...**...
"Sedang apa ?."
Asnee kaget, dia hampir terjatuh karena tepukan tiba-tiba pada pinggang nya. Dia si senyap, baik langkah kaki ataupun cara bicara, sama saja dengan ayah nya.
Ya, dia Aarav si kecil yang membuat seisi mansion di buat gemas. Lihat saja sekarang, wajah nya tidak menampakkan rasa berdosa karena telah mengagetkan Asnee, dia malah mundur selangkah, menatap dengan penuh, di tambah kedua lengan nya itu terlipat di depan perut nya.
"Kenapa kaget ? Apa yang lagi kau intip ? Tinggal turun saja ke bawah, bergabung dengan mereka dan kau akan tahu apa yang mereka bicarakan."
"Itu hal mudah tapi di buat rumit dan rasa penasaran di buat semakin kuat, apa orang dewasa memang seperti itu ya ?! Aarav pikir itu tidak berguna dan membuang-buang waktu !,"
Astaga, mulut bocah di depan nya ini kenapa bisa setajam silet ? Tampang nya pun menyebalkan tapi masih tetap menggemaskan. Asnee, dia tersenyum kikuk akan perkataan dari Aarav, sekarang dia merasa harga dirinya ternodai hanya dari kata yang ke luar dari mulut Aarav
"Hehehe Aarav nya Asnee cerewet juga ternyata ya ! Ayo kita ke bawah bersama" Asnee meraih tangan Aarav dengan tawa palsu nya, namun ekspresi nampak pendendam.
Aarav, dia menelisik setiap sudut wajah Asnee. "Aku bisa turun sendiri ! Tidak perlu di tuntun,"
"Setahu aku, calon Raja tidak suka menguping,"
Gigi Asnee perlahan merekat dan jari jemari mengepal, dia bukan marah tapi greget. Aarav benar-benar tidak bisa berkata manis sedikit saja dan kadang hal itu tidak bisa di harapkan dari mulut bocah di depan nya.
"Aey aey ok, sudah ya ! Ok sudah ! Sekarang Asnee mu ini izin pergi ! Ok bye Aarav ganteng".
Sembari berkata, Asnee berlalu pergi, dia bukan pergi ke bawah melainkan ke arah kanan menuju dua tangga yang menghubungkan atap dan juga ruang baca.
Aarav, si kecil nampak bingung dengan tingkah konyol dari adik daddy nya itu, padahal dirinya merasa jika perkataan nya benar.
"Orang dewasa memang aneh" Gumam Aarav, menggeleng pelan kepala nya.
"Rav"
"Eum ?." Sahut nya saat tiba-tiba dari belakang nampak wajah menyebalkan, siapa lagi jika bukan Finola. "Apa ?." Malas terdengar.
"Dih, kakak cuman nyapa doang kok ! Ya sudah awas jangan berdiri di tangga, ke senggol baru tahu rasa, jatuh nangis kan nanti ?!."
Tidak mau kalah, Finola akan lebih pecicilan pada Aarav. Lagi dan lagi Aarav lah yang mereka jauhi. Finola pun menuruni anak tangga saat Aarav menyingkir.
"Sedang berdarah kah ? Perasaan hari ini penghuni mansion menyebalkan ! Haihhh aneh".
Aarav pun menuruni anak tangga dengan malas. Sedangkan dari arah tangga di lantai atas, ternyata Asnee muncul kembali, mengintip keberadaan Aarav, memastikan jika bocah itu sudah pergi.
"Asnee sedang apa di sana ?."
Pelan tapi pasti, Asnee memutar tubuh nya, mengamati dari kaki sampai kepala dan akhirnya dia memamerkan gigi putih nya.
"Kak" Ucap nya.
Rayya pun lebih mendekat, dia menuruni beberapa anak tangga dari arah ruang baca. "Kau baik-baik saja bukan ?." Rayya reflek mengecek suhu tubuh adik nya itu.
"Uuh ? Oh aku tidak apa kak ! Hanya saja barusan ada Aarav tengah ngedumel saat Fifi mau lewat" Tutur nya sedikit melenceng. Rayya ikut melihat pada tatapan Asnee.
"Ayo ikut kakak, kita tunggu Fifi di ruang baca saja jika kau tidak lelah ! Soalnya tadi mama menyuruh istirahat tapi kakak belum mau, kau juga sama kan ?!." Seru Rayya.
"Tidak kok, aku tidak lelah" Ujar Asnee.
Adik kakak itupun naik ke atas menuju ruang baca.
...**...
Thailand, seseorang mengenakan jubah hitam menutupi semua badan nya dan tengah berbicara dengan sosok pria yang tengah duduk.
"Pangeran pergi ke Irlandia untuk merayakan natal ! Kau bisa mencoba membunuh nya di sana tapi perlu berhati-hati,"
"Aku sudah mengatakan bukan siapa keluarga angkat nya ? Tidak akan mudah jika kau ceroboh,"
"Gunakan kesempatan ini untuk membunuh nya dan putri Rayya pun ikut ke sana jadi kita bisa menghabisi mereka dengan mudah di sana,"
Ucap nya, memberikan informasi yang hanya di ketahui oleh anggota kerajaan saja. Jari jemari lentik nya mengeratkan pegangan pada jubah itu seolah awas akan sekitar.
Pria yang tengah duduk itu memangku dagu, seperti nya tengah berpikir, merencanakan kesempatan yang ada.
Sudut bibir pria itu pun tersungging dan berdiri dengan tegap. Kedua tangan nya menangkup pundak sosok berjubah itu.
"Tenang saja ! Cepatlah kembali sebelum mereka curiga"
Sosok berjubah itu mengangguk dan langsung berbalik, pergi dari hadapan pria itu.
"Baiklah kita coba lagi" Senyum licik dan misterius itu sangat pekat terasa. Tujuan yang belum tercapai membuat semangat nya semakin membara.
...**...
Adik kakak itu duduk berhadapan di dalam ruang baca yang megah, banyak sekali buku-buku tertata rapih.
"Asnee bagaimana kabar mu? Kau baik-baik saja, kan ?! Apa di asrama kau hidup dengan baik ? Maaf, kakak tidak bisa menjenguk mu karena kau juga tahu kakak bagaimana,!"
"Setelah kepergian mama Prija, kakak berjanji akan menjaga mu, tapi belum apa-apa kakak sudah mengecewakan mu!"
Rayya sesekali menatap Asnee, dia tidak bisa lama-lama menatap nya karena pasti tidak biasa membendung air matanya.
Asnee tersenyum, "Aku baik- baik saja kak! Lagi pula beberapa bulan lagi aku akan pulang, akan tinggal bersama lagi di rumah"
"Seharus nya aku yang bertanya dan seharusnya aku juga yang harus melindungi mu ! Sebagai pria, aku seperti pecundang. Hanya bisa melihat penderitaan karena peraturan kerajaan yang amat mengikat !,"
"Aku senang kau baik-baik saja ! Saat tadi datang, aku benar-benar tidak percaya jika kau ada di antara mama Nara dan papa Leyka,"
"Aku juga baru tahu jika kalian sedekat itu, kak!."
Asnee pun merasa bersalah, dia memegang tangan Rayya yang menumpu di atas meja.
"Ceritanya panjang, nanti kakak ceritain kalau kita senggang" Tutur Rayya.
"Bisnis anggur keluarga ada sedikit hambatan kemarin, kakak mendengar dari juru bicara papa saat mengunjungi anak nya di sekolah dan ini baru pertama kali nya ada masalah seperti itu."
Rayya mengalihkan pembicaraan. Dia memang sangat penasaran dengan berita itu, mungkin Asnee tahu.
"Aku dengar juga seperti itu dari bodyguard pribadi ! Ini sangat aneh dan sangat mencurigakan, "
"Hotel yang memesan anggur dari kita pun terus protes ! Mereka mengatakan jika rasa anggur yang dari sempel dengan yang bukan sempel sangat berbeda jauh"
Tutur Asnee dengan serius, suaranya sangat rendah namun bulat sehingga hanya orang di depan nya yang bisa mendengar.
"Tidak hanya itu Asnee, lukisan yang di pajang di hotel pun sebagian palsu dan sangat aneh bukan ? Padahal salah satu lukisan itu adalah milik nenek, nenek yang buat tapi kenapa bisa palsu ?!."
"Apa ?." Kaget nya Asnee, dia benar-benar baru tahu padahal dia selalu menerima informasi mengenai keadaan kerajaan dari bodyguard nya di kerajaan.
"Kau tidak tahu ?." Rayya merasa aneh, dia bertanya ulang memastikan reaksi dari adik nya itu.
"Aku sama sekali tidak tahu kak ! Benar- benar tidak tahu masalah yang itu" Seru Asnee.
Masalah dalam kerajaan nya memang harus dia tahu. sebagai penerus tahta, Asnee harus mendapat berita terupdate dan terakurat, agar di masa depan, dia dapat memperbaiki semua nya secara perlahan walau tidak sebersih sebelum nya.
"Kakak berusaha mengumpulkan berita agar bisa membantumu ! Kakak sebisa mungkin akan menjadi perisai walau tidak sekuat keluarga ini"
Ucap Rayya penuh keyakinan, mereka berdua seperti menggantungkan hidup satu sama lain, tanpa orang tua dan tanpa orang-orang di sekeliling nya.
"Aku percaya pada mu kak !,"
"Dan terimakasih, aku pun akan melakukan yang terbaik, aku juga akan melindungi mu dan juga melindungi papa !" Ucap nya final, penuh tekad dan keyakinan yang kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Ria Sufi
kasian bgt hidup penuh aturan n tekanan
2022-12-23
0
Renireni Reni
siapa lgi musuhnya yahh??
2021-12-30
1
Tete Ria ChapCuss
lama banget sih up nya kk 😭 udh nungguin tpi gak up2.
smngatt truss kk
2021-12-22
0