Episode 14

Sementara itu Bu Yasmin danPak RT berkumpul dirumah kontrakan yang ditempati Indra dan Eko. Mereka sebisa mungkin menemukan jalan keluar untuk membuat Pak Usman dan Pak Karsa mengakui kejahatan mereka yang terdahulu.

"Apa benar Yanti sering kesini ?"tanya Bu Yasmin sambil melihat sekeliling.

Indra mengangguk,"benar Bu. Yanti sering muncul kalau malam."

"Hhmmmm ... Yanti, malang sekali nasibmu Nak."gumam Bu Yasmin sambil duduk bersandar. Wajahnya terlihat sedih dsn merasa sangat kehilangan.

"Mengapa Ibu terlihat sangat sedih setelah mengetahui kepergian Yanti seperti ini?"tanya Indra penasaran.

"Yanti itu gadis baik. Dia sangat sopan, lembut dan selalu perhatian dengan keluarga kami. Makanya dulu saya senang sekali mengetahui bahwa Tono dan Yanti saling mencintai. Aku memutuskan untuk menikahkan mereka. Namun setelah waktu pernikahan tinggal sebentar lagi, tiba-tiba Yanti menghilang dan dikabarkan pergi menyusul kekasih pilihannya di kota. Saat itu Tono sangat terpukul. Bahkan dia enggan untuk berbicara, tak mau makan bahkan tak pernah mau bertemu orang lain. Setiap hari dia menyibukkan diri di peternakan mengurus ayam-ayam kami."cerita Bu Yasmin panjang lebar. Raut wajahnya terlihat semakin sendu. Butir air mata tak terasa menetes melalui kedua pipinya yang mulai keriput.

"Kami janji bakal bantu usut masalah ini Bu. Kami ingin pelakunya bertanggung jawab atas perbuatan mereka."ucap Indra berusaha menenangkan Bu Yasmin.

Klotak, terdengar suara seperti benda jatuh kelantai. Sontak mereka semua terkejut. Eko kebelakang untuk memastikan benda apa yang terjatuh. Tak lama kembali ia membawa sebuah centong kayu dari belakang

"Cuma ini kok yang jatuh."ucap Eko sambil menunjukan centong itu.

"Itu gue naruhnya tak selipin di tengah Ko. Mustahil bisa jatuh sendiri."ucap Indra dengan raut wajah biasa saja. Tetapi berbeda dengan yang lainnya. Bu Yasmin dan Pak RT tegang dibuatnya.

"Klotak ... klotak ... kembali terdengar suara ribut dari belakang. Sontak membuat ke empatnya menghampiri dapur.

"Kendinya gerak-gerak sendiri Bu."kata Pak RT sambil menunjuk-nunjuk ke arah kendi dari tanah liat di lantai.

Bu Yasmin mundur, lalu bersandar di pintu.

"Apakah hal seperti ini sering terjadi?"tanya Bu Yasmin kepada Indra dan Eko. Keduanya mengangguk.

"Gak cuma itu Bu. Bahkan kami sering melihat secara langsung makhluk lain yang tinggal dirumah ini."jawab Eko antusias.

"Saya kira cuma halusinasi saja. Tidak heran kalau tak pernah ada yang bertahan lama mengontrak dirumah ini."terang Bu Yasmin.

"Bisa jadi ini ulah Yanti Bu. Dia ingin menunjukan keberadaannya pada kita melalui semua ini."kata pak RT menimpali. Bu Yasmin terdiam. Matanya melihat sekitar.

"Yanti, sabar nduk. Ibu bakal bales kelakuan Karsa lan Usman.(Ibu bakal balas kelakuan Karsa dan Usman)."kata Bu Yasmin perlahan lalu kembali keruang tengah.

"Bu, apa yang tadi ibu maksud saat tetangga Pak Karsa bilang kalau beliau sedang ziarah?"tanya Pak RT memulai pembicaraan.

"Hhmmm ... "Bu Yasmin menghela nafas panjang namun tetap terdiam.

"Kemungkinan Pak Karsa main dukun Pak."jawab Indra mewakili.

"Main dukun?"tanya Pak RT terkejut.

"Ya, bisa saja Pak Karsa meminta bantuan dukun untuk melancarkan aksinya selama ini."jawab Indra.

"Kita baru memikirkan hal seperti itu. Tapi untuk kenyataannya kita belum tau pasti."ucap Bu Yasmin.

"Kenapa kita gak cari bukti dirumah Pak Karsa saja Bu, lagian mumpung saat ini kosong?"ucap Eko menimpali. Ketiganya kemudian saling berpandangan lalu mengangguk setuju. Akhirnya mereka berempat memutuskan untuk kembali kerumah Pak Karsa malam nanti.

Malam itu Indra, Eko, Bu Yasmin yang juga ditemani oleh Pak RT mendatangi rumah Pak Karsa. Dengan meminta ijin kepada RT dan warga setempat, mereka berempat berusaha membuka paksa pintu rumah Pak Karsa. Untung saja mereka mengijinkan dan menemani proses penyelidikan tersebut.

"Kok susah ya,"ucap Indra sambil mengotak atik gagang pintu depan rumah Pak Karsa. Wajah Bu Yasmin tampak was-was. Nampak sekali wajah penuh penasaran dengan apa yang ada didalam rumah tersebut. Sedangkan Eko mengitari rumah Pak Karsa untuk mencari celah lain yang bisa digunakan untuk masuk.

"Coba pintu belakang, aku lihat itu terbuat dari kayu yang udah lapuk. Sepertinya gampang buat nyongkel."ucap Eko pada Indra setelah kembali dari belakang rumah.

"Ayo,"ajak Bu Yasmin di ikuti anggukan kepala oleh Indra.

Krieeettt ... terdengar suara pintu yang berhasil dibuka oleh Indra. Senyum lega dan sumringah terpampang di wajah Bu Yasmin dan Pak RT. Segera mereka memasuki rumah yang tidak terlalu besar tersebut. Masing-masing memasuki sebuah ruangan untuk mempercepat pencarian.

"Bu, cepat kesini !"teriak Eko pada Bu Yasmin yang tak jauh dari tempat ia berdiri.

"Ya Allah, apa semua ini ?"ucap Bu Yasmin menganga hingga lupa menutup mulutnya.

"Sajen."ucap Indra yang tiba-tiba saja muncul dibelakang mereka bersama Pak RT.

"Kira-kira untuk apa semua ini ?"kata Bu Yasmin bertanya-tanya.

"Mungkin benar Bu apa yang kita pikirkan. Pak Karsa muja untuk mendapatkan apa yang ia mau."jawab Indra.

"Kita amankan semua ini untuk barang bukti. Pak RT, tolong urus semua ya. Kita tunggu Pak Karsa datang untuk kita mintai pertanggung jawaban."perintah Bu Yasmin.

Akhirnya semua barang bukti diamankan oleh Pak RT dibantu oleh Eko dan Indra. Warga sekitar yang sedari tadi melihat semakin penasaran dengan temuan aneka sesajen dirumah Pak Karsa.

"Biasanya Pak Karsa dua hari Bu kalau pergi, mungkin besok baru sampai rumah lagi."ucap salah satu tetangga Pak Karsa.

Memang sebenarnya Bu Yasmin dan Pak Karsa berada di desa yang sama, rumah mereka pun cukup dekat jaraknya. Hanya saja Bu Yasmin tak pernah tahu kebiasaan Pak Karsa sehari-hari. Rasa jengkel dan marah masih melekat di dalam hati Bu Yasmin karena berani menikahkan putrinya dengan keponakannya yang sudah ia rawat dari kecil seperti anak sendiri tanpa restu darinya dan suaminya. Pak Karsa seolah-olah merasa bangga berhasil membuat Tono keponakan majikannya menikahi putrinya yang hanya anak pembantu dan membuat Tono cinta mati pada putrinya. Semua itu membuat Bu Yasmin enggan mengetahui kehidupan Pak Karsa dan tak pernah ingin berhubungan lagi dengan keluarga Pak Karsa. Apalagi sekarang semenjak Tono menikah dengan anak Pak Karsa menjadikan Tono sosok yang jauh berbeda. Kini Tono lebih sering membela istrinya meskipun itu salah. Bahkan Tono sedikit demi sedikit mengambil alih apa yang Bu Yasmin miliki dan berani menjual warisan almarhum suaminya yang seharusnya jatuh ke tangan putrinya. Tentu saja itu semua karena bujukan Tuti istri Tono.

"Ayo kita pulang dulu. Besok kita kembali pagi-pagi supaya bisa memergoki Pak Karsa."ajak Bu Yasmin pada mereka yang berada di rumah Pak Karsa.

"Pak RT, saya minta tolong ini semua bukti Bapak amankan saja dirumah Bapak. Besok bisa kita jadikan bukti saat melapor ke polisi kalau memang benar Pak Karsa pelakunya."ucap Indra sambil menyerahkan karung berisi sesajen yang tadinya dijejer rapi oleh Pak Karsa.

"Baik Nak Indra. Besok saya langsung kerumah Bu Yasmin pagi-pagi untuk mengintai kedatangan Pak Karsa."jawab Pak RT sambil menerima karung tersebut.

"Mari kita pulang. Nak Indra, Nak Eko, maaf kalau kalian jadi ikut direpotkan dengan masalah keluarga kami."ucap Bu Yasmin sedih sambil menatap sendu kedua laki-laki yang menempati rumahnya.

"Tak apa-apa Bu. Kami ingin membantu selagi bisa. Mudah-mudahan lekas selesai Bu, dan Yanti bisa tenang."jawab Eko kepada Bu Yasmin di ikuti anggukan kepala oleh Indra

Terpopuler

Comments

Qina Naura

Qina Naura

kok ga update2 thorr, penasaran

2020-06-10

0

Qina Naura

Qina Naura

lanjut thoor

2020-06-04

0

Nurul Imamah

Nurul Imamah

dikit amat thor up nya, jgn lama² donk

2020-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!