Indra dan Eko memutuskan untuk tetap berada dirumah Pak Usman malam ini. Mereka ingin tau apa sebenarnya yang terjadi dengan Yanti semasa hidupnya dan juga Pak Usman semasa mudanya. Seperti ada sesuatu yang harus di selesaikan disini saat ini. Apalagi dengan keadaan Pak Usman seperti sekarang ini. Mereka tak mungkin begitu saja meninggalkan Pak Usman dengan kondisi seperti ini.
"Pak, Pak Usman."Indra masih mencoba mengajak Pak Usman berbicara. Berharap Pak Usman segera sadar dari halusinasinya dan mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Yanti.... sepurane Yan. Kar...Karsa Yan.."Pak Usman kembali mengulangi kata-katanya. Hanya saja sekarang dia membawa nama Pak Karsa. Indra dan Eko bingung mesti mencari tau soal semua ini pada siapa. Secara mereka hanya mengenal Pak Usman sebagai kunci atas kejadian ini. Yang mereka pikir Pak Usman juga korban dari pemberhentiannya sebagai pekerja di kebun Bu Yasmin, tapi ternyata Pak Usman juga ada sangkut pautnya dengan kejadian masa lalu yang saat ini sedang di cari tau kebenarannya.
"Bu Yasmin. Ko, kayanya kita mesti tanya langsung ke Bu Yasmin soal kejadian yang dulu terjadi. Siapa tau Bu Yasmin mau berbagi cerita sama kita."tiba-tiba Indra mengeluarkan ide untuk mengajak Bu Yasmin mencari tahu soal masa lalu.
"Bener Ndra, sepertinya kita perlu mengajak Bu Yasmin untuk memecahkan masalah ini."Eko setuju dengan apa yang Indra utarakan.
"Tapi masalahnya, bagaimana dengan Pak Usman? apa iya kita harus meninggalkannya disini begitu saja ?"ucap Eko ragu.
"Sebentar, kamu tunggu disini. Biar aku cari bantuan ke tetangga."Indra segera bergegas meninggalkan Eko dan Pak Usman berdua di rumah kecil itu.
Tak lama Indra kembali bersama beberapa warga desa setempat dan juga Pak RT. Mereka bergegas mencoba membawa Pak Usman ke klinik desa untuk mendapatkan pengobatan. Khawatir akan terjadi sesuatu dengan Pak Usman karena bisa saja beberapa hari ini setelah kejadian di rumah Bu Yasmin Pak Usman tak makan atau minum apapun. Sedangkan Eko dan Indra berbicara kepada Pak RT untuk minta di temani kerumah Bu Yasmin dan berharap ada titik terang untuk masalah ini.
"Tok..tok..tok.."Indra dan Eko yang datang bersama Pak RT bergantian mengetuk pintu rumah Bu Yasmin.
"Ceklek" pintu terbuka dari dalam. Putri Bu Yasmin muncul dari balik pintu.
"Permisi mba, maaf apa Ibu ada?"tanya Pak RT pelan.
"Ada pak silahkan masuk. Maaf sebelumnya ada perlu apa yah kalau saya boleh tau?"anak Bu Yasmin segera mempersilahkan mereka bertiga masuk.
"Ada yang perlu kami sampaikan mba berkaitan rumah yang nak Eko dan nak Indra tempati."pak RT mencoba menjelaskan.
"Sebentar saya panggilkan ibu terlebih dahulu."Tari anak Bu Yasmin pamit kebelakang untuk memanggil ibunya.
Tak lama berselang Tari dan Bu Yasmin muncul kembali untuk menemui para tamu.
"Eh Pak RT, nak Eko dan nak Indra, tumben pada main kesini."Bu Yasmin duduk tak jauh dari mereka bertiga setelah menyalami ketiga tamunya.
"Tolong bikin minum Ri,"perintah Bu Yasmin pada putrinya. Tari pun segera berlalu kebelakang.
"Ada perlu apa Pak malam-malam begini?"Bu Yasmin mengawali pembicaraan.
"Anu begini Bu, maaf sebelumnya. Ini soal rumah yang di tempati oleh nak Indra dan nak Eko sekarang."jawab Pak RT terpotong.
"Kenapa memangnya dengan rumah itu?"Bu Yasmin mengerutkan dahi. Sebenarnya beliau sendiri sudah mengetahui tentang permasalahan di rumah itu. Hanya saja masih menjadi misteri mengapa sekarang rumah itu di huni oleh makhluk lain yang bukan dari kalangan manusia.
"Bu, apa dulu pernah terjadi pembunuhan di rumah ibu ?"tiba-tiba Indra berbicara dan mengejutkan banyak pihak. Bu Yasmin dan Pak RT serta Eko sontak saja kaget dengan perkataan Indra secara tiba-tiba.
"Pe...pem...pembunuhan?"tanya Bu Yasmin terbata. Indra dan Eko merasa semakin penasaran dengan perubahan ekspresi wajah Bu Yasmin yang mendadak pucat dan kikuk.
"Maksud kalian pembunuhan apa?"tanya Bu Yasmin juga tak kalah penasaran.
"Jadi Ibu tak tau apapun soal kejadian di rumah itu?"tanya Indra semakin penasaran. Bu Yasmin menggeleng perlahan. Tari dan Pak RT hanya terdiam menyimak pembicaraan mereka bertiga. Tari tak tau menahu soal kejadian masa lalu, karena dulu ia masih sangat kecil dan belum mengerti soal kejadian saat itu.
"Saya tak pernah mengetahui apapun saat itu mas."kata Bu Yasmin kemudian.
"Apa ibu mengenal Yanti?"Indra tak pernah berfikir saat bertanya. Ia tak peduli kalau sebenarnya pertanyaan-pertanyaannya mungkin saja membebani Bu Yasmin. Hanya saja Indra ingin semuanya cepat berakhir dan mereka bisa tinggal dirumah itu tanpa ada gangguan dari Yanti hantu penunggu rumah itu.
"Yanti?"Bu Yasmin mengerutkan dahi.
"Bagaimana kamu tau Yanti? Apa kalian mengenalnya? Dimana dia sekarang?"Bu Yanti memberondong Indra dengan pertanyaan mengenai Yanti.
"Bu Yasmin mengenal Yanti?"kali ini Eko yang penasaran dengan Bu Yasmin.
"Ya, tentu saja. Yanti dulu kekasih Tono. Mereka hampir menikah. Dan entah mengapa tiba-tiba Yanti menghilang tanpa berpamitan pada Tono dan Ibu."jawab Bu Yasmin menjelaskan.
"Menghilang? Kemana Bu?"tanya Indra penasaran.
Bu Yasmin mengangkat kedua bahu tanda tak mengerti.
"Entahlah, Karsa dan Usman bilang kalau Yanti sempat datang kerumah itu dan bilang kalau Yanti ingin memutuskan hubungan dengan Tono. Mereka berdua bilang Yanti ingin menikah dengan kekasih pilihannya sendiri yang berasal dari kota. Yanti sudah tidak mencintai Tono lagi. Ia lebih memilih pergi ke kota untuk menyusul kekasihnya itu."terang Bu Yasmin.
"Keluar kota?"tanya Eko tak mengerti.
"Begitulah yang dikatakan Karsa dan Usman. Mereka dulu bekerja menjaga rumah itu dan perkebunan."Bu Yasmin menerangkan.
"Terus sekarang dimana Mas Tono bu?"tanya Indra kemudian.
"Tono ada di rumahnya. Sekarang ia sudah menikah dengan anak Karsa."jawab Bu Yasmin.
"Dulu Tono sempat stres saat ditinggal Yanti. Makan tak mau, bahkan berbicara pun tak mau. Ia seolah-olah sudah kehilangan semangat hidup. Namun saat bertemu dengan anak Karsa entah mengapa Tono langsung tergila-gila. Sebenarnya aku tak pernah merestuinya. Namun Tono memaksa dan tetao menikahinya."Bu Yasmin bercerita sambil menitikkan air mata.
"Bu, ibu baik-baik saja?"tanya Eko kemudian. Tari mengelus pundak ibunya untuk menenangkannya.
"Saya baik-baik saja mas. Saya cuma sedih dengan keadaan Tono sekarang."kata Bu Yasmin.
"Memang kenapa dengan Tono sekarang?"tanya Eko kemudian.
"Sekarang dia semakin jauh dari kami. Bahkan sekarang sudah berani mengatur urusan keluarga kami. Peternakan yang seharusnya kuberikan pada Tari anakku, kini di ambilnya dan ia kuasai. Bahkan istrinya semakin banyak menuntut padaku."Bu Yasmin menangis sesenggukan. Pak RT hanya terdiam. Ia merupakan RT baru, sehingga hanya bisa mendengarkan cerita untuk mencari jalan terang untuk masalah ini.
"Anak Pak Karsa banyak mengatur kehidupan Bu Yasmin begitu? Dan Tono selalu menurut dengan perkataan istrinya itu biarpun tahu kalau itu salah?"tanya Indra memperjelas. Bu Yasmin mengangguk lemah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nurul Imamah
lama up nya.....
2020-05-26
0