"Asnee"
Tegur Nara, Asne yang hendak merangkak ke atas kasur nya langsung tidak jadi. Dia memilih duduk dari pada melanjutkan tidur nya
"Iya, ma ?."
Nara ikut duduk di samping putra sulung nya, menatap lama namun perlahan senyum di bibir nya timbul.
"Tidak ada, sayang ! Lanjutkan tidur mu, nanti tiga puluh menit mama bangunkan lagi"
Nara meraih tangan Asnee, mengusapnya lembut. Asnee tentu dia heran dengan sikap mama nya, bola mata nya menyusuri netra milik sang mama namun tentu saja tak mendapatkan apapun.
"eum"
Asnee hanya mengangguk saja, toh dia memang masih mengantuk. Entah kenapa, jika kaki nya sudah menapaki mansion sang mama pasti saja rasa kantuk terus membelenggunya, sama sekali tidak ada rasa khawatir, tidak ada beban dan tidak ada rasa takut yang menimpa nya. Semua nya hancur lebur kala berkumpul dengan keluarga mama angkat nya.
Klekk...
Pintu kamar Asnee kembali tertutup, Nara pun bergegas pergi ke bawah namun di sudut lain nampak si kecil Aarav berdiri dengan menaikkan satu alis nya penuh.
"Keluarga ini memang menarik" Ujar nya kembali mundur tertelan oleh dinding. Kalimat yang ke luar dari mulut Aarav seolah dirinya bukan bagian dari keluarga besar itu.
...**...
"Woy Vin, mana anak satu itu?!."
Lempar Robert dengan cangkang kacang saat Kevin sedang bercanda dengan Ezra dan juga Annelis.
"Apaan sih Bert, hanggu aja !"
"Iya ah, ganggu saja !." Timpal Annelis kecak pinggang .
"Dih bocah ! Aku ngga lagi bicara sama kamu ya!!" Robert, dia tidak mau kalah sampai ikut berdiri dan kecak pinggang.
Perseteruan mulai.
"Aku tahu, aku dengar dan aku lihat ! Mata ku tidak buta kakak jelek !!"
Seru Annelis tak kalah sengit. Annelis kecil-kecil jangan salah, dia bisa bicara pedas seperti orang dewasa.
"Hajar saja, Ne ! Ayo maju!"
Ezra mendorong-dorong punggung kecil Annelis. Bukan menyebalkan, tapi tingkah mereka jatuh nya malah menggemaskan.
"Ayo aku ada di pihak mu, Annelis ! Ayo maju, maju" Kevin pun malah menjadi suporter Annelis saat ini.
Atensi orang-orang di sekitar langsung menoleh, senyum dan tawa mereka tak surut dan malah menonton adegan Annelis menantang Robert saat ini.
Keluarga Mafia satu itu memang beda.
"Apa ?." Tantang Robert.
"Apa ? Apa apanya ? Mau kepala, tangan, kaki atau mata dulu ? Ssshh kalau darah nanti nyusul saja buat campuran bir uncle Sean dan Shane. Iyakan Ez ?!"
Ucapan nya biasa saja, tapi Robert dan Kevin malah merinding. Bisa-bisa nya anak kecil di hadapan mereka menawarkan sesuatu yang menyeramkan.
"Tangan"
"Mata"
"Kaki saja An, biar dia tidak bisa pulang ke Thailand"
Mereka bahkan lebih semangat dari Annelis sekarang, adegan yang membuat para penonton bersorak dan mendukung aksi pemeran utama.
"Nah ini buat senjata nya,"
"Anne pakai garpu dan kak Robert pakai pisau kecil saja"
Ezra benar-benar menjadi pendukung, anak kecil itu pandai sekali membaca situasi.
"Mana bisa Anne pakai itu bahkan lebih tumpul dari pisau ini ?! Coba ini di tukar saja, jadi aku pakai garpu dan kau pakai pisau"
Robert merasa geli dengan pilihan Ezra, dia cukup terhibur dengan kepolosan mereka. Kevin pun sama, dia tertawa kecil dengan keadaan seperti itu.
"Jangan remehkan garpu yang tumpul ini !"
Syutttt
Srayshh...
Annelis tanpa aba, dia mengayunkan garpu itu layaknya pedang tajam ke arah Robert sampai-sampai harus memundurkan langkah nya karena kaget.
Ekspresi Robert benar-benar bodoh sekarang, baik di mata Annelis maupun Ezra, apalagi di mata keluarga mafia itu.
"Haha—Ha, Hahahaha kau kenapa bodoh ?!" Tertawa gagap reflek melongo dengan kelincahan Annelis, Kevin pun jadi puas dengan ekspresi Robert.
Hahahahaha
Hahahahaha
Hahahahaha
Di taman itu tawa ramai terdengar seru dan membahagiakan, mereka benar-benar tertawa lepas namun dengan awas yang tinggi.
"Malu lah kak kalau kalah sama anak kecil ! Itu lagi, itu wajah mu kenapa sampai pucat begitu ?"
Ledekan keluarga benar-benar sangat membuat hati nya ketakutan, jantung pun seakan ingin meloncat ke luar.
"Anne apa yang kamu pegang ?."
Tiba-tiba saja si kecil Aarav muncul di belakang tanpa di sadari oleh mata semua orang.
Tawa yang menggema sedetik kemudian langsung padam, senyap, benar-benar senyap. Robert dan Kevin jadi celingak-celinguk dengan keadaan mendadak itu.
Annelis menyembunyikan garpu di belakang punggung nya, kaki Ezra pun bergeser sampai hampir menutupi garpu yang di sembunyikan oleh Annelis.
Bisik-bisik keluarga mulai terdengar, mereka bahkan bisa langsung silent saat Aarav kecil datang, entah aura apa yang di miliki Aarav bahkan mereka anggap Sean-ayah nya lebih lembut dari pada putra nya.
"Anne, Ezra sini"
Di sela tatapan Aarav, Ruby memanggil mereka agar tidak kena marah Aarav. Sang pemilik nama pun menoleh.
Kevin dan juga Robert semakin tidak mengerti dengan keadaan aneh itu.
Saat Ezra dan Annelis hendak membalikkan badan, peringatan Aarav memaku kaki mereka begitu kuat.
"Katakan atau tidak sama sekali!!"
Seakan kalimat itu adalah kalimat keramat dalam keluarga Mafia itu, namun setiap yang mengatakan nya berbeda aura dan kini turun pada Aarav yang menurut mereka kalimat itu jika Aarav yang mengucapkan terasa dingin dan sangat menyeramkan.
Seakan banyak sekali makna ambigu yang terkandung di dalam nya.
Ruby yang hendak membawa kedua cucu nya pun langsung tersentak, bahkan Nara dan Edward bahkan Shabila, Shane menghentikan langkah Ruby.
"Hehehehe"
Annelis malah nyengir kuda, dia mendekati Aarav manja.
"Aarav ini hanya garpu saja, sangat tumpul bahkan tidak dapat melukai lawan ku. Iya kan Ez ?! Iya kan kak ?!"
Ujar Annelis memperlihatkan garpu dan meminta dukungan dari Ezra dan juga Robert yang di mana Robert langsung meletakan pisau itu di rumput saking gugup nya.
Bola mata Aarav benar-benar dingin, setiap tatapan nya seakan menilai dan juga mengawasi.
"Aarav"
Wajah menggemaskan Annelis mulai di keluarkan. Marah nya Aarav sama saja dengan kematian untuk mereka bahkan diam nya Aarav sangat mematikan.
"Iya Aarav, sudah lah ayo kita makan ! Perut ku lapar" Timpal Ezra ikut mendekat.
"astaga" Batin Kevin dan Robert mengaduh, mereka tidak percaya kalau ketiga anak itu masih berusia lima tahunan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
DHFrejelian
aduhhh aduhhh,,,ngak kuat aku tertawa saking gemasnya sama mereka ini 😂 apalagi aarav yg memang keturunan daddynya 😂
sukaaaa Bangettt sama cerita2 Kakak 😍😍
ttp semangat,jga kesehatan dan semoga upnya lebih banyak lagi heheheee
2022-02-11
4
Lapak Derevita
Arav perpaduan Sean dan xavera yg dingin wkwk anaknya jd super dingin
2022-01-17
4
Neng Indry
aarav penerus peran utama kerennn
2022-01-16
1