Episode 9

Tak ada yang bersuara. Masing-masing dari Indra dan Eko terdiam melihat sosok wanita menyeramkan di atas mereka yang sedang duduk dan tertawa tanpa mempedulikan keduanya yang dilanda ketakutan.

"Aa...aa...ppaa yang bi..bisa kka..kami la..lakukan buat bantuin ka..kamu.."tanya Indra tergagap saking takutnya melihat sosok menyeramkan itu begitu dekat dengan posisinya berdiri saat ini. "Hihihihihi...braaakkk..."tak ada jawaban, hanya suara tawa melengking di ikuti suara pintu belakang dibanting dengan keras yang membuat jantung serasa ingin loncat dan bulu kuduk yang dibuat merinding. Ya, sosok itu kembali menghilang tanpa memberi tahu apa yang harus kedua sahabat tadi lakukan. Hanya satu kunci jawaban yang mereka dapat. Pak Karsa, sepertinya benar dugaan mereka bahwa Pak Karsa ada hubungannya dengan semua ini.

"Besok kita cari tau tentang Pak Karsa sama Pak Usman Ndra."ucap Eko pelan. Indra mengangguk tanda setuju. Tak mungkin mereka akan tahan berlama-lama tinggal ditempat seperti ini bila gangguan terus datang setiap hari.

Tak ada gangguan lagi setelah kejadian tadi. Keduanya bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada suara-suara yang membangunkan tidur mereka malam itu. Pagi cepat berlalu, sepulang dari masjid mereka berniat mampir kerumah Pak Usman. Untung saja mereka sempat diberitahu letak rumahnya oleh Pak Usman waktu itu saat mereka sedang mengopi di warung Pak Usman.

"Jadi benar dugaan saya dan beberapa orang mantan pekerja disana, Karsa ada hubungannya dengan semua ini."jawab Pak Usman setelah mendengar cerita dari Indra dan Eko pagi itu.

"Mungkin bisa jadi wanita itu korban dari Pak Karsa. Apa dulu ada wanita yang sempat dekat dengan Pak Karsa?"tanya Eko menyelidik.

"Saya kurang tau mas, soalnya kan dulu rumah itu sempat ditempati sama Pak Karsa sebelum putrinya menikah dengan Tono."Pak Usman semakin bingung. Mereka semua tak tahu harus mulai dari mana untuk mengungkap misteri hantu wanita dirumah itu.

"Apa pernah ada kabar kematian tak wajar dari seseorang gitu Pak, yang punya hubungan dekat dengan Pak Karsa atau keluarganya?"tanya Indra yang juga semakin penasaran dibuatnya. Pak Usman hanya menggeleng.

"Saya belum pernah melihat sosok hantu itu mas. Mungkin kalau sosok itu mau muncul dengan wujud aslinya di depan saya, mungkin saya bisa ingat sesuatu."ucap Pak Usman kurang yakin. Eko dan Indra hanya diam. Selama ini yang mereka lihat hanya sosok menyeramkan. Kalaupun sosok yang sering mandi tengah malam pun tak kalah menyeramkan. Walaupun wajah tak hancur, tetapi tetap saja dengan wajah pucat dan rambut yang tergerai menutupi sebagian wajah membuat mereka merinding duluan sebelum menatap jelas sosok tersebut. Apalagi kepala yang bisa memutar 180 derajat kebelakang.

"Hiiiii..."tak sanggup Indra membayangkannya. Pak Usman dan Eko hanya memandang ke arah Indra yang bergidik ngeri.

"Ndra, kamu inget gak pas awal-awal kita lihat makhluk itu dirumah?"tiba-tiba Eko bersuara.

"Apa?"jawab Indra penasaran.

"Itu lho yang di dekat rak piring dapur."ucap Eko melanjutkan ceritanya.

"I..iya... aku inget."ucap Indra bersemangat.

Pak Usman yang mendengar cerita keduanya hanya mengerutkan dahi penasaran dengan sosok yang dimaksud oleh Eko dan Indra.

"Wanita cantik?"dahi Pak Usman mengerut dan tangannya menggosok-gosok dahinya seperti orang sedang berfikir.

"Itu cuma sekali mas nunjukin wajah begitu ?"tanya Pak Usman lagi dan dijawab dengan anggukan kepala dari keduanya.

Malam itu Pak Usman berniat untuk menginap di rumah yang ditempati Eko dan Indra. Mereka sangat berharap kalau nanti malam hantu wanita dirumah akan menampakan wujud aslinya seperti manusia, bukan sosok yang menyeramkan.

Sore itu Pak Usman sudah berada di sana. Mereka berkumpul di ruang tamu dan sedikit bercerita tentang keadaan rumah tersebut.

"Semalam itu hantunya nyebut nama Pak Karsa Pak. Mungkin sebenarnya memang ada hubungannya semua ini dengan Pak Karsa."tutur Indra pada Pak Usman. Pak Usman yang mendengar ceritanya hanya diam saja. Sedangkan wajahnya terlihat sedikit tegang.

"Pak Usman gak apa-apa ? Sepertinya wajah Bapak sedikit pucat."tanya Eko pada Pak Usman.

"Eh iya, apa Bapak baik-baik saja?"gantian Indra bertanya. Pak Usman yang ditanya hanya menggelengkan kepala.

"Bapak yakin?"tanya Eko penasaran.

"Bapak cuma sedikit tak enak badan mas Eko."jawab Pak Usman pelan. Wajahnya semakin tegang dan memucat.

"Pak, kalau Bapak sakit mendingan gak usah diterusin deh. Mending Bapak pulang aja nanti saya anter sekalian mau ke masjid."ucap Indra pada Pak Usman. Pak Usman hanya menggeleng. Eko dan Indra tak bisa berbuat apa-apa, tak bisa memaksa kehendak pada Pak Usman untuk tak melanjutkan rencananya. Mereka sebenarnya khawatir kalau ternyata Pak Usman terkejut bila melihat sosok hantu yang menakutkan dan tidak seperti yang diharapkan. Mereka takut kalau Pak Usman pingsan atau bahkan kenapa-napa mengingat usia Pak Usman yang sudah senja, takut kalau ternyata Pak Usman memiliki riwayat penyakit yang berbahaya juga. Namun karena Pak Usman sendiri yang meyakinkan dan tetap ingin berada disini mereka tak bisa berbuat apa-apa. Hanya berharap semoga semuanya lancar seperti yang diharapkan.

Eko dan Indra pamit pada Pak Usman untuk pergi ke masjid untuk sholat maghrib, sedangkan Pak Usman menolak untuk diajak dengan alasan sholat disini saja.

"Slaappp"sekelebat bayangan hitam muncul tak jauh dari Pak Usman duduk. Bulu kuduk berdiri seketika.

"Ssii..ssiii..siiaapaa?"suara Pak Usman terbata. Tak ada jawaban, hanya sekilas bayangan hitam yang muncul berkali-kali di sekitar Pak Usman. Tiba-tiba tercium aroma melati yang sangat wangi hingga memenuhi seluruh ruangan dan lama kelamaan aroma wangi tersebut berganti dengan aroma busuk seperti bangkai yang sudah beberapa hari dibiarkan. Pak Usman menutup hidung dengan kerah bajunya, namun tetap saja aroma busuk itu masih tercium dari lubang hidungnya. Pak Usman bangkit dari duduknya, dicarinya sekeliling sosok hantu perempuan yang ia maksud.

"Clap"tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu yang basah.

"Air ? Sejak kapan ada genangan air disini?"Pak Usman menggumam pelan.

Dia berjalan perlahan memperhatikan genangan air yang ternyata tidak cuma di satu tempat.

"Uusssmmaaaannn....hihihihihihi..."terdengar suara perempuan memanggil nama Pak Usman sambil di iringi suara tawa cekikikan. Badan Pak Usman bergetar hebat. Rasa takut menyelimuti seluruh tubuh.

"Ya..yaa..yaanntii... apa itu kamu?"tanya Pak Usman terbata. Matanya mencari sekeliling. Wajahnya memucat, badannya penuh keringat dingin.

"Uussmmaaannn...."kembali terdengar suara memanggil dengan nada yang mendayu-dayu.

"Kamu ingat aku Usman? hihihihihihi...."suara itu terdengar lagi.

"Ke..ke..keluar ka...kamu.."Pak Usman meminta sosok itu untuk menampakan wujud.

"Krrriiieeett"Pak Usman melompat dan hampir terjatuh kebelakang saat mendengar suara pintu dibuka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!