba saja menyerang kedua laki-laki yang hampir seumuran tersebut. Akhirnya mereka terlelap dan tertidur hingga matahari mulai menampakan diri.

"Ndra ... Ndra ... bangun. Udah terang." Eko mengguncang-guncangkan tubuh Indra yang masih terlelap. Indra menggeliat, dilihatnya matahari sudah muncul, bergegas mereka melaksanakan kewajibannya kepada sang pencipta walaupun kesiangan.

"Ayo, kita siap-siap kerumah Bu Yasmin."ajak Indra setelah selesai dengan kewajibannya.

Sementara itu dirumah Bu Yasmin, Pak RT sudah lebih dulu sampai disana. Sebagai perangkat desa ia harus datang lebih awal untuk memantau lokasi dan memastikan Bu Yasmin baik-baik saja.

"Bagaimana Pak, apa Pak Karsa sudah terlihat ?" tanya Indra pada Pak RT.

"Belum Nak Indra. Mari ikut saya." ajak Pak RT pada Indra.

"Bro, kamu disini aja jaga Bu Yasmin. Nanti kalau ada apa-apa langsung aja ditangani ya." pesan Indra pada Eko.

"Siap." jawab Eko singkat.

Indra dan Pak RT menuju rumah Pak Karsa. Mereka berharap bisa langsung menangkap Pak Karsa kalau saja ada gelagat yang mencurigakan.

Ceklek, terdengar suara pintu depan dibuka.

Indra beringsut kebelakang, dia memilih untuk bersembunyi diruangan yang biasa Pak Karsa gunakan untuk meletakkan sesajen. Sedangkan Pak RT bersembunyi di luar kamar tersebut.

Tak lama Pak Karsa memasuki ruangan dimana Indra bersembunyi. Tanpa menyalakan lampu kamar, ia terlihat meletakkan sesuatu di atas meja sesajen. Wajahnya tiba-tiba saja terlihat sangat kebingungan. Matanya mencari-cari sesuatu di sekitarnya.

"Dimana, dimana semua barang-barang ku." kata Pak Karsa kelimpungan mencari peralatan sesajennya yang sudah menghilang.

Ceklek, dia menyalakan lampu kamar dan terkejut mendapati Indra sudah berdiri tegap dibelakangnya.

"So ... sopo koe ? (Si ... siapa kamu ?)" tanya Pak Karsa kebingungan.

"Pak Karsa, Bapak mencari apa ? Apa ada yang perlu saya bantu carikan ?" tanya Indra pada Pak Karsa sambil tersenyum menyeringai membuat Pak Karsa mundur beberapa langkah.

"Pak, Bapak kenapa berkeringat ? Apa Bapak sakit ? Wajah Bapak terlihat sangat pucat." ucap Indra sambil terus berjalan maju perlahan. Pak Karsa mundur kearah pintu dan berniat untuk melarikan diri.

Klak, pintu terbuka dari luar.

"Ko ... koe ... ? (Ka ... kamu ... ?)" Pak Karsa terkejut melihat Pak RT berdiri di ambang pintu menghalanginya untuk keluar kamar.

"U ... untuk a ... apa kalian kemari ?" tanya Pak Karsa terbata.

"Bukan untuk apa-apa Pak. Kami hanya ingin berbincang pada Pak Karsa. Jadi Bapak tak perlu takut seperti itu." ucap Indra semakin mendekat ke arah Pak Karsa yang semakin ketakutan.

"Apa ini Pak ?" tanya Indra setelah melihat apa yang Pak Karsa bawa. Sebuah botol berisikan air dan juga sebuah kain putih yang di ikat. Saat Indra mencoba untuk membukanya tiba-tiba saja Pak Karsa berlari mendekat.

"Ojo ... ojo mas. ( jangan ... jangan mas)." Pak Karsa berteriak terkejut melihat Indra mengambil barang-barang yang ia bawa.

"Eits ... " Indra mengangkat tinggi-tinggi barang yang tiba-tiba saja ingin direbut oleh Pak Karsa. Tentu saja Pak Karsa tak bisa mengambilnya, karena Indra memang tergolong tinggi untuk seorang pria.

Tak berselang lama muncullah Eko dan Bu Yasmin. Sepertinya mereka juga mengetahui kalau Pak Karsa sudah kembali.

"Karsa ... nandi Karsa ?( Karsa ... mana Karsa ?)" suara Bu Yasmin terdengar sangat marah.

"Sabar Bu, sabar." Pak RT menghalangi Bu Yasmin yang memaksa untuk masuk ke ruangan dimana Indra dan Pak Karsa berdiri.

"Sabar Bu, nanti kita tanyakan pada Pak Karsa secara baik-baik. Kita tunggu Pak Karsa tenang dulu." ucap Eko berusaha menenangkan Bu Yasmin yang terlihat kalap.

"Awas kowe Karsa. Kowe bakal nompo balesane. ( Awas kamu Karsa. Kamu bakal menerima balasannya)." Bu Yasmin terlihat sangat geram melihat Pak Karsa yang hanya diam saja seperti orang tak bersalah.

Terpopuler

Comments

Qina Naura

Qina Naura

akhirnya up juga thooor

2020-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!