Ayah kevin adalah jendral militer, seorang abdi negara yang di bentuk bertahun-tahun lalu di sana dan sekarang telah memiliki pangkat yang dominan.
Lexi berjalan cepat setelah memarkirkan mobil nya di area gedung kemiliteran.
Penjagaan ketat, Lexi di hadang oleh penjaga di depan dengan dua senjata laras panjang yang bersilang satu sama lain.
Lexi memperlihatkan lencana yang di berikan oleh Nara agar mendapat izin masuk ke dalam. Penjagaan ketat seperti yang di katakan oleh Aresha.
Lexi memberi anggukan sopan saat di beri izin masuk. Dia pun melangkah cepat, beberapa dari penghuni gedung itu pun tak luput memperhatikan kedatangan Lexi, pria bermata biru dengan tinggi pria eropa, brewok tipis membuat pria paruh baya itu masih terlihat gagah dan muda.
"Lapor ! Maaf pak, di luar ada tamu" Lapor seorang sersan sesaat setelah memberi hormat tegap.
"Tamu?." Ucap nya bingung.
"Ini lencana yang tamu itu perlihatkan." Sersan itu memberikan lencana yang di perlihatkan oleh Lexi.
Jendral itu langsung mengambil alih dan mengamati dengan seksama. "Moza?" Gumam Jendral itu menyebut nama kakek kecil dari Nara.
Kode tangan nya memerintahkan akan izin di berikan dan sersan itu pun ke luar mempersilahkan Lexi untuk masuk.
Derap langkah mulai terdengar, sang jendral pun hendak menyapa dengan semangat karena sahabat karib nya berkunjung tanpa pemberitahuan, namun saat menatap lekat ternyata bukan lah Moza yang berdiri di hadapan nya sekarang.
Sersan itu pun ke luar tidak ikut terlibat di sana.
"Selamat siang Jendral" Sapa Lexi. Tentu saja jendral itu langsung awas.
"Silahkan duduk" Ucap nya mempersilahkan Lexi untuk duduk dan dirinya duduk di atas kursi tunggal.
Pembicaraan belum ada yang mengawali, Lexi mengamati sorot mata jendral itu dan langsung mengerti.
"Saya memiliki lencana itu dari nona Nara, cucu dari tuan Moza" Lexi menjelaskan, memecah kecurigaan dalam otak sang Jendral.
"Cucu ? Sejak kapan dia memiliki cucu ? Anak juga baru satu dan itu masih seusia Dena" Batin sang jendral terus bergumam.
Lexi memperhatikan tingkah sang Jendral yang asyik dengan pikiran nya.
"Jika anda masih belum percaya bisa langsung hubungi Jendral Moza, untuk memastikan" Ucap Lexi menunggu jawaban.
Tanpa mengulur waktu, sang jendral pun menghubungi Moza melalui telpon pribadi nya.
Sudut mata dari Jendral itu pun melirik Lexi sembari mendengar ucapan dari Moza.
"Apa ? Kau serius dengan perkataan mu ?,"
"Astaga sejak kapan kau memiliki cucu, Moza ?." Ucap Jendral itu tak habis pikir. Lexi hanya mendengar kan saja dengan menyilang kan kaki nya di tambah telapak tangah ikut bertumpu di atas nya.
Jendral itu pun kembali duduk, membenarkan postur tubuh nya.
" Maaf telah mencurigai anda begitu saja" Ucap Jendral itu dengan tawa bersalah.
"Hahaha tidak masalah,"
"Pantas jika anda mencurigai saya atas lencana yang saya miliki itu" Tunjuk Lexi pada pada lencana yang masih di pegang oleh sang Jendral. Reflek Jendral itu memberikan pada Lexi kembali.
"Saya mungkin akan langsung ke inti nya saja," Ucap Lexi mendahului kata yang akan ke luar dari mulut sang Jendral.
"Baik baik" Sahut nya.
"Prihal Kevin" Ucap Lexi belum selesai.
"Kevin ? Ada apa dengan putra saya ?" Jendral itu langsung menyahut reflek.
"Tidak apa apa ! Dengarkan saya dulu,"
Jendral itu langsung diam mendengarkan.
"Hari natal akan segera tiba beberapa hari lagi dan rencana nya putra dari nona kami akan merayakan nya di Irlandia,"
"Untuk itu bisa kah anda mengizinkan putra anda menemani putra nona kami merayakan nya di sana ?."
Tutur Lexi, Jendral itu mengerti ke mana arah bicara nya, yang tidak dia mengerti siapa teman dari putra nya itu. Sang Jendral hanya tahu jika putra nya memiliki dua teman, Robert putra pak mentri dan pangeran Asnee putra dari yang mulia raja Aaron.
"Teman mana yang anda maksud ? Teman dari putra saya tidak ada yang berasal dari negara itu, dua-dua nya darah Thailand" Ucap sang Jendral.
"Tuan muda Asnee,"
"Raja pun sudah menyetujui liburan putra nya begitupun pak mentri ! Di sini saya tinggal meminta izin anda,"
"Hahaha jangan bercanda tuan, raja kami tidak semudah itu untuk di temui apalagi oleh orang-orang biasa seperti kita" Terselip tawa, Jendral itu merasa itu hanya sebuah candaan dan juga hal tidak masuk akal.
"Bukan saya yang meminta izin kepada Raja, melainkan nona Nara, nona saya, nona kami dan ibu dari pangeran Asnee" Ucap Lexi sekenanya.
Jendral itu tak mendengarkan, mana mungkin bisa, ibu dari pangeran ? Itu sangat tidak masuk akal, karena semua orang di sudut negara itu tahu jika raja Aaron tidak memiliki istri kembali setelah kepergian ratu Prija.
"Anda bisa menghubungi pak mentri tapi apakah ucapan dari Jendral Moza saja tidak cukup ? Jika anda tidak percaya jika nona kami ibu dari pangeran Asnee, maka kau boleh percaya pada Jendral Moza jika nona kami adalah cucu nya,"
"Bagaimana ? Masih harus berpikir ?,"
Jendral itu pun nampak berpikir kembali dengan tatapan tidak lepas dari mata Lexi.
"Dia pandai berkata" Gumam sang Jendral di dalam hati.
"Tapi benar juga apa yang dia katakan." Lanjutnya masih membatin.
Lexi mengecek jam di tangan nya, dia tidak bisa berlama-lama di sana karena masih ada pekerjaan yang harus dia lakukan dan masih di bawah perintah Aresha. Tugasnya tiada lain adalah mengunjungi sekolah dari putri Rayya-kakak dari pangeran Asnee.
"Baiklah saya mengizinkan ! Nanti saya akan menghubungi putra saya" Ucap sang jendral.
Lexi langsung begitu saja berdiri membuat sang Jendral kaget.
" Jika begitu terimakasih atas waktu nya,"
" Saya permisi kembali karena ada beberapa pekerjaan yang belum usai"
Lexi mengulurkan tangan nya, menjabat tangan sang jendral dan langsung bergegas pergi.
Akhirnya hanya gelengan kepala yang hanya bisa Jendral itu lakukan atas respon yang di berikan.
Lexi kembali melajukan mobil nya dengan cibiran dan umpatan dari mulut nya sesekali karena waktu habis hanya untuk berbicara dengan Jendral itu.
...**...
Dua hari pun berlalu, Yaya pun semakin dekat dengan Asnee, tidak hanya dengan Asnee namun Yaya pun dekat dengan Robert dan juga Kevin.
Glory dkk sampai mengutuk keberadaan Yaya saat ini.
"Tadi papa telpon, dia mengatakan dua hari lalu ada seseorang meminta izin untuk aku pergi ke Irlandia dan kalian tahu ? Yuhuu aku diizinkan!!." Kevin benar-benar berjingkrak ria seakan baru saja mendapat lotre.
Dia sangat antusias di hadapan Asnee dan juga Yaya. Berselang beberapa menit, Kevin berteriak dengan begitu kencang, semua orang menoleh begitupun dengan Asnee, Robert dan juga Yaya.
"Aku di izinkan ikut ke Irland" Teriak Kevin memekik.
Di antara mereka bertiga, hanya Asnee yang biasa-biasa saja karena tentu saja ini perbuatan dari mama nya, siapa lagi jika bukan dia.
Dia pun ingat jika besok hari sabtu dan dia akan menunggu siapa yang akan menjemput nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Evi Evoy
Yaya di ajak dong asnee
2022-02-21
0
Renireni Reni
tetep dehh...pokoknya mama nara the best....
2021-12-30
0
Mia Romaisha
lanjut thor
2021-12-07
2