Episode 17

Bruukkkk ... tiba-tiba saja Pak Usman terjatuh dari tempat duduknya. Sontak saja membuat terkejut semua yang ada ditempat itu.

"Pak ... Pak Usman," Indra mengguncang-guncangkan tubuh Pak Usman. Bapak kelapa desa pun ikut mendekat dan mencoba mengecek kondisi Pak Usman.

"Cepat bawa ke rumah sakit. Sepertinya Pak Usman terkena serangan jantung." perintah Bapak Kepala desa setelah sesaat melihat kondisi Pak Usman.

"Baik Pak." jawab Indra dan segera membawa Pak Usman kerumah sakit ditemani oleh Pak RT. Sedangkan Eko tetap tinggal di kantor kelurahan untuk menjaga Pak Karsa bersama Bapak kepala desa dan Bu Yasmin.

Sementara itu Indra telah sampai di rumah sakit.

"Suster ... suster... tolong kami, kami membawa pasien pingsan disini." teriak Indra pada seorang perawat yang lewat tak jauh dari angkutan desa yang mereka tumpangi untuk membawa tubuh Pak Usman. Seorang perawat mendekat, dan dibantu oleh Indra dan Pak RT segera bersama menggotong tubuh lemah Pak Usman memindahkannya kesebuah ranjang dan mendorongnya ke ruang gawat darurat. Sementara itu Indra dan Pak RT hanya bisa mengantar sampai depan pintu.

"Bagaimana ini Pak, kita belum mendapatkan bukti yang kuat untuk menguak kasus Yanti." tanya Indra pada Pak RT setelah kembali dari mengisi data pasien.

"Iya mas, saya juga ikut bingung. Mana sekarang Pak Usman kondisinya seperti itu."jawab Pak RT sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Saya kasihan Yanti Pak kalau memang ternyata arwahnya tak tenang karena ada sesuatu yang belum ia sampaikan." Indra melanjutkan ceritanya.

"Memangnya Yanti tidak pernah mengatakan sesuatu, Mas? Tentang seperti apa kejadiannya dan dimana dia dimakamkan gitu."tanya Pak RT penasaran.

"Benar Pak. Saya baru kepikiran sekarang. Kenapa saya malah gak kepikiran dari kemarin-kemarin ya." Indra mendadak bersemangat kembali.

"Benar apanya, Mas?" tanya Pak RT semakin tak mengerti.

"Ya itu, seperti yang Bapak katakan. Selama ini kami belum tahu dimana Yanti dimakamkan. Dan kami juga tidak pernah berusaha untuk mencari tahu." ucap Indra menjelaskan.

"Oh seperti itu." jawab Pak RT sambil angguk-angguk kepala.

Sementara itu di kantor desa Eko dan Bapak kepala desa masih saja berusaha membuat Pak Karsa membuka mulut. Namun tetap saja Pak Karsa bersikeras tak ingin mengakui perbuatannya.

"Untuk apa kalian mencari Yanti, hah?" jawabnya sambil melotot.

"Heh, Karsa. Yanti kui calon mantuku. Dadi wajar nek aku nggoleki. ( Heh, Karsa. Yanti itu calon menantuku. Jadi wajar kalau aku mencarinya)." teriak Bu Yasmin dengan nafas tersengal-sengal.

"Hahahahaha ... Yanti ki wes seneng uripe saiki. Wes ayem, wes ora perlu urip susah maneh. Yanti wes bahagia. (Hahahahaha... Yanti itu sekarang sudah senang hidupnya. Sudah tenang, tak perlu lagi hidup susah saat ini. Yanti sudah bahagia)."Pak Karsa merasa tak pernah bersalah sedikitpun dan mengakui kesalahannya.

"Maksudmu opo, Karsa! (maksud kamu apa,Karsa!)" teriak Bu Yasmin lagi. Eko dan Bapak kepala desa berusaha menenangkan Bu Yasmin namun sepertinya sia-sia.

Sementara itu di rumah sakit Indra dan Pak RT masih menunggu kabar dari dokter yang menangani Pak Usman yang tak kunjung keluar.

"Dengan keluarga Bapak Usman?" seorang perawat keluar dari ruangan yang dimasuki Pak Usman tadi saat awal tiba di rumah sakit.

"Kami, sus. Bagaimana kondisi Pak Usman sekarang?"tanya Pak RT sopan.

"Maaf sebelumnya, Bapak ini siapanya?"tanya sang perawat lagi.

"Saya RT di tempat Pak Usman, sus. Dan ini tetangganya."jawab Pak RT sambil menunjuk ke arah Indra yang berdiri disebelahnya.

"Tidak adakah keluarga yang lainnya ?"tanya suster heran.

"Tidak ada sus, hanya kami." jawab Pak RT pelan.

"Baiklah, Pak. Mari ikut kami kedalam." ucap perawat tersebut pada keduanya.

Terlihat suster itu berbisik pada sang Dokter, dan Dokter itu pun terlihat mengangguk-anggukan kepala.

"Begini Pak, ini Pak Usman terkena serangan jantung. Kondisinya juga tidak terlalu baik. Sampai saat ini juga belum sadarkan diri. Jadi untuk sementara Pak Usman biar diruangan ini dulu. Nanti kalau kondisinya ada kemajuan baru kita bisa pindahkan ke ruang perawatan." Dokter itu menjelaskan kondisi Pak Usman saat ini.

"Baik Pak, terimakasih banyak. Kira-kira kapan Pak Usman bisa sadar, Pak ?" tanya Indra pada dokter tersebut.

"Kita berdoa saja ya Mas, soalnya kondisi Pak Usman saat ini benar-benar sangat lemah." jawab dokter.

"Apa ada kemungkinan Pak Usman tidak bisa selamat, Pak?"tanya pak RT khawatir.

"Saya tidak bisa pastikan, Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin, dan sisanya kita serahkan semuanya pada Tuhan. Baiklah Bapak-bapak, kalau begitu saya permisi dulu." Dokter tersebut mohon undur diri dan menghilang dari pandangan.

"Bagaimana ini Nak Indra, saya sepertinya harus kembali dulu ke desa. Saya akan membicarakan ini kepada Pak Kades." ucap Pak RT memecah keheningan.

"Baik Pak silahkan. Biar saya saja yang menjaga Pak Usman disini. Nanti akan saya kabari kalau ada perkembangan." jawab Indra sopan.

"Ya...Yanti .... aaaaarrrkkhhhh.... " tiba-tiba terdengar suara teriakan Pak Karsa dari dalam sebuah ruangan. Memang sengaja Pak Karsa di tahan di sebuah ruangan di kantor kepala Desa karena dirasa percuma saja terus menanyai Pak Karsa, karena sedikit pun Pak Karsa enggan memberikan penjelasan tentang kasus yang sedang di selidiki.

"Pak," Eko dan Pak Kades segera menghampiri Pak Karsa yang terduduk lemas di ujung ruangan. Matanya nanar menatap ke arah langit-langit ruangan.

"Pak, ada apa?" tanya Eko mendekat.

"Minggir.... Lungo... lungo koe.(Minggit.... pergi... pergi kamu)." Pak Karsa teriak histeris dengan tatapan kosong.

"Pak, tenang. Ada apa?"tanya Eko penasaran.

"Sepertinya Pak Karsa melihat sesuatu, Mas." ucap Pak Kades ragu-ragu.

"Sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Pak Kades kurang paham dengan apa yang terjadi.

"Kami mencurigai Pak Karsa dan Pak Usman membunuh Yanti, calon menantu Bu Yasmin bertahun-tahun yang lalu."Eko bercerita pada Pak Kades.

"Yanti ? bukannya dari berita yang saya dengar dulu dia membatalkan menikah dengan Mas Tono dan memilih untuk pergi ke kota?"tanya Pak Kades heran.

"Bapak mengenal Yanti?" tanya Eko tak kalah penasaran.

"Hhhmmmm... saya pernah mengenalnya. Dia sangat cantik dan juga ramah kepada siapa saja." ucap Pak RT sambil sedikit mengenang sosok Yanti.

"Emooohhh... minggir... lungo koe...!( Gak mau... minggir... pergi kamu...!)" obrolan mereka terhenti setelah terdengar kembali teriakan Pak Karsa.

"Pak... Pak Kades..." terdengar suara Pak RT dari luar.

"Ada apa Pak?" tanya Pak kades setelah menghampiri kedepan dan mengajak melihat kondisi Pak Karsa di dalam.

"Loh, Pak Karsa kenapa?" tanya Pak RT yang melihat kondisi Pak Karsa terduduk di pojok ruangan.

Terpopuler

Comments

Purple

Purple

thor aku mampir.

aku udah kasih like + rate 5 nih

feed back yha

2020-06-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!