Malam ini Eko dan Indra berharap tak ada lagi gangguan dari mahkluk lain penghuni rumah itu. Seperti biasa setelah lelah seharian bekerja mereka ingin segera merebahkan tubuh di pembaringan. Tak lama keduanya terlelap. Cuaca dingin karena hujan lebat diluar membuat mereka tampak menikmati tidurnya yang dirasa sangat kurang mereka dapatkan semenjak pindah kerumah itu. Suara petir bersahut-sahutan memecah kesunyian malam. Saat itu jam dinding menunjukkan waktu pukul tiga dini hari. Rasa ingin buang air kecil memaksa Indra segera bangkit dari tempat tidur nyamannya. Dilihatnya Eko sedang tertidur pulas di ranjang sebelah ujung dekat pintu keluar kamar. Tak tega membangunkan temannya yang sedang enak-enak nya mengukir mimpi, Indra beranjak keluar dari kamar dan berniat ke kamar mandi untuk menuntaskan hajat. Diambilnya sebuah payung yang mereka simpan dibelakang pintu untuk memudahkan mengambil saat dibutuhkan tanpa harus susah-susah mencari. Segera ia berjalan keluar ke arah kamar mandi yang letaknya beberapa meter di belakang rumah. Saat Indra masih berada di kamar mandi sayup-sayup terdengar suara senandung kecil dari arah sumur diluar kamar mandi.
"Deg," perasaan Indra mulai tak enak. Bulu kuduk mulai meremang. Hawa dingin mulai ia rasakan menjalar di seluruh tubuh. Tak terasa keringat dingin mulai keluar membasahi dahi.
"Duuhhh... jangan nongol disini kek. Sendirian nih." bisik Indra pelan. Indra bertahan di dalam kamar mandi. Ia merasa takut bila harus keluar sekarang dan melihat makhluk itu berada diluar sana. Ia berharap makhluk itu tak mengetahui keberadaannya. Ia tak berani mengintip keluar karena takut jika tiba-tiba saja makhluk mengerikan itu melihat ke arahnya seperti waktu itu saat ia dan Eko mengintip dari celah dapur. Bisa-bisa Ia pingsan ditempat.
Lama Indra berada di kamar mandi. Suara nyanyian pun kini sudah tak terdengar lagi.Perlahan Indra memanjat bak mandi yang terbuat dari semen itu. Dilihatnya keluar melalui celah antara tembok dan genteng.
"Huft..." Indra bernafas lega. Tak ada siapapun diluar sana. Hujan pun sudah berhenti. Hanya gerimis yang masih tersisa. Perlahan Ia membuka pintu kamar mandi. Dilihatnya sekitar untuk memastikan situasi aman. Dilihatnya sumur yang terletak di sebelah kiri pintu kamar mandi. Rasa penasaran muncul dari dalam hati dan fikirannya. Ada apa sebenarnya dengan sumur itu. Seperti ada sebuah misteri yang harus dipecahkan. Perlahan ia berjalan ke arah sumur.
"Plak," seseorang memegang pundaknya saat ia berusaha melongok ke dalam sumur. Indra menghentikan langkahnya. Ia tak berani menengok kebelakang. Ia pun juga tak berani meneruskan niatnya untuk melihat ke dalam sumur.
"Ngapain Ndra,"terdengar suara Eko dibelakang Indra. Perlahan Indra memutar badan dan mendapati Eko lah yang memegang pundaknya itu.
"Haaahhh... kamu toh Ko, kirain setan. Ngagetin aja sih." seru Indra sambil mengelus dada. Eko hanya tersenyum. Lantas ia segera masuk ke kamar mandi.
"Ko, ngapain? Lama gak ? Aku duluan y ?" seru Indra pada Eko yang saat ini berada dikamar mandi. Tak ada sahutan dari dalam.
"Aahh, mungkin Eko gak denger." pikir Indra sambil berlalu meninggalkan sumur dan kembali kerumah. Dia mengetuk pelan pintu kamar mandi sebagai isyarat pada Eko kalau ia akan kembali ke dalam rumah terlebih dahulu.
"Krriiieettt..."perlahan pintu kamar mandi terbuka saat Indra berjalan kerumah. Ia tak menyadari kalau ternyata tak ada siapapun di dalam sana. Indra segera kembali ke kamar dan berniat untuk melanjutkan tidur. Dalam pikirannya ia masih membayangkan sumur dibelakang rumah. Dalam hati ia masih sangat penasaran, mengapa hantu perempuan yang sering menunjukan wujudnya itu sering berasal dari sana atau menuju kesana.
Indra berdiri mematung saat memasuki kamar. Dliihatnya Eko masih berada di atas tempat tidurnya dengan posisi memeluk guling. Perasaan tak enak kembali muncul, dilihatnya lagi temannya itu yang sedang terlelap. Di dekatinya Eko, perlahan ia amati dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk memastikan apakah dia benar-benar Eko temannya. Benar saja, dia memang Eko. Tubuhnya hangat saat Indra mencoba menyentuh kakinya.
"Aahhh... lalu siapa yang tadi bersamaku di belakang." gumam Indra.
Ia tak berani membayangkannya. Ia bahkan sudah tau jawabannya. Segera ia kembali ketempat tidurnya. Segera ia ingin memejamkan mata sebentar sebelum adzan subuh berkumandang.
Pagi ini Indra lebih memilih diam dan tidak membahas soal kejadian semalam. Dimana ia bertemu dengan Eko di kamar mandi tengah malam dan ia sangat yakin kalau temannya itu masuk ke dalam kamar mandi, tetapi setelah kembali kerumah malah ia mendapati Eko sedang tertidur dengan nyenyaknya. Ia lebih memilih membahas hal lain selain hal mistis di rumah ini. Ia tak ingin merusak suasana hati Eko yang semalaman bisa merasakan nikmatnya tidur tanpa ada gangguan dari makhluk ghaib.
"Ko, gimana kalau sabtu besok kita ke pasar."Indra mengawali obrolan pagi itu.
"Mau ngapain?" tanya Eko singkat.
"Kita beli bibit sayuran. Lumayan buat iseng kalau libur kerja. Dari pada duduk-duduk bengong doank yang ada malah kesambet."jawab Indra sambil nyengir.
Eko memberikan acungan jempol tanda setuju. Segera mereka berangkat bekerja. Seperti biasa mereka berjalan kaki untuk menuju ketempat kerja.
"Betah mas?" sapa seorang ibu-ibu yang rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah yang kami tempati.
"Iya bu, Alhamdulillah." jawab kedua sahabat tadi serempak.
"Hati-hati saja ya mas. Intinya jangan sembrono. Kalau cuma gangguan wajar mas. Jangan terlalu ditanggepin. Kalau sembrono nanti takutnya malah dibikin celaka."ibu-ibu tadi memberikan nasihat.
"Oh iya bu terimakasih nasihatnya. Mari bu kita pamit dulu mau berangkat kerja."Eko dan Indra segera pamit dan meneruskan perjalanan. Ibu-ibu itu mengiyakan.
"Bisa celaka katanya Ko kalau kita sembrono,"kata Indra kepada Eko.
"Hhmmm... makanya kan aku bilang gak usah macem-macem. Apalagi ide buat bantuin itu setan yang lagi minta tolong. Aku liat mukanya aja udah serem duluan apalagi nolongin." Eko bergidik ngeri membayangkan bila harus berinteraksi secara langsung dengan penghuni rumah yang mereka tempati.
"Eh Ko, tapi tumben kamu semalam gak kebangun. Anteng banget tidurnya kaya kebo."celetuk Indra sambil tertawa.
"Kata siapa aku gak kebangun. Aku bangun kok karena berisik denger kamu nyanyi malem-malem." kata Eko sambil tetap fokus jalan kedepan.
"Nyanyi?" tanya Indra heran.
"Iya, kamu nyanyi lagu jawa. Kirain mah setannya nongol lagi. Pas aku melek ternyata kamu lagi nyanyi sambil berdiri menghadap ke luar jendela. Padahal masih gelap kamu malah buka jendela. Mana udara dingin banget karena abis ujan." Eko masih meneruskan ceritanya. Indra yang mendengar Eko bercerita menjadi semakin heran. Ia tak pernah merasa kalau bernyanyi tengah malam. Apalagi sambil memandang keluar jendela. Pas hujan berhenti aja Ia masih berada didalam kamar mandi, berusaha sembunyi dari suara senandung lagu jawa dari arah luar kamar mandi. Ia tak berani keluar dari sana karna takut nanti tiba-tiba muncul sosok mengerikan lagi dari dalam sumur. Pantas saja saat ia kembali ke kamar Indra melihat Eko sedang meringkuk memeluk guling seperti menahan dingin, ternyata karena ada yang membuka jendela tengah malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Rika Rostika
ih serem... waduh skrg kn mlem jum'at gx nydar aq, udh dlu ah bca'y tkut, bsok aj ku smbung lg bca'y
2021-01-14
1
Diana P.
serem banget
2021-01-08
0
Susi Lawati
baca nya sambil merinding
2021-01-06
2