ssstttt
"Bisakah kalian stop dulu membahas bisnis nya ?,"
"Ayolah, kasihan Asnee dan Rayya ! Mereka baru datang tapi kalian malah membahas bisnis lah, itu lah, ini lah ! Stop, ok!"
Tiba-tiba Ruby datang, mengganggu perbincangan para pria di mansion itu.
Edward, David, Revan, Revin, Ronald dan si kembar di tambah Reagan dan juga Leyka tengah berkumpul seakan seperti sedang rapat.
Tidak jauh dari duduk mereka, Rayzen, Alejandro dan juga Brayn pun tengah duduk entah membahas apa.
"Siapa juga yang sedang membahas bisnis ? Tidak ada, By !." Tukas David.
"Benar"
Ditimpali oleh Revin dan di angguki oleh yang lain nya.
"Terus apa ? Sudah bubar-bubar, tidak lelah apa terus ngobrol-ngobrol ?!" Decak Ruby pada pinggang nya.
"Asnee sebentar lagi ulang tahun, kita akan mempersiapkan hadiah kita yang dulu akan di berikan pada Asnee"
Edward pun angkat suara. Terlihat Brayn dan Rayzen mendekat.
Ruby diam sejenak mengingat-ingat, tidak lama kemudian malah ikut duduk di antara kedua kakak nya, yang tidak lain di antara Revan dan Revin.
"Benar juga!"
"Itu kalau tidak salah dia juga sudah pulang ke Thailand dan melanjutkan pendidikan nya di sana, jadi sepertinya pesta ulang tahun akan sangat mewah di kerajaan," Lanjut Ruby.
Nara, dia terlihat bergabung dan duduk di samping Leyka. "Ada apa ?." Tanya Nara penasaran.
"Mereka sedang membahas ulang tahun Asnee, sayang!" Ucap Leyka pelan
"Owh" Angguk Nara paham.
"Pastinya, pesta ulang tahun akan di adakan secara besar-besaran di kerajaan dan kita harus ekstra memantau acara itu, terlebih semua keluarga besar akan ikut hadir di sana"
Ucap Edward berpikir terus tentang keamanan Asnee walau jarak semakin jauh pun, dia tidak akan lengah.
"Tapi dad, ulang tahun Asnee masih lama sekitar tiga-empat bulanan lagi ! Menurut Nara kita bahas itu nanti, sekarang kita nikmati dulu natal dan tahun baru nya sebelum dia kembali ke asrama,"
"Masih ada waktu juga, 'kan ?!." Ujar Nara memberi pendapat.
"Benar juga apa katamu, sayang ! Kita bahas ini nanti. Lagi pula Asnee tidak akan keberatan jika tidak merayakan ulang tahun juga, kita tahu sifat nya bahkan sekalipun di rayakan pastinya itu adalah keinginan dari anggota kerajaan, jika tidak terpaksa pastinya Asnee malas merayakan acara seperti itu."
Ucapan Ruby sangat masuk akal dan pastinya itu adalah kebenaran nya. Walau memiliki jabatan ataupun di katakan pewaris, tapi Asnee pria yang sederhana dan murah hati.
Di saat mereka sibuk dengan perbincangan mereka, panggilan dari Shabila memecah suara.
"Sedang apa di sini ? Ayo cepat, kita ke belakang ! Semua nya sudah siap, tinggal makan-makan"
"Baby" Reagan lebih dulu beranjak berdiri menghampiri Shabila dan merangkul pinggang istrinya itu dengan posesif.
"Asnee sudah turun ?." Tanya Leyka.
"Belum kak ! Rayya juga belum. Sepertinya mereka masih istirahat di atas!" Sahut Shabila.
Nara, tanpa bicara langsung pergi ke atas diikuti oleh Leyka. Mereka yang ada di sana hanya menatap punggung sepasang suami istri itu.
"Nanti kita nyusul" Ucap Revan kala sebagian dari mereka pun pergi begitupula dengan Shabila dan juga Reagan, menyisakan dirinya dan Revin juga Ronald.
"Kita duluan" Ucap Ruby.
Revan mengangguk.
Setelah mereka pergi, Revan menatap saudara nya bergantian. Mereka berembuk akan memberikan hadiah tambahan apa pada Asnee dan Rayya nanti saat ulang tahun mereka.
Terlebih Revan, karena Finola adalah teman Rayya dan Rayya menurut Revan sudah membantu banyak dalam pelajaran walau hanya lewat telpon saja.
...**...
Jam menunjukkan pukul enam petang, langit Irlandia sangat indah hari ini, mega kuning dan merah menyatu melapisi langit yang nampak masih berwarna biru, walau awan kelabu mulai ikut menyelimuti.
Acara barbeque sengaja di adakan petang karena biar berlanjut ke malam hari dan anak-anak bisa ikut acara itu.
Mansion Lucifer benar-benar penuh, keluarga besar itu tidak perlu lagi mengundang tamu dari luar. Cukup mereka pun memenuhi setiap sudut mansion, keadaan di taman belakang pun sudah di penuhi anak-anak yang tengah bersenda gurau, apalagi Annelis dan Ezra yang terus saja kejar-kejaran tiada lelah.
"Fifi, Rayya mana ?." Nara sampai di lantai atas hendak ke kamar Rayya karena dekat dengan tangga. Rayya yang baru saja turun dari tangga menuju perpustakaan pun menghentikan langkah nya dan berbalik pada Nara juga Leyka.
"Dia di kamar nya kak, tadi pas Fifi kembali dia sudah tidak ada ! Terus Fifi cek, Rayya sedang tidur" Tutur Finola menunjuk kamar Rayya di mana pintu nya sedikit terbuka.
Nara ikut menoleh pada tunjukkan Finola begitupun dengan Leyka.
"Eum kak, Fifi ke bawah ya !" Ujar Finola sembari pamit.
Leyka hanya mengusap lembut pucuk kepala Finola sesaat sebelum remaja itu turun ke bawah.
Pintu kamar Nara dorong pelan agar tidak mengganggu putri nya.
"Ma, pa sedang apa ?." Zevan menepuk punggung Leyka dan dengan serempak Nara pun ikut menoleh.
"Membangunkan kakak mu, dia sepertinya masih tidur" Ucap Nara sambil meletakan jari telunjuk nya di bibir.
"Kak Asnee juga ngga ada di kamar nya, jadi Zevan kesini saja, siapa tahu dia ada di kamar kak Rayya!"
Tukas Zevan memang hendak mengecek keberadaan Asnee di kamar Rayya karena dia tidak mendapati kakak nya di dalam kamar sana.
"Begitu kah ?." Seru Leyka, Zevan pun mengangguk.
Nara pun kembali berjalan ke dalam diikuti oleh Leyka dan juga Zevan.
Pemandangan di depan mereka sangat terlihat hangat, Rayya tengah tertidur dengan tenang sembari tangan nya Asnee genggam di samping ranjang seperti tengah menunggu pasien sadar.
"Dasar anak mu ini, apa tidak pegal tidur duduk seperti itu ?," Ujar Leyka menggeleng pelan.
"Iya ih ma, putra sulung mama itu apa tidak pegal tidur seperti itu ? Kak Asnee bisa-bisa nya seperti itu!" Timpal Zevan melangkah mendekat ke belakang Asnee.
Nara pun ikut mendekat dengan derap langkah senyap, duduk di ujung ranjang dekat kaki Rayya.
"Kak bangun" Zevan menepuk pelan pundak Asnee, suara pelan seakan membisik.
Asnee terganggu, dia mengangkat kepala nya serta mengerjap-ngerjap kan mata agar lebih jelas melihat.
"Ma" Seru Asnee, dia pun sedikit melirik ke samping di mana Zevan berada dan Leyka di sebelah kirinya.
"Kakak aku cari di kamar tidak ada, ternyata di sini !." Tukas Zevan terdengar sedikit protes.
Leyka meraih kepala Asnee dan pelan menepuk-nepuk berulang.
"Kenapa di sini, eum ?! Kakak mu tidak akan ada yang menculik sampai kau harus menggenggam nya saat tidur!"
Leyka menegur lembut, menyeru dan memberitahu jika semuanya akan baik-baik saja. Mereka akan ada untuk dirinya dan juga Rayya.
"Sana pergilah ke kamar mu, biarkan Rayya tidur sebentar lagi !" Nara menggeser duduk nya, meraih pipi Asnee dan mengusap nya lembut. Asnee menikmati elusan tangan Nara.
Suara mereka tidak tinggi, untuk itu Rayya tidak terganggu akan obrolan saat ini.
"Zevan, katakan pada mommy kalau Rayya dan Asnee masih istirahat !" Seru Nara bermaksud meminta tolong untuk mengatakan pada Ruby di bawah.
"Siap, 'mam!" Zevan pun bergegas ke luar kamar dengan langkah panjang nya.
Sedangkan Di dalam kamar, Rayya seperti putri tidur sekarang, sampai suara Zevan yang sedikit bernada tinggi tak menggangu nya.
"Ayo mama antar ke kamar mu dan sayang kamu ke bawah saja, aku akan menemani Asnee !" Tutur Nara menatap Leyka sembari berjalan mengikuti langkah Asnee.
Leyka mengangguk paham dan mengkode agar ke luar menemani Asnee, setelah mereka tak lagi terlihat, pandangannya tertuju pada Rayya yang masih terpejam damai.
"Papa ke bawah dulu, ya! Istirahatlah!" Seru Leyka mengecup singkat kening Rayya sesekali mengecek suhu tubuh putri sulung nya itu.
'Eughhh'
Rayya terganggu, dia memiringkan posisi tidur nya sehingga membelakangi Leyka dan kembali nyenyak.
Leyka membenarkan selimut yang membalut Rayya sebelum akhirnya ke luar dengan meninggalkan senyum hangat untuk putri nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Ria Sufi
keluarga baek n hangat
2022-12-23
0
Rifatul Hasanah
kpn lagi nih updatenya 🧐
2022-01-12
0
Pak Ila
lanjut kaka....
2022-01-09
0