"Pak Usman, Bapak kenapa Pak? Apa Bapak baik-baik saja?"tiba-tiba Indra yang baru saja pulang dari masjid terkejut melihat Pak Usman yang terduduk di lantai dengan raut wajah ketakutan. Eko yang menyusul di belakangnya pun tak kalah kaget melihat Pak Usman yang seperti ya tidak baik-baik saja ketika mereka tinggal ke masjid.
"Ayo Pak pelan-pelan."ucap Indra sambil membantu Pak Usman untuk berdiri dan mendudukkannya di salah satu bangku di ruang tamu.
"Ada apa sebenarnya Pak? Apa makhluk itu muncul saat kami tidak berada di rumah?"tanya Eko penasaran. Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Pak Usman. Hanya pandangan kosong kesana kemari yang ia tunjukan.
"Pak, Bapak baik-baik saja kan?"tanya Indra sambil memberikan segelas air putih kepada Pak Usman dan langsung tandas tak tersisa diteguknya.
"Sa..sa..saya ma..mau pulang sa..saja."kata Pak Usman terbata-bata. Matanya masih saja kesana kemari seperti mencari-cari sesuatu.
"Loh kenapa Pak? Apa kita tak jadi meneruskan rencana kita?"tanya Indra pada Pak Usman yang tak mendapat jawaban.
"Sudah, gak apa-apa Pak Usman pulang. Lihat saja kondisinya sekarang. Tak mungkin bila Pak Usman harus meneruskan rencana awal kita. Nanti kalau ada apa-apa dengan Pak Usman malah kita sendiri yang repot."ucap Eko.
"Baiklah Pak, mari kami antar Bapak pulang."ucap Indra sambil memapah Pak Usman untuk berdiri.
"Brak"mendadak pintu ruang depan yang sedari tadi terbuka lebar saat Eko dan Indra pulang dari masjid kini menutup sendiri dengan kerasnya. Ketiganya tersentak melihat kejadian tersebut.
"Loh, kenapa ini?"Eko terlihat sangat kebingungan saat membuka pintu itu.
"Kenapa Ko?"tanya Indra penasaran.
"Ini pintu kenapa susah dibuka ya."ucap Eko sambil berusaha menarik gagang pintu yang terasa berat seperti ada yang menarik dari luar. Indra segera mencoba membantu temannya itu untuk menarik gagang pintu namun hasilnya nihil.
"Hah..hah..aaaaa..."tiba-tiba Pak Usman berteriak histeris seperti orang kesurupan membuat Indra dan Eko kaget bukan main.
"Ada apa Pak?"tanya Eko mendekat. Pak Usman yang ditanya tak memberikan jawaban. Hanya tatapan mata kosong menatap kesana kemari dan juga wajah pucat dipenuhi peluh, ia merangkak mundur dan bersandar di balik pintu depan yang masih tertutup.
"Air?"Eko menginjak genangan air yang mengalir dari celah pintu. Ketiganya terkejut, Pak Usman lagi-lagi berteriak histeris membuat Eko dan Indra bingung.
"Tak apa-apa Pak, ini cuma air."ucap Indra berusaha menenangkan. Tapi Pak Usman malah terlihat semakin takut. Dia berteriak sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tiba-tiba Pak Usman bangkit dan lari seperti orang kesetanan kesana kemari, kemudian berlari keluar menuju pintu belakang.
"Pak...Pak Usman."teriak Eko dan Indra berusaha mengejar Pak Usman.
"Bruukk."tiba-tiba terlihat Pak Usman terjatuh dan terguling di jalan belakang yang menuju ke arah kamar mandi.
"Astaghfirullah"teriak Indra dan Eko segera menghampiri dan membantu Pak Usman untuk bangkit.
"Blaaarrrr.."kilat menyambar dan disertai hujan yang begitu deras datang secara tiba-tiba. Suara mereka terbenam oleh derasnya hujan. Tak ada satupun tetangga yang mendekat karena tak ada satupun dari mereka yang mendengar teriakan Pak Usman.
Suasana semakin mencekam, kilat dan guntur datang menyambar bersahut-sahutan.
"Pak....Pak Usman."Eko merasa kuwalahan dengan tenaga Pak Usman yang memberontak melepaskan diri dari pegangannya dan kembali berlari menjauh dari mereka berdua.
Indra berusaha mengejar, namun Pak Usman tetao berlari seperti sedang di kejar sesuatu.
"Aaaaakkkhhh."teriak Pak Usman saat terjatuh karena tergelincir oleh licinnya tanah yang di guyur hujan. Eko dan Indra mendekat, membopong tubuh Pak Usman yang ternyata tak sadarkan diri dan membawanya kembali ke dalam rumah.
"Hihihihihihi...."terdengar suara tawa yang melengking memenuhi seisi rumah. Keduanya sudah hafal dengan suara itu.
"Dia orang jahat."tiba-tiba sesosok perempuan dengan tubuh babak belur penuh luka muncul dihadapan mereka.
"Apa maksudmu?"tanya Indra pada sosok perempuan itu.
"Dia jahaaattt..."sosok hantu tersebut berteriak kencang membuat Pak Usman yang pingsan kembali siuman.
"Ya..yanti."suara Pak Usman terbata kepada sosok hantu tersebut. Eko dan Indra kompak memandang ke arah Pak Usman yang ternyata mengenal sosok hantu perempuan tersebut.
"Apa maksud semua ini Pak?"tanya Eko pada Pak Usman penasaran.
"Ja..jadi Pak Usman juga ada hubungannya dengan semua kejadian selama ini?"Indra seperti tak dapat menyembunyikan rasa marahnya.
"Ada apa sebenarnya semua ini Pak?"tanya Eko tak kalah penasaran. Pak Usman yang ditanya malah enggan memberikan jawaban. Dia lebih memilih diam dan beringsut kebelakang dan mencoba melarikan diri.
"Wuuussshhh...."tiba-tiba ada angin yang sangat kencang masuk kedalam rumah melalui pintu belakang yang masih terbuka. Badan Pak Usman yang kecil terbawa angin tersebut dan terlempar cukup jauh saat ia berusaha untuk lari. Tak jauh dari tempat Pak Usman terlempar, terlihat sosok perempuan dengan tampilan yang sangat mengerikan. Rambut panjangnya acak-acakan, wajahnya penuh luka babak belur, sebelah tangannya seperti patah dan terlihat memutar kebelakang, sedangkan satu kakinya juga terlihat patah sehingga terseok-seok saat berjalan. Pak Usman terlihat sangat ketakutan. Ia mencoba bangkit dan ingin berlari namun tak sanggup. Ia hanya bisa merangkak perlahan untuk menjauh namun hantu wanita tersebut juga tidak kalah cepat untuk mengejarnya. Eko dan Indra hanya bisa melihat dari kejauhan kejadian tersebut.
"Mau kemana kamu Usman?"tanya sosok wanita tersebut sambil tetao berjalan ke arah Pak Usman yang semakin ketakutan.
"Maaf, maafkan aku Yanti."kata Pak Usman memohon.
"Maaf katamu? dulu aku memohon-mohon padamu namun apa yang kamu lakukan padaku Usman?"jawab sosok wanita tersebut sambil berteriak di ikuti suara guntur yang menggelegar memecah kesunyian tengah malam.
"Ampun... tolong maafkan saya Yanti."Pak Usman terus memohon pada sosok hantu wanita tersebut. Namun sepertinya tak di gubris oleh sosok wanita tersebut. Ia terus saja berjalan mendekati Pak Usman. Kali ini usaha Pak Usman untuk melarikan diri terhenti saat tubuhnya menabrak sebuah pohon jambu di samping rumah.
"Kamu ingat Usman apa yang kamu lakukan padaku disini?"tanya sosok wanita tersebut lagi.
"Ampun Yanti, aku hanya disuruh."ucap Pak Usman sambil terus memohon ampun pada hantu perempuan yang masih menunjukan wajah menyeramkannya itu.
"Hihihihihihi...."dia tertawa seperti tawa kemenangan. Dia senang melihat Pak Usman memohon ampun padanya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"Eko dan Indra mendekat mencoba ingin mencari tau. Hantu wanita itu menoleh ke arah keduanya. Sontak Indra dan Eko membuang muka karena tak sanggup melihat wujud hantu perempuan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Diana P.
serem
2021-01-08
0
Nurul Imamah
menarik sgt ceritanya
2020-05-10
0
Nurul Imamah
menarik sgt ceritanya
2020-05-10
0