Berjarak hampir dekat, langkah kaki seorang begitu tegap dan gagah, balutan baju nya sangat rapih walau jas tidak lagi menutupi baju kemeja putih itu.
Ya dia Shane, kakak nya yang tengah berjalan dengan kepala asrama.
Asnee menghentikan lari kecil nya dan ikut berdiri sehingga lurus dengan jarak Shane. Sunggingan kecil terpaut, Asnee menatap rindu pada kakak nya yang satu ini.
"Kak" Teriak Asnee. Mereka yang ada di area asrama pun ikut menoleh. Shane melambaikan tangan nya memberi kode jika dia melihat nya.
Jarak mereka hanya seratus meter saja dan senyum Shane semakin terlihat jelas. Kepala asrama itu pun pamit kembali pada aktifitas nya.
"Asnee, kesayangan kakak !." Seru Shane memeluk Asnee seperti anak kecil, pelukan yang sama yang di dapatkan oleh Asnee bertahun-tahun lama nya.
Mungkin saja sepertinya jika nanti dirinya menjadi raja pun akan sama di mata mereka, Asnee kecil mereka, Asnee yang menggemaskan dan tidak mau kalah.
"Aey aey itu apaan ? Itu wajah mu di tekuk seperti itu !,"
"Apa kau sedang berkecil hati sekarang ?."
Goda Shane dengan senyum bodoh, kedua alis pun naik turun menyebalkan.
"Kak jangan keras-keras"
Asnee langsung membekap mulut Shane dengan berani nya, kedua bola mata itu terus mengedar melihat mereka yang masih mengamati nya. Shane pun ikut mengedarkan tatapan nya.
"Aku bukan berkecil hati, tapi aku mempersiapkan diri jika di mana kalian tidak jadi menjemput ku di sini." Ucap nya merajuk.
hahahahaha
"Astaga bocah ini benar-benar menggemaskan" Shane bersiap mencubit pipi Asnee namun sang pemilik wajah langsung menjaga jarak dan berkecak pinggang.
"Apa ?" Ancam nya.
"Tidak !." Seru Shane langsung merangkul pundak Asnee.
Dulu Asnee hanya bisa di gendong ke sana ke mari oleh keluarga nya namun kini tidak lagi, paling-paling rangkulan saja karena kini Asnee sudah tumbuh tinggi.
Asnee membawa Shane ke dalam asrama nya dan tentu saja sang kakak pun mau saja.
Pintu kembali terdorong, Robert dan juga Kevin seketika menghentikan kesibukan mereka dan mensejajarkan koper mereka di sudut nakas.
"Kak kau tunggu dulu di sini ! Duduk dulu dan tunggu aku sebentar, aku hanya hendak membawa buku bacaan saja ke Irland."
Asnee sedikit menarik paksa Shane dan mendorong kecil sehingga Shane mendaratkan tubuh nya di atas sofa.
Robert juga Kevin langsung kikuk, mereka melirik Shane dengan malu-malu, layaknya seorang gadis yang tengah mengagumi pria di samping nya.
Shane nampak heran sehingga ekspresi nya tak dapat lagi datar, Asnee pun sudah kembali lagi dengan tiga buku di tangan nya.
Mereka menoleh pada keberadaan Asnee bersamaan.
"Buku apa yang kau bawa itu ?." Tanya Shane seraya meraih salah satu dari tiga buku itu dari tangan Asnee.
"Bisnis internasional ?." Seru Shane membulak-balikkan buku itu sesekali membuka nya.
"Iya kak ! Aku tengah memperdalam materi di dalam nya.
" Tidak perlu di bawa ! Kemarikan, biar kakak simpan lagi." Shane berdiri dan mengambil alih buku yang tersisa di tangan Asnee. Buku itu tidak lain adalah 'Ekonomi Sumber Daya Manusia' dan juga buku 'Ekonomi Industri'.
Shane mengacak sayang pucuk kepala Asnee dengan senyum bangga menyelimuti wajah nya.
Robert dan juga Kevin hanya bisa menganga menyaksikan keakraban kedua laki-laki beda zaman itu, terlebih teman mereka Asnee seperti bukan teman nya saat ini.
"Memang nya di sana ada ? Aku masih membutuhkan buku itu, kak!." Rengek Asnee.
"Banyak, apapun yang kau mau ada di sana ! Daddy sudah merenovasi mansion dan sekarang tersedia perpustakaan di sana. Kau pasti akan suka" Ucap Shane sambil meletakan kembali buku itu
"Benarkah ? Kau sedang tidak membohongiku bukan, kak?." Asnee berjalan mendekat dan menatap Shane binar.
"Apa sekarang mata kakak memperlihatkan kebohongan ? No tuan kecil," Shane kembali merangkul Asnee.
"Oh iya, kalian bisa bukan membawa koper masing-masing ?!." Shane akhirnya bertanya pada mereka.
Robert dan juga Kevin langsung mendekat pada koper mereka.
"Tentu bisa" Seru mereka bersamaan.
"Panggil saya kakak saja," Ucap Shane.
Mereka pun akhirnya ke luar dari asrama, namun baru saja beberapa langkah menuju area sekolah, Robert dan Kevin menepuk kening mereka.
"Pangeran kita yang tampan ?," Robert tersenyum bodoh.
Asnee juga Shane menoleh reflek. " Apa ?." Seru Asnee.
"Kau tidak akan membawa apapun ? Baju misal nya ?." Kevin mengingatkan..
"Itu tidak di perlukan," Jawab Shane mendahului.
Robert juga Kevin bingung, bukankah mereka akan menginap beberapa hari di sana ? Tidak mungkin juga bukan jika pulang-pergi ?
"Semua keperluan Asnee sudah lengkap di mansion, jadi tidak memerlukan apapun lagi ! Kalian tidak tahu jika dia ini bos Asnee, miliarder termuda, jadi bisa beli apapun yang dia mau"
Mulut Shane benar-benar minta di tampol. Miliarder apa coba, lihatlah sampai kening adik nya banyak kerutan akibat perkataan dirinya.
"Miliarder apaan kakak jelek ?!". Tajam Asnee.
"Hahaha tentu kak, dia ini calon raja dan pastinya akan menjadi miliarder juga, 'kan ?!." Ujar Robert tidak mengerti.
"No, bukan itu maksud saya" Tukas Shane kembali.
"Kakak diam" Tegur Asnee melotot tajam.
Pertengkaran kecil atara Asnee dan juga Shane sering kali terjadi jika mereka berdua bertemu, masalah sepele pun akan menjadi bahan pertengkaran mereka berdua.
Gedung asrama dan juga gedung sekolah berdampingan namun jika berjalan kaki cukup membuat nafas sesak.
Di depan sekolah yang sangat luas sudah sangat ramai, mungkin para wali murid hendak bersiap membawa serta anak-anak mereka pulang. Di lain sisi banyak pula yang tidak pulang sekedar mengunjungi saja dan itu hanya di angan.
Aula yang sangat luas dengan kursi tertata rapi telah di buka, para murid serta orang tua wali di kumpulkan di sana. Pengumuman akan di mulai beberapa menit lagi menunggu para orang tua wali masuk semua.
"Kak, kau ke sini hanya sendiri saja ? Apa tidak dengan yang lain nya ?! Siapa gitu, kan banyak keluarga di Irlandia, masa hanya kakak saja yang menjemput ku ?!."
Asne benar-benar bertingkah layak nya anak kecil sekarang di hadapan Shane sampai Robert dan juga Kevin saling sikut mendengar rengekan dari mulut teman nya itu.
"Memang nya kau mengharapkan siapa ? Mereka sibuk, mana sempat menjemput mu sekarang !."
Pltakkk....
"Arrghh sakit"
Mereka berempat reflek membalikkan badan mereka ke belakang. Shane langsung nyengir kuda sedangkan Asnee beralih berdiri di samping orang itu secepat kilat.
Belum juga Robert dan Kevin di bingungkan oleh kedatangan pria yang dari tadi di panggil kakak oleh Asnee, sudah datang lagi satu orang yang tengah kecak pinggang.
Jika di telisik dan di amati, wajah mereka terlihat mirip satu sama lain, namun mereka pun kembali tersadarkan akan ingatan dari wajah wanita di depan mereka.
"Dia yang waktu itu" Bisik Robert pada Kevin. Bukan hanya Nara yang di puja-puja tapi Shabila pun termasuk ke dalam pujaan mereka berdua setelah waktu lalu melihat saat Shabila berkunjung ke sekolah.
"Maaf" Cengir Shane.
"Sakit ?." Seru Shabila.
"Sakit kak" Ringis Shane dengan drama berlebihan nya agar tidak kalah dari Asnee.
"Bohong kak itu ! Masa di jitak pelan begitu sakit, bisa saja pura-pura nya." Asnee sengaja menyulut pertengkaran antara mereka dan itu memang sengaja.
"Mana ada seperti itu,"
"Yak kau diam bocah tengik !." Tunjuk nya pada Asnee.
"Ada apa lagi ini ?." Suara lain ikut terdengar. Mereka semua menoleh.
Di depan sekolah tinggal mereka yang belum masuk aula dan masih terlibat pertengkaran kecil.
"Hai Asnee" Dari belakang tubuh Sean muncul seorang gadis cantik, mirip dengan Revan. Ya mereka adalah Sean juga Finola yang baru saja muncul setelah ke luar dari kantor kepala sekolah beberapa menit yang lalu.
"Fifi ?." Asnee malah heran dengan keberadaan Finola. Putri sulung dari Revan dan usia nya sama dengan Rayya, beda 3-4 thn dengan Asnee.
"Aaaaa tampan nya Fifi ! Sini peluk dulu" Fifi pun berhamburan memeluk Asnee seperti boneka. Fifi dengan tingkah bar-bar nya pun masih bisa dekat dengan Asnee di awali pertengkaran kecil prihal kecantikan dirinya dan juga kakaknya-Rayya di waktu masa kanak-kanak dulu.
Robert dan juga Kevin nelan ludah sendiri saat gadis cantik memeluk teman nya itu, kenapa ? Karena tidak jauh dari tatapan mereka terlihat keberadaan Yaya dan satu teman di samping nya.
"Sudah sudah lepas rindu nya nanti saja, kita ke aula dulu baru langsung berangkat!." Timpal Shabila namun Sean menghentikan .
"Tidak perlu, aku sudah mengurus nya tadi ! Kita langsung berangkat saja sebelum udara di sini mendingin." Ucap Sean.
Mereka pun menjauh dari area sekolah dan ke luar gerbang, di depan sana sudah berjajar dua mobil menunggu pemilik untuk menggunakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
nyaks 💜
😍😍😍😍
2022-10-07
0
Pray Ezya NovTa
karyamu the best Thor...👍
trimakasih sudah menyajikan cerita yg sangat hangat. always succes Thor 👍🙏
2022-01-23
0
Renireni Reni
yaya smg aja gk salah paham.....
2021-12-30
0