Keesokan harinya, Yaya membawa sedikit makanan, terlihat dia mencari-cari seseorang di area sekolah yang begitu luas.
Asnee dan juga kedua teman nya seperti biasa tengah berkumpul di tempat yang sering mereka tempati.
Robert menyenggol Asnee dengan sikut nya dan karena ulah nya, buku yang tengah di baca oleh Asnee hampir saja terjatuh.
"Yak kau...." Refkek Asnee memukul kepala Robert.
"Apa ?." Tatapan Asnee seperti menantang. Kevin pun ikut mengkode agar Asnee melihat ke arah berlawanan.
Dari jarak yang cukup jauh, tertangkap keberadaan Yaya yang sepertinya tengah mencari seseorang. Asnee berdiri dan langsung melambai saat manik mata Yaya mengarah pada nya.
Dengan senyum, Yaya menghampiri Asnee.
"Hai." Tingkah Yaya begitu energik, memberi sapaan pada Robert dan Kevin.
"Hai Yaya." Balas Robert juga Kevin menggoda dengan mata melirik Asnee.
"Sini duduk lah !." Ucap Asnee menepuk tempat kosong di samping nya. Kedua teman nya itu saling lirik dengan tahan tawa karena geli akan sikap Asnee yang tak di disangka-sangka.
Ekhem..
Yaya melirik Robert karena berdehem seolah tengah menggoda.
"Aku ada obat sakit tenggorokan. Kau mau ?!." Tukas Yaya tersenyum miring, wajah nya pun berseri menahan geli.
"Bukan obat yang dia perlukan, tapi golok untuk membelah nya !." Sadis terus, ya begitulah Asnee. Namun walau seperti itu dia sangat akrab dengan kedua teman nya.
hahahaha
"Kamu yang terbaik, boy." Kevin menimpali dengan gelak tawa bahkan tanpa sadar mengeluarkan air mata nya. Sedangkan ekspresi Robert malah masam.
Asnee pun ikut tersenyum sesekali melirik Yaya.
"Ini untuk mu." Yaya memberikan kotak nasi yang tadi dia bawa langsung ke atas lahunan Asnee.
"Cieee" Goda Kevin dan Robert, mereka reflek berdiri sangat antusias.
Yaya nampak malu-malu menyembunyikan wajah merah nya dari tiga pria itu.
"Apa ? Pergi sana," Asnee melempar mereka dengan buku yang tebal nya bukan main.
Mereka menghindar
"Tidak mau ah, kita mau lihat kalian romantis-romantisan." Ujar Kevin dengan memperagakan jari jemari nya begitupun dengan Robert.
"Pergi !." Tatapan Asnee semakin tajam dan bersiap untuk melempar mereka kembali, namun sayang mereka terkocar-kacir menjauhi Asnee dan juga Yaya.
"Hahaha mereka lucu ya,"
"Sepertinya kalian sangat dekat sekali," Lanjut Yaya sesekali menatap Asnee yang tengah membuka kotak bekal itu.
"Seperti yang kamu lihat ! Shh hanya saja mereka berisik." Seru Ansee dengan candaan di akhir kalimat nya.
"Yang satu Kevin dan satu lagi siapa namanya ? Aku lupa !." Ucap Yaya.
Mereka berbincang tanpa ada yang mengganggu, Glory dan juga kedua teman nya pun masih ada kelas, untuk itu tidak bisa membuntuti Asnee dkk kemana-mana.
"Terimakasih makanan nya, aku suka!." Ucap Asnee dengan mengulas senyum nya. Yaya berbinar, dia merasa tak dapat memalingkan mata nya dari wajah Asnew yang dengan senyum itu dia semakin manis.
"Sama-sama,"
"Aku juga suka membawa bekal ini untuk mu !." Ujar Yaya sembari meraih kotak bekal yang sudah kosong itu dari tangan Asnee.
Kini terlihat dua sejoli tak dapat menyembunyikan rasa suka mereka, suka pada pandangan pertama memang sudah jarang namun entah lah mereka terlihat seperti itu.
Binaran mata dan juga semu merah dari wajah menunjukkan tanda-tanda jatuh cinta.
"Oh iya, sebentar lagi hari natal, kau sudah ada acara tidak ? Rencana nya aku dan teman-teman ku mau ngerayain di gereja dan setelah itu pesta kecil dan tukar kado,"
"Jika tidak ada, mau tidak gabung bersama ku ? Menambah teman kan ?!."
Tutur Yaya dengan penuh harap, Asnee mengamati. Yaya menunggu jawaban dari Asnee saat ini karena terpaku sejenak.
"Seperti nya tidak bisa, aku sudah ada rencana sendiri !," Penolakan yang membuat Yaya langsung menundukkan pandangan nya dan membenarkan posisi duduk menghadap lurus ke depan, tidak lagi menyamping menatap Asnee.
"Maaf" Ucap Asnee.
"Tidak apa, lagi pula aneh juga jika kau ikut,"
"Kita baru kenal dan aku sudah seperti gadis centil sekarang hahahaha."
Seru Yaya terselip tawa di sela bicara nya. "Natal tahun depan pasti bisa bukan ?!." Kedua alis Yaya naik turun. Asnee tertawa kecil dengan ujaran dari Yaya.
"Tahun depan aku sudah tidak sekolah di sini lagi. Yaya." Sahut Asnee. Wajah nya terus menatap gadis itu dengan lembut.
Yaya mencebik. "Ya sama juga." Tukas nya dengan cengiran memperlihatkan gigi putih nya.
"Harus nya tahun ini natal bersama keluarga di Thailand, tapi ada kendala yang mengharuskan aku di sini ! Lagi pula natal sebelum nya sama saja, tidak ada bedanya."
Suara nya terdengar kecewa.
"Kenapa ?." Ucap Asnee simpati.
Yaya menoleh dan melebarkan sudut bibir nya.
"Maksud nya, kenapa bisa seperti itu ? Hari natal adalah momen paling di tunggu. Setiap sanak kerabat, keluarga dan yang masih terikat darah biasanya akan berkumpul di satu rumah dan merayakan bersama,"
"Kau tidak seperti itu ?." Lanjut Asnee berusaha menjadi pendengar yang baik sekarang.
"Entahlah aku pun kurang mengerti dengan keluarga ku," Kedua pundak Yaya terangkat menandakan jika dia memang tidak tahu.
"Kau tahu,"
Asnee langsung fokus mendengarkan.
"Kakak ku meninggal di malam natal, tepat di jam dua belas malam,"
Asnee terkejut, kelopak mata nya membulat penuh.
"Sepertinya itu alasan nya. Aku terus menduga-duga tapi saat aku bertanya, mereka hanya diam dan malah memelukku dengan senyum."
Yaya menatap langit, seakan berharap melihat wajah kakak nya yang cantik.
"Lalu bagaimana dengan mu ? Kenapa kau masih ingin merayakan hari natal sedangkan malam itu adalah malam duka untuk keluarga mu terutama dirimu ?!."
Asnee tidak bisa jika mendengar berita setengah-setengah, dia memang tipe seperti itu.
Yaya sejenak melirik Asnee dan kembali menatap langit.
"Untuk itu aku lebih suka merayakan malam natal dengan teman-teman ku di banding dengan keluarga ku,"
"Aku tidak bisa jika harus menangis ! Kakak ku yang cantik tidak suka jika aku menangis, aku takut dia membenciku,"
"Bukankah itu pilihan yang baik ?." Seru Yaya.
Asnee memperhatikan dengan dalam, dia baru saling mengenal namun gadis di samping nya itu begitu mudah bercerita.
Asnee berempati namun tidak terlalu karena hal itu bukanlah apa-apa di banding kejadian yang menimpa dirinya, terlebih mamanya-Nara.
"Aku yakin kakakmu bangga memiliki adik seperti mu,"
"Kau gadis mandiri dari segi apapun ! Bukan kah sekolah di sini pun karena beasiswa ? Itu sudah menjadi kebanggaan tersendiri, di tambah kasih sayang mu tidak pernah berkurang pada kakak mu." Asnee menguatkan, dia mencoba memberi semangat dan juga pengertian.
Yaya kembali tersenyum dari ekspresi sendu nya dengan cepat.
"Terimakasih" Ucap Yaya.
"Tidak apa, jika ingin, cerita saja jangan sungkan!" Reflek Asnee menepuk lembut pucuk kepala Yaya. Yaya tersenyum merekah tanpa menolak.
"Bagaimana dengan mu ?."
"Aku?" Seru Asnee.
"Tidak ada cerita yang terlalu penting," Ujar Asnee mematahkan keantusiasan Yaya begitu saja, tanpa aba.
"Pasti saja kau bukan orang biasa, aku yakin itu !." Selidik Yaya.
"Jika aku orang biasa memang nya kenapa ?." Ucap Asnee mengetes. Apa gadis di depan nya benar tidak mengetahui siapa dirinya, karena bukan sombong, tapi kenyataan nya memang seperti itu
"Tidak kenapa-kenapa, itu lebih bagus ! Orang biasa pun tak apa, tidak hina juga,"
"Shhh jangan-jangan kau juga sekolah di sini karena beasiswa ? Benar kan ?!." Imut nya menunjuk-nunjuk wajah Asnee dengan senyum .
Kedua mata Asnee bergerak ke kanan dan ke kiri mengamati gerik dari Yaya yang ternyata beda dari gadis lain. Penilaian Asnee biasanya tak pernah melenceng, namun saat ini hal itu hanya tebakan nya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
melky s
mungkin yaya adiknya linda ya 😁😁....tapi ngga mungkin lah kan linda asal dari jerman😁
2021-12-10
3
Dwi Setio
asne...jangan jangan yaya jodohmu...
2021-12-04
2